Anda di halaman 1dari 19

PEWARISAN SIFAT

HUKUM MENDEL

OLEH

ANGGA ANUGRAH IRSANDI


&
SRI MARIANTI
LATAR BELAKANG TEORI MENDEL

Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk


kepada keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang
biarawan disebuah biara di Brunn, Austria menyilangkan kacang ercis
(Pisum sativum), kemudian hasil persilangan ditanam dan di amati,
mendel melakukannya selama 12 tahun.

Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaan adalah :


• a. Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok
• b. Melakukan penyerbukan sendiri
• c. Mudah dilakukan penyerbukan silang
• d. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan cepat
• e. Mempunyai keturunan banyak
Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun
beberapa hipotesis, yaitu :
a. Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang factor keturunan,
satu dari induk jantan dan satu induk betina.

b. Setiap pasang factor keturunan menunjukkan bentuk alternative sesamanya,


misalnya tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau hijau. Kedua bentuk
alternative ini disebut alel.

c. Bila pasangan factor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, factor
dominasi akan menutup factor resesif.

d. Pada waktu pembentukan gamet, pasangan factor atau masing-masing alel


akan memisah secara bebas.

e. Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja atau resesif saja.
HUKUM MENDEL I

• a. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi


pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam
alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan
huruf kecil, misalnya w dalam gambar), dan alel dominan (nampak
dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).

• b. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan


dan satu dari tetua betina

• c. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel
dominan akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari
luar). Alel resesif yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan
diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.
HUKUM MENDEL II

• Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent


Assortment, menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu
dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka
diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada
sifat pasangan lainnya’. Hukum ini berlaku untuk persilangan
dihibrid (dua sifat beda) atau lebih.
TEORI PEWARISAN SIFAT
1. Teori Embryo
Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang menyatakan, bahwa
semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat oleh Reiner de Graaf (1641-
1673) peneliti pertama yang mengenal bersatunya sel sperma dengan sel telur yang
akan membentuk embrio. Reiner de Graaf menyatakan bahwa ovarium pada burung
sama dengan ovarium pada kelinci.

2. Teori Preformasi
Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang menyatakan bahwa
telur mengandung semua generasi yang akan dating sebagai miniature yang telah
terbentuk sebelumnnya.

3. Teori Epigenesis Embriologi


Teori ini dikemukakan oleh C.F. Wolf, 1738-1794, yang menyatakan bahwa ada
kekuatan vital dalam benih organiseme dengan kekuatan ini menyebabkan
pertumbuhan embrio menurut pola perkembangan sebelumnya.
4. Teori Plasma Nutfah
Teori ini dikemukakan oleh J. B. Lamarck, 1744-1829 yang menyatakan
bahwa sifat yang terjadi karena rangsangan dari luar (lingkungan) terhadap
struktur fungsi organ yang diturunkan pada generasi berikutnya.

5. Teori Pengenesis
Teori ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa setiap
bagian tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut gemuia.

6. Teori Telegani
Teori ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa
spermatozoa sebagian besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab
sebagai penurunan sifat.
PERCOBAAN MENDEL

1. Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda

A. Persilangan Monohibrid Dominan Penuh


Persilangan dua individu dengan satu sifat beda menurun kan sifat dominan
apabila sifat keturunannya sama dengan salah satu sifat induknya.
Perhatikan contoh persilangan berikut. Contoh: Tanaman kacang ercis
berbatang tinggi disilangkan dengan kacang ercis berbatang pendek. F1
semuanya berbatang tinggi. Kemudian F1 dibiarkan melakukan
penyerbukan sendiri . Hasil yang diperoleh yaitu F2 yang berbatang
tinggi dan berbatang pendek dengan perbandingan 3 : 1. Persilangan ini
dapat dilihat dalam bagan berikut :
CONTOH GAMBAR

Parental 1 (P1) Kacang ercis Batang >< Kacang ercis Batang


Tinggi Pendek

Genotipe TT >< tt

Fenotipe Tinggi Pendek

Gamet T dan T t dan t

Filial (F1) Tt Fenotipe : Batang


Tinggi

Parental 2 (P2) Kacang ercis Batang >< Kacang ercis Batang


Tinggi Tinggi

Genotipe T t T t

Gamet T dan t >< T dan t


KEMUNGKINAN KOMBINASI PADA F2 ADALAH SEBAGAI BERIKUT….

