Selain ketiga bentuk energi di atas, ada energi yang mungkin dimasukkan dalam sistem seperti
energi pompa. Persamaan keseimbangan hidrolis antara dua titik dalam aliran pipa dapat
dinyatakan sebagai berikut :
2 2
p1 V p V
z1 1 hp 2 z2 2 hl
2g 2g
dimana :
hp = head dari pompa (m)
hl = kehilangan tekanan total (m)
B Gradien Energi dan Hidrolis
Pengertian dari gradien energi dan gradien hidrolis adalah sebagai berikut:
Gradien hidrolis:
Merupakan jumlah head pressure (p/γ) dan head elevasi, yang dinyatakan dalam tinggi kolom air
dalam piezometer, digambarkan dalam garis HGL (Hydraulic Grade Line).
Gradien energi:
Merupakan penjumlahan gradien hidrolis dan head kecepatan (V2/2g), yang dinyatakan dalam
tinggi kolom air dalam tabung pitot, digambarkan dalam garis EGL (Energy Grade Line). Pada
kondisi tertentu EGL sama dengan HGL yaitu pada saat kecepatan aliran 0, seperti pada
reservoir.
Kedua pengertian di atas dapat digambarkan pada Gambar berikut:
1
Dasar-dasar Pemodelan
a b
3
1
c d
Pada Gambar di atas dapat diterangkan sebagai berikut bahwa jumlah debit air yang ada di pipa
a sama dengan jumlah aliran yang masuk ke pipa percabangan b dan c. Demikian juga
keseimbangan energi yang terjadi bahwa besarnya energi di titik 3 sama dengan besarnya energi
di titik 1 dikurangi kehilangan tekanan yang terjadi selama di pipa b. Begitu pula harus sama
dengan kehilangan tekanan di pipa c ditambah di pipa d.
D Friksi Loses (Kehilangan Tekanan Utama)
Friksi loses atau kehilangan tekanan karena gesekan pipa merupakan kehilangan tekanan utama
yang terjadi pada sistem jaringan pipa karena kondisi pipa seperti diameter pipa, kekasaran
pipa, panjang pipa yang dipengaruhi oleh debit aliran dan tekanan kerja awal dalam sistem.
Beberapa persamaan yang digunakan untuk memperkirakan friksi loses ini antara lain:
1. Persamaan Hazen William
Persamaan ini yang paling sering digunakan dalam analisa tekanan pipa dalam
sistem distribusi air, persamaannya adalah sebagai berikut:
2
Dasar-dasar Pemodelan
dimana:
Q = aliran air/debit dalam pipa (m3/dt)
C = koefisien kekasaran Hazen William (tanpa satuan)
A = luas penampang pipa (m2)
R = diameter hidrolik pipa (m)
A luaspenampangpipa (m 2 )
P kelilingbasahpipa (m)
S = kemiringan/ friction slope (m/m)
hf headloss(m)
L panjang (m)
k = konstanta (0,85)
Nilai C untuk beberapa jenis pipa dapat dilihat pada Tabel berikut:
Koefisien Kekasaran Hazen William Material Pipa
dimana:
hf = headloss dalam pipa (m)
f = koefisien Darcy Weisbach (tanpa satuan)
nilai koefisien f ini dapat ditentukan dengan persamaan
Swamee dan Jain sebagai berikut :
1 . 325
f 2
k 5 , 74
ln 3 , 7 D 0 ,9
R e
3
Dasar-dasar Pemodelan
dimana:
Q = aliran air/debit dalam pipa (m3/dt)
A = luas penampang pipa (m2)
Nilai f untuk beberapa jenis pipa dapat dilihat pada Tabel berikut:
3. Persamaan Manning
Persamaan ini didasarkan pada persamaan Chezy sebagai berikut:
R1 6
Ck
n
dari persamaan di atas akan didapat persamaan Manning sebagai berikut :
k
Q AR 2 3 S 1 2
n
dimana :
Q = debit air (m3/dt) A = luas penampang pipa (m2)
k = konstanta (1) R = jari-jari hidrolis (m)
n = kekasaran Manning S = kemiringan (m/m)
Nilai k untuk beberapa jenis pipa dapat dilihat pada Tabel berikut:
4
Dasar-dasar Pemodelan
E Minor Loses
Minor loses dalam pipa bertekanan disebabkan gerakan aliran air dalam pipa, seperti
meningktanya turbulensi dapat menurunkan HGL pada sistem. Besarnya kehilangan tekanan ini
tergantung pada bentuk fitting pada pipa, yang berpengaruh langsung pada garis aliran dalam
pipa seperti terlihat pada Gambar di bawah.
Gambar 2.18.
Model Garis Aliran dalam Pipa
(Sumber: Haestad Methods)
Persamaan minor loses yang umum dipakai adalah sebagai berikut:
V2
hm k
2g
dimana:
hm = headloss minor (m)
V = kecepatan aliran (m/dt)
k = koefisien fitting, nilai k untuk tiap-tiap model dapat dilihat pada Tabel
berikut:
5
Dasar-dasar Pemodelan
6
Dasar-dasar Pemodelan
7
Dasar-dasar Pemodelan
8
Dasar-dasar Pemodelan
Beberapa komponen yang perlu disiapkan sebelum melakukan pemodelan sistem distribusi antara
lain:
a. Peta dan data pipa jaringan distribusi zona atau sub zona yang akan dibuat model (panjang
pipa, diameter pipa, dan jenis pipa) bahkan untuk hasil yang lebih detail ditambah dengan data
tentang umur pipa dan kondisi pipa. Peta jaringan ini meliputi bentuk jaringan, bentuk
hubungan pipa, aksesoris yang terpasang, letak tapping, letak dan kondisi valve atau katup
(kondisi terbuka, tertutup atau terbuka berapa persen). Jika data yang terkumpul akurat dan
mendekati kondisi lapangan maka model yang akan kita buat dan simulasikan akan mendekati
kondisi nyata di lapangan.
