Anda di halaman 1dari 8

GIZI BURUK

DISUSUN OLEH:
A.NURRASYIDAH SUCIATI RAMADANI
(NH0721001)
SAMSUDDIN LUKMAN
(NH0721015)
SRI MARIANTI
(NH0721018)

ILMU GIZI
STIKES NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................ Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................ Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Gzi Buruk ........................................................................................ 2
B. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Buruk ...................................................... 2
C. Upaya Pengendalian Gizi Buruk ................................................................... 2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................. Error! Bookmark not defined.
B. Saran ........................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 5

i
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar, 10 Oktober 2021

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi buruk pada balita merupakan masalah kesehatan masyarakat sejak dahulu.
Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 sampai saat ini masih belum dapat
ditanggulangi dengan baik. Hal ini menyebabkan jumlah keluarga miskin semakin
banyak dan daya beli terhadap pangan menurun. Lebih lanjut, ketersediaan bahan
makanan dalam keluarga menjadi terbatas yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan
terjadinya gizi kurang bahkan gizi buruk. Kekurangan gizi merupakan faktor utama
yang menyebabkan kematian bayi dan balita. Masalah gizi umumnya disebabkan oleh
dua faktor utama, yakni infeksi penyakit dan rendahnya asupan gizi akibat kekurangan
ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga atau pola asuhan yang salah. Masalah gizi
buruk dan gizi kurang pada anak balita merupakan masalah yang perlu ditanggulangi
(Depkes RI, 2006). Balita merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap
masalah kesehatan, terutama masalah gizi kurang atau buruk. Hal ini disebabkan karena
pada saat fase balita akan terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Balita juga cenderung susah makan dan asupanzat gizi yang tidak baik(Depkes RI,
2006). Melalui penerapan perilaku keluarga sadar gizi, keluarga didorong untuk
memberikan ASI eksklusif pada bayi sejak lahir sampai berusia 7 bulan dan
memberikan MP-ASI yang cukup dan bermutu kepada bayi dan anak usia 7-24 bulan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari gizi buruk ?
2. Apa faktor yang mempengaruhi gizi buruk?
3. Apa upaya pengendalian gizi buruk?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari gizi buruk
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi gizi buruk
3. Mengetahui upaya pengendalian gizi buruk

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi Buruk
Malnutrition describes a deficiency of a wide range of nutrients and results in
significant adverse effects on body composition, function, and clinical outcome.
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu
lama.Ditandai dengan status gizi sangat kurus. Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat
tergantung pada tingkat konsumsi, Dewasa ini Indonesia menghadapi masalah gizi
ganda, yakni masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Di satu pihak masalah gizi
kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan
pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang gizi. Indikator masalah gizi dari sudut pandang sosial-budaya antara lain
stabilitas keluarga dengan ukuran frekuensi nikah-cerai-rujuk, anak-anak yang
dilahirkan di lingkungan keluarga yang tidak stabil akan sangat rentan terhadap
penyakit gizi kurang

B. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Buruk


 Faktor risiko status sosial ekonomi terhadap kejadian gizi buruk
Status sosial ekonomi merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk
dikarenakan rendahnya status sosial ekonomi akan berdampak pada daya
beli makanan.Rendahnya kualitas dan kuantitas makanan merupakan penyebab
langsung dari gizi buruk pada balita.22Status sosial ekonomi yang kurang
sebenarnya dapat diatasi jika keluarga tersebut mampu menggunakan sumber
daya yang terbatas, seperti kemampuan untuk memilih bahan yang murah
tetapi bergizi dan distribusi makanan yang merata dalam keluarga
 Faktor risiko ASI terhadap kejadian gizi buruk
Penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
pemberian ASI eksklusif dengan kejadian gizi buruk. Selain itu diperoleh
pula simpulan bahwa pemberian ASI eksklusif merupakan faktor risiko
kejadian gizi buruk. Berdasarkan catatan medik, ibu balita yang tidak
memberikan ASI ekslusif dikarenakan ASI yang tidak keluar dan anak yang sudah
besar. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di
Kabupaten Lombok Timur tahun 2005. Penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa pendeknya masa ASI eksklusif merupakan faktor risiko kejadian gizi
buruk.9ASI mempengaruhi kejadian gizi buruk dikarenakan ASI mengandung
zat antibodi sehingga balita yang tidak diberikan ASI eksklusif akan rentan
terhadap penyakit dan akan berperan langsung terhadap status gizi balita
 Faktor Sosial Budaya
Indikator masalah gizi dari sudut pandang sosial-budaya antara lain stabilitas
keluarga dengan ukuran frekuensi nikah-cerai-rujuk, anak-anak yang dilahirkan di
lingkungan keluarga yang tidak stabil akan sangat rentan terhadap penyakit gizi
kurang. Juga indikator demografi yang meliputi susunan dan pola kegiatan

