IRIGASI
I. PENDAHULUAN
• Dalam perencanaan yg perlu diketahui adalah :
– Banyak air yg dibutuhkan
– Banyak air yang tersedia
– Investasi
– Pengelolaan (exploitasi ,operasi & pemeliharaan)
– Effisiensi
– Keberlanjutan / kesinambungannya
NFR
DR l/dt/ha
e x 8,64
NFR ETc P - Re WLR
ETc ET0 x kc
Kebutuhan air untuk irigasi tanaman palawija :
NFR ETc - Re
DR = kebutuhan air dipintu intake
NFR = kebutuhan air bersih di sawah
ETC = penggunaan konsumtif
P = kehilangan air akibat perlokasi
Re = curah hujan effektif
WLR = pergantian lapisan air
ET0 = evapotranspirasi potensial
kc = koeffisien tanaman
Kebutuhan air total di sawah (GFR) mencakup faktor 1
sampai 4.
Kebutuhan bersih air di sawah (NFR) adalah Kebutuhan
air total dikurangi dengan curah hujan efektif.
Kebutuhan air disawah dinyatakan dalam mm/hari, atau
liter/dt/ha.
Effisiensi irigasi di jaringan tersier dan jaringan utama
harus diperhitungkan.
Effisiensi juga mencakup perhitungan kebutuhan
pengambilan air irigasi di intek (m3/dt)
Keseimbangan air yang masuk dan keluar dari suatu lahan
digambarkan seperti :
Kebutuhan Kebutuhan Air Untuk Air Yang
Jumlah Air
Air Irigasi Tanaman (ET) Mengolah Merembes
Hujan (R)
(IR) Tanah (Pd) (P & I )
Air Irigasi
(IR)
Eo + P T = 30 hari T = 45
( mm/hr ) S = 250 mm S = 300 mm S = 250 mm S = 300 mm
5,0 11,10 12,70 8,40 9,50
5,5 11,40 13,00 8,80 9,80
6,0 11,70 13,30 9,10 10,10
6,5 12,00 13,60 9,40 10,40
7,0 12,30 13,90 9,80 10,80
7,5 12,60 14,20 10,10 11,10
8,0 13,00 14,50 10,50 11,40
8,5 13,30 14,80 10,80 11,80
9,0 13,60 15,20 11,20 12,10
9,5 14,00 15,50 11,60 12,50
10,0 14,30 15,80 12,00 12,90
10,5 14,70 13,20 12,40 13,20
11,0 15,00 16,50 12,80 13,60
Sebagian air yang diberikan akan hilang
sebelum mencapai tanaman padi akibat
operasi, evaporasi dan rembesan. Kehilangan
air akibat evaporasi dan rembesan kecil saja
dibanding kehilangan akibat operasi. Hanya
tanah-tanah yang lulus air saja yang akan
memerlukan perhitungan tersendiri. Untuk
tujuan perencanaan, kehilangan air di
jaringan irigasi tersier dianggap 15 - 22,5%
antara bangunan sadap tersier dari sawah
(atau e= 0,775 -0,85)
Kehilangan air yang sebenarnya di dalam jaringan
bisa jauh Iebih tinggi, khususnya pada waktu-
waktu kebutuhan air rendah. Walaupun
demikian, tidak disarankan untuk merencanakan
jaringan saluran dengan efisiensi yang rendah itu.
Setelah beberapa tahun diharapkan efisiensi akan
dapat dicapai dengan memperbaiki cara operasi.
1. Air yang Diperlukan Tanaman
Penggunaan konsumtif adalah jumlah air yang dikonsumsi
tanaman untuk penguapan (evaporasi), transpirasi dan
aktivitas metabolisme tanaman. (evapotranspirasi tanaman).
Jumlah evapotranspirasi kumulatif selama pertumbuhan
tanaman yang harus dipenuhi oleh air irigasi, dipengaruhi
oleh :
jenis tanaman, radiasi surya, sistim irigasi, lamanya
pertumbuhan, hujan dan faktor lainnya.
Jumlah air yang dikonsumsi tanaman tergantung pada :
jumlah lengas yang tersedia di daerah perakaran,
suhu dan kelembaban udara, kecepatan angin,
intensitas dan lama penyinaran,
tahapan pertumbuhan, dan
tipe dedaunan.
Metoda untuk menentukan angka penggunaan konsumtif tanaman, yaitu :
(a) pengukuran langsung dengan lysimeter bertimbangan (weighing
lysimeter) atau tidak bertimbangan (
(b) secara tidak langsung dengan menggunakan rumus empirik
berdasarkan data cuaca.
Evapotranspirasi tanaman acuan (ETo), adalah jumlah konsumtif air
tanaman perdu dengan tinggi 15~20 cm, tumbuh sehat, menutup tanah
dengan sempurna, pada kondisi cukup air.
Beberapa rumus empirik yang dapat digunakan untuk pendugaan
evapotranspirasi potensial tanaman acuan (ETo), tergantung pada
ketersediaan data hidrologi dan klimatologi, antara lain :
Metoda Blaney-Criddle, Radiasi, Panci evaporasi, Hargreaves, Tohrn-
White, Penman, Jensen-Heysey dll.
Rekomendasi FAO (1999), gunakan metoda Penman-Monteith, jika data
klimatologi dan hidrologi cukup tersedia, termasuk posisi geografi dan
elevasi lokasi.
