HEREDITAS
A. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian hereditas
2. Menjelaskan prinsip-prinsip hereditas menurut hukum Mendel
3. Menjelaskan perkawinan monohibrid dan dihibrid
4. Menjelaskan pola penyimpangan semu hukum Mendel
5. Menjelaskan perbedaan antara tautan dan pindah silang
B. PENDAHULUAN
Dulu orang menduga, sifat seseorang ditentukan oleh sperma
pria. Pendapat tersebut gugur setelah diketahui bahwa baik sperma
maupun ovum mempunyai andil yang sama dalam menentukan sifat
seseorang. Ada lagi pendapat yang menyatakan bahwa sifat-sifar itu
diwariskan melalui darah. Karena itu muncul istilah “darah biru” untuk
keturunan raja dan “darah seni” untuk keturunan seniman. Pendapat ini
gugur setelah ditemukan transfusi darah. Orang yang mendapatkan
transfusi darah dari orang lain tidak mengalami perubahan sifat menjadi
seperti pemberi (donor) darah.
Sifat-sifat organisme diwariskan dari induk kepada keturunannya
melalui gen. Baik induk jantan maupun betina mempunyai kemungkinan
yang sama dalam mewariskan sifat-sifatnya. Induk jantan mewariskan
separuh sifatnya melalui sperma dan induk betina mewariskan sifatnya
melalui ovum. Keturunannya mewarisi separuh sifat dari induk jantan dan
separuh dariinduk betina. Sifat tersebut dibawa oleh gen yang terdapat
dalam kromosom.
C. Materi
1. Prinsip Hereditas dan Mekanisme Pewarisan Sifat
Hereditas adalah penurunan sifat dari induk kepada
keturunannya. Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat
dari induk kepada keturunannya. Pewarisan sifat iu ternyata mengikuti
pola-pola tertentu. Jika individu dengan sifat A melakukan perkawinan
dengan sifat B, sifat keturannya dapat mengikuti salah satu induknya.
Perhatikan ciri-ciri yang kamu miliki, kemudian bandingkan dengan
dengan ciri-ciri yang dimiliki saudaramu. Adakah perbedaan? Adakah
persamaan? Mengapa hal ini dapat terjadi? Bagaimanakah kamu dapat
menghubungkan antara gen dengan sifat –sifat tersebut?
Petani tanaman hias sudah sejak lama membudidayakan
tanamannya sedemikian rupa sehingga dia menghasilkan varietas-
varietas baru. Pembudidayaan tersebut dilakukan dengan cara
menyilang-nyilangkan tanaman yang berbeda jenis, misalnya mawar
bunga merah disilangkan dengan mawar bunga putih, hasilnya adalah
mawar bunga merah muda; mangga buah besar, rasa asam disilangkan
dengan mangga buah kecil, rasa manis, diharapkan hasilnya adalah
mangga buah besar, rasanya manis.
Bagaimana sebenarnya mekanisme pewarisan sifat tersebut
terjadi? Selanjutnya kita akan mempelajari bagaimana suatu sifat dari
induk dapat ditemukan pada anaknya?
Alasan Mendel
memilih sebagai
percobaannya adalah karena
kacang kapri:
1. Memiliki pasangan sifat
beda yang mencolok
(kontras), misalnya kapri
yang berbiji halus disilangkan dengan kapri yang berbiji keriput
2. Melakukan penyerbukan
Gambar 1. Gregor Mendel sendiri (autogami). Tumbuhan yang
melakukan penyerbukan sendiri cenderung memiliki sifat yang konstan,
yaitu sifat yang turun-menurun tetap. Tumbuhan yang memiliki sifat
yang konstan dikenal sebagai galur murni.
3. Mudah dilakukan penyerbukan silang, dengan jalan mengambil serbuk
sari dari satu kapri dan diletakkan dikepala putik dari kapri yang lain.
Oleh Mendel, induk yang dominan homozigot diberi simbol dengan huruf
pertama dari sifat dominan, dengan menggunakan hururf besar yang ditulis dua
kali. Sifat resesif diberi simbol dengan huruf kecil dari sifat dominan tadi.
