Anda di halaman 1dari 18

SIMBOL SILSILAH KELUARGA

Marisa Dwiyanda
GENETIKA besar.
Genetika ialah ilmu yang mempelajari Resesif
segala sesuatu yang berhubungan dengan Resesif adalah sifat-sifat yang tidak
pemindahan informasi dari satu sel ke sel lain dan muncul pada keturunannya, yang artinya dalam
pewarisan sifat (hereditas) dari induk ke anaknya. suatu perkawinan sifat ini dapat dikalahkan
Istilah-istilah yang perlu diketahui untuk (ditutupi) oleh sifat pasangannya.
memahami Genetika Gen Resesif adalah gen yang dikalahkan atau
Parental (Induk P) ditutupi oleh gen lain yang merupakan pasangan
Parental berarti Induk atau orang tua alelanya. Sifat resesif disimbolkan dengan huruf
kecil.
Filial (Turunan F)
Genotipe
Filial adalah keturunan (generasi) yang
diperoleh sebagai hasil dari perkawinan Parental. Genotipe adalah bentuk atau susunan
genetic suatu sifat yang dikandung suatu individu
F1 adalah keturunan pertama yang menyebabkan munculnya sifat-sifat pada
F2 adalah keturunan kedua fenotipe
F3 adalah keturunan ketiga dan seterusnya
Dominan
Dominan adalah sifat-sifat yang muncul
pada keturunannya, yang atinya dalam suatu
perkawinan sifat ini dapat mengalahkan sifat
pasangannya.
Gen Dominan adalah gen yang dapat mengalahkan
atau menutupi gen lain yang merupakan pasangan
alelanya, sifat dominan disimbolkan dengan huruf
Fenotipe
Fenotipe adalah sifat lahiriah yang tampak atau merupakan bentuk luar yang dapat dilihat atau
diamati. Contoh : warna bunga merah, rasa buah manis, batang pohon tinggi, warna
bulu coklat.
Fenotipe merupakan gabungan antara genotype dan lingkungan.
Alel
Alela adalah anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternative sesamanya. Gen tersebut
terletak pada lokus yang bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog.
Homozigot
Homozigot adalah pasangan kedua alel atau gen-gen yang sama.
Contoh : Homozigot dominan : BB, AA, TT
Homozigot resesif : bb, aa , tt
Heterozigot
Heterozigot adalah pasangan kedua alel atau gen-gen yang tidak sama
Contoh : Bb, Aa, Tt
Pembastaran
Pembastaran adalah perkawinan antara kedua individu yang mempunyai sifat beda.
Hobrida adalah keturunan hasil penyerbukan silang dengan sifat-sifat yang berbeda
Monhibrida : hibrida yang memiliki satu sifat beda
Dihibrida : hibrida yang memiliki dia sifat beda
Polihibrida : hibrida yang memiliki banyak sifat
HUKUM MENDEL I
Hukum Mendel I (Hukum Segregasi bebas atau pemisahan gen sel alel) yaitu pada pembentukan sel gamet, 2
gen yang berpasangan akan dipisahkan ke dalam dua sel anak secara bebas.

Monohibrid
Mendel melakukan penyilangan 2 individu kacang kapri yang memiliki satu sifat beda (monohibrida) yaitu
antara kapri berbatang tinggi dengan kapri berbatang rendah, sifat tinggi dominan terhadap rendah.
P : TT (tinggi) X tt (rendah)
G : T t
F1 : Tt (tinggi) X Tt (tinggi)
G T,t T,t
F2
T t

T TT Tt

t Tt tt

Rasio fenotipe : Tinggi : rendah = 3 : 1


Rasio genotype: TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1
Backcross
Backcross adalah menyilangkan atau mengawinkan individu hasil hibrid (F1) dengan salah satu induknya
Tujuan backcross adalah untuk mencari genotip orang tua

Tt (tinggi) X TT (tinggi dari induk)

T t

T TT Tt

Hasil backcross maka 100% tinggi

Tt (tinggi) X tt (rendah dari induk)

T t

t Tt tt

Hasil rasio fenotip backcross : tinggi : rendah = 1 : 1


Testcross
Testcross adalah perkawinan antara F1 dengan salah satu induk yang resesif
Tujuannya : untuk mengetahui apakah suatu individu bergenotip homozigot (galur
murni)
atau homozigot
Jika hasil testcross menunjukkan perbandingan fenotip keturunannya 1 : 1 , maka
dapat disimpulkan bahwa individu yang diuji tersebut adalah bukan galur murni
(heterozigot)
Jika hasil testcross 100% berfenotip sama berarti homozigot.

