Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN USAHA BUDIDAYA TANAMAN CABAI

Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Agribisnis

Oleh:
Hanifah Juliasmi
NIM: 19104011105

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2022
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
Latar Belakang .........................................................................................................1
Rumusan Masalah ....................................................................................................2
Tujuan ......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
Perencanaan Usaha Budidaya Cabai ........................................................................3
Biaya dan Keuntungan Usaha Budidaya Cabai .......................................................4
BAB III PENUTUP ................................................................................................6
Kesimpulan ..............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cabai merupakan jenis tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat
digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung fungsi yang diinginkan
pada rasa makanan. Bahkan beberapa daerah di Indonesia seperti Padang dan
Manado, menyebut cabai sebagai bahan pokok dalam membuat makanan (Afrilia.
2017)
Sebagai salah satu jenis sayuran, cabai merupakan salah satu komoditas
pertanian yang paling digemari oleh mayoritas masyarakat di Indonesia.
Alasannya karena masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan suka dengan
jenis masakan pedas serta berbumbu lengkap. Hal inilah yang membuat budidaya
cabai memiliki prospek baik bagi pertanian maju di Indonesia. Bahkan sebagian
besar petani Indonesia menjadikan cabai sebagai pilihan utama saat bertani.
Seiring meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, permintaan cabai akan
semakin meningkat. Ketersediaannya menjadi suatu prospek usaha tani yang
cerah. Selama ini, mayoritas petani Riau merupakan petani perkebunan, sehingga
kelapa sawit merupakan penghasilan mereka yang utama. Para petani di Riau
patut mempertimbangkan prospek yang cerah ini.
Perencanaan usaha ini dibuat sebagai acuan untuk mengetahui gambaran
usaha agribisnis cabai yang akan dilakukan. Selain itu, pembuatan perencanaan
usaha ini juga merupakan langkah awal untuk menyesuaikan anggaran dasar yang
akan dikeluarkan saat memulai agribisnis cabai.
Setelah perencanaan bisnis ini dibuat, harapannya perencanaan bisnis ini
dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga pengembangan agribisnis cabai
dalam skala kecil menengah dapat meningkatkan produksi cabai nasional. Hal ini
tentunya akan menjadi langkah yang positif untuk menjadikan Indonesia
swasembada cabe, tanpa harus mengimpor cabai dari luar negeri. Harapan jangka
panjang lainnya supaya di Indonesia tidak akan ada lagi permasalahan harga
cabai yang terus melambung.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan usaha agribisnis budidaya cabai?
2. Berapa biaya yang dibutuhkan dan keuntungan yang akan didapatkan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perencanaan usaha agribisnis budidaya cabai
2. Untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan dan keuntungan yang akan
didapatkan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perencanaan Usaha Budidaya Cabai
2.1.1 Sarana Produksi
Sarana produksi yang dibutuhkan sebagai berikut:
• 1500 Bibit cabai rawit
• 40 karung pupuk kandang
• 1 botol/ 100 cc pupuk kimia (Hormonik)
• 10 Kg pupuk kimia mutiara NPK (Mes)
• 50 cc pestisida kimia (Dimolis)
• 1 roll mulsa
• 400 m lahan
• 1 cangkul
• 1 sprayer
• 1 alat pelubang mulsa
• Bambu muda
2.1.2 Budidaya
a. Pengelolaan lahan
Sebelum penanaman bibit cabai media ataupun tanah yang
akan digunakan untuk menanam cabai harus diolah terlebih dahulu.
Caranya dengan cangkul dan mencampurkan tanah dengan pupuk
kandang, kemudian dicangkul agar tanah berbentuk gundukan yang
akan di pasangi mulsa. Setelah tanah dipasangi mulsa, mulsa
dilubangi dengan jarak 30 cm agar tanaman tumbuh dengan baik.
b. Penanaman
Setelah pengelolaan lahan siap, maka bibit cabai bisa
langsung ditanam, penanaman akan dilakukan pada waktu pagi hari
atau sore agar saat penanaman bibit cabai tidak terkena teriknya
matahari. Setiab bibit cabai diberi jarak antara satu tanaman dengan

