KAI = ET + KA + KK
dengan:
KAI = kebutuhan air irigasi
ET = evapotranspirasi
KA = kehilangan air
KK = kebutuhan khusus
Misalnya
Evapotranspirasi suatu tanaman di lahan kering pada suatu
periode tertentu adalah 5 mm per hari. Kehilangan air kebawah
(perkolasi) adalah 2 mm per hari dan kebutuhan khusus adalah
3 mm per hari, Maka kebutuhan air pada periode tersebut
adalah:
KAI =5+2+3
=10 mm per hari
Untuk memenuhi kebutuhan air irigasi terdapat dua sumber
utama yaitu:
• Pemberian air irigasi (PAI)
• Hujan Efektif (He)
Selain itu terdapat sumber lain yang dapat dimanfaatkan yaitu:
• Kelengasan yang ada didaerah perakaran
• Kontribusi air bawah permukaan
Pemberian air irigasi lahan kering dapat dipandang sebagai
kebutuhan air dikurangi hujan efektif dan sumbangan air
tanah
PAI = KAI – HE – KAT
D engan:
PAI = pemberian air irigasi
KAI = kebutuhan air irigasi
HE = hujan efektif
KAT = kontribusi air tanah
Misalnya:
Kebutuhan air pada suatu periode telah dihitung sebesar 10 mm
per hari, sumbangan hujan efektif pada periode tersebut
sebesar 3 mm per hari dan kontribusi air tanah adalah 1 mm
per hari. Maka air yang diberikan adalah:
PAI = 10 – 3 – 1
= 6 mm per hari
KEBUTUHAN AIR UNTUK PENGOLAHAN LAHAN
Kebutuhan air untuk pengolahan lahan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya:
• Karakteristik tanah
• Waktu pengolahan lahan
• Ketersediaan tenaga
• Mekanisme pertanian
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan dapat ditentukan berdasarkan
kedalaman tanah dan porositas tanah
( Sa − Sb) N .d
PWR = 4
+ F1
10
Dengan:
PWR = kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm)
Sa = derajad kejenuhan tanah setelah penyiapan lahan (%)
Sb = derajad kejenuhan tanah sebelum penyiapan lahan (%)
N = porositas tanah, dalam % rata-rata per kedalaman
tanah
d = asumsi kedalaman tanah setelah penyiapan lahan
F1 = kehilangan air selama 1 hari (mm)
ek
IR = M k
(e − 1)
M = Eo + P
MT
k=
S
dengan :
IR = kebutuhan air untuk pengolahan lahan
M = kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat
evaporasi dan perkolasi
Eo = evaporasi potensial (mm/hari)
P = perkolasi (mm/hari)
k = konstanta
T = jangka waktu pengolahan lahan (hari)
S = kebutuhan air untuk penjenuhan (mm)
e = bilangan eksponen (2,7182)
Contoh:
Kebutuhan air untuk menjenuhkan (S) adalah 250 mm, perkolas (P)
sebesar 2 mm per hari, waktu pengolahan lahan (T) adalah 30
hari dan evaporasi potensial (Eo) adalah 4 mm per hari, maka
kebutuhan air untuk pengolahan lahan dapat dihitung dengan
tahapan sbb:
• Menghitung air untuk menggantikan evaporasi dan perkolasi
M = Eo + P
= 4 + 2 =6 mm/hari
• Menghitung konstanta
k = MT/S
= 6 * 30 / 250
= 0,75
• Menghitung kebutuhan air untuk pengolahan lahan
ek
IR = M
(e k − 1)
e 0 , 72
= 6 0 , 72
(e − 1)
Jadi kebutuhan
= 11,69airmm
selama pengolahan lahan adalah sebesar
/ hari
11,69 mm/hari
Penggunaan Konsumtif (Consumtive Use)
Penggunaan konsumtif (kebutuhan air tanaman)
adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk
mengganti air yang hilang akibat penguapan. Air
dapat menguap melalui permukaan air maupun
melalui daun-daunan tanaman. Bila kedua proses
penguapan tersebut terjadi bersama-sama,
terjadilah proses evapotranspirasi, yaitu gabungan
antara penguapan air (evaporasi) dan penguapan
melalui tanaman (transpirasi). Dengan demikian
besarnya kebutuhan air tanaman adalah sebesar
jumlah air yang hilang akibat proses
evapotranspirasi. Penggunaan konsumtif adalah
kebutuhan air aktual. Penggunaan konsumtif
dihitung dengan persamaan :
ETc = kc x Eto
dengan :
ETc = penggunaan konsumtif (mm/hari)
Eto = evapotranspirasi potensial (mm/hari), besarnya
dihitung dengan metoda Pennman (Pennman
Method)
kc = koefisien tanaman, yang besarnya tergantung
pada jenis, macam dan umur tanaman
Evapotranspirasi untuk tanaman (rumput pendek) ET telah
dihitung dengan metode Penman Modifikasi yang
didefinisikan oleh FAO, menggunakan data klimatologi dari
stasiun terdekat dari daerah aliran sungai.
AIR UNTUK IRIGASI LAHAN KERING
Air Untuk Irigasi:
1. Kuantitas
▪ Volume (l/dt atau m3/dt)
▪ Luas lahan
2. Kualitas
▪ Sifat fisik (suhu, pH, warna, bau)
▪ Sifat kimia (garam, Fe, Al, dll)
PRESIPITASI
Untuk mendapatkan keuntungan terbesar presipitasi
harus mempunyai karakteristik sbb:
• Jumlahnya harus cukup untuk mengantikan
kelembaban yang hilang didaerah akar
• Frekuensinya harus cukup untuk mengisi
kelembaban tanah sebelum tanaman kekurangan
air
• Intensitasnya harus cukup rendah sehingga dapat
diserap oleh tanaman
AIR ATMOSFIR
Keadaan atmosfir yang umumnya dapat membentuk
sumber air untuk irigasi :
➢ Formasi embun yang agak besar
➢ Kabut danawan
➢ Kelembaban yang tinggi
800
KEBUTUHAN AIR NYATA
Selain untuk evapotranspirasi (ET)air irigasi yang
diberikan diperlukan untuk keperluan lain :
• Perkolasi
• Rembesan : Lahan dan Saluran
Perlu diperhatikan bahwa air irigasi yang diberikan
tentunya mengingat jumlah air yang diberikan oleh
alam melalui hujan dan kenaikan kapiler dari muka
air tanah
Jadi perlu dibedakan antara kebutuhan air untuk
Areal Usaha (KAA) dan Pemberian Air Irigasi (PAI)
Suatu Rumus dapat ditulis sebagai berikut:
KAA = ET + KA + KK
Dengan:
KA = kehilangan air
KK = kebutuhan khusus mis untuk pengolahan
tanah
Sehingga:
PAI = KAA – HE – KAT
Dengan:
HE = hujan efektif
KAT = kontribusi air tanah
Dari persamaan tersebut membawa pengertia
bahwa pemberian air irigasi di pengaruhi oleh :
KAA, HE dan KAT. Pada hal KAA di pengaruhi oleh
ET, KA, KK
Dapat disimpulkan PAI = ∫(ET, KA, KK, HE, KAT)
IMBANGAN AIR DI AREAL IRIGASI
Secara umum Imbangan Air di areal irigasi dapat dinyatakan
dengan rumus:
MASUKAN – KELUARAN = PERUBAHAN TAMPUNGAN