Hipotesis Mendel :
Sifat-sifat organism dikendalikan oleh sepasang factor keturunan (gen) satu dari
induk jantan dan lainnnya dari induk betina
Tiap pasangan factor keturunan menunjukkan bentuk alternative sesamanya
Satu dari pasangan alel bersifat dominan akan menutup alel yang resesif
Pasangan factor keturunan akan memisah secara bebas
HUKUM MENDEL II
Hukum pengelompokkan gen secara bebas yaitu bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua macam
sifat atau lebih, maka penurunan sifat yang satu tisak tergantung pada sifat yang lain.
Dihibrida
Contoh : Penyilangan dengan dua sifat beda antara kacang kapri bulat kuning dengan
kacang kapri keriput hijau.
B : bulat, dominan terhadap keriput
b : keriput
K : kuning, dominan terhadap hijau
k : hijau
P : BBKK (bulat kuning) X bbkk (keriput hijau)
G : BK bk
F1 : BbKk (bulat kuning)
G : BK , Bk , bK , bk
BK Bk bK bk
BBKK BBKk BBKK BbKk
BK
(bulat kuning) (bulat kuning) (bulat kuning) (bulat kuning)
BBKk BBkk BbKk Bbkk
Bk
(bulat kuning) (bulat hijau) (bulat kuning) (bulat hijau)
BbKK BbKk bbKK bbKk
bK
(bulat kuning) (bulat kuning) (keriput kuning) (keriput kuning)
BbKk Bbkk bbKk bbkk
bk
(bulat kuning) (bulat hijau) (keriput kuning) (keriput hijau)

Rasio fenotip : bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 1
Trihibrida

Contoh : Penyilangan kapri dengan 3 sifat beda yaitu tinggi batang, warna kulit biji, bentuk
Biji

T : gen untuk sifat tinggi batang, dominan terhadap rendah


t : gen untuk sifat rendah
K : gen untuk sifat warna kuning, dominan terhadap hijau
k : gen untuk sifat warna hijau
B : gen untuk sifat bentuk biji bulat, dominan terhadap keriput
b : gen untuk sifat biji keriput

P : TTKKBB (tinggi,kuning,bulat) X ttkkbb (rendah, hijau, keriput)


G : TKB tkb
F1 TtKkBb (tinggi,kuning,bulat)
G : TKB , TKb , TkB , Tkb , tKB , tKb , tkB , tkb

Rasio fenotip F2 :
Tinggi kuning bulat : tinggi kuning keriput : tinggi hijau bulat : tinggi hijau keriput : rendah
kuning bulat : rendah kuning keriput : rendah hijau bulat : rendah hijau keriput = 27 : 9 :
9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
Hubungan antara sifat beda dan jumlah kemungkinan kombinasi serta pemisahan
pada F2 untuk fenotip dan genotip

Jumlah
macam
Jumlah Kemungk Jumlah
Jumlah kemungki Rasio
macam inan individu
sifat beda nan fenotip F2
gamet fenotip F2 F2
genotip
F2
1 21 : 2 3 2 3:1 4
2 22 : 4 9 4 9:3:3:1 16
27:9:9:9:3:
3 23 : 8 27 8 64
3:3:1
N 2n 3n 2n 4n
PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
Sifat Intermediat (semidominan atau kodominan)
Intermediat adalah penyilangan dengan satu sifat beda, yang mana sifat dominan
tidak mampu menutupi sifat resesif, tetapimenampakkan sifat diantara keduanya.
Hal ini disebabkan beberapa gen yang tidak dominan dan juga tidak resesif.
Contoh : Percobaan terhadap bunga Antherhinum mayus
P : MM (Merah) X mm (putih)
F1 : Mm (merah muda)
Apabila disilangkan dengan sesamanya maka akan dihasilkan F2 :
M m
Mm
MM
M (merah
(merah)
muda)
Mm
Mm
m (merah
(putih)
muda)

