Anda di halaman 1dari 14

Budaya Dalam Etika

Profesi Tenaga
Kesehatan

Masdalis,SKM,M.Kes
 Budaya kerja menentukan bagaimana tim medis,
keperawatan dan profesional lainnya benar-benar
bekerjasama dalam mencapai tujuan organisasi.
 Budaya kerja positif berhubungan dengan kualitas
kinerja yang baik dan dapat mewujudkan kepuasan
pasien terhadap layanan yang diberikan di pelayanan
kesehatan sehingga dapat
mempertahankan professionalisme.
 Dalam hal ini manajemen penting untuk mengambil
keputusan dan merumuskan strategi perencanaan dan
implementasi budaya berorganisasi karena pegawai
bekerja dimulai dengan lingkungan kerja yang baik.
Perlu diketahui bahwa budaya kerja juga sudah banyak dikaji, berikut definisi menurut para ahli:

 Supriyadi dan triguno (2006:15) budaya kerja adalah berdsarkan


pandangan hidup yang termasuk nilai-nilai yang menjadi sifat,
kebiasaan yang mendorong kelompok dan tercermin dalam sikap
menjadi perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang
terwujud sebagai kerja.”
 Hadari Nawawi (2003:65) budaya kerja adalah kebiasaan yang
dilakukan secara berulang-ulang oleh pegawai dalam suatu organisasi,
pelanggaran terhadap kebiasaan ini memang tidak ada sangsi tegas,
namun dari pelaku organisasi secara moral telah menyepakati bahwa
kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang harus ditaati untuk
mencapai sebuah tujuan.
 Osborn dan Plastrik (2002:252) budaya kerja merupakan seperangkat
perilaku perasaan dan kerangka psikologis yang terinternalisasi sangat
mendalam dan dapat dimiliki bersama oleh anggota organisasi
Menurut Taliziduhu Ndraha (2003:25) indikator budaya kerja dapat dikategorikan menjadi
berikut:
1. Kebiasaan
 Dapat dilihat dari cara pembentukan perilaku berorganisasi pegawai yang berkaitan
dengan kesadaran akan hak dan kewajiban. Selain sikap, terdapat juga pendirian yang
diharapkan tidak berdasarkan keteguhan atau kekuatannya. Sikap dapat diartikan sebagai
cermin pola tingkah laku, kebiasaan biasanya sulit diperbaiki secara cepat, namun dapat
diatasi dengan aturan-aturan yang tegas baik dari organisasi ataupun perusahaan.
2. Peraturan
 Dalam pelaksanaan kerja, tentu dibutuhkan peraturan untuk memberikan ketertiban dan
kenyamanan pegawai untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. dengan adanya peraturan ini
diharapkan pegawai bisa disiplin dengan aturan yang sudah diberlakukan. Sehingga
harapannya pegawai memiliki kesadaran dan sadar akan konsekuensi yang akan
dilakukan.
3. Nilai-nilai
 Penilaian mengenai tugas yang penting dan kurang penting maupun baik dan kurang
baik. Peran nilai ini dapat diamati dan diraksakan jika terekam atau termuat pada suatu
wahana dan budaya kerja. Maka penilaian dirasakan sangat penting untuk memberikan
evaluasi terhadap kinerja pegawai agar dapat memberikan nilai baik secara kualitas
maupun kuantitas.
 Perilaku Pemimpin dapat membawa perubahan budaya
positif dengan cara menjaga hubungan tim, pemimpin dapat
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan staf secara individu
yang merupakan keterampilan sehingga menjembatani
kesenjangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta
 menyelaraskan pegawai sesuai dengan arahan organisasi
dan irama kerja setiap anggota dan pemimpin harus
mengajarkan hal tersebut kepada manajer layanan
dibawahnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kinerja dan kepuasan.
 Tingkat manajemen harus memastikan bahwa
mereka akan terus meningkatkan kemampuan,
kepemimpinan dan keterampilan manajemen,
mengembangkan rencana organisasi, mengatur staf
dan memenuhi kebutuhan di tempat kerja,
memantau pelaksanaan pekerjaan dan mengevaluasi
dampak organisasi, memiliki pandangan yang akurat
serta nilai kerja tim  dengan melibatkan partisipasi
seluruh anggota staf sehingga membawa perubahan
Religius yaitu berusaha keras menjauhi yang dilarang Allah SWT dan berupaya
melaksanakan perintah Allah SWT sesuai kemampuan;
Integritas yaitu jujur, konsisten dalam kata dan karya, terpuji, disiplin, penuh
dedikasi berdasarkan norma dan aturan;
Profesional yaitu melaksanakan tugas dengan baik, tuntas, sesuai keahlian, inovatif
untuk mencapai hasil prima melalui kerjasama;
Handal yaitu teguh pendirian, kuat menghadapi ancaman dan tegar menghadapi
risiko;
Berwibawa yaitu menjadi contoh dalam pola tingkah laku, disegani dan dipatuhi;
Akuntabel yaitu bertanggung jawab terhadap setiap tindakan, perilaku, dan tugas
baik dari segi proses maupun hasil.
Transparan yaitu melaporkan tugas dengan tepat, seluruh proses pekerjaan
dilakukan dengan terbuka;
Bersih, melayani, dan kompeten yaitu:

a. Bersih dalam berpikir, bertindak, taat, dan patuh pada peraturan perundang-undangan;
b. Melayani dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab; dan
 
c. Menjalankan tugas sesuai SOP, dan berusaha mengembangkan diri untuk peningkatan
kompetensi.
 Keselamatan pasien adalah sebuah transformasi budaya di
mana budaya yang diharapkan adalah budaya keselamatan ,
budaya yang tidak menyalahkan, budaya lapor, dan budaya
belajar.
 Keyakinan tenaga kesehatan tentang pentingnya keselamatan
pasien yang ditunjuksn melalui sikap , norma-norma yang
berlaku dan perilaku termasuk nilai –nilai yang menjadi
asumsi dasar tentang bagaimana bertindak.
Faktor penyebab budaya
keselamatan pasien belum
sepenuhnya diterapkan dan
dilakukan.
Pertama : Rendahnya tingkat kepedulian petugas
kesehatan dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien

 Diskriminasi mampu - kurang mampu


 Kedua : beban kerja petugas kesehatan yang masih
terlalu berat dan banyak.

Kekurangan tenaga perawat – mutu pelayanan tidak


sama di setiap rumah sakit
 Ketiga: orientasi pragmatisme (masih lebih
mementingkan sisi kepraktisan dari pada sisi
manfaat)

Anda mungkin juga menyukai