Anda di halaman 1dari 5

PAPER PENGANTAR ILMU PERTANIAN

PERBANDINGN PERTANIAN DI CINA DAN INDONESIA


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pertanian
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Oktavia S. Padmini, M.Si.

Disusun oleh:
Afia Nurhutami
(134160072)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA
2016

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar nomor 4 di


dunia. Jumlah penduduk Indonesia mencapai 249,9 juta jiwa. Indonesia dikenal
dengan negara agraris, dimana sektor pertanian menjadi sektor penting dalam
perkembangan ekonomi. Kebutuhan beras Indonesia adalah 31,2 ton pertahun, untuk
memenuhi kebutuhan beras tersebut harus disediakan lahan seluas 7,8 juta hektar
dengan produksi 6,5 ton per hektar dalam sekali produksi. Usaha pokok untuk
pembangunan pertanian di indonesia adalah ekstensifikasi, intensifikasi, dan
rehabilitasi.
Cina adalah negara dengan jumlah terbesar di dunia, yaitu mencapai 1,2 milyar.
Cina merupakan negara yang mayoritas penduduknya adalah petani dan pertaian
merupakan sektor penting dalam perekonomian Cina. Kebutuhan beras di Cina
sekitar 93,6 ton pertahun. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus disediakan
lahan seluas 23,4 juta hektar dengan produktivitas 6,5 ton per hektar dalam sekali
produksi.
Pembangunan pertanian di Cina dilakukan dengan mengintegrasikan hutan
sebagai reservoir air, penggunaan teknologi tepat guna, pemilihan komoditi spesifik
lokasi, orientasi pasar, dan pemberdayaan rakyat. Di Cina lahan untuk pertanian
adalah milik egara, jadi petani yang akan menggunakan lahan harus menyewa,
dengan demikian tidak ada spekulasi lahan.
Sistem pertanian merupakan seperangkat gagasan, elemen-elemen kebudayaan,
ketrampilan, teknik, praktek, prasangka, dan kebiasaan yang terintegrasi secara
fungsional dalam suatu masyarakat berkaitan dengan hubungan mereka dengan tanah
pertaniannya (Smith dan Zopf). Sistem pertanian yang ada di Indonesia diantaranya
adalah sistem pertanian sawah, tegal, talun, pekarangan, dan perkebunan.
Sistem pertanian sawah merupakan teknik bududaya tanaman yang tinggi,
terutama dalam pengolahan lahan dan pengelolaan air, sehingga stabilitas biologi
yang tinggi dan kesuburan tanah dapat dipertahankan. Sistem sawah merupakan
potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Pada sistem sawah,
petani menggunakan sistem pengolahan tanah yang monokultur untuk pengairan,

airnya cukup dengan sedikit tergenang. Hal ini untuk menanggulangi gulma. Jarak
antar tanaman pun juga diatur.
Sistem petanian tegal merupkan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu
sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam.
Pengolahan

tanahnya

sangat

minimum,

produktivitas

bergantung

kepada

ketersediaan lapisan humus yang ada. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah
dengan jumlah penduduk sedikit dan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang
dibudidayakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbiumbian.
Talun adalah salah satu sistem agroforestry yang khas, ditanami dengan
campuran tanaman tahunan/kayu (perennial) dan tanaman musiman (annual), dimana
strukturnya menyerupai hutan. Sistem pertanian ini berkembang di lahan-lahan yang
kering dan jauh dari perairan. Pengelolaan tegal pada umumnya jarang menggunakan
tenaga intensif. Tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman yang tahan kekerian
dan pohon-pohonan.
Lahan pekarangan merupakan lahan yang efektif dan efisien untuk bercocok
tanam. Kita dapat membudidayakan tanaman tanpa adanya pupuk. Selain lebih
efisien lahan pekarangan merupaan lahan yang ramah lingkungan. Siste pertanian
pekarangan telah mencerminkan pertanian terpadu. Hal ini dikarenakan sistem
pertanian ini tidak memerlukan input dari luar dan hanya memanfaatkan sesuatu
yang ada di lahan tersebut.
Sistem pertanian perkebunan berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor.
Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, teh dan coklat yang
merupakan hasil utama, Sampai sekarang sistem perkebunan berkembang dengan
manajemen yang industri pertanian.
Kelebihan pertanian Indonesia adalah tidak memiliki ketergantungan terhadap
alat canggih. Sedangkan kekurangannya adalah modalnya terbatas, masih
menggunakan teknologi yang sederhana, dan sangat dipengaruhi oleh musim.

Beberapa tahun belakangan ini Cina mulai kekurangan lahan pertanian akibat
dari pertumbuhan penduduk dan pesatnya perkembangan industri. Cina masih
memiliki lahan pertanian yang luas dan mampu mencukupi 20 persen kebutuhan
pangan dunia, namun hanya 15 persen dari lahan tersebut yang bisa dipakai untuk
lahan pertanian. bahkan, hanya 1,2 persen saja yang digunakan sebagai lahan
permanen pertanian.
Untuk mengatasi penyempitan lahan pertanian, pemerintah Cina membangun
gedung setinggi 187 meter untuk lahan pertanian. Konsep vertikal ini dijadikan
sebagai sentra budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan. Sebuah perusahaan
arsitektur di Spanyol menyatakan bahwa sistem vertikal ini dapat mengatasi masalah
pertanian di masa depan. Struktur lantainya terinspirasi dari lahan pertanian
tradisional Cina, yang masing-masing berupa galangan melingkari gedung. Lantai
ini bisa mengubah sendiri posisi terbaiknya, misalnya agar tanaman bisa
mendapatkan sinar matahari maupun uap air secara maksimal.
Sistem pertanian di Cina mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
sistem pertanian di Cina adalah hasil yang didapat lebuh maksimal, tidak
membutuhkan banyak tempat, dan tidak membutuhkan banyak tenaga untuk proses
penanaman dan perawatan. Sedangkan kelemahannya adalah membutuhkan tenaga
ahli tidak semua petani dapat melakukannya, membutuhkan ketelatenan dalam
perawatan.
Kelembagaan di indonesia adalah Koperasi Unit Desa (KUD). KUD adalah
koperasi yang beranggotakan penduduk desa dan berlokasi di daerah pedesaan.
Peranan KUD adalah sebagai salah satu pondasi ekonomi berbasis kerakyatan dalam
bidang ekonomi agraris. Di Cina juga memiliki bank spesialis pertanian yaitu
Agricultural Bank of China. Agricultural Bank of China memiliki peran
memudahkan petani dalam peminjaman modal sehingga pertanian dapat berjalan
dengan semestinya.
Indonesia memiliki budaya makan seragam, yaitu seluruh rakyat indonesia
mengkonsumsi nasi (beras). Dengan pola seragam ini, maka Indonesia harus
menyediakan beras yang banyak untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Shingga

ketahanan pangan pada komoditi beras sulit dicapai. Sedangkan cina memiliki
budaya makan diversifikasi. Diversifikasi makan yang dilakukan oleh rakyat Cina
yaitu, mula-mula mereka makan sayuran , kemudian daging atau ikan, kemudian nasi
dan di tutup dengan buah-buahan. Dengan budaya diversifikasi ini dapat membantu
rakyat cina dalam hal ketahanan pangan.

Anda mungkin juga menyukai