Dari peta ini harus dapat diketahui ketinggian atau kontur dari masing-masing titik dari model
jaringan yang akan dibuat.
b. Data tentang kebutuhan air, kebutuhan air ini harus dilakukan analisa untuk menentukan
kelayakan jaringan terhadap debit air yang diperlukan oleh konsumen. Kebutuhan air yang
harus didata meliputi kebutuhan air tiap-tiap titik tapping sesuai dengan daerah layanan,
sehingga model yang dibuat nantinya dapat mewakili penyebaran kebutuhan air sesuai dengan
jumlah pelanggan dan lokasi pelanggan. Analisa kebutuhan air ini meliputi:
Perhitungan analisa kebutuhan air jaringan eksisting.
Perhitungan analisa kebutuhan air jaringan perencanaan, yang terdiri dari eksisting dan
kebutuhan air pelanggan baru.
Data kebutuhan air ini harus meliputi kebutuhan air untuk domestik dari pelanggan rumah, non
domestik (industri, niaga, komersial dan lain-lain) juga air yang hilang sebagai tingkat
kebocoran. Selain itu juga perlu memperhatikan faktor kebutuhan air seperti faktor jam
puncak, faktor hari maksimum dan sebagainya.
c. Menentukan batasan - batasan hidrolis yang akan menjadi batasan dalam analisa kita, misalnya:
Head loss maksimal yang diijinkan adalah 10 m/ 1.000 m
Kecepatan minimum dalam pipa 0,3 m/dt
Kecepatan maksimum dalam pipa 3,0 m/dt
Tekanan maksimum dalam pipa 50 m
Tekanan minimum dalam pipa 5 m
Batasan – batasan ini yang akan menjadi acuan kita dalam melakukan suatu evaluasi model
jaringan yang kita buat. Jika dalam model yang kita buat nantinya banyak output data yang
tidak masuk dalam kriteria ini, maka model yang kita buat harus dilakukan perbaikan-perbaikan
dalam model dengan melakukan simulasi terhadap diameter pipa, pengoperasian valve dan
sebagainya, sampai model kita sesuai dengan batasan yang kita buat. Adapun batasan-batasan
yang kita buat tersebut harus sesuai dengan kriteria - kriteria yang ada misalnya dari batasan
karakteristik pipa dan lain-lain.
d. Mengumpulkan data pengukuran lapangan untuk data kalibrasi model terhadap sistem
jaringan sebenarnya di lapangan, hal ini dilakukan jika kita mau melakukan evaluasi
sistem jaringan dan diketahui bahwa model jaringan eksisting yang kita buat sama
dengan model jaringan eksisting yang ada di lapangan. Nilai kalibrasi ini dapat menjadi
acuan dalam melakukan evaluasi terhadap jaringan dan menentukan kondisi-kondisi apa
yang menyebabkan model dan kondisi sebenarnya berbeda. Data kalibrasi yang dapat
dibuat antara lain kecepatan atau tekanan, debit aliran yang masuk ke suatu sistem dan
lain-lain.
Misalnya jika kita melakukan kalibrasi terhadap tekanan, maka kita melakukan
pengukuran tekanan pada titik-titik tertentu di lapangan dan hasilnya nantinya
disesuaikan dengan nilai tekanan pada titik yang sama pada hasil simulasi.
9
Dasar-dasar Pemodelan
Beberapa program simulasi untuk sistem perpipaan distribusi ini telah banyak diantaranya Program
LOOP yang merupakan program paling sederhana, EPANET maupun WaterCAD yang memberikan
hasil simulasi lebih baik.
Dalam sistem perencanaan jaringan distribusi, model dan simulasi ini merupakan faktor yang sangat
penting untuk mendapatkan sistem keseimbangan aliran dan tekanan dalam pipa terutama jika
sistem jaringan yang kita rencanakan adalah sistem looping. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa
keseimbangan hidrolis akan sangat berpengaruh pada aliran air ke pelanggan.
Beberapa komponen yang nantinya sebagai masukan atau input ke dalam pemodelan jaringan
sistem distribusi, diantaranya adalah :
a. Data Gambar
Data gambar merupakan komponen data yang sangat penting untuk membentuk suatu jaringan
distribusi. Dengan adanya data gambar ini akan mempermudah dalam memahami pola jaringan
sistem distribusi yang akan dibuat modelnya. Untuk suatu sistem jaringan eksisting data gambar
akan memuat antara lain:
- Jalur pipa, model sambungan, material pipa, diameter pipa dan lain-lain
- Lokasi beberapa elemen sistem seperti reservoir, tangki maupun valve
- Data kontur tekanan daerah layanan
- Elevasi tiap-tiap node
- Informasi dasar seperti lokasi jalan, nama jalan, zona perencanaan, sungai, dan lain-lain
- Serta beberapa fasilitas lainnya.
- Beberapa jenis data gambar yang dipakai antara lain peta topografi, as-built drawing, peta
dan gambar digital, data sistem informasi geografis dan lain-lain.
b. Representasi Model
Representasi model merupakan pengkajian terhadap data-data yang didapat terutama data
gambar. Dengan melakukan evaluasi model gambar terhadap kondisi sesungguhnya serta
memberikan identifikasi terhadap data gambar yang ada dengan pemberian nama (labelling)
masing-masing komponen, seperti penamaan junction/node, pompa, pipa dan lain-lain, dimana
penamaan itu akan mempermudah kita dalam melakukan identifikasi ulang dalam pemodelan.
Sebagai contoh penamaan suatu junction/node dan pipa, seperti pada Gambar berikut
P405-01-17
N405-01-52
No. Sub Zona
No. Sub Zona
Simbul node
Simbul node
Selanjutnya melakukan evaluasi terhadap data gambar terutama pada data topologinya, dimana
data topologi ini sangat penting karena memuat data tentang sambung menyambungnya pipa,
10
Dasar-dasar Pemodelan
bagaimana bentuk sambungannya, saling berhubungan, tak berhubungan atau cross over harus
dicek dengan benar sehingga dalam pemodelan nantinya tidak terjadi kesalahan hubungan pipa.
Sebagai contoh seperti pada Gambar berikut.