3
tanaman yang lain kurang lebih 30 cm ataupun mengikuti lubang
pada mulsa.
c. Perawatan
Pemberian pupuk kocor ataupun cair yaitu pertama pupuk
NPK yang dilarutkan dalam air. Pemberian pupuk NPK ini setelah
berumur 2 minggu. Selang waktu 2 minggu kemudian pemberian
pupuk hormonik. Selanjutnya rutin pemberian pupuk NPK dan
Hormonik 2 minggu sekali secara bergantian.
Selain pemberian pupuk, area tanaman juga perlu
diperhatikan seperti pembersihan tanaman yang mengganggu
pertumbuhan, hama-hama yang ada.Pembasmian hama dan penyakit
ini menggunakan pestisida kimia (Demolish). Pengaplikasian
pestisida ini setiap adanya hama atau penyakit yang terlihat.
d. Pemanenan
Pada umumnya cabai bisa dipanen setelah 60 sampai 75 hari
dari penanaman. Frekuensi panen cabai ini nantinya bisa mencapai
25 sampai 35 kali. Cara pemanenan nya dilakukan secara manual
yaitu memetik cabai yang sudah tua. Saat pemetikan harus hati-hati
agar tangkai yang dipetik tidak luka karena dapat mempengaruhi
hasil panen selanjutnya.

2.1.3 Pemasaran
Pemasaran yang akan dilakukan yaitu penjualan hasil panen
kepada pengepul sayuran di desa sendiri. Agar meminimalisir biaya
pengeluaran.
*Catatan: Perencanaan usaha ini menggunakan modal sendiri, jadi tidak
memerlukan Lembaga pendukung.
2.2 Biaya dan Keuntungan Usaha Budidaya Cabai
2.2.1 Total Biaya (Total Cost/TC)
a Variabel Cost (VC)
• 1500 Bibit cabai rawit : Rp. 200.000

4
• 40 karung pupuk kandang : Rp. 320.000
• 1 botol/ 100 cc pupuk kimia (Hormonik) : Rp. 120.000
• 10 Kg pupuk kimia mutiara NPK (Mes) : Rp. 100.000
• 50 cc pestisida kimia (Dimolis) : Rp. 45.000
• 1 roll mulsa : Rp. 700.000
b Fixed Cost (FC)
• 1 cangkul : Rp. 250.000
• 1 sprayer : Rp. 500.000
TC = VC + FC
= (200.000 + 320.000 + 120.000 + 100.000 + 45.000 +
700.000) + (250.000 + 500.000)
= 1.485.000 + 750.000
= 2.235.000
2.2.2 Total Pendapatan (Total Reveneu/ TR)
Catatan:
• 1 batang cabai diasumsikan akan menghasilkan 7 ons.
• Harga jual per 1 kg Rp. 15.000
1500 batang = 10.500 ons = 1.050 kg
TR = Y x Py
= 1.050 x 15.000
= 15.750.000
2.2.3 Keuntungan (Profit)
π = TR – TC
= 15.750.000 – 2.235.000
= 13.515.000
Jadi, keuntungan dari usaha budidaya cabai ini mencapai Rp. 13.515.000.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Perencanaan usaha budidaya cabai ini memerlukan sarana produksi dan
tahap-tahap budidaya tanaman cabai. Sarana produksi yang diperlukan
yaitu1500 Bibit cabai rawit, 40 karung pupuk kendang, 1 botol/ 100 cc
pupuk kimia (Hormonik), 10 Kg pupuk kimia mutiara NPK (Mes), 50 cc
pestisida kimia (Dimolis), 1 roll mulsa, 400 m lahan, 1 cangkul, 1 sprayer,
1 alat pelubang mulsa dan Bambu muda. Sedangkan tahap-tahap
budidayanya yaitu pengelolaan lahan, penanaman, perawatan dan
pemanenan. Pemasarannya akan dijual pada pengepul terdekat.
2. Total biaya yang dibutuhkan yaitu Rp. 2.235.000. Dan perkiraan
keuntungan akan mencapai Rp. 13.515.000

6
DAFTAR PUSTAKA
Afrilia. 2017. Beragam Jenis Cabai di Dunia. Badan Litbang Pertanian,
Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai