Anda di halaman 1dari 16

METODE IRIGASI PERMUKAAN

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas pribadi pada mata kuliah “Irigasi
dan Drainase”

Dosen Pengajar:

Dr. Ir. Hairul Basri, M.Sc

Disusun oleh:

Usnul Khatimah (1905108010009)

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas berkat rahmat,
karunia serta kasih saying-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Irigasi dan Drainase
dengan judul mengenai tentang “METODE IRIGASI PERMUKAAN” dengan sebaik
mungkin. Sholawat bersertakan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi terakhir,
penutup para Nabi sekaligus satu -satunya Uswatun Hasanah kita, Nabi Muhammad SAW.
tidak lupa pula ucapan beribu terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Hairul
Basri, M.Sc sebagai dosen pengajara saya dalam mata kuliah ini.

Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi makalah ini maupun yang berkaitan
dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal saya selaku para
penulis.

Semoga dengan penulisan makalah ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
kita serta saya para penulis mengharapkan kritikan atau saran dari para pembaca guna
untuk memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Banda Aceh, 24 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… ii

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 1

C. Tujuan………………………………………………………………………………… 2

BAB II. PEMBAHASAN……………………………………………………………… 3

A.Macam – Macam Jenis Irigasi………………………………………………………… 3

B. Kelebihan Irigasi Permukaan ………………………………………………………. 4

C. Kelemahan Irigasi Permukaan……………………………………………………… 4

D. Macam – Macam Sistem Irigasi Permukaan………………………………………… 4

BAB III. PENUTUP…………………………………………………………………… 12

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………… 12

B. Saran………………………………………………………………………………….. 12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 13

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan sumberdaya alam yang paling penting dalam menunjang kehidupan
semua makhluk hidup yang ada di bumi. Air memiliki peranan yang sangat penting bagi
pertanian utamanya bagi usaha tani padi sawah , jagung dan tanaman pertanian yang
lainnya. Tanaman padi merupakan tanaman yang banyak membutuhkan air, khususnya
pada saat tumbuh mereka harus selalu tergenangi air.Agar produktivitas padi dapat efektif
dalam satu satuan luas lahan, maka dibutuhkan suplai air yang cukup melalui irigasi.

Irigasi merupakan prasarana untuk meningkatkan produktifitas lahan dan


meningkatkan intensitas panen pertahun. Tersedianya air irigasi yang cukup terkontrol
merupakan input untuk meningkatkan produksi padi. Irigasi adalah proses penambahan air
untuk memenuhi kebutuhan lengas tanah bagi pertumbuhan tanaman. Atau dengan
pengertian lain irigasi yaitu usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah permukaan,
irigasi tetes, dan irigasi curah.

Irigasi permukaan atau Surface Irrigation System merupakan model irigasi pertama
yang pernah digunakan dan dianggap sebagai metode paling kuno dalam pertanian
Indonesia. Model irigasi kuno ini terbilang paling mudah untuk diaplikasikan karena air
untuk irigasinya bisa diambil dari sumber air terdekat, seperti sungai atau bahkan waduk
(bendungan). Namun pada dunia pertanian yang semakin berkembang, sudah selayaknya
petani menggunakan peralatan ataupun teknologi modern dalam pelaksanaan usaha budi
daya. Tidak terkecuali, ketika sedang melakukan pengairan atau irigasi. Oleh karenanya
pada makalah ini di bahas lebih lanjut mengenai Irigasi permukaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja macam macam jenis irigasi ?

2. Apa pengertian metoda irigasi permukaan (surface irrigation ) ?

3. Kelebihan metode irigasi permukaan ?

4. Kelemahan metode irigasi permukaan ?

1
5. Bagaimana irigasi permukaan sistem basin ?

