Anda di halaman 1dari 50

POLA-POLA

HEREDITAS
POLA-POLA HEREDITAS

 Pola pewarisan sifat menurut Mendel


 Gregor Johan Mendel melakukan eksperimen dengan membastarkan
tanaman kacang kapri (Pisum sativum), karena memiliki kelebihan-
kelebihan antara lain:
 mudah penyerbukan silang
 cepat berbuah dan berumur pendek
 dapat terjadi penyerbukan sendiri
 memiliki beberapa sifat beda yang menyolok antalain ra lain warna bunga,
warna buah, bentuk biji, sifat biji
 Pada persilangan Mendel induk jantan dan induk betina disebut
parental/tetua dan disimbolkan dengan huruf P (capital)
 Hasil persilangan parental disebut fillus (anak dan disimbolkan dengan
huruf F capital)
 Persilangan induk jantan dan induk betina disebut PI dan dan
keturunannya disebut FI
 Persilangan antara F1 dengan F1 secara acak disebut P2, sedangkan
keturunannya disebut F2
 Galur murni selalu bergenotip homozygote dominan (ditulis dengan huruf
capital semua) atau homozygote resesif (ditulis dengan huruf kecil semua)
 Genotip adalah sifat tidak tampak yang ditentukan pasangan gen dalam
individu, sedangkan sifat yang tampak dari luar (dapat diamati dengan panca
indera) disebut fenotip
 Jika genotip suatu individu terdiri dari pasangan alel yang tidak sama maka
disebut genotip heterozygote missal Rr. Sedangkan jika genotip terdiri dari
pasangan alel yang sama disebut homozygote missal RR atau rr.
 Penulisan genotip telah disepakati bersama oleh suatu konvensi, sbb :
 Sifat gen dominant (yang bersifat kuat sehingga menutupi pengaruh alelnya)
disimbolkan dengan huruf besar, sedangkan gen yang tertutup alelnya disebut
resesif dan disimbolkan dengan huruf yang sama dengan gen dominant, tetapi
dengan huruf kecil. Missal sifat BB (biru) dominant terhadap bb (putih)
 Genotip individu heterozygote dituliskan dengan 2 huruf, gen dengan sifat
dominant ditulis dengan huruf besar didepan, dan sifat resesif alelnya
dituliskan dengan huruf kecil dibelakang. Missal Bb (biru)
 Dua genotip yang berbeda dapat mempunyai fenotip yang sama. Missal RR dan
Rr sama-sama merah
 Dalam teori pewarisan sifat menurut Mendel dikenal adanya bermacam-
macam persilangan, yaitu monohybrid, dihibrid, resiprok, back cross dan
test cross
Persilangan Monohibrid
 Adalah persilangan dengan satu  P1 TT X tt
sifat beda. Contoh: Perhatikan
diagram persilangan monohybrid  Tinggi pendek
antara kacang kapri berbatang  Gamet T t
tinggi dengan kacang kapri
berbatang pendek (sifat tinggi
 F1 Tt
dominant terhadap sifat pendek)  Tinggi
sbb:

 P2 F1 X F1
 Tt X Tt
 Tinggi tinggi
 Gamet T,t T, t
F2
T t

T TT Tt
TINGG TINGGI
I
t Tt tt
TINGG PENDEK
I
Jadi pada persilangan monohybrid
menghasilkan perbandingan fenotip 3
tinggi: 1 pendek. Perbandingan genotip 1
TT: 2 Tt: 1 tt
 Jika kita amati pada pembentukan F1 terjadi pemisahan alel TT, tt
sehingga menjadi Tt (heterozygote). Prinsip pembentukan gamet pada
genotip induk sehingga dihasikan keturunan heterozygote dikenal dengan
hukum pemisahan alel secara bebas atau hokum Mendel I/hokum segregasi
bebas
 Untuk menentukan macam dan jumlah gamet dari genotip induk dapat
digunakan diagram garpu. Contoh
 Monohybrid BB-----B
 B
 Bb
 b
 Dihibrid RrBb
 B = RB
 R
 b = Rb
 B = rB
 r
 b = rb
RRbb R----b = Rb
RrBB R----B = RB
r-----B = Rb

