Anda di halaman 1dari 18

Nama : Muhammad Hafiz Aqilla S

Kelas : 12 IPA 3

LKPD POLA-POLA HEREDITAS

Istilah dalam Pewarisan Sifat


1. Parental: induk atau orang tua atau tetua. Parental disingkat P.
2. Filial: keturunan yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan parental. Keturunan pertama
disingkat F1, keturunan kedua disingkat F2, keturunan ketiga disingkat F3, dan seterusnya.
3. Dominan: sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini
dapat mengalahkan sifat pasangannya.
4. Gen dominan: gen yang dapat mengalahkan atau menutupi gen lain yang merupakan
pasangan alelnya dan memakai simbol huruf besar.
5. Resesif: sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini
dapat dikalahkan oleh sifat pasangannya.
6. Gen resesif: gen yang dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang merupakan pasangan
alelnya dan memakai simbol huruf kecil.
7. Genotip: susunan genetik suatu sifat yang dikandung suatu individu yang menyebabkan
munculnya sifat-sifat pada fenotip.
8. Fenotip: sifat lahiriah yang merupakan bentuk luar yang dapat dilihat atau diamati.
9. Alel: anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternatif sesamanya. Gen-gen ini terletak
pada lokus yang bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog.
10. Homozigot: pasangan alel dengan gen yang sama, keduanya gen dominan atau resesif.
11. Heterozigot: pasangan alel dengan gen yang tidak sama, yang satu gen dominan dan lainnya
gen resesif.
12. Pembastaran: perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat beda.

LKPD HUKUM MENDEL

A. PERSILANGAN MONOHIBRID DOMINANSI PENUH


Parental : Tanaman kapri batang tinggi >< Tanaman kapri batang pendek
Genotip : TT >< tt
Gamet : T dan T t dan t

Filial 1 : Tanaman kapri batang tinggi


Genotip : Tt

Selanjutnya menyilangkan sesama F1 untuk menghasilkan F2

F1 >< F1 :Tanaman kapri batang tinggi >< Tanaman kapri batang tinggi
Genotip : Tt >< Tt

Gamet : T dan t T dan t

Kemungkinan kombinasi keturunan kedua (F2):


T
Sel Kelamin t
TT
Tt
T (Batang tinggi)
(Batang tinggi)
Tt tt
t (Batang tinggi) (Batang rendah)

PERTANYAAN:
Dari persilangan di atas:
1. Sifat fenotip manakah yang dominan pada kedua induk?

Jawab: Sifat fenotip yang dominan pada kedua induk adalah batang tinggi.

2. Tuliskan macam genotip pada F1!

Jawab : Genotip pada F1 : Tt

3. Tuliskan macam fenotip pada F1!

Jawab : Tanaman kapri batang tinggi.

4. Bagaimana pengaruh gen T terhadap gen t jika kedua gen tersebut berpasangan ?

Jawab : Gen T akan mendominasi gen t sehingga sifat fenotip yang muncul adalah sifat fenotip pada
gen T

5. Persilangan dominansi penuh adalah :

Jawab : Persilangan dominan penuh adalah persilangan dua individu sejenis yang memperhatikan
satu sifat beda dengan gen-gen dominan.

Dari persilangan F1 >< F1 di atas :


6. Tuliskan macam genotip pada F2!

Jawab : Tt : 2
TT : 1
Tt : 1

7. Tuliskan macam fenotip pada F2!

Jawab : Tanaman kapri batang tinggi : 3


Tanaman kapri batang pendek : 1

8. Bagaimana perbandingan genotip pada F2?

Jawab : Perbandingan genotip pada F2 adalah


Tt : TT : tt
2: 1 :1

9. Bagaimana perbandingan fenotip pada F2?

Jawab : Perbandingan fenotip pada F2


Batang rendah : Batang tinggi
1 : 3

10. Manakah individu yang homozigot dan yang heterozigot ?


Jawab :
Individu homozigot : Individu homozigot adalah : TT dan tt

Individu heterozigot : Individu heterozigot adalah : Tt

B. DIAGRAM PERSILANGAN DIHIBRID

P : Tanaman kapri biji halus, warna kuning>< Tanaman kapri biji kisut, warna hijau
Genotip : HHKK >< hhkk