Bentuk Awal
KemungkinanBentuk SambunganSebenarnya
11
Dasar-dasar Pemodelan
Daerah Layanan
Tinggi- D (110 m)
Elevasi
Hidrant -C (99,75 m)
Muka
Tanah -B (99 m) Service
Line
Pipa -A (98 m)
Penentuan elevasi dapat dilakukan dengan memilih salah satu metode seperti pada
Gambar di atas. Penentuan elevasi berdasarkan titik tengah pipa (A) akan sangat
membantu dalam menentukan atau menghitung tekanan untuk suatu studi kebocoran
12
Dasar-dasar Pemodelan
dengan memberikan hasil yang lebih tepat. Sedangkan penentuan dengan dasar elevasi
muka tanah (B) akan lebih mudah, terutama jika dalam pemetaan elevasi. Penentuan
elevasi dengan dasar A dan B ini yang sering dipakai dalam pemodelan sistem distribusi.
Namun keduanya mempunyai kelemahan untuk menentukan area dengan tekanan
kurang, karena model akan keliru dalam mengindikasikan ketersediaan tekanan untuk
konsumen yang berada di daerah tinggi. Sehingga untuk kasus semacam ini perlu
dilakukan pengecekan ulang terhadap elevasi, penentuan elevasi akan lebih tepat jika
menggunakan dasar daerah layanan tertinggi (D).
Namun untuk suatu pemodelan perlu menentukan salah satu acuan/ dasar penentuan
elevasi, dengan melakukan beberapa kalibrasi sehingga nantinya tidak membingungkan
dalam melakukan pemodelan dan analisa.
Node ini umumnya mewakili titik tapping air dari sistem distribusi utama. Kebutuhan air
nantinya akan ditunjukkan oleh node-node dalam model jaringan, sedangkan node-node
itu saling dihubungkan dengan garis (representasi dari pipa). Dengan mengetahui
jumlah pelanggan di setiap step area dalam waste district dan posisinya, dapat
ditentukan letak/posisi tapping. Kebutuhan air diperoleh dari proyeksi sambungan
pelanggan dan konsumsi per kapita sesuai dengan standart desain atau dari kriteria
desain.
Node dibuat dengan pedoman sebagai berikut:
Setiap percabangan pipa
Penggantian atau perubahan diameter
Setiap terdapat tapping
Node – node ini juga dapat menggambarkan letak valve, aksesoris pipa
Contoh Peletakan Juction/ node pada suatu wilayah pelayanan distribusi dapat dilihat
pada Gambar berikut.
RUMAH
J-1 J-2
DAERAH
KOMERSIAL
SEKOLAH
J-3
J-4
Batas Daerah
LayananJunction
13
Dasar-dasar Pemodelan
pelanggan yang akan dilayani pada tapping tersebut. Untuk itu jalur – jalur pipa dalam
model harus disesuaikan dengan kondisi lapangan yang dapat diperkirakan
kemungkinannya.
Gambar 2.26.
Sistem Tapping untuk Sambungan Tee dan Pipa Bersilangan
Garis arsir merupakan pembebanan tapping dengan diambil setengah jarak antar
tapping. Dari area dalam gambar dapat ditentukan besar tapping, yaitu dari jumlah
pelanggan yang ada pada area tersebut.
Sebagai contoh dalam memodelkan pipa pelayanan di lapangan dengan model tapping
dalam suatu waste district, dapat dilihat contoh pada Gambar berikut:
14
Dasar-dasar Pemodelan
Gambar di atas merupakan kondisi lapangan dimana pipa pelayanan yang mengambil
dari pipa sekunder/tersier, jika kita langsung membuat model seperti gambar di atas
akan kesulitan sebab terlalu banyak pemodelan pengambilan air sekaligus kesulitan
dalam memperkirakan kebutuhan air tiap titik. Sehingga dari di atas dibuat pembagian
pelayanan dengan kaidah yang telah disebutkan pemodelan tapping seperti disebutkan
sebelumnya. Kemungkinan pembagian area pelayanan adalah seperti Gambar berikut:
0.2 0.4
0.3 0.5 0.6 0.8 0.5
0.4
0.7
0.5 0.3 0.7 0.2 0.5
15
Dasar-dasar Pemodelan
Setelah area pelayanan terbentuk maka dapat dibentuk model tapping – tapping dalam
Waste District seperti terlihat pada Gambar berikut:
4.8 4.8
6.3
d. Pipa
Untuk membuat model diperlukan informasi data yang akurat mengenai jaringan pipa
yang telah ada, yaitu untuk jenis pipa, diameter, panjang pipa dan minor loses pada
pipa. Untuk jenis pipa dapat dilihat dari angka kekasaran pipa (dalam persamaan Hazen
William dinotasikan lambang C). Data diameter dan jenis pipa ini akan berpengaruh
terhadap headloss yang terjadi sepanjang pipa tersebut. Sedangkan data mengenai
panjang pipa yang menghubungkan antar node berpengaruh terhadap headloss yang
terjadi dalam pipa. Sedangkan data minor loses merupakan data koefisien kehilangan
tekanan akibat aksesoris pipa dan lain-lain.
Kehilangan tekanan minor akibat belokan, percabangan, sambungan dan lain-lain
(aksesoris) dalam hal simulasi umumnya tidak dihitung secara detail, bahkan untuk
beberapa kehilangan tekanan di aksesoris diabaikan karena hf-nya terlalu kecil.
e. Pompa
Data ini memperlihatkan kebutuhan daya pompa agar sistem distribusi dapat berjalan
dengan baik. Data yang dimasukkan pada titik ini akan berpengaruh pada semua
tekanan pada semua node yang ada pada sistem jaringan distribusi. Data yang masuk
dimasukkan berupa head pompa, efisiensi pompa, serta daya pompa.
f. Valve
Data masukan untuk elemen ini berupa jenis valve/katup, besarnya bukaan valve
(status valve). Data masukan tersebut akan berpengaruh terhadap sistem hidrolis dalam
16
Dasar-dasar Pemodelan
17
Pelatihan Analisa Jaringan
menggunakan software EPANET 2.0
Tutorial Epanet 2.0
Tutorial-1
1. Klik 2 kali icon Epanet. Icon ini bisa ditemukan di start menu >> Program >> Epanet 2.0
pada desktop.