RRBb
B=RB
R
b=Rb
 Dari data yang diperoleh dalam percobaannya Mendel menyusun hipotesis
yang menerangkan hokum hereditas sebagai berikut :
 tiap sifat organisme dikendalikan oleh sepasang factor keturunan/gen, satu
dari induk jantan dan satu dari induk betina
 tiap pasangan factor keterangan menunjukkan bentuk alternative sesamanya,
missal biji bulat dan kisut, rasa manis dan asam
 Satu dari pasangan alel dominant/menutup alel yang resesif jika keduanya
bersama
 Pada pembentukan sel kelamin/gamet yaitu proses meiosis. Pasangan
factor-faktor keturunan memisah. Setiap gamet menerima salah satu
factor dari pasangan itu. Kemudian pada proses fertilisasi factor-faktor itu
akan berpasangan secara acak.

 Individu murni/galur murni mempunyai dua alel yang sama, dominant


semua atau resesif semua
 Semua individu F1 adalah seragam
 Jika dominansi tampak sepenuhnya, maka individu F1 memiliki fenotip
seperti induknya yang dominant
INTERMEDIET

 Intermediet terjadi jika sifat gen dominant tidak penuh. F1 mempunyai


sifat fenotip diantara kedua induknya. Perbandingan F2-nya tidak 3:1 tapi
1:2:1
 Contoh, Persilangan monohybrid antara tanaman bungan Mirabilis
jalapa/pukul empat galur murni (MM) dengan bunga pukul empat putih
galur murni (mm)
P1 MM X mm
(merah) (putih)
gamet M m
F1 Mm
(Merah muda)
P2 Mm X Mm
Merah muda merah muda
Gamet M M
m m
 F2

M m
M MM Mm
(merah) (merah muda)

m Mm mm
(merah muda) (putih)

Perbandingan genotip 1MM:2Mm:1mm


Perbandingan fenotp 1 merah: 2merah muda: 1putih
 PERSILANGAN DIHIBRID
 Persilangan dihibrid adalah persilangan dengan dua sifat beda
 Mendel melakukan eksperimen dengan membastarkan tanaman Pisum
sativum galur murni dengan memperhatikan 2 sifat beda yaitu biji bulat
warna kuning dengan galur murni kisut hijau. Gen B(bulat) dominant
terhadap b(kisut), gen K(kuning) dominant terhadap k(hijau). Diagram
perkaminannya adalah :
P1 BBKK X bbkk
Bulat kuning kisut hijau
Gamet BK bk
F1 BbKk
Bulat kuning
P2 BbKk X BbKk
Bulat kuning bulat kuning
Gamet BK, Bk BK,Bk
bK,bk bK, bk
BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKK BbKk
Bulat Bulat Bulat Bulat
kuning 1 kuning 2 kuning 3 kuning 4
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
Bulat Bulat Bulat Bulat
kuning 5 hijau 6 kuning 7 hijau 8
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
Bulat Bulat kisut kisut
kuning kuning 10 kuning 11 kuning 12
9
bk BbKk Bbkk bbKk bbkk
Bulat Bulat kisut kisut hijau
kuning 13 hijau 14 kuning 15 16
Rasio Fenotip pada F2 : 9:3:3:1
Bulat kuning : 1,2,3,4,5,7,9,10,13=9
Bulat hijau : 6,8,13=3
kisut kuning: 11, 12,15=3
kisut hijau : 16 =1
Rasio genotip : 1:2:1:2:4:2:1:2:1
Dari eksperimen tersebut Mendel menganggap bahwa gen-gen pembawa sifat
itu berpisah secara bebas terhadap sesamanya saat pembentukan gamet
sehingga menjadi hokum Mendel II/Hukum pengelompokan gen secara
bebas
 Prinsip-Prinsip Mendel
1. Prinsip Hereditas yaitu Pewarisan sifat dikendalikan oleh gen
2. Prinsip Segregasi bebas yaitu pemisahan bebas
3. Prinsip Asortasi bebas/berpasangan secara bebas
4. Prinsip dominansi penuh atau tidak penuh(intermediet)
 Persilangan Resiprok
Persilangan resiprok adalah persilangan dengan gamet jantan dan gamet
betina dipertukarkan sehingga menghasilkan keturunan yang sama

 Persilangan Backcross
Persilangan antara individu F1 dengan salah satu induknya (induk dominant
atau induk resesif). Tujuan Backcross adalah mencari genotip tetua.
Contoh
P1 Hh X hh
Hitam putih