Rasio fenotip : merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1


Rasio genotip: MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1
Interaksi antargen
Peristiwa dua gen atau lebih yang bekerjasama atau menghalang-halangi dalam memperlihatkan fenotip
Bentuk jengger ayam ada empat yaitu :
Ercis atau biji (pea), dengan genotip rrP-
Mawar atau gerigi (rose), dengan genotip R-pp
Sumpel (walnut), dengan genotip R-P-
Belah atau tunggal (single), dengan genotip rrpp
Perkawinan ayam berjengger rose dengan pea didapatkan F1 yang semuanya bertipe walnut.
P1 : ♀ RRpp X ♂ rrPP ♂
RP Rp rP rp
rose pea ♀
RRPP RRPp RrPP RrPp
G Rp rP
RP
walnut walnut walnut walnut
F1 RrPp RRPp RRpp RrPp Rrpp
Rp
Walnut walnut rose walnut rose
Gamet RP , Rp , rP , rp RrPP RrPp rrPP rrPp
rP
walnut walnut pea pea
RrPp Rrpp rrPp rrpp
rp
walnut rose pea single

Perbadinngan fenotip F2 : walnut : rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1


Kriptomeri (epistasis resesif)
Kriptomeri adalah peristiwa pembastaran, dimana suatu factor dominan tersembunyi oleh suatu factor
dominan lainnya dan baru tampak bila tidak bersama-sama dengan factor penutup
Contoh : Penyilangan bunga Linaria maroccana berwarna merah (AAbb) dengan putih (aaBB), maka hasilnya adalah
bunga ungu (AaBb)

P1 : ♀ AAbb X ♂ aaBB AB Ab aB ab

merah putih AABB AABb AaBB AaBb
AB
G Ab aB ungu ungu ungu ungu
AABb AAbb AaBb Aabb
F1 AaBb Ab
ungu merah ungu merah
ungu AaBB AaBb aaBB aaBb
aB
Gamet AB , Ab , aB , ab ungu ungu putih putih
AaBb Aabb aaBb aabb
ab
ungu merah putih putih

Perbadinngan fenotip F2 : ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4


Epistasis hipostasis
Epistasis-hipotasis adalah peristiwa dimana gen dominan menutupi gen dominan lain yang bukan
alelanya.Contoh : Gandum berkulit biji warna hitam disilangkan dengan gandum berkulit biji
warna kuning
H = gen kulit biji warna hitam, epistasis terhadap K
h = gen kulit biji warna putih hipostasis terhadap K

K = gen kulit biji warna kuning, hipostasis(tertutup) terhadap H HK Hk hK hk

k = gen kulit biji warna putih HHKK HHKk HhKK HhKk
HK
hitam hitam hitam hitam
HHKk HHkk HhKk Hhkk
P1 : ♀ HHkk X ♂ hhKK Hk
hitam hitam hitam hitam
hitam kuning HhKk HhKk hhKK hhKk
hK
G Hk hK hitam hitam kuning kuning
HhKk Hhkk hhKk Hhkk
F1 HhKk hk
hitam hitam kuning putih
hitam
Gamet HK , Hk , hK , hk

Perbadinngan fenotip F2 : hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1