2. Akan muncul bidang gambar (network map) dan dialog box browser di sebelah kanan.
3. Sebelum memulai sebuah model, pilih satuan kerja yang akan digunakan. Klik Project >>
Analysis Options. Pilih satuan kerja LPS (liter per detik), maka data input pipa dalam mm,
demand dalam liter per detik dan panjang pipa dalam meter.
4. Klik File > Save As. Untuk menyimpan dan memberi nama model yang akan dibuat. Pada
dialog box, akan muncul nama file *Net. ubah nama file dengan ESP coba 1 kemudian
simpan di folder yang anda inginkan.
1
Tutorial Epanet 2.0
5. Klik Save.
1. Berbeda dengan WaterCad, penggambaran Epanet 2.0 tidak bisa dimulai dari pipa, tapi
harus dimulai dari reservoir atau junction, baru dihubungkan dengan pipa.
2. Klik gambar reservoir yang terdapat pada toolbar di atas, kemudian tempatkan pada
bidang gambar.
3. Klik gambar junction/node yang terdapat pada toolbar di atas, kemudian tempatkan
pada bidang gambar seperti di bawah ini
4. Untuk memunculkan notasi pada bidang gambar, klik View>>option, pilih notation,
kemudian checklist elemen yang ingin dimunculkan.
2
Tutorial Epanet 2.0
5. Klik gambar pompa , kemudian klik pada reservoir dan junction 2. Dalam Epanet 2.0,
pompa terbaca sebagai pipa sedangkan reservoir terbaca sebagai junction/node
6. Klik gambar pipa, kemudian hubungkan semua junction/node seperti gambar di bawah ini
klik 2 kali pada elemen reservoir, anda akan melihat dialog box seperti di bawah
3
Tutorial Epanet 2.0
Masukkan angka 198 pada Total Head. Elevasi reservoir yang lebih tinggi dari pada
pelayanan akan memberikan Energi/Head, sehingga sistem dapat berjalan secara
gravitasi. Namun apabila posisi Head lebih rendah/sejajar dengan pelayanan, maka
diperlukan pompa sebagai sumber energi.
klik 2 kali pada elemen pompa, anda akan melihat dialog box seperti di bawah
Input data yang harus dimasukkan adalah pump curve, untuk itu anda harus membuat
pump curve terlebih dahulu, klik data pada dialog box browser, kemudian pilih
curves.
Klik tanda add , akan muncul dialog box curve editor, masukkan data pompa
seperti di bawah
4
Tutorial Epanet 2.0
Elevation Demand
Label
(m) (L/s)
J-3 200 0.13
J-4 199 0.3
J-5 200 0.7
J-6 199 0.6
5
Tutorial Epanet 2.0
Klik 2 kali pada salah satu elemen pipa, akan muncul dialog box Pipe Properties
Input data minimal yang harus diisikan pada pipa adalah Diameter, Koevisien Hazen
Williams dan Panjang pipa.
Klik pada kolom isian Diameter untuk input data diameter pipa.
Klik pada kolom isian Roughness untuk mengisi koefisien kekasaran pipa
Klik kolom Length untuk input data panjang pipa.
Diameter Hazen-
Label Length (m)
(mm) Williams C
P-2 75 120 200
P-3 75 120 500
P-4 75 120 400
P-5 75 120 500
P-6 75 120 400
Untuk input data pada elemen yang sama, anda tidak perlu menutup dialog box, klik pada
element berikutnya, kemudian lakukan input data pada dialog box yang sama.
6
Tutorial Epanet 2.0
11. Untuk menganalisa hasil perhiutungan klik tanda tabel , pilih Network Nodes untuk
menganalisa data output pada node (seperti pressure) dan pilih Network Links untuk
menganalisa data output pada pipa (seperti Velocity).
7
Tutorial Epanet 2.0
2. Klik add .
3. Akan muncul pattern editor, dengan nomor pattern 1, isikan data berikut, jika benar maka
anda akan memperoleh gambar seperti di bawah.
Time from
Multiplier
Start (hours)
1 0.25
2 0.37
3 0.45
4 0.64
5 1.15
6 1.4
7 1.75
8 1.5
9 1.42
10 1.38
11 1.27
12 1.2
13 1.4
8
Tutorial Epanet 2.0
Time from
Multiplier
Start (hours)
14 1.17
15 1.18
16 1.22
17 1.31
18 1.5
19 1.25
20 0.98
21 0.62
22 0.45
23 0.37
24 0.25
4. Klik OK.
5. Tutup demand box
1. Klik Data pada dialog browser, kemudian, klik times, akan muncul dialog box time option,
input data total duration dengan angka 24.
9
Tutorial Epanet 2.0
2. Untuk melihat perubahan hidrolis tiap jam pada bidang gambar, menculkan terlebih dahulu
nilai pressure pada tiap junction dengan cara klik view>>option>>pilih Notation dan
checklist pada kotak Display Node values.
10
Tutorial Epanet 2.0
3. Klik map pada Dialog box browser, kemudian pilih pressure pada isian Nodes.
11
Tutorial-2
Dalam contoh berikut kita akan menganalisis sebuah jaringan perpipaan distribusi yang
sederhana seperti dalam gambar berikut.
Sistem tersebut terdiri dari sebuah sumber reservoir (dalam hal ini berupa clearwell/bak
pengumpul sebuah IPA) dimana kemudian airnya dipompakan ke sebuah jaringan
perpipaan yang terdiri dari 2 buah loop. Disamping itu terdapat pula sebuah pipa yang
menghubungkan sistem jaringan dengan sebuah tangki berbentuk silinder yang
berfungsi sebagi balancing reservoir.
Pompa distribusi (link 9) memiliki kapasitas 40 L/det dengan head 45 m, reservoir balance
(node 8) memiliki diameter 15 m dengan ketinggian muka air awal (saat ini) 1 meter dan
ketinggian muka air maksimum 6 meter. Adapun data Node dan Pipa adalah sebagai
berikut :
2
PENYELESAIAN
1. Persiapan Program
Pertama-tama yang harus kita lakukan adalah membuat proyek baru dalam EPANET dan
memastikan bahwa pilihan standar (default option) sudah kita tentukan.