Gamet T T
Gamet

T TT (Tinggi) .1 Tt (Tinggi) .2

T Tt (Tinggi) .3 Tt (pendek) .4

Pada persilangan ini , gen untuk faktor Tinggi (T) dominan terhadap gen untuk faktor
pendek (t). Maka Individu bergenotipe Tt (no. 2 dan 3) akan memiliki fenotipe tinggi.
Perbandingan fenotipe F2 pada persilangan monohibrid dominan penuh adalah :

Tinggi : Pendek = 3 : 1 . Perbandingan Genotipe nya adalah : TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1


B. Persilangan Monohibrid Intermediet

Persilangan ini tidak seperti salah satu fenotip galur murni, tetapi mempunyai
fenotipe diantara kedua induknya.
Perhatikan contoh : Tanaman Antihinum majus galur Murni merah (MM)
disilangkan dengan galur murni putih (mm). Dari persilangan itu diperoleh hasil F1
yang semuanya berbunga merah muda . Jika F1 ini ditanam dan diadakan
penyerbukan dengan sesamanya, maka F2 menghasilkan tanaman berbunga
merah, merah muda, dan putih dengan perbandingan : 1 : 2 : 1. Persilangannya
dapat dilihat sebagai berikut :
CONTOH GAMBAR

P1 Tanaman >< Tanaman berbunga putih


berbunga
merah

Genotipe MM >< Mm

Gamet M dan M m dan m

F1 Mm Fenotipe : berbunga merah muda

P2 Mm (merah >< Mm (merah muda)


muda)

Gamet M dan m >< M dan m


Kemungkinan terjadinya kombinasi pada F2 adalah…

Gamet M M
Gamet

M MM (Merah) 1 Mm (merah muda) 2

M Mm (merah muda) 3 Mm (putih) 4

Perbandingan Fenotipe F2 pada persilangan monohibrid intermediet adalah :

merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Perbandingan Genotipenya : MM : Mm :


mm = 1 : 2 : 1
2. Persilangan Dua Individu dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid)

Persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih menghasilkan keturunan
dengan perbandingan fenotipe dan genotipe tertentu. Mendel dalam
percobaannya menggunakan kacang ercis galur murni yang mempunyai biji bulat
warna kuning dengan galur murni yang mempunyai biji keriput warna hijau. Karena
bulat dan kuning dominan terhadap keriput dan hijau, maka F1 seluruhnya berupa
kacang ercis berbiji bulat dan warna biji kuning. Biji-biji F1 ini kemudian ditanam
kembali dan dilakukan penyerbukan sesamanya untuk memperoleh F2. Keturunan
kedua F2 yang diperoleh adalah sebagai berikut. Persilangan tersebut adalah
persilangan dua individu dengan dua sifat beda yaitu bentuk biji dan warna biji.
B=bulat, dominan terhadap keriput b=keriput,
K=kuning, dominan terhadap hijau k= hijau
Perhatikan bagan persilangan dua individu dengan dua sifat beda (dihibrid) berikut
P1 Kacang ercis berbiji bulat warna >< Kacang ercis berbiji keriput warna
kuning hijau

Genotipe BBKK >< Bbkk

Gamet BK dan BK >< bk dan bk

F1 BbKk Fenotipe : berbiji bulat warna


kuning

P2 BbKk >< BbKk

Gamet BK,B k,bK,bk >< BK,Bk,bK,bk

Individu yang mengandung B memiliki biji bulat dan individu yang


mengandung K memiliki biji warna kuning, Fenotipe pada F2 adalah :

1. bulat – kuning = nomor : 1 , 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13


2. bulat – hijau = nomor : 6, 18, 14
3. keripit – kuing = nomor : 11, 12, 15
4. keriput – hijau = nomor : 16
Perbandingan Fenotipe F2 adalah :
bulat – kuning : bulat – hijau : keriput – kuning : keriput – hijau = 9 : 3 : 3 : 1
Kemungkinan macam genotipe dan fenotipe pada dihibrid F2 :

Kemungkinan Kotak nomor Genotipe Fenotipe


ke-
1 1 BBKK Bulat kuning

2 2, 5 BBKk Bulat kuning

3 3, 9 BbKK Bulat kuning

4 4,7, 10, 13 BbKk Bulat kuning

5 6 BBkk Bulat hijau

6 8, 14 Bbkk Bulat hijau

7 11 bbKK Keriput kuning

8 12, 15 bbKk Keriput kuning

9 16 bbkk Keriput hijau

BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk


1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 :1
3. Persilangan dua Individu dengan Tiga Sifat Beda (Trihibrid)

Misalnya persilangan kacang ercis dengan tiga sifat beda yaitu :Batang
tinggi, biji bulat dan biji warna kuning, dengan batang pendek, biji
keriput, warna biji hijau. Keturunan F1 yang dihasilkan adalah : Bagan
persilangan Trihibrid
Hubungan sifat beda dan jumlah kemungkinan fenotipe dan genotipe
pada F2

Jumlah Sifat Beda Jumlah Macam Gamet Jumlah Macam Genotipe F2


Jumlah Macam Fenotipe F2 Perbandingan Fenotipe F2 Jumlah
Individu F2
contoh

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Perbandingan Jumlah


Sifat Beda Macam Macam Macam Fenotipe F2 Individu
Gamet Genotipe Fenotipe F2 F2
F2

1 21 = 2 3 2 3:1 4

2 22 = 4 9 4 9:3:3:1 16

3 23 = 8 27 8 27:9:9:9:3:3:3:1 64

N 2n 3n 2n 4n
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANYA…….

Anda mungkin juga menyukai