Anda di halaman 1dari 31

KEBUTUHAN AIR IRIGASI LAHAN KERING

Pada umumnya tanaman yang dibudidayakan pada lahan kering


berupa palawija (tanaman yang dapat ditanam di lahan pada
musim kemarau atau pada saat kekurangan air)
Dipandang dari jumlah air yang dibutuhkan, palawija dapat
dibedakan menjadi 3(tiga) yaitu:
1. Palawija yang butuh banyak air (bawang, kacang tanah, ketela)
2. Palawija yang butuh sedikit air (cabai, jagung, tembakau dan
kedelai)
3. Palawija yang membutuhkan sangat sedikit air (ketimun)

Analisa kebutuhan air irigasi lahan kering merupakan salah satu


tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan dan
pengelolaan sistim irigasi lahan kering
Kebutuhan air tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang
dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh
dan berproduksi secara normal.
Kebutuhan air nyata untuk areal usaha pertanian meliputi:
1. Evapotranspirasi
2. Air untuk penyiapan lahan dan penggantian air
3. Kehilangan selama pemakaian

KAI = ET + KA + KK
dengan:
KAI = kebutuhan air irigasi
ET = evapotranspirasi
KA = kehilangan air
KK = kebutuhan khusus
Misalnya
Evapotranspirasi suatu tanaman di lahan kering pada suatu
periode tertentu adalah 5 mm per hari. Kehilangan air kebawah
(perkolasi) adalah 2 mm per hari dan kebutuhan khusus adalah
3 mm per hari, Maka kebutuhan air pada periode tersebut
adalah:
KAI =5+2+3
=10 mm per hari
Untuk memenuhi kebutuhan air irigasi terdapat dua sumber
utama yaitu:
• Pemberian air irigasi (PAI)
• Hujan Efektif (He)
Selain itu terdapat sumber lain yang dapat dimanfaatkan yaitu:
• Kelengasan yang ada didaerah perakaran
• Kontribusi air bawah permukaan
Pemberian air irigasi lahan kering dapat dipandang sebagai
kebutuhan air dikurangi hujan efektif dan sumbangan air
tanah
PAI = KAI – HE – KAT
D engan:
PAI = pemberian air irigasi
KAI = kebutuhan air irigasi
HE = hujan efektif
KAT = kontribusi air tanah
Misalnya:
Kebutuhan air pada suatu periode telah dihitung sebesar 10 mm
per hari, sumbangan hujan efektif pada periode tersebut
sebesar 3 mm per hari dan kontribusi air tanah adalah 1 mm
per hari. Maka air yang diberikan adalah:
PAI = 10 – 3 – 1
= 6 mm per hari
KEBUTUHAN AIR UNTUK PENGOLAHAN LAHAN
Kebutuhan air untuk pengolahan lahan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya:
• Karakteristik tanah
• Waktu pengolahan lahan
• Ketersediaan tenaga
• Mekanisme pertanian
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan dapat ditentukan berdasarkan
kedalaman tanah dan porositas tanah

( Sa − Sb) N .d
PWR = 4
+ F1
10
Dengan:
PWR = kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm)
Sa = derajad kejenuhan tanah setelah penyiapan lahan (%)
Sb = derajad kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan (%)
N = porositas tanah, dalam % rata-rata per kedalaman
tanah
d = asumsi kedalaman tanah setelah penyiapan lahan
F1 = kehilangan air selama 1 hari (mm)

Analisis kebutuhan air selama pengolahan lahan dapat


menggunakan metode seperti di usulkan oleh Van De Goor dan
Ziljstra, sebagai berikut:

ek
IR = M k
(e − 1)
M = Eo + P
MT
k=
S
dengan :
IR = kebutuhan air untuk pengolahan lahan
M = kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat
evaporasi dan perkolasi
Eo = evaporasi potensial (mm/hari)
P = perkolasi (mm/hari)
k = konstanta
T = jangka waktu pengolahan lahan (hari)
S = kebutuhan air untuk penjenuhan (mm)
e = bilangan eksponen (2,7182)
Contoh:
Kebutuhan air untuk menjenuhkan (S) adalah 250 mm, perkolas (P)
sebesar 2 mm per hari, waktu pengolahan lahan (T) adalah 30
hari dan evaporasi potensial (Eo) adalah 4 mm per hari, maka
kebutuhan air untuk pengolahan lahan dapat dihitung dengan
tahapan sbb:
• Menghitung air untuk menggantikan evaporasi dan perkolasi
M = Eo + P
= 4 + 2 =6 mm/hari
• Menghitung konstanta
k = MT/S
= 6 * 30 / 250
= 0,75
• Menghitung kebutuhan air untuk pengolahan lahan