6. Bagaimana irigasi permukaan sistem border ?

7. Bagaimana irigasi permukaan sistem furrow ?

8. Bagaimana irigasi permukaan sistem surjan?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa saja macam macam jenis irigasi

2. Mengetahui pengertian metoda irigasi permukaan (surface irrigation )

3. Mengetahui kelebihan metode irigasi permukaan

4. Mengetahui kelemehan metode irirgasi permukaan

5. Mengetahui irigasi permukaan sistem basin

6. Mengetahui irigasi permukaan sistem border

7. Mengetahui irigasi permukaan sistem Furrow

8. Mengetahui irigasi permukaan sistem surjan

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Macam-Macam Jenis Irigasi


a. Irigasi permukaan

Irigasi permukaan adalah metode pemberian air yang paling kuno. Sistem irigasi
permukaan terjadi dengan menyebabkan air ke permukaan tanah dan membiarkan air
meresap (terinfiltrasi) ke dalam tanah. Pada irigasi permukaan, air diberikan secara
langsung melalui permukaan tanah dari suatu saluran atau pipa dimana elevasi muka airnya
lebih tinggi dari elevasi lahan yang akan diairi sekitar 10-15 cm. Irigasi permukaan adalah
sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun
melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara
gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Ada 2 (dua) syarat penting untuk
mendapatkan sistem irigasi permukaan yang efisien, yaitu perencanaan sistem distribusi air
untuk mendapatkan pengendalian aliran air irigasi dan perataan lahan (land grading) yang
baik, sehingga penyebaran air seragam ke seluruh petakan.

b. Irigasi bawah permukaan

Sistem irigasi bawah permukaan merupakan salah satu bentuk dari irigasi mikro,
tetapi jaringan atau alat irigasinya diletakkan di bawah permukaan tanah. Irigasi ini bisa
berupa pipa-pipa semen dengan diameter 10 cm dan tebal dinding 1 cm yang disambung-
sambung. Sistem irigasi bawah permukaan lebih sesuai diterapkan pada daerah dengan
tekstur tanah sedang sampai kasar. Hal ini agar tidak sering terjadi penyumbatan pada
lubang-lubang tempat keluarnya air.

c. Irigasi curah

Irigasi curah merupakan cara irigasi dengan menyemprotkan air ke udara kemudian
air jatuh ke permukaan tanah seperti air hujan. Tujuan dari cara ini adalah agar air dapat
diberikan secara merata dan efisien pada areal pertanaman. Sistem irigasi curah cocok pada
daerah dimana kecepatan angin tidak terlalu besar, yang menyebabkan sebagian air yang
diberikan hilang melalui evaporasi. Dengan demikian, efisiensi penggunaan air irigasi yang
lebih tinggi dapat dicapai.

3
d. Irigasi tetes

Irigasi tetes merupakan cara pemberian air pada tanaman secara langsung, baik pada
permukaan tanah maupun di dalam tanah melalui tetesan secara berkesinambungan dan
perlahan pada tanah di dekat tumbuhan. Alat pengeluaran air pada sistem irigasi tetes
disebut emiter atau penetes. Setelah keluar dari penetes (emiter), air menyebar ke dalam
profil tanah, baik secara horizontal maupun vertikal akibat gaya kapilaritas dan gravitasi.
Irigasi tetes cocok untuk tanah yang tidak terlalu kering.

B. Kelebihan Irigasi Permukaan

Kelebihan suatu yang didapat apabila menggunakan metode irigasi permukaan yaitu
adalah:

1. Tidak membutuhkan pemahaman yang tinggi dalam operasi dan pemeliharaan (O


& P).
2. Dapat dikembangkan dengan biaya investasi kecil.
3. Jika topografi tidak terlalu bergelombang,biaya yangdiperlukan tidak terlalu besar.
4. Energi yang digunakan berupa energi gravitasi.
5. Kurang dipengaruhi oleh karakteristik iklim dan kualitas air.
6. Aliran gravitasi memiliki fleksibilitas tinggi dan relatif mudah dikelola.
7. Salinitas lebih mudah dikendalikan.

C. Kelemahan Irigasi Permukaan

Disamping memiliki kelebihan, irigasi permukaan juga memilki kelemahan, yaitu:

1. Efisiensikurang dari65%.
2. Membutuhkan air dalam jumlah yang besar.
3. Perkiraan jumlah air irigasi yang dibutuhkan lebih sulit.
4. Membutuhkan tenaga kerja lebih banyak dan lebih intensif.