Kriteria Perencanaan (KP) Irigasi 1986, merekomendasikan penggunaan
metode Penman-Modifikasi.
Pengukuran dengan lisimeter
a. c.
b.
Gambar 2a. Panci evaporasi Kelas A, 2b. Panci evaporasi Sunken Colorado,
2c. Instalasi panci evaporasi dg anemometer
Hitungan evaporasi dengan panci ukur
• Persamaan untuk menghitung ETo adalah:
ETo Kpan x Epan
ETo = Evapotranspirasi
K pan = koefisien panci
Untuk panci kelas A, koef. berkisar 0,35 – 0,85,
rata-rata = 0,70
Untuk panci Sunken Colorado, koef. Berikisar
0,45 – 1,10, rata-rata = 0,80
E pan = evapotranspirasi panci
• Penggunaan konsumtif dihitung dengan rumus
ETc = kc . ETo. kc = koeffisien tanaman
Kebutuhan ETc ini dipenuhi oleh hujan (efektif), jika kurang
ditambah dengan air irigasi. Kebutuhan air irigasi (DR)
dihitung dengan persamaan:
NFR
DR
Eff x 8,64
NFR = ETc + P + WLR – Re
DR = Kebutuhan air di pintu pengambilan ( l/dt/ha )
NFR = Kebutuhan bersih air di sawah ( mm/hr )
Eff = Efisiensi Irigasi
ETc = Evapotranspirasi potensial (mm/hr)
P = Perkolasi ( mm/hr )
Re = hujan efektif ( mm/hr )
WLR = Penggantian lapisan air ( mm/hr )
Tabel 2. Koefisien tanaman padi (kc)
Periode KEDELAI
PADI
1/2 Bulanan (PALAWIJA)
Nedeco ( PORSIDA ) FAO
Varitas Varitas
Unggul Unggul
Biasa Biasa
1 1,2 1,2 1,1 1,1 0,5
2 1,2 1,27 1,1 1,1 0,75
3 1,32 1,33 1,1 1,05 1
4 1,4 1,3 1,1 1,05 1
5 1,35 1,3 1,1 0,95 0,82
6 1,24 - 1,05 - 0,45
7 1,12 - 0,95 - -
8 - - - - -
Sumber : Standar Perencanaan Irigasi, 1986
• Hujan Efektif (Re)
Curah hujan efektif adalah curah hujan yang dapat dimanfaatkan langsung oleh
tanaman, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Beberapa metoda empirik untuk menghitung hujan efektif untuk tanaman
palawija antara lain :
a. Nilai persentase tertentu dari hujan bulanan (fixed percentage):
Re = a . R, biasanya nilai a = 0,7 – 0,9
R = curah hujan andalan (dependable rain)
b. Hujan andalan (dependable rain) didefinisikan sebagai hujan dengan
peluang terlewati tertentu: peluang terlewati 80% menggambarkan kondisi
tahun kering, 50% kondisi tahun normal dan 20% kondisi tahun basah.
Secara empirik menurut AGLW/FAO:
untuk P mean < 60 mm/bulan Ref = 0.6 * R mean - 10;
untuk P mean > 60 mm/bulan Ref = 0.8 * R mean - 25;
c. Rumus empirik yang dikembangkan secara lokal, biasanya dikembangkan
dengan rumus umum sebagai berikut:
Reff = a . Rmean + b untuk Rmean < Z mm
Reff = c . Rmean + d untuk Rmean > Z mm
Konstanta a, b, c dan d dikembangkan berdasarkan penelitian secara lokal.
Hujan bulanan dengan peluang andal tertentu (misalnya 75%), untuk
beberapa daerah sudah mempunyai persamaan linier hubungan antara
hujan bulanan rata-rata dengan hujan bulanan dengan peluang andal
tertentu.
Untuk Indonesia, hujan dengan peluang terlewati 75% (Y) dapat
dinyatakan dengan persamaan :
Y = 0,82 . X - 30, (Oldeman, L.R. 1980)
X = hujan rata-rata bulanan.
Hujan efektif untuk tanaman : padi adalah 100% Y, Re = 100% .Y
palawija 75% dari Y. Re = 75% .Y
PERIODE SEP OKT NOP DES JAN FEB MAR APR MAI JUN JUL AGT
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Pola Tanam
A LP PADI LP PADI LP
Pola Tanam
B LP PADI LP PALAWIJA LP
• Perkolasi.
Perkolasi adalah proses penjenuhan lapisan tanah
bawah permukaan (sub surface soil)
Pemisalan 2:
Misal 7 mm/jam < Φ-indeks < 10 mm/jam
Φ-indeks = [(18+25+12+10)-33]/4 = 8 mm/jam
Anggapan benar, 7 mm/jam < Φ-indeks < 10 mm/jam
Φ-indeks = 8 mm/jam
• Penggunaan konsumtif (Etc).
Air yang dikonsumsi oleh tanaman tergantung pada
keadaan iklim dan jenis tanaman.
Penggunaan konsumtif (Etc) dihitung dengan rumus :
ETc = Kc . ETo
Etc = penggunaan konsumtif, mm/hr
Eto = evapotranspirasi tanaman acuan, mm/hr
Kc = koefisien rata-rata tanaman
Koefisien tanaman ditetapkan berdasarkan ketentuan
dari Nedeco/Prosida atau FAO seperti tabel berikut :
Tabel koefisien tanaman berdasarkan ketentuan
Nedeco/Prosida dan FAO