ek
IR = M
(e k − 1)
e 0 , 72
= 6 0 , 72
(e − 1)
Jadi kebutuhan
= 11,69airmm
selama pengolahan lahan adalah sebesar
/ hari
11,69 mm/hari
Penggunaan Konsumtif (Consumtive Use)
Penggunaan konsumtif (kebutuhan air tanaman)
adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk
mengganti air yang hilang akibat penguapan. Air
dapat menguap melalui permukaan air maupun
melalui daun-daunan tanaman. Bila kedua proses
penguapan tersebut terjadi bersama-sama,
terjadilah proses evapotranspirasi, yaitu gabungan
antara penguapan air (evaporasi) dan penguapan
melalui tanaman (transpirasi). Dengan demikian
besarnya kebutuhan air tanaman adalah sebesar
jumlah air yang hilang akibat proses
evapotranspirasi. Penggunaan konsumtif adalah
kebutuhan air aktual. Penggunaan konsumtif
dihitung dengan persamaan :
ETc = kc x Eto
dengan :
ETc = penggunaan konsumtif (mm/hari)
Eto = evapotranspirasi potensial (mm/hari), besarnya
dihitung dengan metoda Pennman (Pennman
Method)
kc = koefisien tanaman, yang besarnya tergantung
pada jenis, macam dan umur tanaman
Evapotranspirasi untuk tanaman (rumput pendek) ET telah
dihitung dengan metode Penman Modifikasi yang
didefinisikan oleh FAO, menggunakan data klimatologi dari
stasiun terdekat dari daerah aliran sungai.
AIR UNTUK IRIGASI LAHAN KERING
Air Untuk Irigasi:
1. Kuantitas
▪ Volume (l/dt atau m3/dt)
▪ Luas lahan
2. Kualitas
▪ Sifat fisik (suhu, pH, warna, bau)
▪ Sifat kimia (garam, Fe, Al, dll)

Sumber air yang dapat digunakan untuk


menyediakan kelembaban tanah yang
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dapat
bersumber dari :
1. Presipitasi
2. Atmosfir
3. Air banjir
4. Air tanah

PRESIPITASI
Untuk mendapatkan keuntungan terbesar presipitasi
harus mempunyai karakteristik sbb:
• Jumlahnya harus cukup untuk mengantikan
kelembaban yang hilang didaerah akar
• Frekuensinya harus cukup untuk mengisi
kelembaban tanah sebelum tanaman kekurangan
air
• Intensitasnya harus cukup rendah sehingga dapat
diserap oleh tanaman

AIR ATMOSFIR
Keadaan atmosfir yang umumnya dapat membentuk
sumber air untuk irigasi :
➢ Formasi embun yang agak besar
➢ Kabut danawan
➢ Kelembaban yang tinggi

