Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di negara kita terdapat jenis-jenis tumbuhan yang beraneka ragam. Keadaan seperti
iklim dan tanah sangat mendukung kelangsungan hidup beraneka tumbuhan tersebut. Oleh
sebab itu kita wajib mensyukuri anugerah Tuhan ini.
Ciri sebuah makhluk hidup salah satunya adalah tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian yang berbeda. Namun proses
pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara beriringan dan saling berkaitan.
Nutrisi memang berguna bagi tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi
merupakan faktor luar dari tumbuhan yang banyak diperhatikan oleh banyak orang ketika
menanam kacang panjang, maka dari itu latar belakang diadakannya praktikum ini untuk
mengetahui nutrisi berupa pupuk abu bakaran kayu terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kacang panjang.
Selain dari pada itu banyak orang yang belum paham, nutrisi bagaimanakah yang baik
untuk menanam kacang panjang. Hal ini dikarenakan tidak adanya penelitian secara
sederhana untuk membandingkan nutrisi yang baik untuk digunakan dalam menanam kacang
panjang. Daerah kita yang beriklim tropis dan berada pada garis khatulistiwa sangat cocok
untuk bertanam kacang panjang.

B. Identifikasi Masalah
1. Mengapa nutrisi menjadi unsur terpenting dalam pertumbuhan tanaman ?
2. Apakah pengaruh pupuk abu bakaran kayu terhadap pertumbuhan kacang panjang ?
3. Apakah perbedaan yang terlihat pada tanaman kacang panjang yang diberi pupuk abu
bakaran kayu dengan tanpa pupuk abu bakaran kayu ?

C. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui nutrisi yang baik untuk menanam kacang panjang.
2. Mengetahui manfaat pupuk abu bakaran kayu terhadap pertumbuhan kacang panjang.
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh pupuk abu bakaran kayu terhadap tanaman
kacang panjang.
4. Mengetahui perbedaan yang dialami pada tanaman kacang panjang yang diberi pupuk
dengan tanpa yang diberi pupuk.

1
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk membantu meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan kacang panjang dengan baik. Dan dapat mengetahui berapa besar pengaruh
pupuk dari abu bakaran kayu yang digunakan untuk memupuk kacang panjang sehingga
ketika menanam kacang panjang kita mendapatkan hasil yang memuaskan dengan
pertumbuhan kacang panjang yang normal dan menghasilkan buah yang cukup baik sehingga
mendongkrak hasil panen.

E. Kerangka Berfikir
Hal yang akan dilakukan yaitu membagi beberapa sampel dengan media tanam yang
diberi pupuk abu bakaran kayu dan media tanam tanpa pupuk abu bakaran kayu. Yang
pertama sampel A dengan menggunakan pupuk abu bakaran kayu diletakkan di tempat yang
terkena sinar matahari, dalam sampel ini sebanyak sepuluh tanaman sebagai bahan penelitian,
yang kedua sampel B tanpa pupuk kompos dan juga diletakkan di tempat yang terkena sinar
matahari, dalam sampel ini banyak sepuluh tanaman sebagai bahan penelitian. Semua
tanaman ini akan dirawat dan diperhatikan secara merata tanpa membedakan satu sama lain,
selanjutnya diperhatikan dan diamati perkembangan dan pertumbuhan kacang panjang. Hasil
penelitian akan dituangkan dalam sebuah tabel yang akan menjadi perbandingan kacang
panjang manakah yang lebih baik pertumbuhan dan perkembangannya

F. Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas : pupuk abu bakaran kayu
2. Variabel terikat : pertumbuhan dan perkembangan kacang panjang
3. Variabel kontrol : air, kelembapan, dan cahaya matahari

2
G. Hipotesis
Anggapan sementara sebelum diadakan penelitian yakni nutrisi yang terkandung
dalam pupuk abu bakaran kayu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kacang panjang yang berada pada sampel A. Media tanam yang diberi pupuk
kompos dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan kacang panjang. Selain itu
pertumbuhan pada sampel B sedikit lebih lambat diakibatkan kandungan nutrisi yang kurang.

