Anda di halaman 1dari 4

Tugas Pengantar Agribisnis

Kelompok 10:
1. Eka Elisabet Nainggolan
2. Miftahudin Yahya
3. Jodi Butar-butar
4. Widya Pitaloka Br Barus

AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM


Agribisnis menurut Soekartawi (1999:2) adalah suatu kesatuan kegiatan
usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi,
pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam
arti luas. Dalam arti yang luas, adalah kegiatan yang menunjang kegiatan
pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian. Sedangkan
agribisnis menurut Downey dan Erickson (1992:5), dapat dibagi menjadi tiga
subsektor yang saling tergantung secara ekonomis, yaitu sektor masukan (input),
sektor produksi (farm) dan sektor keluaran (output). Sektor masukan menyediakan
perbekalan kepada pada petani untuk dapat memproduksi hasil tanaman dan
ternak, termasuk di dalamnya bibit, makanan ternak, pupuk, bahan kimia, mesin,
pertanian, bahan bakar, dan banyaknya perbekalan lainnya. Sektor usahatani
memproduksi hasil tanaman dan hasil ternak yang diproses serta disebarkan
kepada konsumen akhir oleh sektor keluaran. Cramer et.al. (1997:4)
mendefinisikan agribisnis merupakan keseluruhan dari industri dan distribusi
peralatan pertanian, operasi produksi pertanian dan penyimpanan, pemrosesan,
dan distribusi komoditas pertanian dan produk-produk hasil olahannya. Jadi
agribisnis adalah cara pandang baru dalam melihat pertanian". Ini berarti bahwa
pertanian tidak hanya kegiatan usahatani (on farm activities) tetapi juga kegiatan
di luara usahatani (off farm activities). Dengan demikian, pertanian tidak hanya
berorietasi produksi (production Ekonomika Agribisnis (Teori & Kasus) 22
oriented) tetapi juga berorientasi pasar (market oriented), tidak hanya dilihat dari
sisi permintaan (demand side) tetapi juga dari sisi penawaran (supply side). Dalam
hal ini, pertanian tidak hanya bercocok tanam, beternak, menambak ikan, dan
berkebun tetapi juga bagaimana menyediakan sarana produksinya, bagaimana
memproses outputnya, bagaimana memasarkan outputnya, dan bagaimana
keterlibatan lembaga penunjang (seperti perguruan tinggi, perbankan, LSM, dan
lainnya). Dari beberapa pendapat tersebutlah maka sistem manajemen agribisnis
muncul karena sebagai satu sistem (hulu sampai hilir serta penunjang) dan satu
bidang ilmu manajemen lintas bidang (kegiatan manajemen di setiap subsistem
agribisnis) yang dapat tersinergikan dalam satu bidang ilmu dari berbagai disiplin
ilmu. Di dalam sistem manajemen agribisnis dikenal pula istilah agroindustri.
Agroindustri adalah bagian dari agribisnis, yaitu proses produksi/pengolahan
hasil-hasil pertanian, sedangkan agribisnis dipandang sebagai rangkaian aktivitas
yang terkait dengan usaha pertanian. Dari segi harfiah menurut Didu (2003:1),
agroindustri adalah industri yang terkait dengan kegiatan pertanian, sedangkan
agribisnis adalah usaha yang terkait dengan pertanian. Menurut Masyhuri
(2001:3) sebagai suatu sistem, agribisnis terdiri dari lima subsistem dari sistem
agribisnis yang terintegrasi, yaitu (1) subsistem input produksi pertanian; (2)
subsistem produksi pertanian; (3) subsistem pengolahan hasil-hasil pertanian; (4)
subsistem pemasaran, dan (5) subsistem penunjang.
Menurut Wicaksana (2010) sebagaimana sistem lainnya, sistem agribisnis
juga memiliki siklus hidup. Agribisnis dipengaruhi oleh siklus hidup tanaman dan
siklus hidup manusia sehingga ada tiga siklus hidup dalam agribisnis yaitu siklus
hidup produsen, siklus hidup bisnis dan siklus hidup konsumen. 1.)Tahapan siklus
hidup sistem agribisnis dimulai dari tahap kelahiran dimana sistem memiliki
ketergantungan pada lingkungan. 2.)Tahap pertumbuhan/pengembangan dimana
sistem memiliki ketergantungan sekaligus bertransisi ke kemandirian. 3.)Tahap