FLOOD WATER/IRIGASI TADAH HUJAN


Air irigasi ini tidak disalrkan oleh manusia. Pada waktu banjr
melalui permukaan tanah, air diserap oleh tanah dan
ditampung untuk penggunaan selanjutnya oleh tanaman
AIR TANAH
Air di bawah permukaan tanah dimana rongga-rongga
didalam tanah pada hakekatnya terisi oleh air.
Pergerakan air tanah oleh kapilerisasi dari
permukaan air tanah kedalam daerah akar yang
dapat merupakan sumber air utama pertumbuhan
tanam-tanaman.
PERSEDIAAN AIR
Berdasarkan sumber air yang tersedia, maka
persediaan air dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:
I. Air yang ada dipermukaan tanah
• Air retensi yang ada dicekungan tanah
• Air yang mengalir dengan pertolongan bangunan
diusahakan mengalir ketempat dimana air diperlukan.
• Mengadakan air retensi buatan atau membuata waduk,
dengan adanya waduk air yang tidak berguna disimpan
untuk dimanfaatka
❑Sifat-sifat umum sungai sebagai sumber air irigasi
1. Debit cukup besar dibandingkan dengan sumber air
alamiah lainnya
2. Kualitas dan suhu pada umumnya baik karena
banyakmengandung lumpur dan suhu hampir sama
dengan suhu udara
3. Pengambilan air relatif mudah
❑ Air waduk/danau sebagai sumber air irigasi
1. Sedikit/tidak mengandung lumpur
2. Banyak mengandung zat-zat tertentu untuk kebutuhan
tanaman
3. Suhu air permukaan hampir sama dengan suhu udara
tetapi suhu pada lapisan bawah relatif lebih rendah
❑ Air tanah sebagai sumber air irigasi
1. Memiliki debit relatif kecil tetapi konstan sepanjang
tahun
2. Sedikit atau tidak mengandung lumpur
3. Banyak mengandung zat-zat tertentu
Kerugian air tanah sebagai sumber air irigasi
1. Terjadi penurunan muka air tanah karena
pemompaan terus menerus
2. Pengambilan air tanah secara terus menerus dapat
menyebabkan penurunan lapisan tanah
3. Akan terjadi intrusi air laut
SATUAN KEBUTUHAN AIR
Air yang dibutuhkan untuk areal usaha pertanian
diantaranya digunakan untuk:
1. Memenuhi kebutuhan evapotranspirasi
2. Pengisian lengas tanah

Untuk mengetahui besarnya pemberian dan untuk


menetapkan berapa besar kebutuhan suatu daerah
irigasi akan air diperlukan suatu satuan kebutuhan air
Beberapa satuan yang dapat digunakan diantaranya:
1. Menyatakan dengan tingginya air yang dibutuhkan
untuk sebidang tanah yang ditanami tanaman selama
satu periode atau selama satu musim tumbuh
Satuan yang dipakai : mm , cm, inch
Pendekatan Klimatologi (curah hujan dan
penguapan)
Air yang dibutuhkan : Mengalikan luas daerah
tanaman dengan tinggi air yang dibutuhkan

2. Menyatakan dengan banyaknya air yang


dibutuhkan untuk satuan3
luas selama satu kali
umur tanam
Satuan yang dipakai : m /ha
Misalnya : untuk tanaman padi dibutuhkan 5000
m3/ha (yang lamanya pemberian adalah satu umur
tanaman) Penentuan besarnya volume tampungan
waduk
Contoh:
Suatu daerah irigasi yang ditanami padi dengan luas
400 ha. Pada musim kemarau seluruh luas di air
dari tampungan yang disimpan dalam waduk
Besarnya volume tampungan yang dibutuhkan
sebesar : 500 x 400 = 2 juta m
3. Menyatakan dengan satuan pengaliran
satuan isi tiap satuan waktu untuk satuan luas
Satuan yang digunakan : m 3 /dt/ha atau
liter/dt/ha
3
Umumnya dipakai di Indonesia
Misalnya : Jaringan Irigasi Mataram kapasitasnya
1,7 l/dt/ha
Keuntungan cara ini dapat digunakan langsng untuk
menentukan debit air saluran yang melayani DI
tersebut.
Contoh:
Untuk suatu petak tersier yang melayani 50 ha.
Maka saluran tersier yang melayaninya
mmepunyai kapasitas 1,7 x 50 l/dt

4. Menyatakan dengan luas tanaman 3


yang mampu
diairi olah satu satuan debit dengan hasil yang
baik
Misal : untuk padi kebutuhannya 1 m /dt 800
ha
Kalau luas DI yang di layani 1000 ha debit
yang diperlukan :
1000
x1m / dt = 1,25m / dt
3 3