Misalnya, biji bulat yang dominan diberi simbol BB sedangkan biji keriput yang
b. Hukum Mendel II
Dikenal sebagai Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan Secara
Bebas. dapat dibuktikan dengan persilangan dihibrid (persilangan dengan
dua sifat beda). Hal ini berlaku untuk semua makhluk hidup baik hewan,
tumbuhan, maupun manusia. Menurut hukum ini, setiap gen atau sifat
Game BK Bk Bk Bk Keterangan:
t
BK BBKK BBKk BbKK BbKk Bulat kuning:
1 2 3 4 1,2,3,4,5,7,9,10,13
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
Keriput kuning: 11,12,15
5 6 7 8
Bulat hijau: 6,8,14
Bk BbKK BbKk bbKK bbKk
Keriput hijau: 16
9 10 11 12
Bk BbKk Bbkk bbKk Bbkk
13 14 15 16
Sumber: image.google.co.id
1) Persilangan resiprok
Dalam persilangan, Hukum Mendel tidak mempersoalkan jenis
kelamin. Artinya, Hukum Mendel I dan II berlaku sama pada jenis
kelamin jantan maupun betina. Ini berarti bahwa baik jantan maupun
betina mendapatkan kesempatan kesempatan sama dalam pewarisan
sifat. Misalnya, persilangan antara bunga merah dengan putih akan
menghasilkan keturunan yang sama, apabila serbuk sari diambil dari
bunga merah atau putih. Persilangan yang demikian dikenal sebagai
persilangan resiprok.
Test cross (uji silang) adalah mengawinkan suatu individu hasil persilangan
dengan salah satu induknya yang homozigot resesif. Uji silang bertujuan untuk
mengetahui apakah genotipe individu yang diuji itu homozigot ataukah
heterozigot. Apabila hasil uji silang mennunjukkan perbandingan fenotipe
keturunannya memisah, maka kesimpulannya individu yang diuji adalah
1) Interaksi gen
Penyimpangan semu terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih saling
mempengaruhi dalam memberikan fenotipe pada suatu individu. Peristiwa
F1: WwYy
Putih
F2: 9 W-Y- = putih
3 W-yy = putih
3 wwY- = kuning
1 wwyy = biru
Putih : kuning : biru = 12:3:1
Oleh karena adanya faktor tersembunyi itulah maka peritiwa ini disebut
kriptomeri (kriptos = tersembunyi). Penelitian terhadap sitoplasma sel
menunjukkan bahwa:
1) Bunga warna merah memiliki sitoplasma sel yang bersifat asam, dan warna
merah disebabkan pegmen antosianin
2) Bunga warna putih , sitoplasma sel bersifat basa tanpa antosianin
3) Antosianin dominan terhadap tanpa antosianin, basa dominan terhadap
asam
4) Pigmen antosianin di lingkungan sitoplasma sel yang asam menghasilkan
warna merah, sedangkan dilingkungan sitoplasma yang basa menghasilkan
warna ungu.
c) Polimeri
Polimeri adalah gen dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri
tetapi mempengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme. Terjadi
karena dua gen memproduksi bahan yang sama dan menghasilkan fenotipe
yang sama. Contohnya adalah sifat warna merah pada gandum. Warna
merah dikendalikan oleh pasangan alel dominan resesif yang terdapat pada
dua gen yang berbeda lokus. Warna merah akan muncul apabila terdapat
alel dominan di salah satu atau kedua lokus.
Ketika disilangkan gandum berkulit merah dengan putih ternyata
dhasilkan ketrunan kedua (F2) dengan perbandingan merah : putih = 15 : 1.
Diduga bahwa perbandingan tersebut berasal dari persilangan dihibrida.
Perbandingan 15 : 1 berasal dari perbandingan (9+3+3) : 1. Jadi sebenarnya
tidak menyimpang dari hukum Mendel. Jika dianalisa dengan papan catur,
persilangannnya akan terlihat seperti persilangan dihibrida. Sifat merah
mencapai 15 menunjukkan faktor merah bersifat dominan dan ditentukan
oleh dua gen yang berpasangan. Sedangkan faktor putih bersifat resesif dan
dtentukan oleh dua gen yang saling berpasangan. Faktor merah diberi notasi
M1M1M2M2 sedangkan putih diberi notasi m1m1m2m2. Perhatikan papan
catur berikut ini:
Induk (P) : M1M1M2M2 >< m1m1m2m2
e) Atavisme
Adalah munculnya suatu sifat sebagai akibat adanya interaksi beberapa
gen, contohnya bentuk jengger atau pial ayam. Pada ayam terdapat
beberapa macam bentuk pial, contoh pial maawar (rose), pial ercis (pea), dan
pial tunggal (single). Alel untuk pial mawar (R) dominan terhadap pial tunggal
(p). Pial tunggal bergenotipe pprr, pial ercis bergenotipe PPrr atau Pprr, dan
pial mawar bergenotipe ppRR atau ppRr. Gen P dan R bukan alel, tetapi
masing-masing dominan terhadap alelnya (R dominan terhadap r, P dominan
terhadap p). Jika ayam berpial ercis homozigot keturnannya tidak memiliki
pial ercis atau mawar, tetapi pial lain yang disebut pial walnut. Sebuah gen
untuk pial mawar dan sebuah gen untuk pial ercis mengadakan interaksi
menghasilkan pial walnut seperti yang terlihat pada ayam-ayam keturunan F1
pada persilangan berikut:
P : Jantan ppRR (pial mawar) >< betina PPrr (pial ercis)
G : pR Pr
F1 : PpRr (pial walnut)
F2 : 9 P_R_ (pial walnut)
1) letal resesif
Individu akan mati jika mempunyai gen homozigot resesif. Contoh
tumbuhan albino. Tumbuhan albino tidak memiliki klorofil. Misalnya, klorofil
dikendalikan oleh gen A sehingga tumbuhan normal bersimbol AA dan tumbuhan
albino bersimbol aa. Tumbuhan albino muncul dari hasil persilangan induk
heterozigot Aa dengan Aa. Tumbuhan albino dapat terjadi misalnya pada jagung.