4
penduduk, seperti peningkatan jumlah penduduk, tingkat urbanisasi, jumlah
anggota keluarga, serta jarak kelahiran.

 Faktor lingkungan
Lingkungan yang buruk seperti air minum yang tidak bersih, tidak adanya saluran
penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik, juga kepadatan
penduduk yang tinggi dapat menyebabkan penyebaran kuman patogen.
Lingkungan yang mempunyai iklim tertentu berhubungan dengan jenis tumbuhan
yang dapat hidup sehingga berhubungan dengan produksi tanaman.

C. Upaya Pengendalian Gizi Buruk Pada Balita


Kegiatan penjaringan dilakukan secara aktif dan pasif. Penjaringan secara aktif
dilakukan dua bulan sekali atau tiga bulan sekali di semua posyandu yang ada di
wilayah Wirobrajan. Kegiatan ini dilakukan oleh petugas Puskesmas yang dibantu oleh
kader kesehatan yang ada di masyarakat, sedangkan penjaringan secara pasif dilakukan
pada saat pelayanan di Puskesmas sehari – hari serta laporan yang diberikan oleh kader.
Kegiatan yang dilakukan dalam penjaringan tersebut antara lain menanyakan nama dan
umur balita, menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur lingkar kepala,
kemampuan motorik kasar, dan kemampuan motorik halus. Setelah itu dilakukan
dokumentasi dan dilaporkan pada pemerintah kota. Standart baku yang digunakan
dalam mengukur gizi buruk balita menggunakan standart WHO-NCHS.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit dalam waktu
lama.Ditandai dengan status gizi sangat kurus
Faktor yang mempengaruhi gizi buruk yaitu:
 Faktor sosial ekonomi
 Faktor risiko ASI
 Faktor sosial budaya
 Faktor lingkungan

Upaya dalam pengendalian gizi buruk pada anak yaitu:


Kegiatan penjaringan dilakukan secara aktif dan pasif. Penjaringan secara aktif dilakukan
dua bulan sekali atau tiga bulan sekali di semua posyandu yang ada di wilayah
Wirobrajan

B. Saran
Dengan adanya makala ini diharapkan para pembaca dapat memahami dan menambah
ilmu pengetahuan tentang gizi buruk

6
DAFTAR PUSTAKA

saputra, wiko dan rahmah hida N.2012.faktor demografi dan risiko gizi buruk dan gizi
kurang.makara,kesehatan,vol.16,no.2,desember 2012:hal.95-101

Rahmadi,A.,Anisa,A,F., Darozat,A.,Aliyudin,A.,dkk, 2019, "Permasalahan Gizi Masyarakat Dan Upaya


Perbaikannya", hal: 1-22

Donini,L,M.,Stephan,B,C,M.,Rosano,A.,dkk.,2020,"What Are the Risk Factors for Malnutrition in


Older-Aged Institutionalized Adults?" MDPI,vol 12,pg:1-9

A,Dewi,S.,dan Puruhita,N.,2012, "FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA YANG
DIRAWAT DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG", jurnal media medika muda

Pakaya,R,E.,Kandarina,I.,Akhmadi.,dkk,2008. “UPAYA PENANGGULANGAN GIZI BURUK PADA BALITA


MELALUI PENJARINGAN DAN PELACAKAN KASUS”, Berita Kedokteran Masyarakat, vol 24, hal:69-75

Anda mungkin juga menyukai