800
KEBUTUHAN AIR NYATA
Selain untuk evapotranspirasi (ET)air irigasi yang
diberikan diperlukan untuk keperluan lain :
• Perkolasi
• Rembesan : Lahan dan Saluran
Perlu diperhatikan bahwa air irigasi yang diberikan
tentunya mengingat jumlah air yang diberikan oleh
alam melalui hujan dan kenaikan kapiler dari muka
air tanah
Jadi perlu dibedakan antara kebutuhan air untuk
Areal Usaha (KAA) dan Pemberian Air Irigasi (PAI)
Suatu Rumus dapat ditulis sebagai berikut:
KAA = ET + KA + KK
Dengan:
KA = kehilangan air
KK = kebutuhan khusus mis untuk pengolahan
tanah
Sehingga:
PAI = KAA – HE – KAT
Dengan:
HE = hujan efektif
KAT = kontribusi air tanah
Dari persamaan tersebut membawa pengertia
bahwa pemberian air irigasi di pengaruhi oleh :
KAA, HE dan KAT. Pada hal KAA di pengaruhi oleh
ET, KA, KK
Dapat disimpulkan PAI = ∫(ET, KA, KK, HE, KAT)
IMBANGAN AIR DI AREAL IRIGASI
Secara umum Imbangan Air di areal irigasi dapat dinyatakan
dengan rumus:
MASUKAN – KELUARAN = PERUBAHAN TAMPUNGAN

Masukan : Presifitasi (HJ)


Air Irigasi (AI)
Air Keluar : Air Limpasan (AL)
Perkolasi (P)
Evaporasi (E)
Transpirasi (T)
Perubahan Tampungan
Perubahan Air Dalam Tanah (PADT)
Perubahan Air Dalam Tubuh Tanaman (PATT)
CARA PEMBERIA AIR IRIGASI
Cara pemberian air irigasi tergantung pada beberapa hal:
1. Jenis tanaman yang diberi air
2. Keadaan medan
3. Keadaaan tanah
4. Ada tidaknya persediaan air
Secara garis besar cara pemberian air irigasi dapat dibedakan
menjadi 3(tiga) yaitu:
1. Pemberiaan air lewat permkaan tanah (surface irrigation
methode)
2. Pemberian air langsung kebawah permukaan tanah (sub
surface irrigation methode)
3. Pemberiaan air dengan cara penyiraman yan dilakukan
dengan pancaran atau tetesan (springkler methode)
Macam-macam cara pemberian air :
• Pemberian air pada muka tanah (Surface
Irrigations Method).
• Pemberian air dari suatu ketinggian di atas
muka tanah (Sprinkling Method).
• Pemberian air dengan menekankan atau
meresapkan air ke dalam tanah melalui
saluran terbuka (Infiltration Method).
• Pemberian air dari bawah tanah dengan
menggunakan pipa-pipa (Sub Surface
Irrigation Method).
1. SURFACE IRRIGATION METHOD
a. Cara Penggenangan (Flooding Method)
b. Cara Meniris yaitu pemberian air dengan
aliran tipis pada permukaan tanah. Miring
medan dapat dipakai 2.5-10%.

Meniris ini dapat diselenggarakan dengan 2


cara:
• air mengalir ke satu arah (Hangbau)
• air mengalir ke dua arah (Ruchenbau)
• Air mengalir ke satu arah (hangbau)

• Air mengalir ke dua arah (Ruchenbau)


2. SPRINKLING METHOD
Yaitu pemberian air dengan meniru jatuhnya hujan.

Cara pancaran ini mempunyai berbagai variasi :


• penggunaan pipa berporasi
• penggunaan alat pancar yang bisa berputar.

Keuntungan cara ini :


– Tidak terpengaruh oleh keadaan medan.
– Pemberian air hemat dan terkontrol.
– Pemberian air dapat segera dihentikan dan dimulai sesuai
dengan kebutuhan.
– Tanaman selalu bersih dan kelihatan segar karena debu-debu
yang menutupi daun segera hilang karena tercuci oleh curahan
air.
3. INFILTRATION METHOD
Cara ini dengan mengalirkan air melalui saluran-
saluran dan air meresap melalui dinding saluran.
Resapan air ini yang diserap oleh akar tanaman.
4. SUB SURFACE IRRIGATION METHOD
• Sangat cocok untuk pemberian air untuk
tanaman yang daunnya mudah rusak karena
pukulan air.
• Kejelekannya : bila ada pipa yang buntu tidak
segera diketahui.

Anda mungkin juga menyukai