3
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan adalah
proses berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi). Pertumbuhan ini bersifat
kuantitatif/terukur dan irreversibel. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada
organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif dan reversibel. Bila kita menanam biji
tanaman, dapat diamati bahwa dari hari ke hari terjadi perubahan tinggi. Secara kualitatif,
terlihat bentuk awal (biji) yang demikian sederhana menjadi bentuk tanaman yang lengkap.
Pada tanaman yang sedang tumbuh, terlihat adanya pembentukan organ-organ baru.
Misalnya daun semakin banyak, akar semakin panjang dan bertambah banyak. Melihat arah
pertumbuhan, tanaman tumbuh kedua arah utama:
1. Akar ke bawah (Menuju ke bumi)
2. Daun (dan batang) ke atas
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium
zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot
menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi.
Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-
organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Peristiwa diferensiasi
menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing organ,
sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut semakin kompleks. Auksanometer
adalah suatu alat untuk mengukur pertumbuhan memanjang suatu tanaman, yang terdiri atas
sistem kontrol yang dilengkapi jarum penunjuk pada busur skala atau jarum yang dapat
menggaris pada silinder pemutar.

B. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


1. Tahap Awal Pertumbuhan
a. Mula-mula biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya
bertambah dan menjadi lunak.
b. Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan
berbagai reaksi kimia.

4
c. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan
mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat
perkecambahan berlangsung.

Gambar 2.1 Bagian-bagian biji


2. Perkecambahan
a. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan
plumula (calon batang).
b. Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen, dan
suhu.
c. Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:
1) Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan
kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh:
perkecambahan kacang hijau.

Gambar 2.2 Tipe perkecambahan epigeal

2) Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)


Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di
atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh:
perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum).

5
Gambar 2.3 Tipe perkecambahan hipogeal

C. Macam-macam pertumbuhan pada tumbuhan


1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada
embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. Tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. Akar embrionik yaitu calon akar
c. Kotiledon yaitu cadangan makanan

Gambar 2.4 Embrio Tumbuhan

Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya terbagi menjadi 3
daerah:
a. Daerah pembelahan Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah pemanjangan Berada di belakang daerah pembelahan
c. Daerah diferensiasi. Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel
mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan tunas
lateral yang akan menjadi cabang.
Setelah fase perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem
jaringan meristem primer yang terletak di akar dan batang. Pada fase ini tumbuhan

6
membentuk akar, batang, dan daun. Tiga sistem jaringan primer yang terbentuk sebagai
berikut.
a. Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis.
b. Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan
korteks pada akar di antara style dan epidermis.
c. Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu
floem dan xilem.
Pertumbuhan primer terjadi pada 2 bagian tumbuhan, yaitu :
1) Pertumbuhan Primer Pada Akar
Akar muda yang keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya
membentuk sistem perakaran tanaman. Pada ujung akar yang masih muda, terdapat empat
daerah pertumbuhan sebagai berikut.
a. Tudung akar (kaliptra). Tudung akar atau kaliptra berfungsi sebagai pelindung
terhadap benturan fisik ujung akar terhadap tanah sekitar pertumbuhan. Fungsi lain
ujung akar, yaitu memudahkan akar menembus tanah karena tudung akar dilengkapi
dengan sekresi cairan polisakarida. Perbedaan antara tudung akar dikotil dan
monokotil sebagai berikut:
(1) Pada tudung akar dikotil, antara ujung akar dengan kaliptra tidak terdapat batas
yang jelas dan tidak memiliki titik tumbuh pada kaliptra tersebut.
(2) Pada tudung akar monokotil, antara ujung akar dan kaliptra terdapat batas yang
jelas atau nyata dan mempunyai titik tumbuh tersendiri yang disebut kaliptrogen.
(3) Sel-sel kaliptra yang dekat dengan ujung akar mengandung butir-butir tepung
yang disebut kolumela.

Gambar 2.5 Jaringan meristem apikal akar. a. tudung akar b. meristem c. daerah pemanjangan
sel d. korteks e. floem f. xylem

7
(a) Meristem merupakan bagian dari ujung akar yang selnya senantiasa mengadakan
pembelahan secara mitosis. Meristem ini terletak di belakang tudung akar. Pada
tumbuhan dikotil, sel-sel tudung akar yang rusak akan digantikan oleh sel-sel baru
yang dihasilkan oleh sel-sel me-ristem primer dari perkembangan sel-sel meristem
apical.
(b) Daerah pemanjangan sel terletak di belakang daerah meristem. Sel-sel hasil
pembelahan meristem tumbuh dan berkembang memanjang pada daerah ini. Aktivitas
pertumbuhan dan perkembangan memanjang dari sel mengakibatkan pembelahan sel
di daerah ini menjadi lebih lambat dari bagian lain. Pemanjangan sel tersebut berperan
penting untuk membantu daya tekan akar dan proses pertumbuhan memanjang akar.
(c) Daerah diferensiasi, sel-sel hasil pembelahan dan pemanjangan akan mengelompok
se-suai dengan kesamaan struktur. Sel-sel yang memiliki kesamaan struktur,
kemudian akan memperoleh tugas membentuk jaringan tertentu.

2) Pertumbuhan Primer pada Batang


Pertumbuhan dan perkembangan primer pada batang meliputi daerah pertumbuhan
(titik tumbuh), daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Meristem apikal pada batang
dibentuk oleh sel-sel yang senantiasa membelah pada ujung tunas yang biasa disebut kuncup.
Di dalam kuncup, ruas batang dan tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak sangat
pendek karena jarak internodus (antar ruas) sangat pendek. Pertumbuhan, pembelahan, dan
pemanjangan sel terjadi di dalam internodus.

Gambar 2.6 Irisan membujur ujung batang

8
2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan
membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan.
a. Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasis
atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem primer.
b. Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi
kambium yang disebut kambium intervasis.
c. Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun bentuk konsentris.
Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai pelindung.
Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara permbentukan xilem dan floem yang lebih
cepat dari pertumbuhan kulit. Ke dalam membentuk feloderm : sel-sel hidup, ke luar
membentuk felem yaitu sel-sel mati.

D. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan


Tumbuhan dapat tumbuh karena adanya faktor-faktor yang mendukung dari dalam
(internal) dan dari luar (eksternal).
1. Faktor internal
a. Gen
Gen yaitu faktor penentu sifat-sifat makhluk hidup. Gen akan terwaris dari
generasi ke generasi. Biasanya sifat yang ditentukan oleh gen (disebut sifat turunan)
sulit diubah meskipun dengan penambahan nutrisi. Bila tumbuhan mewarisi gen sifat
pendek dari induk pendek, maka tumbuhan tersebut tetap pendek. Tumbuhan yang
memiliki gen penentu buah rasa manis akan menghasilkan buah yang rasanya manis.

b. Hormon
Hormon pertumbuhan bertugas memacu atau merangsang bagian tertentu untuk
melakukan pembelahan sel agar tumbuhan semakin besar. Hormon yang utama yaitu :
1) Auksin (Bahasa yunani Auxein = meningkatkan)
a) Banyak terdapat di ujung-ujung koleoptil, atau ujung-ujung tunas.
b) Diketahui sebagai senyawa Asam Indol Asetat (AIA) atau Indol Acetic Acid (IAA).
c) Kerjanya akan efektif bila tak ada cahaya.
d) Bekerja mempengaruhi/mempercepat proses pembelahan sel-sel meristem di ujung-
ujung tunas (batang dan akar)

9
Dengan sifat auksin ini, tumbuhan dapat tumbuh sangat cepat ditempat gelap
(etiolasi). Dalam percobaan dilaboratorium, auksin juga memacu pertumbuhan daun, bunga,
buah dan batang rerumputan dan kelompok cemara.

2) Giberelin (Dari kata Gibbrela fujijuroi) .


Didunia pertanian, giberelin banyak dimanfaatkan karena fungsinya yang istimewa,
antara lain :
a) Digunakan untuk partenokarpi, menghasilkan buah tanpa biji.
b) Mempercepat penuaan daun (sayuran) dan buah (Jeruk).
c) Memacu pertumbuhan padang rumput untuk ternak.
d) Menyebabkan gerombol buah anggur lebih panjang.
e) Anggur tahan cendawan.
f) Mendorong produksi benih.
g) Oleh pembuat bir digunakan untuk mempercepat proses pembuatan malt.
h) Merenyahkan tangkai daun seledri.
i) Meningkatkan tanaman tebu dan produksi gulanya.

3) Sitokinin
Dinamakan sitokinin karena memacu sitokinesis (pembelahan plasma sel). Sitokinin
terdapat dijaringan pembuluh berbagai jenis tumbuhan.
Sitokinin paling banyak terdapat disekitar biji muda, buah muda, dan tunas daun, serta
ujung akar. Didunia pertanian, sitokinin diperlukan untuk:
a) Pertumbuhan pada kultur jaringan.
b) Menunda penuaan bagian tubuh tumbuhan.
c) Memacu pembesaran sel-sel keping biji dan sel daun dikotil.
d) Memacu perkembangan kloroplas dan sintesis klorofil.

4) Asam Absisat
Peranan Asam Absisat (ABA) :
a) Dormansi Biji
b) Menahan cekaman kekeringan

10
5) Gas Etilen
Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen. Etilen
disintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat. Selain etilen
yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu etepon (asam 2-
kloroetifosfonat).Etilen sintetik ini sering digunakan para pedagang untuk mempercepat
pemasakan buah. Selain memacu pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji,
menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang
kecambah. Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan
inisiasi akar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.
Hormon tumbuh yang secara umum berlainan dengan Auxin, Gibberellin, dan
Cytokinin.

6) Hormon Luka/ Asam traumalin.


Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga
mampu mengadakan penutupan bagian yang luka. Vitamin B12 9riboflavin), piridoksin (vit.
B6) asam ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan Vitamin
berperan sebagai kofaktor.

7) Hormon Kalin.
Dihasilkan pada jaringan meristem. Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan.
Jenisnya adalah:
a) Fitokalin: memacu pertumbuhan daun.
b) Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang.
c) Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar.
d) Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah Florigen hormon tumbuhan yang
khusus merangsang pembentukan bunga.

b. Faktor Eksternal
a) Nutrisi
Tanaman membutuhkan mutlak 13 unsur hara essensial dalam pertumbuhannya.
Unsur hara tersebut harus berbentuk ion untuk dapat digunakan tanaman seperti NH4+,
HPO42-, K+, Mg2+, SO42- dan sebagainya. Adapun peranan unsur-unsur hara tersebut
dapat diuraikan secara ringkas seperti dibawah ini :

11
1) N (Nitrogen) peranannya :
a) Merangsang pertumbuhan vegetatif
b) Tanaman dan tumbuhnya anakkan
c) Membuat tanaman lebih hijau karena banyak mengandung butir hijau daun
d) Merupakan bahan penyusun klorofil daun, lemak dan protein
2) P (Phosfor) peranannya :
a) Memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang lebih baik
b) Mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah
c) Memperbesar prosentase pembentukan bunga menjadi buah
d) Sebagai bahan penyusun inti sel lemak dan protein
3) K (Kalium) peranannya :
a) Memperlancar fotosintesis
b) Membantu pembentukan protein dan hidrat arang
c) Sebagai katalisator dalam transformasi tepung, gula dan lemak tanaman
d) Mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman
e) Meninggikan kualitas rasa dan warna dari buah dan bunga
f) Meninggikan daya tahan tanaman terhadap serangan hama, penyakit dan kekeringan
g) Pada tanaman unsur ini terkumpul pada titik tumbuh dan mempercepat pertumbuhan
jaringan merismatik
4) Mg (Magnesium) peranannya :
a) Merupakan bahan penyusun klorofil
b) Mengaktifkan enzim yang berperan pada metabolisme karbohidrat
c) Dapat menaikkan kadar minyak pada berbagai tanaman penghasil minyak
5) Ca (Calsium) peranannya :
a) Merangsang pembentukan bulu-bulu akar dan biji-bijian
b) Mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman
6) Fs (Belerang) peranannya :
a) Sebagai penyusun utama ion fosfat
b) Menambah kandungan protein dan vitamin
c) Pembentukan bintil akar tanaman kacang-kacangan dan butir hijau daun sehingga
warna daun menjadi lebih hijau
7) Cl (Chlor) peranannya :
Meninggikan kuantitas dan kualitas tanaman