Gamet : HK hk

F1 : Tanaman kapri biji halus, warna kuning


Genotip : HhKk

Selanjutnya menyilangkan sesama F1 untuk menghasilkan F2

F1 >< F1: Tanaman kapri biji halus, warna kuning >< Tanaman kapri biji halus, warna kuning

Genotip : HhKk >< HhKk

Gamet : HK, Hk, hK, hk >< HK, Hk, hK, hk

Kemungkinan kombinasi keturunan kedua (F2):


Sel
HK Hk hK hk
Kelamin
HHKK 1
HHKk 2 HhKK 3 HhKk 4
HK (Halus, kuning)
(Halus, kuning) (Halus, kuning) (Halus, kuning)

HhKk 7 Hhkk 8
HHKk 5 HHkk 6
Hk (Halus, kuning) (Halus, hijau)
(Halus, kuning) (Halus, hijau)

HhKK 9
HhKk 10 hhKK 11 hhKk 12
hK (Halus, kuning)
(Halus, kuning) (Kisut, kuning) (Kisut, kuning)

Hhkk 14 hhKk 15 hhkk 16


HhKk 13
hk (Halus, hijau) (kisut, kuning) (kisut, hijau)
(Halus, kuning)

PERTANYAAN :
Dari persilangan di atas, tuliskan genotip individu :
1. F2 yang berfenotip halus, kuning ! Berapakah jumlahnya ?

Jawab : 9

2. F2 yang berfenotip halus, hijau ! Berapakah jumlahnya ?

Jawab : 3
3. F2 yang berfenotip kisut, kuning ! Berapakah jumlahnya ?

Jawab : 3

4. F2 yang berfenotip kisut, hijau ! Berapakah jumlahnya ?

Jawab : 1

5. Ada berapa macam fenotip yang terbentuk pada keturunan kedua (F2) ? Sebutkan !

Jawab : Ada 4 fenotip yang terbentuk pada keturunan kedua (halus-kuning, halus-hijau, kisut-
kuning, dan kisut-hijau.)

6. Bagaimanakah perbandingan fenotip pada F2 ?

Jawab : halus-kuning, halus-hijau, kisut-kuning, dan kisut-hijau.


9 : 3 : 3 : 1

7. Bagaimanakah perbandingan genotip pada F2 ?

Jawab : HHKK : HHKk : HhKK : HhKk : HHkk : Hhkk : hhKK : hhKk : hhkk
1 2 : 2 : 4 : 2 : 2 : 1 : 2 : 1

8. Nomor berapakah yang bergenotip homozigot ?

Jawab : 1 dan 16

9. Nomor berapakah yang bergenotip heterozigot ?

Jawab : 2-15

10. Nomor berapakah yang merupakan individu homozigot dominan dan individu homozigot resesif ?

Jawab : No 1 merupakan individu homozigot dominan (HHKK) dan no 16 merupakan individu


homozigot resesif

LKPD PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL

A. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM 1 MENDEL (INTERMEDIAT)


P : Bunga Pukul Empat warna merah >< Bunga Pukul Empat warna putih
Genotip : MM >< mm
Gamet : M Dan M m dan m

F1 : Bunga Pukul Empat warna merah muda


Genotip : Mm

Selanjutnya menyilangkan sesama F1 untuk menghasilkan F2


F1 >< F1 : Bunga pukul empat warna merah muda><Bunga Pukul Empat warna merah
muda
Genotip : Mm >< Mm

Gamet : M dan m M Dan m


Kemungkinan kombinasi keturunan kedua (F2):
Sel Kelamin M m
MM
Mm
M (Merah)
(Merah muda)
Mm mm
m (Merah muda.) (Putih.)