Keturunan yang bergenotipe aa akan mati waktu kecil karena tidak mampu
melakukan fotosintesis. Jadi, tidak ada tumbuhan dewasa bergenotipe aa.
P (induk) : Aa >< Aa
(pembawa) (pembawa)
Gamet : A A
a a
2) letal dominan
Individu akan mati jika mempunyai gen homozigot dominan. Contoh
pada tikus berambut kuning. Disilangkan tikus berambut kuning dengan tikus
berambut kuning. Hasilnya tikus berambut kuning dan tikus tidak berambut
kuning dengan perbandingan 2 : 1. Meskipun eksperimen dilakukan berulang kali,
perbandingan hasilnya tetap, yaitu 2 : 1 padahal seharusnya 3 : 1. Penelitian lebih
lanjut terhadap tikus tersebut menemukan fakta bahwa tikus berambut kuning
mati ketika masih embrio. Tikus berambut kuning yang mati bergenotipe
homozigot dominan. Kesimpulannya tikus yang hidup hingga dewasa adalah tikus
berambut kuning yang heterozigot dan tikus yang tidak kuning. Seharusnya,
perbandingan tikus kuning : tidak kuning = 3 : 1. Karena tikus homozigot dominan
mati saat embrio, maka perbandingannya berkurang seperempat bagian dari
seluruh kemungkinan, sehingga perbandingannya menjadi 2 : 1. Analisisnya
sebagai berikut:
a) Sicklemia
b) Talasemia
Talasemia adalah penyakit darah dimana eritrosit penderita
bentuknya lonjong, ukurannya kecil dan jumlahnya lebih banyak
dibandingkan darah orang normal. Eritrosit yang demikian memiliki
afinitas (daya ikat) yang rendah terhadap oksigen, sehingga
penderitanya akan kekurangan oksigen. Penderita talasemia yang letal
memiliki genotipe homozigot dominan, yaitu ThTh disebut talasemia
mayor. Orang yang bergenotipe Thth disebut talasemia minor,
sedangkan yang bergenotipe thth normal. Pengaruh talasemia baru
nampak pada masa puber.
2) Interaksi alel
Alel adalah gen-gen yang menempati atau terletak pada lokus yang sama
pada kromosom homolognya yang mempunyai tugas berlawanan untuk
suatu sifat tertentu. Alel terbentuk karena adanya variasi pada urutan basa
nitrogen akibat peristiwa mutasi. Istilah ini muncul akibat
penggunaan allelomorph oleh William Bateson pada buku
karangannya Mendel's Principles of Heredity (1902). Agar lebih jelas,
cobalah Anda lihat Gambar 1. letak alel dan gen pada kromosom.
P2: Mm X Mm
G: M,m M,m
F2: MM, 2Mm, mm
(1 Merah : 2 Merah Jambu : 1 Putih)
2) Kodominan
Kodominan adalah dua alel suatu gen yang menghasilkan produk
berbeda dengan alel yang satu tidak dipengaruhi oleh alel yang lain.
Contoh:
Alel kodominan misalnya sapi dengan warna merah yang kodominan
terhadap putih menghasilkan anak sapi warna cokelat kemerahan dengan
sedikit warna putih.
