Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS HIDROLOGI

Dalam perhitungan analisa hidrologi data yang dibutuhkan adalah data curah
hujan, data debit, data klimatologi. Dari data curah hujan tersebut diperlukanadalah
data curah hujanharian maksimum dalam setahun. Apabila data yang diperoleh
lebih dari satu lokasi stasiun pencatat curah hujan, maka data dari beberapa stasiun
tersebut belum konsisten. Data hujan disebut konsistensi berarti data yang diukur
dan dihitung adalah teliti dan benar serta sesuai dengan fenomena saat hujan itu
terjadi, oleh sebab tersebut harus diadakan uji konsistensi dan selanjutnya dihitung
curah hujan rencana. Hasil dari perhitungan tersebut kemudian digunakan
menghitung besarnya debit banjir rencana (Design Flood) yang dibutuhkan untuk
tinjauan ulang perencanaan bendung tersebut.
Perhitungan Data Curah Hujan
Perhitungan curah hujan sangat diperlukan dalam rangka mendapatkan
besarnya curah hujan rencana dan debit banjir rencana serta untuk mengetahui
banyaknya air yang tersedia di sungai guna memenuhi kebutuhan tanaman akan
air.Untuk kebutuhan tersebut, data hujan harian telah diambil dari beberapa pos
penakar curah hujan yang berdekatan dengan catchment area, antara lain:St. Intake
PLTA Maninjau
Tabel .Data curah hujan harian maksimum (mm )stasiun Intake PLTAManinjau
Curah Hujan Harian
No. Tahun Tanggal Kejadian
Maksimum (mm)
1. 2006 198,00 14 Desember
2. 2007 227,00 27 Desember
3. 2008 241,00 24 April
4. 2009 190,00 15 Februari
5. 2010 226,00 3Oktober
6. 2011 284,00 12 Juli
7. 2012 410,00 13 September
8. 2013 210,00 30 Desember
9. 2014 185,00 7Januari
10. 2015 165,00 19Februari
(Sumber: PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Sektor Bukittinggi)
Metode Normal
Rumus:
Xt = ̅
X + Kt × S

Dimana:
Xt = Hujan/debit rencana pada periode ulang “t” tahun
̅
X = Nilai rata-rata hujan/debit rencana
S = Standar deviasi dari data hujan/debit rencana

∑n (Xi − ̅
X)2
√ i=1
n−1
Kt = Faktor frekuensi sini lainya bergantung dari “t”, nilai yang
didapat dari Tabel variasi reduksi Gauss

Pengamatan curah hujan (n) = 10 tahun.

Faktor frekuensi berdasarkan tabel variasi reduksi Gauss adalah:


KT 2 =0
KT 5 = 0,84
KT 10 = 1,28
KT20 = 1,64
KT 25 = 1,71
KT 50 = 2,05
KT 100 = 2,33
Tabel Data curah hujan maksimum metode Normal

Curah Hujan
No. ̅) ̅)2
Maksimum (Xi − X (Xi − X
Rangking
(Xi) mm.
1 124,37 -22,581 509,895
2 137,99 -8,955 80,185
3 146,73 -0,214 0,046
4 121,30 -25,645 657,670
5 137,80 -9,145 83,640
6 173,96 27,008 729,411
7 247,36 100,413 10082,807
8 152,55 5,602 31,383
9 125,93 -21,016 441,682
10 101,48 -45,467 2067,206
1469,49 14683,925
Rata-rata 146,95
(Sumber: hasil hitungan)

Cari Nilai S:

∑ni=1(Xi − ̅
X)2
S=√
n−1

14683,925
=√
10 − 1

S = 40,39

Contoh: Hitung t = 2 tahun.


̅ + KtS
Xt = X
Xt = 146,95 + 0 x 40,39 = 146,95 mm.
Langkah hitung untuk selanjutnya
Tabel Curah hujan rencana maksimum dengan metode Normal
Curah Hujan Rencana Maksimum (mm.)
R₂ R₅ R₁₀ R₂₀ R₂₅ R₅₀ R₁₀₀
146,95 180,88 198,65 213,19 216,02 229,75 241,06
(Sumber: hasil hitungan)
Metode Log Normal
Tabel Data curah hujan maksimum metode Log Normal

No. Xi Log Xi ̅̅̅̅̅̅̅̅


(Log Xi − Log Xi ) ̅̅̅̅̅̅̅̅
(Log Xi − Log Xi )2

1 124,37 2,095 -0,060 0,004


2 137,99 2,140 -0,015 0,000
3 146,73 2,167 0,012 0,000
4 121,30 2,084 -0,071 0,005
5 137,80 2,139 -0,016 0,000
6 173,96 2,240 0,086 0,007
7 247,36 2,393 0,239 0,057
8 152,55 2,183 0,029 0,001
9 125,93 2,100 -0,055 0,003
10 101,48 2,006 -0,148 0,022
1469,49 21,548 0,099
Rata-rata 2,155

̅̅̅̅̅̅̅̅
Berdasarkan Tabel 4.8, diperoleh nilai rata-rata dari Log Xi(Log Xi )
∑ni=0 Log X i
̅=
Log X
n
21,548
Log ̅
X=
10
Log ̅
X = 2,155

Berdasarkan Tabel 4.8, diperoleh deviasi standar dari Log Xi


0.5
∑ni=0(Log Xi − ̅̅̅̅̅̅̅
Log X)2
S Log X =
n−1
0,0990.5
S Log X =
10 − 1
S Log X = 0,035

Hujan rencana dengan periode ulang (XT)


Rumus:
Log Xt = ̅̅̅̅̅̅̅
Log X + Kt × S Log X
Dimana:
Log Xt = Nilai logaritma hujan/debit rencana pada periode ulang
“t” tahun
̅̅̅̅̅̅̅
Log X = Nilai rata-rata dari Log X
∑ni=1 Log Xi
n

Hitung hujan rencana dengan periode ulang XT = 2 tahun.


Log X2 = 2,155 + 0 × 0,035
Log X2 = 2,155
X2 = 142,82 mm.

Selanjutnya:
Log 5 tahun = 2,184
X5 = 152,83 mm.
Log 10 tahun = 2,200
X10 = 158,35 mm.
Log 20 tahun = 2,212
X20 = 163,01 mm.
Log 25 tahun = 2,215
X25 = 163,93 mm.
Log 50 tahun = 2,227
X50 = 168,49 mm.
Log 100 tahun = 2,236
X100 = 172,34 mm.
Metode Gumbel
Tabel Data curah hujan maksimum metode Gumbel
No. Xi (Xi − X̅i ) (Xi − X̅i )2
1 124,37 -22,581 509,895
2 137,99 -8,955 80,185
3 146,73 -0,214 0,046
4 121,30 -25,645 657,670
5 137,80 -9,145 83,640
6 173,96 27,008 729,411
7 247,36 100,413 10082,807
8 152,55 5,602 31,383
9 125,93 -21,016 441,682
10 101,48 -45,467 2067,206
1469,49 14683,925

Rumus:
̅+SxK
XT = X

Dimana:
XT = Hujan rencana atau debit dengan periode ulang T
̅
X = Nilai rata-rata dari data hujan (Xi)
S = Standar Deviasi dari data hujan (Xi)
K = Faktor frekuensi Gumbel.
Yt − Yn
Sn
YT = Reduced Mean
T−1
−Ln − Ln
T
Yn = Reduced mean.
Sn = Reduced standart deviation.
Xi = Harga besaran pada pengamatan ke–i
̅):
Harga rata-rata (X
∑ni=1 Xi
̅
X=
n
1469,49
̅=
X
10
̅
X = 146,95 mm.

Standar Deviasi (S):


2
∑ni=1(Xi − X̅ )
S=√
n−1

14683,925
S=√
10 − 1

S = 40,39

Pengamatan curah hujan (n) = 10 tahun, dari Lampiran 2.2, diperoleh:


Yn = 0,4952
Sn = 0,9497

Dengan periode ulang (T) dan nilai Yn serta Sn maka diperoleh:


T−1
YT = −Ln − Ln
T
2−1
Y2 = −Ln − Ln
2
Y2 = 0.3665

Yt − Yn
K=
Sn
0,3665 − 0,4952
K=
0,9497
K = −0,1355
̅+SxK
XT = X
X2 = 146,95 + 40,39 x (−0,1355)
X2 = 141,48 mm.
Langkah hitungan selanjutnya

Tabel Distribusi sebaran metode Gumbel


T YT K XT (mm.)
2 0,3665 -0,1355 141,48
5 1,4999 1,0580 189,68
10 2,2504 1,8481 221,60
20 2,9702 2,6061 252,21
25 3,1985 2,8465 261,93
50 3,9019 3,5872 291,84
100 4,6001 4,3224 321,54
(Sumber: hasil hitungan)