PERTANYAAN :
Dari persilangan di atas :
1) Sifat fenotip manakah yang dominan pada kedua induk?

Jawab : Tidak ada sifat yang dominan pada kedua induk. Sifat fenotif keduanya membentuk
sifat baru yang merupakan gabungan dari sifat fenotif kedua induk.

2) Tuliskan macam genotip pada F1 !

Jawab : Mm

3) Tuliskan macam fenotip pada F1 !

Jawab : Bunga merah muda

4) Bagaimana pengaruh gen M terhadap gen m jika kedua gen tersebut berpasangan ?

Jawab : Jika kedua gen berpasangan, maka sifat yang muncul adalah gabungan dari kedua
sifat gen tersebut.

5) Persilangan dominansi tidak penuh adalah :

Jawab : Persilangan dimana sifat yang dibawa oleh gen tidak ada yang dominan dan tidak
ada yang resesif sehingga pengaruh kedua sifat tersebut sama kuat.

Dari persilangan F1 >< F1 di atas :


6) Tuliskan macam genotip pada F2!

Jawab : MM, Mm, mm

7) Tuliskan macam fenotip pada F2!

Jawab : Bunga merah, bunga putih, dan bunga merah muda

8) Bagaimana perbandingan genotip pada F2?

Jawab : MM : Mm : mm
1 : 2 : 1

9) Bagaimana perbandingan fenotip pada F2?

Jawab : Bunga merah : Bunga merah muda : bunga putih


1 : 2 : 1

10) Manakah individu yang homozigot dan yang heterozigot?

Jawab :
Individu homozigot : MM dan mm

Individu heterozigot : Mm

B. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM 2 MENDEL


1. Atavisme(Interaksi Gen), terjadi pada kasus jengger ayam
Diketahui

Soal: Jika ayam berpial/jengger rose homozigot disilangkan dengan ayam berpial biji homozigot,
pada F1 dihasilkan jengger walnut (sumpel). Tentukan rasio fenotif F2-nya?
Penyelesaian:
P1 : RRpp (rose) >< rrPP (biji)
Gamet : Rp rP
F1 : RrPp (walnut)  artinya: R dan P memunculkan walnut
P2 : RrPp (walnut) >< RrPp (walnut)
Gamet : RP, Rp, rP, rp RP, Rp, rP, rp
F2
RP Rp rP rp
RRPP RRPp RrPP RrPp
RP
(walnut) (walnut) (walnut) (walnut)

RRPp RRpp RrPp Rrpp


Rp
(walnut) (rose) (walnut) (rose)

RrPP RrPp rrPP rrPp


rP
(walnut) (walnut) (biji) (biji)

RrPp Rrpp rrPp rrpp


rp
(walnut) (Rose) (biji) (bilah)

Kesimpulan : Rasio fenotif F2: walnut : rose : biji : bilah = 9: 3: 3: 1

2. Epistasis dan Hipostasis


Epistasis-hipostasis adalah peristiwa dengan dua faktor yang bukan pasangan alelnya dapat
memengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme. Namun, pengaruh faktor yang satu
menutup ekspresi faktor lainnya.
Soal:
Pada penyilangan gandum berkulit biji hitam (HHkk) dengan gandum berkulit biji kuning
(hhKK), ternyata 100% pada F1 berkulit biji hitam. Tentukan rasio fenotif F2-nya?
Penyelesaian:
P1 : HHkk (biji hitam) >< hhKK (biji kuning)
Gamet : Hk hK
F1 : HhKk (biji hitam) artinya: H epistasis terhadap K / k
P2 : HhKk (biji hitam) >< HhKk (biji hitam)
Gamet : HK, Hk, hK, hk HK, Hk, hK, hk
F2 :
HK Hk hK hk
HHKK HHKk HhKK HhKk
HK
(biji hitam) (biji hitam) (biji hitam) (biji hitam)
HHKk HHkk HhKk Hhkk
Hk
(biji hitam) (biji hitam) (biji hitam) (biji hitam)
HhKK HhKk hhKK hhKk
hK
(biji hitam) (biji hitam) (biji kuning) (biji kuning)
HhKk Hhkk hhKk hhkk
hk
(biji hitam) (biji hitam) (biji kuning) (putih)

Kesimpulan : Rasio fenotif F2: Biji hitam : Biji kuning : Biji putih = 12 : 3: 1

3. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa suatu faktor dominan yang baru tampak pengaruhnya apabila
bertemu dengan faktor dominan lain yang bukan alelnya. Faktor dominan ini seolah-olah
tersembunyi (kriptos),
Soal:
Diketahui gen A (ada pigmen antosianin), a (tidak ada pigmen antosianin), B (air sel bersifat
basa), dan b (air sel tidak bersifat basa). Penyilangan Linaria maroccana berbunga merah
(AAbb) dengan Linaria maroccana berbunga putih (aaBB), menghasilkan 100% generasi (F1)-
nya berbunga ungu. Tentukan rasio fenotif F2-nya?
Penyelesaian:
P1 : AAbb (merah) >< aaBB (putih)
Gamet : Ab aB
F1 : AaBb (Ungu)  ada pigmen antosianin (A) dalam basa (B)
P2 : AaBb (ungu) >< AaBb (ungu)
Gamet : AB, Ab, aB, ab AB, Ab, aB, ab
F2 :
gamet AB Ab aB ab
AABB AABb AaBB AaBb
AB
(ungu) (ungu) (ungu) (ungu)
AABb AAbb AaBb AaBb
Ab
(ungu) (merah) (ungu) (merah)
AaBB AaBb aaBB aaBb
aB
(ungu) (ungu) (putih) (putih)
AaBb Aabb aaBb aabb
ab
(ungu) (merah) (putih) (putih)
Rasio fenotif F2 = ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4
Pada tikus, warna bulu yang hitam dikendalikan oleh gen R dan C bersama-sama, sedangkan rr
dan C menyebabkan warna krem. Jika ada gen cc, tikus itu menjadi albino. Perkawinan antara
tikus hitam homozigot (RRCC) dan tikus albino (rrcc), menghasilkan F1 semua hitam. Tentukan
fenotif F2!
Penyelesaian:
P1 : RRCC (hitam) >< rrcc (albino)
Gamet : RC rc
F1 : RrCc (hitam)  artinya: R dan C membawa sifat hitam secara bersama
P2 : RrCc (hitam) >< RrCc (hitam)
Gamet: RC, Rc, rC, rc RC, Rc, rC, rc
F2 :
RC Rc rC rc
RRCC RRCc RrCC RrCc
RC
(hitam) (hitam) (hitam) (hitam)
RRCc RRcc RrCc Rrcc
Rc
(hitam) (albino) (hitam) (albino)
RrCC RrCc rrCC rrCc
rC
(hitam) (hitam) (krem) (krem)
RrCc Rrcc rrCc rrcc
rc
(hitam) (albino) (krem) (albino)

Kesimpulan : Rasio fenotif F2: hitam : krem : albino = 9 : 3 : 4

4. Polimeri
Polimeri adalah peristiwa dengan beberapa sifat beda yang berdiri sendiri memengaruhi bagian
yang sama dari suatu individu.
Soal:
Pada penyilangan antara gandum berbiji merah (M 1M1M2M2) dan gandum berbiji putih
(m1m1m2m2), dihasilkan F1 semua gandum berbiji merah. Tentukan rasio fenotif F2-nya!
Penyelesaian:
P1 : M1M1M2M2 (merah) >< m1m1m2m2 (putih)
Gamet : M1M2 m1m2
F1 : M1m1M2m2 (merah)  artinya: M1 dan M2 memunculkan warna merah
P2 : M1m1M2m2 (merah) >< M1m1M2m2 (merah)
Gamet : M1M2, M1m2, m1M2, m1m2 M1M2, M1m2, m1M2, m1m2
F2
M1M2 M1m2 m1M2 m1m2
M1M1M2M2 M1M1M2m2 M1m1M2M2 M1m1M2m2
M1M2
(merah) (merah) (merah) (merah)