• Buka program EPANET, kemudian dari menu bar pilih File >> New untuk
membuat proyek baru.
• Kemudian pilih Project >> Default akan terlihat sebuah jendela dialog project
default seperti berikut :
• Pada halaman ID Labels (label identitas), hapus semua isi ID Prefix jika ada
kemudian isi ID Increment dengan angka 1, ini akan membuat EPANET secara
otomatis mengurutkan penomoran object baru.
• Pada halaman Hydraulics pilih LPS (L/det) sebagai satuan aliran (flow units) dan
Hazen Williams (H-W) sebagai formula perhitungan kehilangan tekanan (headloss
formula)
• Isi/cek kotak “Save as defauls for all new projects” untuk menyimpan pilihan-
pilihan di atas sebagai standar proyek-proyek berikutnya. Kemudian klik OK.
Kemudian kita akan mengatur pilihan tampilan peta sehingga label ID akan muncul setiap
kita menambahkan obyek kedalam gambar jaringan.
• Pilih View >> Option pada menu bar untuk memunculkan jendela dialog pilihan
peta (map option)
• Pilih halaman Notation dan isi/cek kotak “Display Node ID’s” dan “Display Link
ID’s” untuk memunculkan label identitas node dan pipa
3
• Pilih halaman Symbols dan pastikan isi/cek seluruh kotak yang ada
• Klik OK untuk menyetujui pilihan-pilihan tersebut dan menutup jendela dialog
Sekarang kita telah siap untuk memulai menggambar jaringan perpipaan kita dengan
menggunakan tombol-tombol yang terdapat dalam Toolbar.
Langkah selanjutnya kita akan menambahkan pipa, mulai dengan pipa 1 yang
menghubungkan node 2 dan 3.
• Pertama klik tombol pipa kemudian klik mouse pada node 2 lalu node 3.
terlihat bahwa sebuah garis terbentuk menghubungkan node 2 dan 3.
• Ulangi prosedur tersebut untuk pipa 2 hingga 7.
• Pipa 8 jalurnya berbelok, untuk menggambarnya, klik pada node 5 kemudian pada
saat mouse digerakkan ke arah node 6 klik beberapa kali sesuai perubahan arah
garis pipa hingga node 6.
• Terakhir kita akan menambahkan sebuah pompa. Klik tombol pompa dan klik
node 1 kemudian node 2.
4
Untuk melengkapi peta jaringan, kita akan memberikan label pada reservoir, pompa dan
tangki.
• Klik tombol text kemudian klik pada tempat dimana kita akan menempatkan
teks tersebut dan sebuah kotak teks akan tampil untuk diisikan kata-kata sesuai
dengan yang kita inginkan. Ketik SUMBER atau IPA di dekat Reservoir (node 1),
ketik POMPA di dekat pompa dan ketik RESERVOIR BALANCE di dekat Tangki.
• Lalu klik tombol Selection untuk mengaktifkan mode seleksi obyek pada peta.
Sampai di sini kita telah menyelesaikan gambar peta jaringan perpipaan. Jika obyek yang
kita inginkan belum sesuai posisinya kita dapat memindahkannya dengan cara mengklik
obyek yang bersangkutan kemudian sambil terus menekan tombol kiri mouse kita dapat
menggeser obyek tersebut ke posisi yang kita inginkan.
Setiap obyek yang ditambahkan ke dalam proyek telah disediakan karakeristik awal
tertentu (default properties). Nilai dari obyek tertentu tersebut dapat diubah dengan
memunculkan Property Editor. Ada beberapa cara untuk memunculkan Property Editor
yaitu :
• Klik ganda pada obyek di dalam peta jaringan
• Klik kanan mouse pada obyek tertentu dan pilih Properties dalam menu pop-up
yang muncul.
• Klik ganda pada obyek di halaman Data dalam jendela Browser
• Pilih obyek dari halaman Data dalam jendela Browser kemudian klik tombol Edit
Browser .
Kita mulai dengan mengedit Node 2, setelah jendela Property Editor muncul, kita dapat
memasukkan nilai elevasi dan kebutuhan air untuk node ini. Kita dapat menggunakan
panah ke atas dan ke bawah pada keyboard atau menggunakan mouse untuk pindah
dari kotak isian satu ke yang lain. Kita dapat pula menggunakan tombol pindah halaman
(page up / page down) untuk pindah dari satu obyek ke obyek yang lain.
5
Untuk jalur pipa (links) kita harus memasukkan nilai panjang pipa, diameter pipa dan nilai
kekasaran pipa (C-factor).
Perhatikan contoh kasus di atas, untuk Sumber / Reservoir kita harus memasukkan
elevasinya 200 dalam isian Total Head, Untuk Reservoir Balance / Tangki masukkan
angka 242 pada isian Elevation, masukkan angka 1 pada isian initial level, angka 6
pada isian maximum level, dan angka 15 pada isian diameter.
Untuk Pompa, kita harus menentukan karakteristik kurva pompa (hubungan antara head
dan kapasitas). Masukkan angka 1 sebagai label identitas dalam isian Pump Curve.
Berikutnya kita akan membuat kurva pompa 1 (pump curve 1). Dari halaman Data Page
dalam jendela Browser pilih Curves dalam daftar “dropdown” dengan terlebih dahulu
mengklik tombol dropdown list , kemudian klik tombol Add . Sebuah kurva baru
akan ditambahkan ke dalam data base dan jendela edit kurva (Curve Editor) akan
muncul.
Masukkan kapasitas pompa 40 dalam isian flow dan head pompa 45 dalam isian head.
EPANET akan secara otomatis menciptakan sebuah kurva pompa dari satu titik yang
telah kita masukkan tersebut. Klik OK untuk menutup jendela editor.
Setelah kita menyelesaikan rancangan awal dari jaringan perpipaan, sebaiknya kita
segera menyimpan pekerjaan tersebut kedalam hardisk ataupun disket.
6
Data proyek tersebut akan tersimpan dalam format binary khusus, jika kita ingin
menyimpan dalam bentuk text yang dapat dibaca langsung, gunakan perintah File >>
Export >> Network.