dewasa stabil dimana sistem telah mandiri dan bersiap untuk regenerasi. 4.)Tahap
matang/ penurunan; sistem memiliki saling ketergantungan dengan lingkungan
untuk mempertahankan hidupnya.
Wicaksana (2010) mengatakan untuk menyatakan sistem sebagai satu
kesatuan atau satu kumpulan perlu ditetapkan lebih dahulu batasan sistem
agribisnis. Keberadaan agribisnis diawali karena adanya pemanenan energi surya
melalui proses foto sintesis menjadi energi kimia, sehingga produk-produk dasar
agribisnis telah disediakan oleh alam. Peran manusia adalah memanfaatkannya
atau melakukan pengolahan untuk menambah nilai produk tersebut dengan
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya, menggunakan teknologi yang
dikuasainya agar diperoleh produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
1.)Batasan pertama sistem agribisnis adalah komoditi atau Commodity. Komoditi
akan memiliki nilai ekonomi bila ada konsumen yang memerlukan tetapi jumlah
komoditi yang tersedia terbatas. 2.)Batasan kedua sistem agribisnis adalah tempat
atau Place dimana komoditi tersebut dihasilkan dan dipasarkan. 3.)Batasan ketiga
sistem agribisnis adalah kuantitas atau Quantity. Tidak mudah memperoleh
kuantitas komoditi agribisnis yang telah ditetapkan. 4.)Batasan keempat bagi
sistem agribisnis adalah kualitas atau Quality yang diperlukan konsumen. Adanya
pengaruh alam dan faktor genetika menyebabkan komoditi agribisnis amat
bervariatif. Proses seleksi, sortasi dan grading harus dilakukan berdasarkan
spesifikasi kualitas produk yang diperlukan oleh konsumen. 5.) Batasan sistem
agribisnis yang kelima adalah waktu atau Time. Ketersediaan komoditi agribisnis
berfluktuasi tergantung musim dan iklim. Selera dan kebutuhan konsumen juga
selalu berubah ubah dari waktu ke waktu apalagi komoditi agribisnis memiliki
umur pakai yang terbatas sehingga waktu merupakan pembatas sistem. Batasan
ini sesuai dengan pendapat para ahli agribisnis yang menyatakan bahwa
pengembangan agribisnis harus berpedoman pada 4-tepat, yaitu tepat tempat, tepat
jumlah, tepat kualitas dan tepat waktu. Pedoman 4-tepat ini perlu dilengkapi lagi
dengan satu pedoman tambahan yaitu tepat komoditi sehingga menjadi 5-tepat
karena komoditi agribisnis amat bervariasi sehingga perlu spesifikasi komoditi
yang jelas untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Sistem agribisnis berarti kesatuan dari semua unsur atau komponen terkait
yang bekerja bersama-sama sesuai fungsinya untuk menghasilkan produk
pertanian bernilai tinggi dan sampai kepada konsumen sesuai kebutuhan, serta
dapat memberikan keuntungan bagi sektor pertanian. Kunci keberhasilan sistem
agribisnis apabila: (1) terjadi kerja sama seimbang; (2) produk pertanian bernilai
tambah; (3) pertanian berkelanjutan; dan (4) ada perolehan keuntungan yang adil.
Sistem agribisnis terdiri atas lima unsur atau komponen besar yaitu: (1) agroinput
atau agribisnis hulu; (2) usahatani; (3) agribisnis hilir pengolahan hasil; (4)
agribisnis hilir pemasaran; dan (5) jasa layanan dan pendukung. Dalam
penerapannya sistem agribisnis memiliki tujuan yaitu : (1) menggerakkan
kegiatan semua komponen, yang berarti juga mengoptimalkan potensi yang ada di
wilayah atau daerah; (2) memperoleh keuntungan berusahatani; (3) memberikan
kesempatan kerja; (4) memberikan nilai tambah produk pertanian; (5)
meningkatkan pendapatan daerah dan nasional; serta (6) mengangkat kembali
"citra atau daya tarik" sektor pertanian. Beberapa faktor yang menghambat
keberhasilan sektor pertanian masa lalu adalah: (1) kegiatan yang parsial diantara
subsektor terkait; (2) konsep keuntungan bersifat sesaat bukan untuk jangka
panjang; (3) pendekatan pembangunan pertanian yang bersifat terpusat, sehingga
kebutuhan masyarakat setempat kurang terakomodasi; (4) kurang mengakomodasi
karakteristik petani yang beragam.

Anda mungkin juga menyukai