Gamet H,h h
F1 Hh (hitam) : 1
hh (putih) : 1
 
 
 E. Persilangan Testcross
Perkawinan F1 dengan salah satu induk yang resesif. Disebut perkawinan
pengujian/uji silang karena bertujuan mengetahui apakah suatu individu
bergenotip homozygote (galur murni) atau heterozygote. Jika hasil
testcross menghasilkan perbandingan 1:1 maka induk heterozygote. Jika
keturunan 100% maka induknya homozygote
Penyimpangan Semu Hukum Mendel

 Pada hokum Mendel didapat perbandingan fenotip F2 pada persilangan


monohybrid 3:1, sedangkan pada persilangan dihibrid menghasilkan
perbandingan F2 9:3:3:1. Namun pada kasus tertentu, perbandingannya
tidak tepat. Munculnya perbandingan yang tidak sesuai dengan hokum
Mendel disebut Penyimpangan semu hokum Mendel
 Penyimpangan semu hokum Mendel terjadi karena interaksi antar alel dan
genetic
Macam-macam interaksi alel :
1. Dominansi tidak sempurna
Pada dominansi tidak sempurna, alel dominant tidak dapat menutupi alel
resesif sepenuhnya, akibatnya individu yang heterozygote memiliki sifat
yang setengah dominant dan setengah resesif. Sehingga menghasilkan
keturunan F2 dengan perbandingan 1:2:1
P1 MM X mm
(merah) (putih)
gamet M m
F1 Mm
(Merah muda)
 P2 Mm X Mm
Merah muda merah muda
Gamet M,m M,m
M M

M MM Mm
Merah Merah
muda

M Mm mm
Merah muda putih
 Perbandingan genotip 1MM:2Mm:1mm
 Perbandingan fenotp 1 merah: 2merah muda: 1putih
2. Kodominan
Kodominan adalah dua alel suatu gen yang menhasilkan produk berbeda dengan
alel yang satu tidak dipengaruhi oleh alel yang lain. Contoh alel kodominan
misalnya sapi dengan warna merah RR yang kodominan terhadap putih rr
menghasilkan anak sapi yang dalam bahasa inggris roan Rr, warna sapi ini
coklat kemerahan atau kekuningan dengan sedikit percikan warna putih
P1 RR X rr
(merah) (putih)
gamet R r
F1 Rr
(Roan)
P2 Rr X Rr
Roan roan
F2 Perbandingan fenotp 1 merah: 2Roan: 1putih
R R

R RR (merah) Rr (Roan)

r Rr (Roan) rr (putih)
3. Alel Ganda
Alel ganda merupakan fenomina adanya tiga atau lebih dari suatu gen. pada
umumnya satu gen tersusun dari dua allel alternatifnya. Alel ganda dapat
terjadi akibat mutasi. Misalnya gen A bermutasi menjadi a1,a2,a3
4. Alel Letal
Alel letal merupakan alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu
yang memilikinya. Alel letal dapat terjadi pada keadaan homozygot
dominant (KK) dan homozygote resesif (kk), dalam keadaan heterozygote
(Kk) biasanya mengakibatkan subletal atau hidup sehat sampai dewasa.
Macam-macam Penyimpangan
Semu Hukum
1. EPISTASIS DAN HIPOSTASIS
Mendel karena
interaksi genetiki
Epistasis dan hipostasis : dimana gen dominant menutup
adalah peristiwa
gen dominant lain yang bukan alelnya. Faktor pembawa sifat yang
menutupi disebut epistasis, sedangkan sifat yang tertutup disebut
hipostasis.
 Macam-macam epistasi :
1. Epistasis Dominan
2. Epistasis Resesif
1. Epistasis Dominan
Gen dengan alel dominant menutupi kerja gen yang lain. Contoh gen H epistasis
terhadap K, gen K hipostasis terhadap gen H, pada persilangan gandum biji
hitam dengan gandum biji kuning
P1 HHkk X hhKK
Hitam kuning
Gamet Hk hK
F1 HhKk
Hitam
P2 HhKk HhKk
Hitam hitam
Gamet HK,Hk HK, Hk
hK,hk hK, hk