Jika suatu saat kita ingin memanggil atau membuka proyek tersebut kembali, dapat
dilakukan dengan memilih File lalu Open.
Sekarang kita telah memiliki informasi yang cukup untuk melakukan analisis hidrolis
sesaat. Untuk menjalankan program analisis pilih Project >> Run >> Analysis atau klik
tombol Run Analysis pada Toolbar.
Jika analisis yang dilakukan bermasalah, maka sebuah jendela laporan status (Status
Report) akan muncul dan menjelaskan masalah apa yang terjadi. Jika analisis berjalan
sukses maka kita dapat melihat hasil perhitungan analisis tersebut dengan beberapa
cara:
• Pilih Halaman Map pada jendela Browser lalu pilih Pressure, perhatikan bahwa
nilai tekanan merubah tiap node menjadi berwarna khusus. Untuk melihat
keterangan peta (legend) untuk kode warna, Pilih : View >> Legends >> Node
(atau klik kanan mouse pada ruang kosong dalam peta lalu pilih Node Legend).
Kita dapat pula merubah interval ukuran dan warnanya, klik kanan pada
keterangan peta (legend) untuk memunculkan jendela editornya.
• Memunculkan jendela Property Editor (klik ganda pada salah satu obyek atau
jalur) dan hasil perhitungan dapat dilihat pada bagian akhir dari jendela tersebut.
• Menciptakan tabulasi perhitungan, dengan memilih Report >> Table atau klik
tombol tabel (table) pada toolbar. Setelah jendela Pilihan Tabel (table
selection) muncul isi/cek tipe tabel mana yang akan dimunculkan apakah Tabel
Node (network node) atau Tabel Jalur Pipa (network link). Kemudian pilih
halaman kolom untuk memilih jenis data/perhitungan apa saja yang akan
dimunculkan pada tiap kolom. Kemudian klik OK, kita akan mendapatkan hasinya
kurang lebih seperti berikut.
7
Perhatikan bahwa angka dengan tanda negatif pada kolom kapasitas aliran (flow)
menyatakan aliran yang berlawanan arah dengan arah penggambaran jalur pipa pertama
kali.
Dalam contoh berikut, kita akan melakukan simulasi hidrolis dengan perubahan pola
kebutuhan air setiap 2 jam, sehingga dalam 1 hari terdapat 12 perubahan pemakaian air.
Pertama-tama kita harus memasukkan pola perubahan kebutuhan air dengan memilih
halaman Data pada Browser kemudian klik tombol daftar dropdown , pilih Option
kemudian pilih Time. Kemudian isi angka 2 pada Pattern Time Step. Kita juga dapat
memilih berapa jam total waktu yang akan kita amati, misalnya kita akan mengamati
selama 2 hari atau 48 jam, jadi kita harus mengisi angka 48 dalam Total Duration.
8
Untuk mengatur pilihan pola kebutuhan air, pilih Pattern dalam daftar dropdown
kemudian klik tombol Add kemudian isi faktor pemakaian (faktor pengali) dengan
angka berikut (sebagai contoh perhitungan) : 0.5 ; 0.6 ; 1.6 ; 1.3 ; 1 ; 0.8 ; 0.9 ; 1 ; 1.4 ; 1.2
; 1 ; 0.7 lalu klik OK.
Selanjutnya untuk menjalankan program analisis kembali kita pilih Project >> Run >>
Analysis atau klik tombol Run Analysis pada Toolbar.
Untuk melihat hasil simulasi analisis menerus ada beberapa cara yaitu :
• Pilih halaman Map dalam Browser kemudian gunakan tombol scrollbar pada
Kontrol Waktu (time control). Coba cara di atas dengan terlebih dahulu memilih
Pressure (tekanan) pada isian Node dan Flow (aliran) pada isian Link.
• Menggunakan tombol ala video player (play dan stop) yang terdapat pada bagian
bawah scrollbar.Tombol play untuk memulai animasi perubahan kondisi dari jam
ke jam dan tombol stop untuk menghentikannya.
9
Studi Kasus
Kita akan mencoba contoh kasus sederhana pada sistem yang sudah dibangun di
atas dimana diasumsikan pada node 3, 4, 5 dan 6 terjadi perubahan demand
karena pertumbuhan penduduk dan migrasi sebagai berikut:
Node 3 : 10 L/det Æ 15 L/det
Node 4 : 10 L/det Æ 20 L/det
Node 5 : 15 L/det Æ 25 L/det
Node 6 : 5 L/det Æ 10 L/det
Dengan kasus tersebut, hitung kembali sistem hidrolis/tekanan yang terjadi di setiap
node. Caranya dengan meng-edit data pada tiap node yang berubah demand-nya dengan
meng-klik 2x node yang besangkutan dan merubah angka Base Demand-nya sesuai
dengan perubahan yang terjadi.
Kita akan menemukan peringatan pada jendela Run Status bahwa terjadi tekanan yang
sangat rendah pada waktu-waktu tertentu, Klik OK untuk melihat dimana dan kapan
terjadinya tekanan yang terlalu rendah tersebut yang akan ditampilkan secara otomatis
pada jendela Status Report. Disini terlihat bahwa pada waktu-waktu jam puncak terjadi
tekanan yang sangat rendah pada node 5.
Pertanyaan selanjutnya apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut?
Dalam kasus ini yang pertama harus kita pertimbangkan adalah bahwa kebutuhan yang
berubah/bertambah membutuhkan kapasitas pompa yang sesuai pula.
Kita akan mencoba untuk mengganti pompa distribusi dengan kapasitas yang sesuai yaitu
dengan kapasitas 70 L/det dengan head 45 m.
Klik jendela Browser-Data, kemudian klik tombol dropdown list , lalu pilih Curves,
kemudian klik 2x pada angka 1 (kurva 1), lalu ubah karakteristik pompa dengan kapasitas
70 L/det dan Head 45 m (head tidak berubah).
Selanjutnya kita coba lagi simulasinya, klik Run Analysis dan lihat apa yang terjadi…
Ternyata masih ada pesan peringatan terjadinya tekanan sangat rendah, perhatikan
dimana terjadinya tekanan yang sangat rendah tersebut. Terlihat pada hasil perhitungan
bahwa tekanan yang rendah masih terjadi pada node 5.