12
8) Fe (Besi) peranannya :
Sangat penting pada pembentukan klorofil
9) Mn (Mangan) peranannya :
a) Penting dalam penyusunan klorofil dan proses fotosintesa
b) Merangsang perkecambahan biji dan pemasakan buah
10) Cu & Zn (Tembaga dan Seng) peranannya :
a) Penting dalam pengaturan sistem enzim tanaman dan dalam pembentukan klorofil
b) Diperlukan pada tanah alkalis dan organik
11) B (Borium) peranannya :
a) Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil sayur-mayur dan dalam pembentukan
klorofil
b) Penting dalam usaha peningkatan produksi biji-bijian tanaman kacang-kacangan
c) Diperlukan pada tanah organik
12) Mo (Molibdenum) peranannya :
Penting dalam proses fiksasi N dan untuk tanaman kacang-kacangan, jeruk dan sayur
mayur.

b) Cahaya
Cahaya ( yang umumnya diperoleh dari matahari) memiliki spektrum yang berbeda
yang memiliki panjang gelombang yang beda. Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman, karena merupakan bahan dari proses fotosintesis, bila tak ada cahaya, maka proses
fotosintesis tak akan terjadi.

c) Keasaman tanah (pH)


Tanaman umumnya tumbuh normal pada tanah yang netral, berkisar antara pH 9-7.

d) Temperatur (suhu)
Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu. Setiap jenis tumbuhan memiliki toleransi
pada suhu minimum tertentu, suhu optimum tertentu, dan suhu maksimum tertentu. Toleransi
ini berbeda-beda untuk tiap jenis tumbuhan. Pengaruh suhu dan cahaya matahari memberi
pengaruh kompleks berkaitan dengan kedudukan tempat di bumi terhadap cahaya matahari.
Di daerah iklim sedang dan iklim dingin muncul saat-saat hari panjang dan hari pendek. Hari
panjang yaitu hari yang siangnya diatas 12 jam (Sekitar 15 jam siang, 9 jam malam).
Sedangkan hari pendek mengalami siang kurang dari 12 jam (Sekitar 9 jam atau 10 jam

13
siang, 15 jam malam). Hari panjang terjadi pada musim panas, dan hari pendek terjadi pada
musim gugur dan dingin. Keadaan seperti ini menimbulkan respon berbeda dari tumbuhan
terhadap setiap musim. Respon ini disebut fotoperiodisme.

E. Kacang Panjang
1. Nama tumbuhan
Nama umum/dagang : Kacang panjang (Hutapea et al., 1994)
Sinonim : (Vigna sinensis (L.) Savi ex Hassk.)., Vigna unguiculata (L.) Walp.,
Vigna cylindrical Endl., Vigna catjang (Burm.) Walp.

2. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rosales
Suku : Leguminosae (Papilionaceae)
Marga : Vigna
Jenis : Vigna cylindrica (L.) Skeels (Hutapea et al., 1994)

3. Morfologi Tumbuhan
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan
tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan
permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi
rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang
lebih 4 cm, dan berwarna hijau. Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak daun, majemuk,
tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan, mahkota
berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang
lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang
kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau,
dan panjang 15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Akarnya tunggang
berwarna coklat muda (Hutapea et al., 1994).

4. Kandungan dan Khasiat Tumbuhan


Kacang panjang mengandung enam antosianin (sianidin 3-O-galaktosida, sianidin 3-
O-glukosida, delfinidin 3-O-glukosida, malvidin 3-O-glukosida, peonidin3-O-glukosida, dan

14
petunidin 3-O-glukosida), flavonol atau glikosida flavonol (kaempferol 3-O-glukosida,
quersetin, quersetin 3-O-glukosida, kuersetin 3-O-6′-asetilglukosida) (Wong and Chang,
2004), aglikon flavonoid (kuersetin, kaempferol, isorhamnetin) (Lattanzio et al., 2000). Daun
dan akarnya mengandung saponin dan polifenol (Hutapea, 1994). Selain itu juga
mengandung protein, karbohidrat, lemak, serat, kalsium, besi, fosfor, potasium, sodium,
vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, dan niasin (Handri and Rafira, 2003). Kandungan
senyawa-senyawa di dalam kacang panjang ini berperan dalam proses proliferasi,
diferensiasi, dan sintesis protein di sel target yang berbeda-beda. Secara empiris, tanaman
kacang panjang dimanfaatkan untuk merawat dan memperbesar payudara (Aryati, 2001).