Polimeri
Adalah gen denngan banyak sifat beda yang berdiri sendiri, tetapi mempengaruhi bagian yang sama dari
suatu organism
Contoh : Penyilangan gandum berwarna merah (M1M1M2M2) dengan gandum berwarna putih (m1m1m2m2)
P1 : ♀ M1M1M2M2 X ♂ m1m1m2m2
merah putih
G M1M2 m1m2
F1 M1m1M2m2
merah ♂
M1M2 M1m2 m1M2 m1 m2
Gamet M1M2 , M1m2 , m1M2 , m1m2 ♀
M1M1M M1M1M M1m1M M1m1M
M1M2 2M2 2m2 2M2 2m2
Merah merah merah merah
M1M1M M1m1m M1m1M M1m1m
M1m2 2m2 2m2 2m2 2m2
Merah merah merah merah
M1m1M M1m1M m1m1M m1m1M
m1M2 2M2 2m2 2M2 2m2
Merah merah merah merah
M1m1M M1m1m m1m1M m1m1m
m 1m 2 2m2 2m2 2m2 2m2
Merah merah merah putih
Perbadinngan fenotip F2 : merah : putih = 15 : 1
Gen-gen komplementer
Gen komplementer adalah interaksi antara dua gen dominan, jika terdapat bersama-sama akan saling
melengkapi sehingga muncul fenotip alelanya, bila salah satu tidak ada, maka pemunculan sifat terhalang
Contoh : Perkawinan pria bisu tuli dengan wanita bisu tuli

P1 : ♀ rrBB X ♂ RRbb
bisu tuli bisu tuli ♂
RB Rb rB rb
G rB Rb ♀
RRBB RRBb RrBB RrBb
F1 RrBb RB
normal normal normal normal
Normal RRBb RRbb RrBb Rrbb
Rb
Gamet RB , Rb , rB , rb normal bisu tuli normal bisu tuli
RrBB RrBb rrBB rrBb
rB
normal normal bisu tuli bisu tuli
RrBb Rrbb rrBb rrbb
rb
normal bisu tuli bisu tuli bisu tuli

Perbadinngan fenotip F2 : normal : bisu tuli = 9 : 7


Gen dominan rangkap
Penyimpangan semu ini terjadi karena terdapat dua gen dominan yang mempengaruhi bagian tubuh makhluk hidup
yang sama. Jika berada bersama-sama , fenotipnya merupakan gabungan dari kedua sifat gen-gen dominan tersebut.
Sehingga perbandingan fenotipnya = 9 : 6 : 1
Contoh : Penyilangan tanaman berbuah bentuk oval dan bulat

P1 : ♂ RRBB X ♀ rrbb ♂
RB Rb rB rb
oval bulat ♀
RRBB RRBb RrBB RrBb
G RB rb RB
oval oval oval oval
F1 RrBb
RRBb RRbb RrBb Rrbb
oval Rb
oval lonjong oval lonjong
Gamet RB , Rb , rB , rb RrBB RrBb rrBB rrBb
rB
oval oval lonjong lonjong
RrBb Rrbb rrBb rrbb
rb
oval lonjong lonjong bulat

Perbadinngan fenotip F2 : oval : lonjong : bulat = 9 : 6 : 1


Gen penghambat
Merupakan penyimpangan semu hokum mendel, karena terdapat dua gen dominan yang jika bersama-
sama pengaruhnya akan menghambat pengaruh salah satu gen dominan tersebut , sehingga perbandingan
fenotipnya = 13 : 3

Contoh : Persilangan ayam berbulu putih dengan ayam berbulu putih


C = gen yang menghasilkan warna
c = gen yang tidak menghasilkan warna ♂
CI Ci cI ci
I = gen yang menghalang-halangi keluarnya warna (inhibitor) ♀
CCII CCIi CcII CcIi
i = gen yang tidak menghalangi keluarnya warna CI
putih putih putih putih
CCii Ccii
CCIi CcIi
P1 : ♀ CCII X ♂ ccii Ci
putih
berwarn
putih
berwarn
a a
Putih putih
CcII CcIi ccII ccIi
G CI ci cI
putih putih putih putih
F1 CcIi Ccii
CcIi ccIi Ccii
ci berwarn
putih putih putih putih
a
Gamet CI , Ci , cI , ci

Perbadinngan fenotip F2 : putih : berwarna = 13 : 3

Anda mungkin juga menyukai