M1M1M2m2 M1M1m2m2 M1m1M2m2 M1m1M2m2


M1m2
(merah) (merah) (merah) (merah)

M1m1M2M2 M1m1M2m2 m1m1M2M2 m1m1M2m2


m1M2
(merah) (merah) (merah) (merah)
M1m1M2m2 M1m1m2m2 m1m1M2m2 m1m1m2m2
m1m2
(merah) (merah) (merah) (putih)

Kesimpulan : Rasio fenotif F2: Biji Merah : biji putih = :

5. Komplementer
Komplementer adalah peristiwa dua gen dominan saling memengaruhi atau melengkapi dalam
mengekspresikan suatu sifat.

Soal:
Diketahui C (gen penumbuh bahan mentah pigmen), c (gen tidak mampu menumbuhkan bahan
mentah pigmen), R (gen penumbuh enzim pigmentasi kulit), dan r (gen tidak mampu
menumbuhkan enzim pigmentasi kulit). Jika disilangkan induk berwarna (CCRR) dengan tidak
berwarna (ccrr), maka akan dihasilkan keturunan 100% berwarna. Tentukan rasio fenotif F2!
Penyelesaian:
P1 : CCRR (berwarna) >< ccrr (tak berwarna)
Gamet : CR cr
F1 : CcRr (berwarna)  artinya: C dan R mempengaruhi warna
P2 : CcRr (berwarna) >< CcRr (tak berwarna)
Gamet : CR, Cr, cR, cr CR, Cr, cR, cr
F2 :
CR Cr cR cr
CCRR CCRr CcRR CcRr
CR
(berwarna) (berwarna) (berwarna) (berwarna)
CCRr CCrr CcRr Ccrr
Cr
(berwarna) (tak berwarna) (berwarna) (tak berwarna)
CcRR CcRr ccRR ccRr
cR
(berwarna) (berwarna) (tak berwarna) (tak berwarna)
CcRr Ccrr ccRr ccrr
cr
(berwarna) (tak berwarna) (tak berwarna) (tak berwarna)

Kesimpulan : Rasio F2: berwarna : tak berwarna = 9 : 7

Kasus pada manusia, bisu dan tuli


P1 : BBTT (normal) >< bbtt (bisu tuli)
Gamet : BT bt
F1 : BbTt (normal)  artinya: C dan R mempengaruhi panca indera
P2 : BbTt (normal) >< BbTt (normal)
Gamet : BT, Bt, bT, bt BT, Bt, bT, bt
F2 :
BT Bt bT bt
BBTT BBTt BbTT BbTt
BT
(normal) (normal) (normal) (normal)
BBTt BBtt BbTt Bbtt
Bt
(normal) (tuli) (normal) (tuli)
BbTT BbTt bbTT bbTt
bT
(normal) (normal) (bisu) (bisu)
BbTt Bbtt bbTt bbtt
bt
(normal) (tuli) (bisu) (bisutuli)