P: RR (Kulit merah) x rr (Kulit putih)
G: R x r
Latihan soal:
Uut merupakan siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi. Terlahir dari orang tua yang bergolongan darah A
heterozigot dan AB. Maka kemungkinan golongan darah Uut dan
kedua adiknya adalah? Buktikan dengan persilangan!
- System MN
Setelah ditemukan golongan darah A, B, dan O, Landsteiner dan
Levin menemukan golongan darah M, N, dan MN. Dasar
penggolongannya adalah antigen di dalam sel darah merah.
- Sistem Rhesus
Karl Landsteiner dan Weiner tahun 1940 menemukan cara
penggolongan darah yang disebut rhesus (Rh). Golongan darah Rh
diatur oleh gen yang terdiri dari dua buah alel Rh+ dan Rh-. Rh+
dominan terhadap Rh-.
GENOTOP FENOTIPE
E
H1 Rambut pada semua/empat jari-jari
H2 Rambut pada jari kelingking, manis, dan tengah
H3 Rambut pada jari manis dan tengah
H4 Rambut pada jari manis
H5 Rambut tidak ada pada semua jari
Genotipe Fenotipe
Hitam (normal) WW, WWch, WWh, Ww
Kelabu (Chichilia) WchWch, WchWh, Wch,w
Coklat WhWh, Wchw
(Himalaya)
Putih (Albino) Ww
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan urutan dominansinya adalah:
W>Wch>Wh>w.
4) Alel Letal
Alel letal merupakan alel yang dapat menyebabkan kematian bagi
individu yang memilikinya. Kematian terjadi pada individu tersebut
karena tugas gen aslinya adalah untuk menumbuhkan karakter atau
bagian tubuh yang sangat penting. Adanya gen letal akan membuat
pertumbuhan karakter atau bagian tubuh vital terganggu dan
menyebabkan individu mati. Alel letal terjadi pada keadaan homozigot.
Alel letal dapat ditemui pada tumbuhan albino, sapi bulldog, dan ayam
jambul.
Contoh:
1. Suatu ayam ras memiliki gen berikut:
C = Gen ayam creeper (tubuh normal kaki pendek)
c = Gen ayam normal
Jika alelnya CC maka ayam akan mati.
Perbandingan
Genotip: 2 : 1
Fenotip: 2 Creeper : 1 Normal
P: Gg(Hijau) x Gg (HIjau)
G: G,g G,g
F: GG=Hijau
Gg=Hijau
gg=Letal (Mati)
Perbandingan:100% Hijau
X
Apabila > 1,5→ Betina super
A
X
Apabila =1 → Betina
A
X
Apabila =0,75 →interseks
A
X
Apabila =0,5 → Jantan
A
X
Apabila < 1,5→ Jantan super
A
Contoh:
X
AXX → =2 →betina super
A
(tidak normal , A hanya satu set )
X 1
AAXY → = → Jantan (normal)
A 2
X
AAXX → = 1 → Betina normal
A
X 1
AAAXY → = → Jantan super (tidak normal , A ada 3 set)
A 3
Kromosom Manusia
Manusia memiliki 22 pasang autosom dan sepasang
gonosom, diberi simbol XX pada wanita dan XY pada laki-laki.
Contoh lain:
Misalkan, dari seluruh populasi sel ada 20% sel mengalami pindah silang dan
80% lainnya tidak mengalami pindah silang, maka kombinasi parental yang
diperoleh adalah:
AB = 50% x 0,8 = 40 %
Ab = 50% x 0,8 = 40 %
Sementara rekombinan yang mungkin dihasilkan adalah :
AB = 25 % x 0,2 = 5 %
Ab = 25 % x 0,2 = 5 %
aB = 25 % x 0,2 = 5 %
Ab = 25 % x 0,2 = 5 %
Pada sel tersebut frekuensi kombinasi parentalnya, yaitu AB dan ab masing-
masing 45% (40% + 5%) menjadi keseluruhan 90%. Sementara itu, frekuensi
rekombinan yang terbentuk adalah 10%. Peristiwa pindah silang dari gen
yang terpaut akan menghasilkan kombinasi parental lebih dari 50%.
Adapun rekombinannya dapat dipastikan dibawah 50%
Mutasi
Mutasi biasanya bersifat merugikan. Akan tetapi, manusia dapat
mengusahakan mutasi yang bersifat menguntungkan terutama dalam bidang
pertanian. Mutasi yang dilakukan manusia disebut mutasi buatan. Cara-cara
manusia melakukan mutasi diantaranya adalah menyimpan dalam waktu
lama, mengubah suhu secara mendadak, melakukan radiasi dengan sinar X,
dan memberi kolkisin.