Dari hitungan curah hujan dengan metode Normal, Log Normal dan Gumbel
diperoleh nilai R2, R5, R10, R20, R25, R50, dan R100 sebagai berikut:
Tabel Rekapitulasi perhitungan data curah hujan maksimum (mm)
Curah Hujan Metode
Rata-rata
Rencana Normal Log Normal Gumbel
R₂ 146,95 mm 142,82 mm 141,48 mm 143,75 mm
R₅ 180,88 mm 152,83 mm 189,68 mm 174,46 mm
R₁₀ 198,65mm 158,35 mm 221,60 mm 192,87 mm
R₂₀ 213,19 mm 163,01 mm 252,21 mm 209,47 mm
R₂₅ 216,02 mm 163,93 mm 261,93 mm 213,96 mm
R₅₀ 229,75 mm 168,49 mm 291,84 mm 230,03 mm
R₁₀₀ 241,06 mm 172,34 mm 321,54 mm 244,98 mm

Kesimpulan: dari data curah hujan maksimum diatas, curah hujan rencana
terbesar adalah curah hujan yang dihitung dengan metodeGumbel sehingga
curah hujan tersebut digunakan sebagai dasar menghitung debit banjir rencana

PengujianKecocokan
Metode Chi Kuadrat (Chi Square Test)
a. Data hujan diurut dari besar ke kecil
Tabel Pengurutan data hujan dari besar ke kecil

Xi Xi
No.
(mm) diurut besar ke kecil
1. 124,37 247,36
2. 137,99 173,96
3. 146,73 152,55
4. 121,30 146,73
5. 137,80 137,99
6. 173,96 137,80
7. 247,36 125,93
8. 152,55 124,37
9. 125,93 121,30
10. 101,48 101,48

b. Menghitung Jumlah Kelas


Jumlah data (n) = 10
K = 1+3,3 log n
K = 1+3,3 log 10
K = 4.30 dibulatkan 5 kelas

c. Menghitung derajat kebebasan (DK) dan X2cr


Parameter untuk Chi-Kuadrat adalah 2 (p)
Dk = K-(p+1)
Dk = 5-(2+1)
Dk = 2
Nilai X2cr dengan jumlah data (n) = 10,  = 5% dan Dk = 2
adalah5,9910(Lampiran 4.1)
d. Menghitung kelas distribusi
Kelas Distribusi = 1/5 x100% = 20%,
interval distribusiadalah 20%, 40%, 60%, 80%

Persentase 20%:
P(x) = 20% diperoleh
1 1
T= = = 5 tahun
Px 0.20
Persentase 40%:
P(x) = 40% diperoleh
1 1
T= = = 2,5 tahun
Px 0.40
Persentase 60%:
P(x) = 60% diperoleh
1 1
T= = = 1,67 tahun
Px 0.60
Persentase 80%:
P(x) = 80% diperoleh
1 1
T= = = 1,25 tahun
Px 0.80

e. Menghitung interval kelas


Berdasarkan hasil perhitungan curah hujan rencana yang terbesar
adalah metode Gumbel maka interval kelas dihitung sebagai
berikut:
Yn = 0,4952
Sn = 0,9497
T−1
YT = −Ln − Ln
T
Yt − Yn
K=
Sn
Yt − 0,4952
K=
0,9497
Sehingga:
T = 5; Yt = 1,4999 maka K = 1,0580
T = 2,5; Yt = 0,6717 maka K = 0,1859
T = 1,67; Yt = 0,0874 maka K = -0,4294
T = 1,25; Yt = -0,4759 makaK = -1,0225

̅ = 146,95
Nilai X
Nilai S = 40,39

Maka Interval Kelas :


XT = 146,95 + 40,39 x K

Sehingga:
XTr = ̅
X+SxK
X5 = 189,6820 mm.
X2,5 = 154,4567 mm.
X1,67 = 129,6051 mm.
X1,25 = 105,6467 mm.

f. Perhitungan Nilai X2
Tabel Perhitungan nilai X2 untuk distribusi Gumbel
(Of. Ef)2
No. Interval Ef Of Of – Ef
Ef
1. >189,682 2 1 -1 0,500
2. 154,4567-189,682 2 1 -1 0,500
3. 129,6051-154,4567 2 4 2 2,000
4. 105,6467 -129,6051 2 3 1 0,500
5. <105,6467 2 1 -1 0,500
10 10 X2 4,000
2
X = 4,000
X2cr = 5,9910
Berdasarkan tabel distribusi probabilitas memiliki nilai X2< X2cr maka dapat
disimpulkan bahwa distribusi Gumbel dapat diterima.