Kesimpulan : Rasio F2: Normal : (bisu,tuli,bisu-tuli) = 9 : 7

LKPD POLA-POLA HEREDITAS


A. Gen Bebas menurut Gregor Mendel, setiap kromosom ditempati oleh satu gen
Hukum Mendel I Hukum Mendel 2

Parental X
Merah Kuning

Gamet Gamet

F1
Merah F1

F2 : F1 X F 1 X
F2 = F1 X F1 X
Gamet
Gamet , , ,

F2
Merah 3 Kuning 1

F2
9 3 3 1
Jelaskan Pola hereditas menurut Gregor Mendel tersebut?
Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya melalui gen disebut hereditas.
Mekanisme hereditas ini
mengikuti aturan-aturan tertentu yang disebut pola-pola hereditas. Seorang sarjana Amerika
bernama
Walter Stanborough Sutton berhasil menjelaskan bahwa pola-pola hereditas terjadi karena hal-
hal berikut:
1. Gen merupakan karakteristik yang diturunkan. Oleh karena itu, meskipun terjadi mitosis dan
meiosis, bentuk dan identitas setiap gen di dalam kromosom adalah tetap.
2. Saat terjadi meiosis, kedua perangkat kromosom yang berasal dari kedua induk akan memisah
secara bebas. Kromosom tersebut kemudian mengelompok dengan kromosom lain yang bukan
homolognya.
3. Jumlah kromosom yang terkandung dalam ovum dan sperma adalah sama (bersifat haploid),
yaitu setengah dari jumlah kromosom sel tubuh induknya.
4. Individu hasil pembuahan antara ovum dan sperma bersifat diploid, yaitu mengandung dua
perangkat
kromosom.
B. Gen Pautan Adakah perbedaan dengan
yang dikemukakan oleh
Gregor Mendel di bagian A?
Mendel mengemukakan
bahwa kromosom pada kedua
induk akan memisah secra
bebas.
Pada gen pautan, dua gen
atau lebih pada kromosom
yang sama tidak dapat
memisah secara bebas saat
pembelahan meiosis.

Contoh pada kasus lalat buah


Adakah perbedaan dengan
yang dikemukakan oleh
Gregor Mendel di bagian A?
Lalat buah yang memiliki
fenotipe kelabu dan bersayap
normal ketika dikawinkan
dengan induknya yang berwarna
hitam dan bersayap vestigial
menghasilkan perbandingan
yang tidak sesuai dengan
hipotesis. Gen warna tubuh dan
bentuk sayap berada dalam
kromosom dan terjadi tautan.

C. Gen terpaut dan mengalami Pindah Silang


Adakah perbedaan dengan
yang dikemukakan oleh
Gregor Mendel di bagian A?
Peristiwa pindah silang
merupakan bertukarnya gen-gen
yang terdapat dalam suatu
kromosom dengan gen-gen yang
terletak pada kromosom lain.
Hal ini bertolak belakang
dengan pola hereditas yang
menyatakan bahwa bentuk dan
identitas setiap gen di dalam
kromosom adalah tetap.

Kasus pada lalat buah:


Adakah perbedaan dengan
yang dikemukakan oleh
Gregor Mendel di bagian A?
Gen pada lalat buah yang
memiliki tipe vestigial
mengalami pindah silang pada
saat dikawinkan dengan lalat
buah Wild Type.

D. Gagal berpisah dalam meiosis


Adakah perbedaan
dengan yang
dikemukakan oleh
Gregor Mendel di bagian
A?
Gen yang mengalami
penyimpangan dapat gagal
berpisah dalam peristiwa
meiosis. Hukum mendel
menyatakan bahWA
kromosom akan memisah
secara bebas, pada
peristiwa nondisjunction,
kromosom gagal
memisahkan diri dari
pasangannya.

E. Gen Lethal
Gen lethal adalah gen yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian
1. Dominan
Keturunan F1
Kuning Homozigot(KK) = 1 = mati
Kuning Heterozigot(Kk) = 2 = hidup
Hitam (kk) = 1 = hidup

Pertanyaan : Apa perbedaan dengan Hukum Mendel I?


Alel letal dominan merupakan sepasang gen dominan yang dapat menyebabkan kematian
jika berada dalam keadaan homozigot. Individu yang memiliki genotipe homozigot ini akan
meninggal sebelum lahir.

2. Resesif

Keturunan F1
Hijau Homozigot (AA) = 1 = hidup
Hijau Heterozigot(Aa ) = 2 = hidup
Kuning homozigot (aa) = 1 = mati

Pertanyaan : Apa perbedaan dengan Hukum I Mendel?

