Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Ujian Akhir
Semester (UAS) Praktikum Sistem Pertanian Terapung
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tetap
Praktikum Sistem Pertanian Terapung Budidaya Tanaman Kangkung ini dengan
tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas laporan ini.
Kemudian, Saya menyadari bahwa laporan ini masih penuh dengan
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi kesempurnaan laporan
ini.
Penulis
Bintang Adha Perdana
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Tujuan 2................................................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertanian Terapung................................................................................. 2
2.2 Ultisol ................................................................................................... 3
2.3 Tanaman Kangkung................................................................................ 3
2.4 Pupuk NPK.............................................................................................. 4
BAB 3 PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu Dan Tempat................................................................................. 6
3.2. Alat Dan Bahan....................................................................................... 6
3.3. Cara Kerja............................................................................................... 6
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .......................................................................................................... 7
4.2 Pembahasan................................................................................................ 7
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 8
5.2 Saran .......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Ultisol
Walaupun tanah ultisol ini mempunyai sifat kimia yang kurang baik, tetapi
jika dilakukan pengelolaan tanah yang sesuai bisa berproduksi secara optimal.
Saat ini karena tanah-tanah yang relatif subur semakin berkurang akibat
penggunan lahan yang tidak sesuai, maka pemerintah terpaksa mulai
memanfaatkan tanah-tanah yang relatif kurang subur seperti Ultisol untuk
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. (Karnilawati.2018)
gurih.Ditinjau dari segi kandungan gizi tanaman kangkung setiap 100 g bahan
mengandung kalori sebesar 31 kal, protein 1.0 g, lemak 0.3 g, karbohidrat 7.3
g,kalsium 29 mg, vitamin A 470 mg, vitamin B1 0.05 mg, air 90.9 %. Pemberian
air cucian beras terbaik yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman
kangkung adalah konsentrasi 1.5 liter air cucian beras yang terlihat dari tingginya
bobot segar tanaman yaitu 1.00 g, dan bobot segar/plotyaitu 7.83 cm dan bobot
kering tanaman adalah 0.83 g. (Bahar.2016)
Pemanfaatan sisa bahan organik yang dibuat pupuk kompos salahs atunya
sangat bermanfaat untuk mengurangi pencemaran lingkungan.Penggunaan pupuk
kompos dalam jangka panjang dapat memperbaiki sifat fisik,kimia dan biologi
tanah. Pupuk kompos mudah dibuat dan teknologinya sederhana. Kompos adalah
bahan-bahanorganik (sampah organik) yang telah mengalami proses pelapukan
karena adanya interaksi antara mikroorganisme(bakteri pembusuk) yang bekerja
di dalamnya (Suhastyo, 2017).
Pengaruh aplikasi kompos limbah media tanam jamur tiram dan kuping
terhadap pertumbuhan, hasil dan kualitas hasil kangkung darat serta menentukan
dosis yang optimal. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok
Lengkap Faktorial. Faktor pertama yaitu jenis limbah jamur dengan 2 taraf
perlakuan limbah jamur tiram (P1) dan limbah jamur kuping (P2). Faktor kedua
yaitu dosis pupuk limbah jamur dengan 3 taraf perlakuan, takaran 10 ton/ha (T1),
takaran 20 ton/ha (T2) dan takaran 40 ton/ha (T3). Kontrol pada penelitian ini
adalah tanpa pemberian pupuk kompos limbah jamur. (Fikri, et.al.2017).
6
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum Sistem Pertanian Terapung yang telah dilakukan,
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1
Pengamatan ke- Tinggi Tanaman Jumlah Daun Keterangan
1 0 cm 0 -
2 3 cm 2 Tumbuh dengan baik
3 9,5 cm 6 Tumbuh dengan baik
4 12 cm 8 Tumbuh dengan baik
4.2.Pembahasan
Pemanfaatan lahan rawa di Indonesia memiliki peranan penting
dan strategis bagi pengembangan pertanian terutama mendukung
ketahanan pangan nasinal. Hal ini disebabkan oleh luas lahan rawa
yang berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian khususnya tanaman
holtikultura seperti kangkung. Kangkung menjadi pilihan pada sistem
pertanian terapung ini karena tanaman tersebut memiliki pertumbuhan
yang cukup cepat dan mudah untuk dibudidayakan.
Bahan tanam yang digunakan pada praktikum sistem pertanian
terapung ini adalah benih kangkung. Penanaman benih kangkung dapat
dilakukan secara langsung ataupun disemai terlebih dahulu. Persemaian
dapat dilakukan untuk mengurangi presentase kematian tanaman dan
sebagai bahan sulam bagi tanaman yang rusak ataupun mati pada saat
pemeliharaan.