Metode Smirnov-Kolmogorov
Pengujian kecocokan sebaran dengan cara ini dinilai lebih sederhana dibanding
dengan pengujian dengan cara Chi-Kuadrat.
Tabel Perhitungan uji distribusi dengan metode Smirnov-Kolmogorov

Xi M P(x) P(x<) f(t) P'(x) P'(x<) P


247,36 1 0,091 0,909 2,486 0,111 0,889 0,020
173,96 2 0,182 0,818 0,669 0,222 0,778 0,040
152,55 3 0,273 0,727 0,139 0,333 0,667 0,061
146,73 4 0,364 0,636 -0,005 0,444 0,556 0,081
137,99 5 0,455 0,545 -0,222 0,556 0,444 0,101
137,80 6 0,545 0,455 -0,226 0,667 0,333 0,121
125,93 7 0,636 0,364 -0,520 0,778 0,222 0,141
124,37 8 0,727 0,273 -0,559 0,889 0,111 0,162
121,30 9 0,818 0,182 -0,635 1,000 0,000 0,182
101,48 10 0,909 0,091 -1,126 1,111 -0,111 0,202

Berdasarkan perhitungan uji distribusi dengan metode Smirnov-Kolmogorov


didapat simpangan maksimumP maksimum =0,202.
Jumlah data 10 dan  (derajat kepercayaan) 5% maka didapat P kritis = 1,36/n0.5
=1,36/100.5 = 0,409
P maksimum <P kritis, makadistribusiProbabilitas Gumbel dapat diterima.
Perhitungan Debit Banjir Rencana
Perhitungan debit banjir sangat diperlukan untuk mengetahui besarrnya
debit yang ada disungai. Besarnya debit sungai sangat dipengaruhi oleh
intensitas curah hujan yang turun di daerah aliran sungai (DAS) dan juga turut
ditentukan oleh luasnya daerah tampungan hujan (catchment area) serta
panjangnya sungai yang mengalir di daerah tersebut. Pada peta Topografi
aliran sungai skala 1 : 50.000 diperoleh data-data arealsebagai berikut:
Luas Catchment Area = 10,06 Km².
Elevasi dasar sungai di lokasi bendung = + 470,45 m.
Panjang teoritas sungai (L) = 12,14 Km.
Elevasi dasar sungai di hulu = + 1250,00 m.
Untuk mendapatkan debit banjir rencana dua metode yaitu metode
Haspers dan metodeRasional.
4.1.1. Metode Haspers
Data medan:
Luas Catchment Area (F) = 10,06Km².
Panjang sungai Eff (0,90 x L) = 0,90x 12,14 = 10,93 Km.
Kemiringan sungai rata-rata (i) = 0,0713
Rumus:
Qr = α × β × F × qT
Dimana:
Qr = Debit maksimum dengan periode ulang “t” tahun (m3/dt)

α = Run off coefficient dihitung dengan rumus:

1 + 0,012 x F 0.7
α =
1 + 0,075 x F 0.7
β = Reduction coefficient dihitung dengan rumus:
1 t + 3,7 x 10−4 F 0.75
=1+ x
β t 2 + 15 12
t = Duration (jam), dihitung dengan rumus:
t = 0,1 𝑥 L0.8 𝑥 i−0,3
qT = Debit maksimum per Km2 daerah adalah dengan periode
ulang“t” tahun
r
qT = → t (dalam jam)
3,6 x t
r = Hujan selama t jam
 untuk t < 2 jam
t x RT
r=
t + 1 − 0,0008(260 − R T )(2 − t)2

 untuk 2 jam < t < 19 jam


t x RT
r=
t+1

 untuk 19 jam < t < 30 hari

r = 0,707 x R T √(t + 1)√(t + 1)

Hitungan:
1 + 0,012 x F 0.7
α=
1 + 0,075 x F 0.7
1 + 0,012 x 10,060.7
α=
1 + 0,075 x 10,060.7
α = 0,77

t = 0,1 x L0.8 x i−0.3


t = 0,1 x 10,930.8 x 0,0713−0.3 = 1,5jamt <2 jam.

1 t + 3,7 x 10−4 F 0.75


= 1+ x
β t 2 + 15 12
1 1,5 + 3,7 x 10−4 10,060.75
= 1+ x
β 1,52 + 15 12
1
= 1,041
β
1
β= = 0,961
1,041

untuk t < 2 jam


t x RT
r=
t + 1 − 0,0008(260 − R T )(2 − t)2
1,5 x R T
r=
1,5 + 1 − 0,0008(260 − R T )(2 − 1,5)2
1,5 x R T
r=
1,5 + 1 − 0,0008(260 − R T )(0,25)
1,5R T
r=
1,5 + 1 − 0,0008(65 − 0,25R T )
1,5R T
r=
1,5 + 1 − 0,052 + 0,0002R T
1,5R T
r=
2,448 + 0,0002R T

Untuk perhitungan r = 2 tahun dari perhitungan curah hujan maksimum


1,5(143,75)
r2 =
2,448 + 0,0002(143,75)
215,623
r2 =
2,477
r2 = 87,06

r
qT =
3,6 x t
87,06
q2 =
3,6 x 1,5
q 2 = 16,17
Qr = α x β x F x qT
Q2 = 0,77 x 0,961 x 10,06 x 16,17
Q2 = 120,32 m³/det.