Alel letal resesif merupakan sepasang gen resesif yang dapat menyebabkan kematian
jika berada dalam keadaan homozigot. Berbeda dengan alel letal dominan, individu yang
mengala- mi kematian sebelum lahir hanya yang bergenotipe homozigot resesif. Sementara itu,
individu yang bergenotipe homozigot dominan dan heterozigot merupakan individu yang
normal.

F. Determinasi Seks
Berdasarkan Tabel tersebut ada berapa macam tipe determinasi seks?
Apa perbedaan pada masing-masing determinasi seks tersebut, jelaskan

x
1. Tipe merupakan perimbangan jumlah gonosom X dengan set autosom (misalnya
a
diploid berjumlah 2, triploid berjumlah 3). Tipe ini terjadi pada Drosophila
melanogaster (lalat buah). Jenis gonosom lalat buah dibedakan menjadi dua macam,
yaitu X berbentuk seperti batang dan Y yang berbentuk seperti kail (membengkok).
Gonosom Y tidak menentukan jenis kelamin, tetapi menentukan kesuburan (fertilitas).

2. Tipe XX-XY merupakan tipe penentuan sex dengan menggunakan pasangan kromosom
pada organisme. Sistem ini umum kita temukan pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Penamaannya berdasarkan bentuk gonosom yang ditemukan. Gonosom X berukuran
lebih besar dari gonosom Y. Sistem ini diberi tanda XX untuk betina dan jantan diberi
tanda XY

3. Tipe Xo terdapat pada serangga seperti Orthoptera dan Hemiptera. Individu yang
memiliki kromosom X homozigot (XX) berjenis kelamin betina. Sementara itu, individu
yang memiliki hanya satu X atau XO berjenis kelamin jantan.

4. Tipe ZW terdapat pada burung, ikan, serta beberapa jenis kupu-kupu dan reptil. Individu
ZW adalah betina, sedangkan individu ZZ adalah jantan.

5. Tipe n-2n (haploid-diploid) terdapat pada golongan Hymenopterata misalnya lebah


madu, rayap, dan semut. Pada serangga tersebut, jenis kelamin tidak ditentukan oleh
kromosom seks karena pada sel tubuhnya tidak mempunyai kromosom seks. Jenis
kelaminnya ditentukan oleh sifat ploidi. Ploidi adalah jumlah set kromosom. Jika ovum
haploid (n) dibuahi oleh spermatozoa haploid (n), akan dihasilkan individu yang diploid
(2n). Individu haploid ini akan berjenis kelamin betina dan disebut “ratu”. Jika ovum
haploid (n) tidak dibuahi, akan tumbuh secara partogenesis menjadi indvidu jantan yang
haploid (n).

LKPD HEREDITAS PADA MANUSIA


Tugas: Buatlah peta silsilah keluarga kamu sendiri, ayah, ibu dan siapa saja anaknya

Pertanyaan:
1. Apakah dalam peta silsilah terdapat pihak orang tua (parental) dan anak (filial)?
Ada

2. Bagaimana pewarisan jenis kelamin diturunkan ke anaknya?


Jenis kelamin diturunkan melalui kromosom gonosom pada sel sperma dan ovum. Sperma
membawa kromosom X atau kromosom Y, sedangkan ovum membawa kromosom X. Jika
dalam pembuahan terbentuk XY maka jenis kelamin laki-laki, jika terbentuk XX maka
perempuan. Pada keluarga saya keturunan yang dihasilkan keduanya memiliki kromosom XX
sehingga memiliki jenis kelamin laki-laki.

