Anda di halaman 1dari 3

Sistem irigasi genangan (basin irrigation) ini banyak digunakan untuk tanaman padi.

Air
diberikan melalui siphon, saluran maupun pintu air ke kolam kemudian ditahan di kolam dengan
kedalaman dan selama waktu yang dikehendaki. Irigasi sawah paling cocok untuk untuk tanah
dengan laju infiltrasi sedang sampai rendah. Topografi lahan yang sesuai adalah kemiringan
kecil (slope = 0-0,5).
Apabila lahan miring atau bergelombang perlu diratakan (levelling) atau dibuat teras.
Operasi dapat dilaksanakan oleh tenaga yang tidak ahli. Teknik pemberiaan air dengan genangan
dapat digunakan untuk tanaman apapun dengan memperhatikan desain, layout, dan prosedur
operasinya. Lokasi sumber air sedapat mungkin berada pada posisi yang memungkinkan seluruh
lahan diairi secara gravitasi.
Bentuk lahan biasanya mengikuti topografi, tetapi bila memungkinkan bentuk bentuk
segi empat merupakan bentuk yang paling menguntungkan ukuran lahan (panjang dan lebar)
ditentukan berdasarkan kapasitas infiltrasi dan debit. Waktu infiltrasi (opportunity time) yaitu
waktu yang diperlukan untuk air untuk meresap ke dalam tanah. Debit air irigasi harus cukup
besar untuk memberikan air yang seragam ke seluruh lahan tetapi tidak terlalu besar sehingga
tidak menimbulkan erosi. Waktu pemberian air irigasi yaitu waktu yang diperlukan untuk
meresapkan sejumlah air yang diperlukan ke seluruh lahan (Racmad, 2009).
Irigasi basin dilakukan dengan membanjiri satu petak lahan, dan memungkinkan drainase
dari petak yang lebih tinggi menjadi sumber air bagi petak yang lebih rendah. Irigasi basin tidak
harus didrainase melainkan membiarkan air menyerap ke dalam tanah atau terevaporasi ke udara,
yang disebut dengan "basin tertutup". Irigasi basin diutamakan di daerah dengan
laju infiltrasi yang rendah, karena dibutuhkan waktu yang lama bagi air untuk menyerap ke
dalam tanah sehingga lahan dibanjiri selama beberapa waktu.
Irigasi luapan dilakukan dengan membuat galengan yang sejajar untuk menggiring
selapis tipis air bergerak dari satu sisi ke sisi lahan yang lain. Lahan dibagi menjadi beberapa
strip sejajar yang dipisahkan oleh galengan kecil. Sifat irigasi luapan ini adalah memberikan air
irigasi dalam jumlah seragam di lahan. Irigasi luapan dapat cocok diterapkan di lahan dengan
permukaan relatif datar atau dapat dibuat datar dengan murah dan tanpa mengurangi produksi.
Umumnya irigasi luapan baik untuk tanah dengan kapasitas infiltrasi sedang sampai rendah.
Seringkali metode ini tidak cocok diterapkan di tanah pasiran kasar. Tahap-tahap desain irigasi
genangan dapat diterapkan untuk desain irigasi luapan. Tahap terakhir ditambahkan
menenetukan jumlah jalur yang akan diairi setiap pemberian irigasi (Acmadi, 2013).
Pemberiaan air dengan cara genangan Dengan cara irigasi genangan ini dilakukan dengan
cara menggenangi lahan pertanian degan air irigasi. Air ini dibawa dari sumbernya dengan
menggunakan saluran tanah.saluran pasangan atau pipa - pipa. Penggunaan saluran tanah atau
tanpa perkuatan. Dilakukan kalau tanah dasar cukup baik sehingga kehilangan debit akibat
rembesnya air pada saluran tidak terlalu besar. Atau juga kalau kecepatan aliran pada saluran
cukup rendah sehingga tidak mungkin mengakibatkan erosi pada saluran. Kalau di perkirakan
rembesan akan besar, maka perlu dipertimbangkan untuk menggunakan saluran pasangan atau
pipa-pipa. Umumnya pemakaiaan air untuk irigasi genangan ini cukup besar. Karena itu pada
daerah yang debit tersedianya tidak cukup besar, sitem ini sebaiknya dihindari. Apalagi untuk
daerah yang tanah pertaniannya mempunyai permeabilitas yang tinggi.sehingga rembesan dan
perkolasinya tinggi. Sistem ini sebaikya tidak digunakan.

Prosedur desain irigasi genangan :


1. Menentukan layout petak
 lokasi sumber air sedapat mungkin berada pada posisi yang memungkinkan seluruh lahan
diairi secara gravitasi
 bentuk lahan biasanya mengikuti topografi, tetapi bila memungkinkan bentuk bentuk segi
empat merupakan bentuk yang paling menguntungkan
 ukuran lahan (panjang dan lebar) ditentukan berdasarkan kapasitas infiltrasi dan debit
2. Menentukan kebutuhan air irigasi
3. Menentukan waktu infiltrasi (opportunity time) yaitu waktu yang diperlukan untuk air untuk
meresap ke dalam tanah
4. Menentukan debit irigasi
 debit harus cukup besar untuk memberikan air yang seragam ke seluruh lahan tetapi tidak
terlalu besar sehingga dapat menimbulkan erosi
5. Menentukan waktu pemberian air irigasi (inflow time) yaitu waktu yang diperlukan untuk
meresapkan sejumlah air yang diperlukan ke seluruh lahan.
Kelebihan
• Mudah dalam pengelolaan,
• Biaya murah,
• Cocok untuk tanaman yang memerlukan banyak air
• Energi yang digunakan berupa energi gravitasi
• Cocok untuk lahan yang relatif datar
Kekurangan
• Tanah menjadi retak jika kering,
• Banyak kehilangan air,
• Tidak cocok diterapkan pada daerah dengan air sedikit
• Membutuhkan air dalam jumlah besar
• Tidak cocok untuk lahan yang bergelombang

• tanah menjadi retak jika kering,


• banyak kehilangan air,
• tidak cocok diterapkan pada daerah dengan air sedikit
• Membutuhkan air dalam jumlah besar
• Tidak cocok untuk lahan yang bergelombang

Acmadi, M. 2013. Irigasi di Indonesia. Media press : Yogyakarta.

Racmad, nur. 2009. Irigasi Dan Tata Guna Lahan. Pt Gramedia : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai