NPM : 18025010038
Kelas : Agroteknologi – A
REVIEW JURNAL TANAH
Struktur Tanah
Pada jurnal 1 Struktur tanah berpengaruh terhadap kondisi drainase atau aerasi tanah.
Struktur tanah pada hutan karet berbentuk gumpal membulat dengan termasuk tekstur lempung
berliat karena didominasi fraksi pasir. Pada kelapa sawit bentuk struktur tanah gumpal bersudut
dan gumpal membulat dengan tekstur tanah lempung liat berdebu didominasi liat. semakin
dominan fraksi liat akan makin besar kapasitas penyerapan unsur hara sehingga memudahkan
sistem perakaran untuk menyerap hara dan air akibatnya pertumbuhan dan produksi menjadi
lebih baik.
Pada jurnal 2 struktur tanah pada kebun karet yaitu gumpal membulat dan butir
(Granular). Pada kebun kelapa sawit memiliki bentuk struktur tanah yang sama yaitu gumpal
bersudut sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal dan sisi-sisi membentuk sudut tajam.
Tanah dengan struktur baik (granuler, remah) mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara
lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya
membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dengan rapat
Tekstur Tanah
Pada jurnal 1 tekstur tanah pada kebun karet dengan kedalaman 0 – 30 cm memiliki
kandungan pasir lebih besar dibandingkan dengan debu dan terendah liat. Sedangkan tekstur
tanah pada kebun kelapa sawit pada kedalaman 0 – 30 cm memiliki kandungan debu lebih besar
dibandingkan liat dan terendah pasir. Untuk kedalaman 30 – 60 cm pada kebun karet nilai rata-
rata tekstur tanah fraksi debu lebih besar dibandingkan pasir dan pasir lebih besar dari liat.
Sedangkan untuk tekstur tanah pada kebun kelapa sawit dengan kedalaman 30 – 60 cm dimana
nilai fraksi debu lebih besar dibandingkan liat dan liat lebih besar dari pasir. Tanah yang di
dominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro (besar) di sebut lebih poreus, tanah
yang di dominasi debu akan banyak mempunyai pori-pori meso (sedang) agak poreus, sedangkan
yang di dominasi liat akan banyak mempunyai poripori mikro (kecil) atau tidak poreus.
Pada Jurnal 2 tekstur tanah lahan karet dan lahan kelapa sawit dengan kedalaman 0-30cm
memiliki fraksi pasir lebih tinggi dibandingkan kedalaman 30-60cm, sedangkan fraksi debu dan
lianya lebih rendah dibandingkan kedalaman 30-60cm. Hal ini disebabkan semakin dalam suatu
tanah maka fraksi litanya makin tinggi sehingga kandungan bahan organiknya juga tinggi.
Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butiran-butiran fraksi pasir, debu dan liat, maka
bentuk struktur tanah pada kebun karet dan kelapa sawit memiliki kriteria tekstur tanah lempung
liat berpasir, lempung berliat dan liat.
Pada jurnal 3 ketiga penggunaan lahan sama- sama memiliki tekstur lempung berliat.
Sehingga tidak memperlihatkan adanya perubahan tekstur tanah baik pada kedalaman 0 – 20 cm
maupun pada kedalaman 20 – 40 cm. Hal ini disebabkan oleh sifat fisik tanah yang tidak mudah
berubah.
Permeabilitas Tanah
Pada jurnal 1 Kebun karet mempunyai nilai permeabilitas tanah yang lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai permeabilitas tanah pada kelapa sawit. Hal ini karena kebun karet
didominasi oleh pasir dibandingkan dengan kebun kelapa sawit yang didominasi liat.
Permeabilitas tanah atau kecepatan air menembus tanah sangat bergantung pada tekstur tanah,
apabila tanah yang bertekstur fraksi pasir lebih tinggi maka akan mudah melewatkan air dalam
tanah.
Pada jurnal 2 kebun karet mempunyai nilai permeabilitas tanah lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai permeabilitas tanah pada kebun kelapa sawit baik itu kedalaman 0-30 cm maupun
30-60 cm. Hal ini disebabkan pada kebun karet mempunyai tekstur tanah fraksi pasir lebih tinggi
Kemantapan Agregat Tanah
Pada jurnal 1 Agregat tanah merupakan kumpulan partikel-partikel tanah yang terbentuk
secara alami. Nilai rata-rata kemantapan agregat tanah lebih tinggi pada kebun kelapa sawit
dibandingkan dengan kebun karet. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah fraksi liat lebih tinggi
pada kebun kelapa sawit
Pada jurnal 2 nilai rata-rata kemantapan agregat tanah lebih tinggi pada kebun kelapa
sawit dibandingkan dengan kebun karet baik itu pda kedalaman 0-30 cm maupun 30-60 cm. Hal
ini disebabkan karena tekstur tanah fraksi liat lebih tinggi pada kebun kelapa sawit, Selain itu
nilai bobot isi tanah pada kebun kelapa sawit lebih tinggi dibandingkan dengan kebun karet
berpengaruh terhadap kualitas agregat tanah akan lebih baik pada kebun kelapa sawit
dibandingkan dengan kebun karet.
Kadar Air Lapang
Pada jurnal 1 kebun karet memiliki kadar air kapasitas lapangan lebih tinggi
dibandingkan dengan kebun kelapa sawit baik itu pada kedalaman 0-30 cm maupun 30-60 cm.
Hal ini disebabkan karena tanah tersebut memiliki tekstur yang halus, dimana tekstur tanah halus
akan banyak menampung air atau daya menahan airnya tinggi.
Pada Jurnal 2 Nilai rerata kadar air kapasitas lapangan menunjukan bahwa kebun karet
memiliki kadar air kapasitas lapangan lebih tinggi dibandingkan dengan kebun kelapa sawit baik
itu pada kedalaman 0-30 cm maupun 30-60 cm, hal ini karena tanah yang mengandung liat lebih
banyak maka kemampuan menyimpan air oleh tanah kuat.
Porositas Tanah
Pada jurnal 1 Porositas tanah lebih besar terjadi pada kebun karet dibandingkan dengan
kebun kelapa sawit, karena struktur tanah yang kasar (pasir) biasanya sulit untuk menahan air
sehingga dapat menyebabkan aliran air dalam tanah semakin porus.
Pada jurnal 2 Porositas tanah lebih besar terjadi pada kebun karet dibandingkan dengan
kebun kelapa sawit baik itu pada kedalaman 0-30 cm maupun 30-60 cm. Hal ini dikarenakan
nilai bobot isi tanah pada kebun karet rendah dan nilai kadar air kapasitas lapang pada kebun
karet lebih tinggi. Kandungan bahan organik tanah juga dapat mempengaruhi nilai porositas
tanah semakin tinggi kandungan bahan organik di dalam tanah maka nilai porositas semakin
tinggi. Porositas juga dapat di pengaruhi oleh keadaan struktur tanah. Struktur tanah yang kasar
biasanya sulit untuk menahan air sehingga dapat menyebabkan aliran air dalam tanah semakin
porus.
KESIMPULAN
Peningkatan kandungan bahan organik juga berpengaruh nyata terhadap Total Ruang Pori
Tanah (TRP), Stabilitas Agregat, Pori drainase cepat, pori drainase lambat dan Pori air tersedia.
Namun berbanding terbalik dengan Berat Volume (BV). Peningkatan bahan organik berpengaruh
terhadap kedalaman tanah dan warna tanah, semakin dalam suatu tanah maka warnanya semakin
coklat atau kehitaman yang disebabkan oleh banyaknya kandungan bahan organik.
Tanah yang baik adalah tanah yang memiliki kandungan liat karena semakin dominan
fraksi liat akan makin besar kapasitas penyerapan unsur hara sehingga memudahkan sistem
perakaran untuk menyerap hara dan air akibatnya pertumbuhan dan produksi menjadi lebih baik.
Tekstur fraksi liat lebih tinggi sebanding dengan kemantapan agregatnya yang tinggi pula, Selain
itu nilai bobot isi tanah yang tinggi berpengaruh juga terhadap tingginya kualitas agregat tanah.
Namun berbanding terbalik dengan permeabilitas, semakin tinggi fraksi litanya maka
permeabilitasnya makin rendah. Tanah yang mengandung liat lebih banyak maka kadar air
lapang nya juga tinggi, hal ini disebabkan karena liat mampu menyimpan dan menahan air
dengan baik. Struktur tanah yang kasar biasanya sulit untuk menahan air sehingga dapat menyebabkan
aliran air dalam tanah semakin porus. Sehingga pentingnya dilakukan pengolahan tanah adalah untuk
memperbesar porositas. Porositas juga berpengaruh terhadap permeabilitas tanah, semakin besar pori
dalam tanah maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut. Berdasarkan pernyataan diatas
maka tanah yang lebih baik kualitas sifat fisiknya yaitu tanah yang belum mengalami alih fungsi lahan
(lahan hutan), lalu yang kedua adalah lahan yang digunakan untuk tanaman karet karena tanaman karet
lebih sering menggugurkan daunnya yang baik untuk peningkatan bahan organik. Sedangkan yang
terendah adalah lahan yang digunakan untuk tanaman kelapa sawit.