D. Macam – Macam Sistem Irigasi Permukaan


a. Basin irrigation

Irigasi cekungan adalah bentuk irigasi permukaan yang paling umum, terutama di
daerah dengan tata letak ladang kecil. Jika suatu lapangan datar ke segala arah, dikelilingi
4
oleh tanggul untuk mencegah limpasan dan memberikan aliran air yang tidak terarah ke
lapangan, itu disebut sebagai cekungan. Jika cekungan kecil atau jika tingkat debit yang
tersedia relatif besar, hanya ada sedikit tanah yang tidak dapat menerima irigasi cekungan.
Umumnya, irigasi cekungan disukai oleh tanah asupan sedang hingga lambat dan tanaman
yang berakar dalam dan berjarak dekat. Tanaman yang tidak tahan terhadap banjir dan
tanah yang mengalami pengerasan kulit dapat diairi cekungan dengan membuat alur atau
menggunakan penanaman bedengan. Irigasi cekungan adalah metode yang efektif untuk
melarutkan garam dari profil tanah ke air tanah yang lebih dalam.

Sistem irigasi cekungan dapat diotomatisasi dengan kontrol aliran yang relatif
sederhana dan murah di saluran masuk cekungan tetapi juga memiliki sejumlah
keterbatasan yang diakui terutama terkait dengan pertanian di negara-negara kurang
berkembang. Perataan tanah yang akurat merupakan prasyarat untuk keseragaman dan
efisiensi yang tinggi, tetapi hal ini sulit dilakukan di daerah kecil. Tanggul perimeter harus
dipelihara dengan baik untuk menghilangkan pelanggaran dan pemborosan. Sulit dan
sering tidak mungkin untuk menggabungkan penggunaan mesin pertanian modern di
cekungan kecil, sehingga membatasi irigasi cekungan skala kecil untuk budidaya tangan
dan tenaga hewan. Irigasi basin banyak digunakan untuk tanaman padi. Air diberikan
melalui sifon, saluran maupun pintu air ke petakan lahan kemudian ditahan di petakan
dengan kedalaman selama waktu yang dikehendaki. Dan irigasi ini paling sesuai untuk
lahan dengan laju infiltrasi sedang sampai rendah (±50 mm/jam) dankemiringankecil (0–
0.5). Contoh metode irigasi basin, yaitu:

5
b. Border irrigation

Dalam banyak keadaan, irigasi perbatasan dapat dipandang sebagai perluasan


irigasi cekungan untuk memasukkan bentuk bidang persegi panjang atau berkontur,
memanjang tetapi tidak ada kemiringan lateral, dan kondisi drainase bebas atau tersumbat
di ujung bawah. Dalam irigasi perbatasan, sebuah ladang dibagi menjadi jalur-jalur yang
dipisahkan oleh punggungan pembatas yang mengalir di lereng ladang. Lebar garis
biasanya dari 6 hingga 30 meter. Daerah antara punggung bukit tergenang selama irigasi.
Irigasi perbatasan digunakan untuk tanaman pohon dan tanaman seperti alfalfa (Medicago
sativa) dan biji-bijian kecil.

Petakan lahan dibuat pematang sejajar sebagai pengendali lapisan aliran air irigasi
yang bergerak ke arahkemiringan lahan. Lahan dibagi menjadi beberapa petakan yang
sejajar yang dipisahkan masing-masing oleh pematang rendah,kemiringan biasanya satu
arah. Masing-masing petakan(border)diberikan air irigasi secara terpisah. Air irigasi
menyebar merata sepanjang kemiringan lahan yang dikendalikan olehpematang tersebut.
Contoh boeder irrigation adalah:

Secara spesifikasi irigasi border terdiri atas:

1. Lebar border

Umumnya berkisar antara 3 ~ 15 m, tergantung pada debit yang tersedia dan derajat
kemiringan lahan. Jika debit yang tersedia kecil, maka lebar border akan berkurang. Tetapi
akan tidak ekonomis jika lebar border lebih kecil dari 3 m, karena akan terlalu banyak

6
lahan yang dipakai untuk pematang. Lahan pertanian dibagi-bagi menjadi petak-petak kecil
yang dikelilingi oleh tanggul kecil dimana air irigasi ditampung untuk memenuhi
kebutuhan tanaman didalamnya. Terdapat dua perbedaan dasar antara sistem border
dengan sistem basin, antara lain: a) Border umumnya memiliki kemiringan lahan seragam
dari saluran irigasi ke arah saluran petak border. Sedangkan pada petak basin, elevasi
adalah datar (level) ke segala arah. b) Border umumnya memiliki karakteristik bentuk
memanjang dan agak sempit jika dibandingkan dengan basin. Irigasi sistem border dapat
digunakan dan cocok untuk berbagai lapangan, tanaman, jenis tanah dan praktek pertanian.

2. Panjang Boder

Panjang border tergantung pada bagaimana cepatnya lahan tersebut dibasahi air irigasi
secara seragam sepanjang border tersebut. Jadi tergantung pada laju infiltrasi tanah,
kemiringan dan debit aliran. Untuk kemiringan yang sedang (moderate) dan debit aliran
kecil sampai sedang, umumnya panjang border untuk setiap kelas testur tanah adalah
seperti pada Tabel :

Tekstur Tanah Panjang Border ( m )


Pasir sampai lempung berpasir 60 - 120
Lempung 100 - 180
Lempung berliat sampai liat 150 - 180

3. Kemiringan

Border seharusnya mempunyai kemiringan yang seragam. Jika kemiringan terlalu besar
maka air irigasi mengalir terlalu cepat, sehingga di bagian pangkal border tidak cukup
merembeskan air sedangkan di bagian ujung terjadi kehilangan karena perkolasi yang
besar. Selain itu juga dapat menyebabkan erosi yang cukup besar. Sebaliknya kemiringan
yang terlalu kecil menyebabkan aliran air terlalu lambat sehingga perkolasi di bagian
pangkal cukup besar sedangkan di bagian ujung tidak cukup air. Batas aman kemiringan
yang direkomendasikan untuk berbagai kelas tekstur tanah adalah seperti pada Tabel:

Tekstur Tanah Kemiringan ( % )


Pasir sampai lempung berpasir 0,25 – 0,60
Lempung 0,20 – 0,40

7
4. Debit aliran air

Debit tergantung pada laju infiltrasi dan lebar border. Seringkali debit ini dinyatakan
dalam debit per satuan lebar border. Pendugaan debit maksimum yang diijinkan tanpa
mempertimbangkan faktor jenis tanah dapat diduga dengan persamaan: 75,0 max 57 ,5 −
×= sq , dimana qmax: maksimum unit debit yang masih aman (l/det/m), s : kemiringan
lahan (%)

5. Perataan tanah

Untuk mendapatkan kemiringan yang seragam diperlukan perataan tanah (land grading).
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pengembangan lahan pertanian dan perataan
lahan adalah terdiri: (a) peralatan untuk menggusur semak belukar, menumbangkan pohon
dan mencabut akar (b) peralatan untuk menggusur tanah membuat gali dan timbunan; (c)
peralatan untuk pekerjaan akhir (fnishing) yakni perataan tanah, lereng seragam; (d)
peralatan untuk membuat galengan atau alur untuk irigasi.

8
c. Furrow irrigation

Sebuah alternatif untuk membanjiri seluruh permukaan lapangan adalah


pembangunan saluran-saluran kecil di sepanjang arah utama pergerakan air. Air yang
dimasukkan dalam "alur", "lipatan" atau "gelombang" ini menyusup melalui perimeter
yang dibasahi dan bergerak secara vertikal dan lateral setelahnya untuk mengisi kembali
tanah. Alur dapat digunakan dalam hubungannya dengan cekungan dan perbatasan untuk
mengatasi variasi topografi dan pengerasan kulit. Alur beradaptasi dengan baik untuk
tanaman baris, kebun atau kebun anggur.

Alur memberikan kemampuan pengelolaan air di lahan pertanian yang lebih baik di
sebagian besar kondisi irigasi permukaan. Laju aliran per satuan lebar dapat dikurangi
secara substansial dan kondisi topografi dapat menjadi lebih parah dan bervariasi. Area
basah yang lebih kecil dapat mengurangi kerugian evaporasi pada tanaman dengan jarak
tanam yang luas. Alur memberikan fleksibilitas operasional yang penting untuk mencapai
efisiensi tinggi untuk setiap irigasi sepanjang musim. Ini adalah masalah sederhana
(walaupun padat karya) untuk menyesuaikan ukuran aliran alur untuk mengubah
karakteristik asupan dengan hanya mengubah jumlah alur yang dipasok secara bersamaan.
Air dialirkan melalui alur-alur atau saluran kecil yang dibuat searah atau memotong slope
(kemiringan). Air masuk ke dalam tanah melaluidasar alur dan dinding alur. Sesuai untuk
diterapkan pada tanaman yang mudah rusak, jika bagian tanamannya terkena air. Contoh
irigasi furrow , yaitu:

9
Terdapat 2 jenis alur yakni (a) alur lurus (straight furrow), (b) alur kontour (contour
furrow). Berdasarkan ukuran dan jarak antar alur dapat diklasifikasikan menjadi alur dalam
(deep furrow) dan alur dangkal (corrugation). Untuk irigasi tanaman pohon buah-buahan,
jumlah dan spasing alur diatur sesuai dengan pertumbuhan tanaman dan perkembangan
perakaran. Pada tanaman muda umur 1~2 tahun satu alur untuk mengairi 2 baris pohon .
Pada waktu tanaman dewasa 2~5 tahun jumlah alur irigasi ditambah menjadi 2 alur untuk
satu baris pohon Pada waktu tanaman mulai berbuah produktif diperlukan banyak air,
maka arah alur diubah menjadi berbentuk zig-zag .

Desain irigasi furrow meliputi panjang kanal, jarak antar kanal dan kedalaman
kanal. Panjang kanal berkisar 100-200 m dengan memperhatikan perkolasi dan erosi. Jarak
antar alur 1-2 m, tergantung jenis tanaman dan sifat tanah. Kedalaman alur 20-30 cm untuk
memudahkan pengendalian dan penetrasi air.

d. Surjan irrigation

Sistem budi daya surjan (atau sistem surjan saja) adalah salah satu sistem
pertanaman campuran yang dicirikan oleh perbedaan tinggi permukaan bidang tanam pada
suatu luasan lahan. Perbedaan ketinggian ini minimal 50 cm. Dalam bahasa Inggris, sistem
ini disamakan dengan alternating bed system. Bidang tanam ini dibuat memanjang
sehingga dari atas akan tampak seperti garis-garis (strip) berselang-seling, karena masing-
masing bidang tanam yang berbeda tingginya ditanami oleh komoditas tanam yang
berbeda. Dari bentuk garis-garis inilah nama "surjan" dipakai, karena mirip dengan pola
strip pada pakaian tradisional berbahan lurik dari Yogya, surjan.

10
Dalam sistem surjan, bidang yang rendah disebut "lembah" dan yang tinggi disebut
"bukit". Lembah biasanya ditanami padi pada musim hujan. Pada musim kemarau, lembah
ditanami palawija untuk memanfaatkan sisa kelembaban air yang tersisa. Bagian bukit
dapat ditanami bermacam-macam komoditi, biasanya palawija atau rumput pakan ternak.
Di beberapa tempat di Jawa yang memiliki lahan sawah, bagian bukit ditanami pohon
buah-buahan, seperti mangga atau jeruk. Pada tempat-tempat yang sering mengalami
surplus air pada musim penghujan, bagian lembah digunakan sebagai pengontrol kelebihan
air, menjadi penampung kelebihan air. Tanaman yang tumbuh di bagian bukit akan selamat
dari genangan air yang tinggi. Contoh irigasi surjan adalah:

11
BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penulisan makalah yang sudah ditulis, maka dapat disimpulkan bahwa
yaitu:

1. Irigasi permukaan disamping memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan.


2. Beberapa sistem irigasi permukaan diantaranya ada border irrigation, basin
irrigation, surjan irrigation, dan surjan irrigation.
3. Pada daerah yang sering di genangi banjir maka sistem irigasi surjan adalah yang
paling cocok di gunakan dari metode irigasi permukaan.
B. Saran

Harusnya ketik kita hendak membuat suatu perkebunan metode irigasi sangatlah
penting untuk di perhatikan karena menentukan keberhasilan panen. metoda irigasi yang
dipilih, sesuatu yang diperlukan adalah merancang sistim irigasi sehingga menghasilkan
pemakaian air oleh tanaman yang paling efisien. Metode irigasi disesuaikan dengan
kondisi lahan dan biji benih.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.geo.fu-
berlin.de/en/v/iwrm/Implementation/technical_measures/Irrigation-
systems/sprinkler/linear_move/index.html

https://www.slideshare.net/kharistya/10-irigasi-permukaan

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_budi_daya_surjan

13

Anda mungkin juga menyukai