Tabel Hasil hitungan metode Haspers


Curah Hujan
Periode Ulang Debit Banjir
Rencana Rata-rata
(tahun) Rencana (m3/det.)
(mm.)
2 143,75 120,32
5 174,46 145,67
10 192,87 160,80
20 209,47 174,41
25 213,96 178,08
50 230,03 191,21
100 244,98 203,40

Metode Rasional
Rumus:
CxIxF
Qn =
3,6
2
R 24 24 3
I =( )x( )
24 tc
0.385
0,87 x L2
tc =
1000 x S

Rumus Kirpich:
∆H 0.6
V = 72 x ( )
L
Dimana:
Qn = Debit puncak (m3/dt)
C = Koefisien pengaliran (Run Off Coefficient)
I = Intensitas hujan (mm/jam)
F = Luas Catchment Area (Km2)
3,6 = Faktor konversi
L = Panjang sungai (Km)
Tc = Waktu kosentrasi (jam)
R24 = Waktu hujan rencana (mm), diambil dari hasil hitungan
yang besar
H = Beda tinggi antara titik terjauh DPS dari titik peninjauan
(+1250) – (+470,45) = 779,55 m.

Perhitungan Q2:
L = 12,14 Km.
H = 779,55 m = 0,77955 Km.

∆H 0.6
V = 72 x ( )
L
0,77955 0.6
V = 72 x ( )
12,14
V = 13,86 Km/jam.

L
tc =
V
12,14
tc =
13,86
tc = 0,9 jam.

R 24 24 2/3
I=( )x( )
24 tc
143,75 24 2/3
I=( ) x( )
24 0,9
I = 54,45 mm/jam.

CxIxF
Qn =
3,6
Kondisi daerah pengaliran merupakan sungai kecil didataran. Nilai C
untuk perencanaan diambil 0,45 (Lampiran 2.4)
0,45 x 54,45 x 10,06
Q2 =
3,6
Q2 = 68,47m³/det.

Langkah hitungan selanjutnya (Tabel 4.16)

Tabel Hasil hitungan metode Rasional

Periode Ulang Curah Hujan Rencana Qn


3
t (tahun) (mm.) (m /det.)

2 143,75 68,47
5 174,46 83,10
10 192,87 91,87
20 209,47 99,78
25 213,96 101,91
50 230,03 109,57
100 244,98 116,69

Tabel Rekapitulasi debit banjir rencana (m3/det.)


No
Metode Q2 Q5 Q10 Q20 Q25 Q50 Q100
.

120,3 145,6 160,8 174,4 178,0 191,2 203,4


1. Haspers
2 7 0 1 8 1 0

101,9 109,5 116,6


2. Rasional 68,47 83,10 91,87 99,78
1 7 9

Resume:hasil hitungan debit banjir rencana


Proses pengolahan data hidrologi adalah dimulai dengan mengumpulkan
data curah hujan yang diambil dari beberapa stasiun hujan yang berada atau
berdekatan dengan lokasi Catchment Area. Data hujan tersebut diamati, teliti
dan diolah.Langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut:
1. Data hujan tiap stasiun hujan ditabelkan dan disusun menurut tahun
pengamatan mulai dari tahun 2006sampai dengan tahun 2015.
2. Data hujan dari ketiga stasiun rata- ratakan dengan menggunakan metode
Poligon Thiessen. Nilai rata-rata dan dirangking dari besar ke kecil
sehingga didapat angka curah hujan terbesar ke1, ke-2, dan seterusnya.
3. Data hujan rata-rata tersebut dijadikan dasar untuk menghitung curah hujan
rencana yang dihitung dengan menggunakan metode Normal, metode Log
Normal dan metode Gumbel.
4. Data hujan rencana terbesar diuji dengan metode Chi-Kuadrat dan Smirnov
Kolmogorov.
5. Data hujan rencana yang memenuhi syarat dipergunakan untuk
menghitung debit banjir rencana untuk periode ulang (return period)
tertentu yang diolah dengan menggunakan metode Hasper dan metode
Rasional.

Anda mungkin juga menyukai