Selanjutnya kita akan mencoba mengatasinya dengan memasang satu jalur pipa dengan
diameter 150 mm yang dipasang paralel dengan pipa no. 7 yang menghubungkan node 4
dan node 5.
Klik tombol tambah pipa dan pasang dari node 4 ke node 5, lakukan sedemikian
sehingga tidak terjadi gambar yang tumpang tindih dengan pipa no.7.
Kemudian edit pipa tersebut (jangan lupa klik dulu tombol sellection dan klik 2x pipa
no.10) dan rubah data panjang pipa dan diameternya. Selanjutnya lakukan Run Analysis
lagi, lihat kembali hasilnya.
Kali ini simulasi berhasil dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
modifikasi yang harus dilakukan apabila kebutuhan air di wilayah distribusi bertambah
seperti kasus di atas adalah dengan mengganti pompa dengan kapasitas yang sesuai
dan memasang pipa distribusi paralel menuju node yang tekananya rendah.
11
Tutorial-3
Problem
Assume that you need to calculate the diameter of each pipe, the flow and velocity in each pipe, and
pressure in each node, in the network shown in Figure 1:
Initial level 10 ft, elevation 400 ft, diameter 50 ft, height 20 ft.
P1
P20
P2 P11
P7 P16
P5 P10 P14 P19
P3 P12
P8 P17 P21
P6
A 50 ft diameter tank is located in a city to supply drinking water for a small community. The tank is 20
ft. high and is located 400 ft above the city. The tank supplies water with a constant flow of 4 cfs during
the day. All the nodes in the network are located at 0 ft elevation. All the pipes have a roughness
coefficient C = 100. Use Hazen-Williams formula during your calculations. Minor losses are neglected.
Table 1 shows the length and diameters of each pipe.
Pipe 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Lenght
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 100 50 50 50 50 50 50 50
(ft)
Diameter
12 8 8 12 8 8 8 8 12 8 8 8 12 10 12 12 12 10 8 10 10
(Inches)
The demand of water in each node is constant during the day. Figure 2 shows the existing demand of
water in each node.
1
0.21 cfs
0.05 cfs 0.18 cfs 0.02 cfs 0.11 cfs
4 cfs
1 4 7 10 12 15
0.15 cfs
2 5 8 13 16
3 6 9 11 14 17
0.13 cfs
0.02 cfs
In this step-by-step example, you will learn how to solve this problem. In this example, you will also
learn to calculate the effects in the network when the tank is replaced by a reservoir and when a pump is
included in the system. At the end, the example also includes a scenario with different demands during
the day.
3
Creating the Project Scenario: Working with Objects
1. Select the type of junction (node, reservoir, or tank) to add from the Map toolbar. Move the
mouse to the desired location on the map and click.
ALWAYS start a project by putting at least two junctions on the map (must have something that
the pipe can link to on both ends). You can add all junctions at this time, or add additional
junctions later.
2. To add a junction to the map: on the toolbar, select the “add junction tool” and then left-click
with the mouse on the map at the location where the junction is desired. Repeat for all junctions.
Check the problem. The junctions are numbered top to bottom, left to right. Use this order to
create the junctions.
7
Figure 9. Adding all junctions at one time
All projects must have at least one tank or reservoir to run!. You need to create pressure in the system
to move the water in the network. In this example, we will first create a water tank..
8
Adding an Object: Links
1. Select the type of link to add (pipe, pump, or valve) from the Map Toolbar.
2. Click the mouse over the link's start node. The start node will flash and a pencil will appear on
the screen.
9
Figure 12. Adding a pipe.
The pipes’ order is stated in the problem. Use the same order as in Figure 1. The final network is shown
in Figure 13
10
Selecting an Object (How to Select Objects from the Map to Add Information)
1. Select Edit | Select or click the Select Object button (Arrow) on the Map Toolbar.
2. Click the mouse over the desired object on the map.
1. Select the type of object from the Object listbox of the Database Browser.
2. Select the desired object from the Item listbox.
Select the object on the map, then click the Edit button on the Database Browser (or simply double-click
the object on the map). The appropriate table (shown below) will appear. For the junctions, the minimum
required information is the demand and the elevation. For the pipes, the minimum required information is
the following: start and end nodes, lengths, diameters, and roughness. The tank must have an elevation, a
diameter, a minimum, maximum and an initial water level. Items in yellow are not entered; they are
calculated by EPANET during a simulation. Do not enter all the data at this moment, some later tips will
help you to copy and paste properties.
11
Notice that at junction 1, there is a local demand of 0.15 cfs, but the tank is supplying 4 cfs. Node 1 is
where water enters the system. Therefore, the total demand is negative and has a value of 0.15 – 4 = -3.85
cfs. The bottom of the tank is located at 400 ft and has an initial level of 10 ft above the tank bottom. The
data corresponding to the tank is shown in Figure 15.
Select the object from the Database Browser and then click the Edit button (or simply double-click the
item in the Browser).
12
Changing Map Features
Labels can help you to identify common pipes, with similar characteristics
Or access the map features by clicking on the map, and then right-click with the mouse. When the pop-up
menu appears, select Options. Edit the appropriate features as shown below.
13
Figure 17. Map Options
In the map option notation, check the box corresponding to display Link ID’s. Notice that pipes 1, 4, 9,
13, 15, 16 and 17 are the same. Copying and pasting the values will save some time.
14
Copying and Pasting Object Properties
The properties of an object displayed on the Network Map can be copied and pasted into another object
from the same category.
Deleting an Object
To delete an object:
Note: You can require that all deletions be confirmed before they take effect. See the General Preferences
page of the Program Preferences dialog box for this option, if desired.
Moving an Object
Alternatively, new X and Y coordinates for the object can be typed in manually in the Property Editor.
To select a group of objects that lie within an irregular region of the network map:
1. Select Edit | Group Select or click the Select Group button on the Map Toolbar.
2. Draw a polygon fence line around the region of interest on the map by clicking the left mouse
button at each successive vertex of the polygon.