 Perbandingan Fenotip F2
 12 hitam : 3 kuning : 1 putih= 12:3:1
HK Hk hK hk
HK HHKK HHKk HhKK HhKk
1 Hitam 2 Hitam 3 hitam 4 hitam

Hk HHKk HHkk HhKk Hhkk


5 hitam 6 hitam 7 hitam 8 hitam
hK HhKK HhKk hhKK hhKk
9 hitam 10 hitam 11kuning 12kuning

Hk HhKk Hhkk hhKk hhkk


13 hitam 14 hitam 15kuning 16 putih
2. Epistasis Resesif
Gen resesif yang bersifat epistasis terhadap gen dominant yang bukan alelnya.
Gen resesif tersebut harus dalam keadaan homozygote.
Contoh pada persilangan tikus kelabu RRCC dengan tikus putih rrcc
P1 RRCC X rrcc
kelabu putih albino
Gamet RC rc
F1 RrCc (kelabu)
P2 RrCc X RrCc
Kelabu kelabu
Gamet RC,Rc RC,Rc
rC,rc rC,rc

 Perbandingan fenotip pada F2


 9 kelabu : 3 hitam : 4 putih
RC Rc rC rc
RC RRCC RRCc RrCC RrCc
Kelabu Kelabu Kelabu Kelabu
1 2 3 4
Rc RRCc RRcc RrCc Rrcc
Kelabu Hitam Kelabu Hitam
5 6 7 8
rC RrCC RrCc rrCC rrCc
Kelabu Kelabu Putih Putih
9 10 11 12
rc RrCc Rrcc rrCc rrcc
Kelabu Hitam Putih Putih
13 14 15 16
3. KRIPTOMERI
 Kriptomeri adalah sifat gen dominant yang tersembunyi, jika gen
dominant tersebut berdiri sendiri. Namun, jika gen dominant tersebut
berinteraksi dengan gen dominant lainnya, akan muncul sifat gen
dominant yang sebelumnya tersembunyi. Contoh kriptomeri pada
persilangan tumbuhan bunga linaria marocana berwarna merah (AAbb)
dengan bunga berwarna putih (aaBB) yang akan menghasilkan F1 100%
berbunga ungu, hasil perkawinan sesame F2 dengan perbandingan fenotip
9 Ungu : 3 Merah : 4 Putih
P1 AAbb X aaBB
Merah Putih
Gamet Ab aB
F1 AaBb 100% ungu
P2 AaBb X AaBb
Ungu Ungu
Gamet AB,Ab,aB,ab AB,Ab,aB,ab

Sifat yang tersembunyi adalah bunga warna ungu muncul karena adanya 2 gen
dominant yang berinteraksi sehingga diperoleh perbandingan 9:3:4
AB Ab aB ab
AB AABB AABb AaBB AaBb
ungu Ungu Ungu Ungu

Ab AABb AAbb AaBb Aabb


ungu Merah Ungu merah

aB AaBB AaBb aaBB aaBb


Ungu Ungu putih putih

ab AaBb Aabb aaBb aabb


ungu Merah putih putih
 4. ATAVISME
 Atavisme adalah munculnya suatu sifat sebagai akibat interaksi dari
beberapa gen. contoh sifat genetic pada jengger ayam. Ada 4 macam
bentuk jengger ayam , yaitu walnut, rose, pea, dan single. Bentuk
jengger ayam tidak hanya diatur oleh satu gen, tetapi oleh interaksi 2
gen. Persilangan ayam berjengger rose (RRpp) dengan ayam
berjengger pea
 (rrPP) akan menghasilkan keturunan F1 100% walnut RrPp. Hasil
perkawinan sesame F1
 akan menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan fenotip 9
walnut: 3 rose: 3 pea: 1 single = 9:3:3:1
 R-pp: Rose/mawar rrP- : pea/biji
 R-P-: walnut rrpp: single/bilah/tunggal
 Penyimpangan yang terjadi pada atavisme bukan mengenai
perbandingan F2, melainkan munculnya sifat baru pada jengger
ayam yaitu walnut dan single. Tipe jengger walnut merupakan hasil
interaksi dari 2 gen yang berdiri sendiri , tipe jengger single
merupakan hasil interaksi dua gen resesif
 P1 RRpp X rrPP
 Rose pea
 Gamet Rp rP
 F1 RrPp 100% walnut
 P2 RrPp X RrPp
 Walnut walnut
 Gamet RP,Rp,rP,rp RP,Rp,rP,rp
  RP rP Rp rp
RP RRPP RrPP RRPp RrPp
walnut Walnut Walnut walnut
rP RrPP rrPP RrPp rrPp
F2