F. Abu Bakaran Kayu


Banyak petani pedesaan yang memanfaatkan abu sisa bakaran bahan organik untuk
memupuk tanaman. Abu yang biasa digunakan adalah abu yang sudah dalam bentuk lembut.
Abu itu bisa berupa abu dapur atau abu karan kayu, abu sampah, abu jerami maupun abu
sekam padi.
Abu yang di bahas dalam makalah ini adalah abu bakaran kayu. Sebagai pupuk,
sebenarnya bahan yang terkandung didalamnya sudah tidak lengkap mengandung unsur hara.
Adanya pembakaran telah menghilangkan hara C, H, O, N dan S yang menguap keudara.
Hara yang tertinggal paling hanya K, P, Ca, Mg, dan Fe. Namun mengapa banyak petani
yang masih menggunakan pupuk abu ini ? Seorang ahli tanah IPB mengatakan bahwa bahan
ini mengandung hara kalium yang lumayan besar. Dan benar saja, abu yang berasal dari sisa
bakaran kayu mengandung 6-12% kadar kalium. Keistimewaan abu bakaran kayu adalah
bersifat lambat dalam melepas hara kaliumnya. Proses pelepasan kalium akan berjalan sedikit
demi sedikit namun secara kontinu. Dengan begitu tanaman akan mendapatkan hara kalium
dalam waktu yang panjang.
Abu bakaran kayu digolongkan sebagai pupuk organik lantaran diperoleh dari bahan
pembakaran organik. Namun pengaruhnya terhadap tanah ternyata berbeda dari pupuk
kandang. Pemberian abu ke dalam tanah dapat menaikkan pH tanah. Ini dikarenakan abu
bersifat basa yang mengandung kalium yang tinggi. Hanya saja kenaikan pH itu
berlangsungnya hanya sementara. Namun ada juga efek buruk dari pupuk abu. Kalau
diberikan terlalu banyak, maka tekanan osmotik tanah bisa naik, melebihi tekanan osmotik
dalam akar tanaman. Ini berbahaya, sebab kalau perbedaan tekanan itu terlalu besar, maka
cairan dalam sel akar bisa tertarik keluar dan bisa menyebabkan lepasnya dinding sel.

15
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian dilakukan di rumah. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 05
Oktober 2015 sampai 15 Oktober 2015.

B. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dengan cara mengamati pertumbuhan dan perkembangan kacang
panjang baik dari panjang daun, lebar daun dan volume tanaman. Pengamatan dilakukan
setiap hari selama sepuluh hari dengan mengukur tinggi tanaman, dan lebar daun. Kemudian
dicatat dalam sebuah tabel untuk mengetahui perkembangan kacang panjang.
1. Sampel A
Media tanam diberi nutrisi berupa pupuk abu bakaran kayu dan terdapat sebanyak
sepuluh sampel A1 s/d A10.
2. Sampel B
Media tanam tidak diberi nutrisi berupa pupuk abu bakaran kayu dan terdapat
sebanyak sepuluh sampel B1 s/d B10.

C. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan untuk penelitian antara lain:
1. Polibag
2. Penggaris
3. Benang
4. Gunting
5. Kertas
6. Takaran air
7. Lakban

Bahan yang digunakan untuk penelitian antara lain:


1. Biji kacang panjang
2. Tanah biasa
3. Pupuk abu bakaran kayu
4. Air

16
D. Cara Kerja
a. Sediakan alat dan bahan.
b. Buat label/tanda A1-A10 dan B1-B10 pada masing-masing polibag.
c. Isi polibag dengan tanah.
d. Tambahkan pupuk abu bakaran kayu ke dalam polibag berlabel A1-A10 sebanyak 1
gelas pada masing-masing poilibag dan aduk hingga tanah dan abu bercampur rata.
e. Buat lubang didalam polibag ± 1 cm.
f. Tanam bibit kacang panjang pada masing-masing polibag diisi dengan satu bibit
kacang panjang.
g. Setelah itu siram tanaman sampel A dan sampel B setiap harinya dua kali sehari pagi
dan sore.
h. Lalu amatilah pertumbuhan dan perkembangan kacang panjang setiap harinya dan
lakukanlah perawatan secara merata.
i. Amati pertumbuhan dan perkembangan kacang panjang pada setiap polibag selama 10
hari dan mencatat hasilnya dalam tabel pengamatan.
j. Membuat analisa dan menyatakan kesimpulan berdasarkan tabel pengamatan.

17

Anda mungkin juga menyukai