3. Apa saja perbedaan fisik yang kamu temukan antar anak di keluarga ayahmu. Tuliskan pada
tabel berikut!
No Ciri Fisik Variasi
1 Rambut Lurus, hitam Lurus, hitam
2 Alis mata Tebal, Hitam Tipis, hitam
3 Warna bola mata Coklat Coklat
4 Cuping telinga Terpisah Terpisah
5 Lesung pipi Tidak ada Tidak ada
6 Dagu Lancip Lonjong
7 Warna kulit Sawo matang Sawo matang
8 Hidung Lebar, mancung Kecil, pesek
9 Bentuk muka Oval Lonjong
10 Tinggi badan Sedang Tinggi

4. Penyakit dan kelainan menurun apa yang diwariskan dari orang tua! Cari informasi dari
rangkuman yang sudah di berikan di gcr dan lengkapi tabel berikut!
Penyakit dan Kelainan pada Manusia
No
Tidak terpaut seks Terpaut seks
1 Huntington Hemofilia
2 Dentinogenesis imperfecta Buta warna
3 Anonychia (Anonikia) Anodontia
4 Retinal aplasia Amolar
5 Katarak Sindrom fragile X
6 Hipertensi Sindrom Lesch-Nyhan
7 Sindrom marfan Distrofi otot
8 Progeria Webbed toes
9 Thalasemia Sindrom rett
10 Albino Anemail
11 Siklemia Hypertrichosis

5. Amatilah peta silsilah keluarga ratu Victoria berikut dan jawablah pertanyaan dibawah
dengan benar!

a. Bila gen hemophilia dibawa oleh gen yang diberi symbol huruf h, maka genotip ibu
pembawa (carier) adalah:
Jawab: Genotip ibu carrier adalah

b. Genotip laki-laki hemophilia adalah XhY 

c. Genotip perempuan hemophilia adalah XhXh.

d. Anak-anak Helena dan Leopold tidak ada yang hemophilia, mengapa? Jelaskan!
Jawab: Pembawa gen hemofilia pada pernikahan Helena dan Leopold hanyalah sang
suami yang bergenotipe XhY. Untuk menghasilkan keturunan yang memiliki
hemofilia perlu menghasilkan filial yang bergenotipe XhY pada laki-laki dan XhXh
pada perempuan. Anak Helena dan Leopold hanyalah Alice yang menjadi carrier
dan merupakan seorang perempuan. Gen Xh yang diperlukan untuk menghasilkan
keturunan perempuan hemofilia tidak ditemukan pada Helena sehingga tidak
dimungkinkan anak perempuan mereka memiliki hemofilia. Seandainya mereka
memiliki keturunan laki-laki, maka kemungkinan besar ia memiliki anak yang
mengidap hemofilia.

e. Mengapa pada peta silsilah tersebut di atas tidak pernah dijumpai wanita hemophilia?
Jawab: Wanita dengan hemofilia harus mempunyai genotip XhXh sehingga harus
dilakukan perkawinan antara laki-laki pengidap hemofilia dengan seorang wanita
carrier hemofilia agar muncul wanita yang memiliki penyakit hemofilia. Hal ini
jarang terjadi karena tidak banyak pernikahan antara carrier wanita dengan laki-laki
pengidap hemofilia.
Pada silsilah di atas, pernikahan antara wanita carrier hemofilia selalu terjadi dengan
laki-laki yang bergenotipe normal sehingga tidak dimungkinkan terjadinya wanita
yang mengidap hemofilia.

f. Buatlah suatu persilangan untuk memperlihatkan munculnya wanita hemophilia?


Jawab:

Ayah Ibu
XhY  x XHXh
Gamet : Ayah ( Xh, Y)
Ibu ( XH, Xh)
Persilangan

XH
Sel Kelamin Xh
XHXh
h XhXh
X (Wanita carrier)
(Wanita hemofilia)
XHY XhY
Y (Pria normal) (Pria hemofilia)

6. Bagaimana halnya jika ibu buta warna XcbXcb, menikah dengan pria normal (XY).
Buatlah diagram persilangan dan tentukan fenotip keturunannya.

Ibu : XcbXcb x Ayah : XY


Gamet : Xcb Gamet : X dan Y

Persilangan
Sel
Xcb
Kelamin

X XXcb

Y XcbY

Wanita Carrier : 1 (XXcb)


Pria buta warna : 1 (XcbY)

Anda mungkin juga menyukai