Media yang digunakan pada penanaman kangkung secara terapung
ini adalah Styrofoam, dikarenakan kemudahan untuk mendapatkan
7
bahan dan memudahkan untuk proses pembuatan tempat pot serta
mempercepat proses penanaman. Selain itu warna Styrofoam yang
berwarna putih dapat berguna untuk memantulkan panas matahari,
sehingga larutan nutrisi didalam media tanam tidak akan menjadi
panas, atau setidaknya memiliki nilai penyerapan panas yang lebih
kecil
daripada warna lainnya.
kompos merupakan salah satu solusi terhadap permasalahan
sampah organik yang kian menumpuk sebagai dampak pertumbuhan
penduduk. Pengurangan jumlah sampah juga merupakan tanggung
jawab kita didalam melestarikan lingkungan untuk kehidupan manusia
yang berkelanjutan (sustain)
Pupuk kompos adalah peruraian bahan organik oleh jasad renik
(mikrobia). Pemberian kompos tidak hanya memperkaya unsur hara
bagi tanaman, namun juga berperanan dalam memperbaiki struktur
tanah, tata udara dan air dalam tanah, mengikat unsur hara dan
memberikan makanan bagi jasad renik yang ada dalam tanah sehingga
meningkatkan peran mikrobia dalam menjaga kesuburan tanah. Pupuk
organik cair merupakan pupuk yang berbentuk cair. Pupuk tersebut
mudah disiapkan dan sangat berguna untuk banyak hal, termasuk
pembenihan, tumbuhan kecil, tanaman buah- buahan dan tanam–
tanaman besar lainnya. Ini merupakan suatu cara yang baik untuk
membuat pupuk yang kaya akan unsur hara dari pupuk kandang dan
bahan– bahan organik lainnya dalam jumlah kecil. Pupuk cair dapat
dengan mudah siramkan pada lahan –lahan yang luas. Pupuk cair dibuat
dalam larutan konsentrasi sehingga perlu dicampur dengan air untuk
pemakaiannya. Pupuk dapat disimpan dan bertahan lama dan bisa
digunakan untuk areal yang lebih luas. Pupuk dapat disimpan dimana
saja, asalkan harus terlindung dari matahari dan hujan lebat.
8
BAB 5
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum budidaya tanaman kangkung secara
terapung yang telah dilaksanakan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tanaman yang dapat dibudidayakan pada system pertanian
terapung adalah kangkung, padi, selada merah,dan kubis bunga, dan
lada perdu.
2. Keuntungan dari sistem pertanian terapung adalah tidak perlu
dilakukan penyiraman karena air berdifusidari bawah media.
3. Keuntungan menggunakan media Styrofoam adalah mudah
didapat, mempercepat pekerjaan dan dapat memantulkan sinar
matahari sehingga larutan nutrisi yang ada didalam media tanam tidak
menjadi panas
4. Pemupukan menggunakan Kompos bermanfaat bagi
pertumbuhan tanaman sehingga tanaman kangkung tumbuh dengan
baik dan maksimal.
5.2. Saran
uji terhadap kualitas pupuk organik yang dihasilkan dan uji pada
tanaman pangan dan ortikultura. Perlu dilakukan pelatihan proses
pengepakan kompos dan standarisasi produk untuk Perlu dilakukannya
9
DAFTAR PUSTAKA
Bernas, S. M., Pohan, A., Fitri, S. N. A., & Kurniawan, E. 2012. Model
pertanian terapung dari bambu untuk budidaya kangkung darat
(Ipomoea reptans Poir.) di lahan rawa. Jurnal Lahan Suboptimal, Vol
1(2),: 177-185.
Hasbi, H., Lakitan, B., & Herlinda, S. 2017. Persepsi Petani terhadap Budidaya
Cabai Sistem Pertanian Terapung di Desa Pelabuhan Dalam, Kecamatan
Pemulutan, Ogan Ilir. Jurnal Lahan Suboptimal: Journal of Suboptimal
Lands, 6(2), 126-133.
Hilwa, W., Harahap, D. E., & Zuhirsyan, M. 2020. Pemberian pupuk kotoran
ayam dalam upaya rehabilitasi tanah ultisol desa janji yang terdegradasi.
Agrica Ekstensia, 14(1).
Pane, M. A., Damanik, M. M. B., & Sitorus, B. 2014. Pemberian bahan organik
kompos jerami padi dan abu sekam padi dalam memperbaiki sifat
kimian tanah ultisol serta pertumbuhan tanaman jagung. Jurnal
Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 2(4), 101546.
Syafrullah, S., Hawalid, H., Minwal, M., & Marlina, N. 2018. Rehabilitasi
kolong pasca penambangan timah dengan teknologi pertanian terapung
pada budidaya tanaman selada merah keriting di Provinsi Bangka
Belitung. Jurnal Lahan Suboptimal: Journal of Suboptimal Lands, 7(1),
10
11
88-96.
12
LAMPIRAN
Dokumentasi 1
Dokumentasi 2
Dokumetasi 3