walnut pea Walnut pea


Rp RRPp RrPp RRpp Rrpp
walnut Walnut Rose rose
rp RrPp rrPp Rrpp rrpp
walnut pea Rose single
 Polimeri
 Polimeri merupakan bentuk interaksi gen yang bersifat
komulatif/saling menambahkan . Polimeri terjadi akibat interaksi
antara 2 gen /lebih sehingga disebut juga sifat gen ganda. Alel ganda
berbeda dengan gen ganda. Alel ganda suatu sifat karakter
disebabkan kerja suatu gen dengan banyak alel. Gen ganda dapat
menumbuhkan suatu sifat akibat banyaknya gen yang bekerja sama
secara komulatif
 Contoh polimeri terdapat pada percobaan yang dilakukan oleh H. Nilsson-
Ehle terhadap biji gandum. Hasil persilangan gandum berbiji merah dengan
gandum berbiji putih akan menghasilkan F1 100% berbiji merah, tapi warna
merah yang dihasilkan tidak sama dengan warna merah induknya. Hasil
perkawinan sesame F1 menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan
fenotip 15Merah : 1Putih
 Warna merah gelap berarti mengandung semua alel dominant M1M1M2M2,
warna putih tidak mengandung alel dominant m1m1m2m2, warna
merah M1m1M2M2,merah sedang M1m1M2m2, warna merah muda
m1m1M2m2. Jadi gradasi mutu warna gandum disebabkan oleh jumlah alel
dominannya
 P1 M1M1M2M2 X m1m1m2m2
Merah gelap biji putih
 Gamet M1M2 m1m2
 F1 M1m1M2m2
100% merah sedang
 P2 M1m1M2m2 M1m1M2m2
  Merah sedang merah sedang
 Gamet M1M2,M1m2 M1M2,M1m2
m1M2,m1m2 m1M2,m1m2

Perbandingan fenotip 15 merah : 1 putih


  M1M2 M1m2
M1M2 M1M1M2M2 M1M1M2m2
Merah gelap Merah
M1m2 M1M1M2m2 M1M1m2m2
Merah Merah sedang

  m1M2 m1m2
m1M2 m1m1M2M2 m1m1M2m2
merah sedang merah muda
m1m2 m1m1M2m2 m1m1m2m2
merah muda putih
 Komplementer (Epistasis gen resesif rangkap)
 Komplementer merupakan interaksi beberapa gen yang saling melengkapi.
Interaksi tersebut dapat dinamakan epistasis gen resesif rangkap sebab jika
salah satu gen bersifat homozygote resesif, pemunculan suatu karakter oleh
gen lain menjadi tidak sempurna/terhalang. Dalam interaksi
komplementer, tiap gen dapat bersifat epistasis bagi gen yang lain.
 Misalnya pada bunga Lytharus odoratus, gen C bekerja menumbuhkan zat
bahan mentah pigmen, dan alelnya c tidak dapat menumbuhkan zat
tersebut.
 Sebaliknya, gen P bekerja menumbuhkan enzim untuk mengubah bahan
mentah pigmen menjadi antosianin berwarna ungu, sedangkan alelnya p
tidak dapat menumbuhkan enzim tersebut.
 Warna pada bunga muncul akibat adanya pigmen dan enzim pengaktif
pigmen. Jika tidak ada bahan pigmen, aktivitas enzim tidak tampak,
sedangkan jika tidak ada enzim pengaktif pigmen, pigmen tidak akan
teraktifkan.
 Penyilangan bunga Lathyrus odoratus warna putih (CCpp) dengan
warna putih (ccPP) akan menghasilkan perbandingan fenotip
ungu:putih=9:7
 P1 CCpp X ccPP
 Putih putih
 Gamet Cp cP
 F1 100% CcPp ungu
 P2 CcPp X CcPp
 Ungu ungu
 Gamet CP,Cp CP,Cp
 cP,cp cP,cp

Anda mungkin juga menyukai