15
3. Close the polygon by clicking the right button or by pressing the Enter key; Cancel the selection
by pressing the Escape key.
To select all objects currently in view on the map select Edit | Select All. (Objects outside the current
viewing extent of the map are not selected.)
1. Draw a polygon region around the group of objects to be edited if one does not already exist (see
Selecting a Group of Objects) or select Edit | Select All to select all object currently in view on
the map.
2. Select Edit | Group Edit.
3. Define what to edit in the Group Edit Dialog Box that appears:
The format menu under File | Preferences is where the number of decimal points to be used can be
selected.
16
Showing a Legend
On the Map Browser, select what needs to be displayed, and the appropriate legend will be displayed on
the side of the network map.
The legend can be edited by right-clicking on the legend. EPANET has the ability to allow the user to
select the intervals for the legends.
SAVE YOUR PROJECT AT THIS MOMENT. If you wish, you can save it with another name.
17
Analyzing a Network
After a network has been suitably described, it’s hydraulic and water quality behavior can be analyzed.
This section describes how to specify options to use in the analysis, how to start the analysis and how to
troubleshoot problems that might have occurred with the analysis.
2. Select Hydraulics, Quality, Reactions, Times, or Energy from the Item list.
3. If the Property Editor is not already visible, click the Edit button.
Running an Analysis
1. Select Project | Run Analysis or click the Run button (lightning bolt) on the General Toolbar.
2. The progress of the analysis will be displayed in a Run Status window.
3. Click OK when the analysis ends.
If the analysis runs successfully, the end of run icon will appear in the Run Status section of the Status
Bar at the bottom of the EPANET workspace. Any error or warning messages will appear in a Status
Report window.
18
If the run was successful, then the pipe values will be changed from “#N/A” to the calculated values, as
shown below.
19
Viewing the results in tables:
On the toolbar, select Table. Then select the information that is desired. The columns to be printed can be
selected using the middle tab on the active window. The results for the junctions and pipes are shown in
the tables below.
Demand Patterns
We assumed at the beginning that there was a constant demand in the city, but that is not accurate. It is
possible to create a scenario where each hour is a multiplier from the minimum demand. The demands
shown earlier in Figure 2 corresponded to the minimum demands in the city that occurred between
midnight and 1 a.m. For the rest of the day, the demand is higher. Typical multiplying factors during each
hour are shown in Table 2.
Hour 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Factor 10 8 15 20 16 8 5 4 2 2 1.5 1
20
Creating a new demand pattern
1. Click on Add button from the Patterns Editor of the Database Browser.
2. In the pattern editor window, fill in the description and multipliers for each hour of the day.
3. If the Property Editor is not already visible, click the Edit button.
4. Select a total duration of 24 hours for the simulation. Close the times options window.
Once the time series is created, it is possible to observe the simulation for different periods of the day.
21
Visualizing a Time Series simulation
2. Select the pressure and velocity in nodes and pipes, check that the values appeared in the main window.
4. In the Browser window press the forward button to run the simulation.
Pumps
Assume now that the maximum elevation of the tank is reduced to 340 ft. To change the elevation
generates negative pressures in the node 17 at 8 a.m. It is desired to add a pump in pipe 21 to increase the
head pressure.
22
Adding a pump
To add a pump:
2. Click on the beginning and end nodes where the pump is located.
6. Enter a pump design flow of 30 cfs and head of 20 ft. This will calculate automatically the equation of
the pump.
Reservoir
Delete the pump and tank. Assume now that there is no tank. Replace the tank with a reservoir at the same
elevation as the city. Because the city and the reservoir are at the same elevation, you will need a Pump to
supply the water.
Adding a reservoir
To add a reservoir:
2. The reservoir is located in the same location where the tank was.
8. Enter a pump design flow of 4 cfs and a head of 300 ft. This will automatically calculate the equation
of the pump, or design your own pump characteristics.
23
9. Save the curve. Click OK.
24
Pelatihan Analisa Jaringan
menggunakan software EPANET 2.0
3
Peta dalam EPANET
Persiapan Dan Pengolahan Data Dengan Peta
A. Peta Google Earth
Peta yang dugunakan adalah peta yang mempunyai bentuk BMP Picture. Misalkan, ketika
menggunakan peta dari Google earth harus di olah terlebih dahulu menggunakan aplikasi paint.
Setelah itu baru dikonversikan ke dalam aplikasi Epanet. Adapun tahapannya adalah sebagai
berikut ini.
1. Tekan tombol Prt Sc SysRq pada keyboard Laptop di lembar kerja Google earth
2. Tekan CTRL + V di lembar kerja paint
Titik Bawah
Google
Earth
Posisi Koordinat
4. Crop Peta diatas menggunakan aplikasi paint
5. Tekan tombol Prt Sc SysRq pada keyboard Laptop di lembar kerja ArcGis
6. Tekan CTRL + V di lembar kerja paint
7. Tahap Selanjutnya adalah meng CROP peta dari Google earth dan di simpan dengan file
BMP Picture
8. Jangan lupa untuk mencatan koordinat pada titik atas dari lembar kerja ArcGis dan titik
bawah dari lembar kerja google earth.
9. Selesai
Lokasi
Pemotongan Peta
Setelah melalui proses diatas, baik melalui program kerja google earth maupun program
kerja dari lembar kerja arcgis dapat dilakukan pengopera.asian epanet dengan cara mengimput
peta wilayah perencanaan kita ke dalam lembar kerja epanet dengan memasukan peta dan
koordinatnya.
LATIHAN
Soal-1
L Pipa :
650 m
L Pipa :
800 m
L Pipa :
700 m
L Pipa :
600 m
L Pipa :
600 m
L Pipa :
2200 m
Tugas :
1. Tentukan Dimensi Pipa yang sesuai dengan kriteria design untuk Tekanan minimum dan maksimum.
2. Tentukan headloss dari hasil simulasi ?
Soal-2
Tugas :
1. Tentukan Dimensi Pipa yang sesuai dengan kriteria design untuk Tekanan minimum dan maksimum
2. Tentukan headloss dari hasil simulasi.
Catatan:
Panjang Pipa sama dengan soal-1