Anda di halaman 1dari 8

Nur Faradillah

B021211050
Budaya Birokrasi (A)
Dr. Muh. Tang Abdullah, S.Sos., MAP.

Tugas Pengganti Final Test

Pada pertemuan ke 9, dosen mengajarkan mengenai “budaya dan etika birokrasi” beliau
mengawali dengan pengertian dari budaya organisasi. Adapun poin penting dari materi yang beliau
berikan adalah sebagai berikut : salah satu pengertian yang beliau jelaskan yaitu Budaya
Organisasi adalah seperangkat nilai-nilai pokok, asumsi, pemahaman dan cara berfikir yang
dimiliki bersama oleh anggota organisasi dan diajarkan kepada anggota baru. Selanjutnya Budaya
Organisasi ada 3 tingkat :

1. Budaya Organisasi yg tampak (Visible) “cara berpakaian, simbol2 fisik,


perayaan/seremonial, dan tata ruang kantor.
2. Budaya Organisasi yg tidak tampak (Invisible) “ disiplin dan makna prestasi.
3. Keyakinan yg paling dalam atau asumsi-asumsi yg tersembunyi “adanya keyakinan bahwa
atasan tdk pernah salah-anak buah selalu salah atau konsumen adalah raja.

Beliau juga menyebutkan faktor penentu dari budaya birokrasi yaitu :

 Pengalaman Organisasi (Organizational Experiences) merupakan faktor penentu utama


terciptanya sebuah Budaya Organisasi tertentu.

 Pengalaman Organisasi dapat berupa keberhasilan maupun kegagalan yang dialami


organisasi dalam menjalani kegiatannya dari waktu ke waktu.

 Prinsip, Norma, Keyakinan, juga dapat menjadi faktor penentu terbentuknya sebuah
Budaya Organisasi.

 Prinsip, Norma, dan keyakinan tertentu nilai-nilainya diadopsi sehingga menentukan


sebuah budaya organisasi.

Kemudian beliau menjelaskan mengenai etika birokrasi sebagai berikut, Pada pengertian yang
paling dasar, etika adalah sistem nilai pribadi yang digunakan memutuskan apa yang benar, atau
apa yang paling tepat, dalam suatu situasi tertentu; memutuskan apa yang konsisten dengan sistem
nilai yang ada dalam organisasi dan diri pribadi. Adapun norma etika yaitu : 1. Jujur (ketulusan,
keikhlasan, tidak berbohong, tidak curang, dll) 2. Adil (arif, bijak, tenggang rasa, tidak
diskriminatif, tidak memihak dll). 3. Tepati Janji (sumpah, ikrar, komitmen, pakta integritas dll).
4. Taat Aturan (mentaati dan mematuhi peraturan per-UU-an) 5.Tanggung jawab ( tanggung hasil
dan resiko, perbaiki diri, dll.) 6.Responsif (cepat tanggap, antisipasi & ambil tindakan segera)
7.Hati-hati ( jaga harmonisasi, cegah keresahan atau kerugian masyarakat.) 8.Sopan santun (sikap
perilaku, tindakan dan ucapan secara etis, bertata kerama, saling hormat, beradab & berbudi pekerti
dlm berhubungan dgn orang lain.)
Lingkup etika kerja adalah Sikap individu dalam organisasi, Sikap individu dalam organisasi
dengan wewenang dan jabatan, Hubungan individu dalam organisasi dengan atasan dan
bawahannya,Hubungan antar sesama individu dalam organisasi, Hubungan individu dalam
organisasi dengan individu stakeholder lainnya, Hal-hal yang dilarang oleh organisasi bagi setiap
individu dalam organisasi

Pada pertemuan 10, strategi reformasi birokrasi pemerintahan daerah merupakan salah
satu cara atau upaya untuk memperkuat daerah dalam rangka menjalankan roda pemerintahannya
sekaligus memperkuat peran pemerintah daerah dalam menjalankan konsep desentralisasi sesuai
dengan amanat otonomi daerah. Pemerintah Daerah Kota Cimahi sebagai daerah otonom, dimana
daerah yang berhak, berwenang mengurus rumah tangganya sendiri, kepadanya diberikan urusan
pemerintahan dalam upaya mengelola sumber-sumber keuangan, penyediaan pelayanan publik,
dan pembangunan daerah, kongkritnya berdasarkan asas efisiensi dan efektivitas, daerah harus
dapat menggali sumber daya yang dimiliki yang dapat digunakan untuk mensejahterakan
masyarakat dengan cara menyediakan pelayanan, meningkatkan daya saing daerah sesuai dengan
potensi dan kekhasan serta keunggulan yang dikelola secara demokratis dan akuntabel. Untuk
mencapai hasil yang maksimal Pemerintah Daerah harus dapat memproses dan melaksanakan hak
dan kewajiban berdasarkan asas-asas kepemerintahan yang baik (good Governance). dengan
kebutuhan organisasi baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas (memiliki jiwa
profesionalisme, kompeten, beretika dan mempunyai etos kerja yang tinggi). Terkait dengan
Pemerintah Daerah Kota Cimahi saat ini faktor SDM masih merupakan hal yang menarik dan
masih menjadi pusat perhatian karena kalau dilihat secara kasat mata PNS Kota Cimahi secara
kuantitas terlihat banyak akan tetapi apabila berbicara tentang penempatan dalam struktur
organisasi yang ada di Cimahi ternyata masih kurang terbukti masih terdapatnya penumpukan
kewenangan yang harus dijalankan oleh salah satu instansi yang tidak diimbangi dengan jumlah
personil yang ada hal ini juga berdampak kepada pemberian pelayanan dan kinerja dari organisasi
pemeritahan. Begitu juga berbicara tentang kualitas dari SDM Kota Cimahi masih terdapatnya
SDM Kota Cimahi yang belum diimbangi dengan kemampuan dan kompetensi yang mumpuni
dan masih adanya penempatan SDM yang kurang relepan artinya penempatan SDM yang tidak
didasarkan kepada kompetensi yang dimilikinya sehingga hal ini juga berdampak kepada proses
penyelenggaraan roda pemerintahan. Hal ini terjadi karena keterbatasan SDM yang dimiliki oleh
Pemerintah Daerah Kota Cimahi baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas.
Pada pertemuan 11, mengenai etika organisasi merupakan kelanjutan dari materi budaya
organisasi, hal ini merupakan faktor bahwa dalam kesuksesan budaya organisasi harus diimbangi
dengan konsep etika organisasi yang sesuai dengan keinginan organisasi maupun anggota.
Penjelasan mengenai materi ini disampaikan secara luring, dimana dimulai dengan pengertian dari
etika organisasi yang merupakan sistem nilai pribadi digunakan untuk memutuskan tindakan yang
dilakukan maupun tidak dilakukan dalam sebuah organisasi, sebagai tolak ukur keputusan yang
benar maupun yang salah dengan tujuan bahwa akan berakhir pada pengambilan keputusan yang
tepat. Etika organisasi digunakan sebagai implementasi dari budaya organisasi, dengan hakikat
sebagai konsep tata nilai dalam penentuan sifat , perilaku, maupun ucapan diangap baik dan dapat
diterapkan dalam organisasi, selain itu etika organisasi juga dapat digunakan sebagai perefleksian
nilai-nilai dan norma moral yang akan dipedomani seseorang dalam sebuah organisasi sebagai
pengaturan sifat dari anggota organisasi. Beberapa keterkaitan antara budaya organisasi dan etika
organisasi adalah dalam segi implementasi nilai didalamnya, budaya organisasi digunakan sebagai
pola interaksi oleh anggota baik dengan tugasnya maupun sesama anggota. Hal ini
mengindikasikan bahwa budaya birokrasi dapat berjalan ketika diimbangi dengan etika birokrasi
yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh organisasi. Etika organisasi mengajarkan mengenai
norma atau tindakan bagi anggotanya dalam bersikap, dimana norma yang paling penting untuk
ada adalah jujur yang digunakan oleh anggota organisasi dalam menjalankan tugasnya, adil dengan
sesama anggota, taat aturan yang telah ditetapkan, responsif terhadap pekerjaaan, tanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan, menjadikan tugas tersebut sebagai sebuah amanah yang harus
dijalankan dan diselesaikan sebagaimana mestinya. Selanjutnya adalah etika kehati-hatian yang
dapat digunakan sebagai pedoman dalam bertingkah laku dalam dunia organisasi, sopan santun
digunakan dalam berinterkasi dengan anggota organisasi. Norma-norma yang disebutkan
sebelumnya akan memberikan dampak yang sangat positif ketika dapat diterapkan dalam sebuah
organisasi, dimana penerapan itu dapat dilakukan dengan meneraplan tingkah laku yang etis dalam
organisasi bisa diterapkan oleh cara interaksi dalam organisasi yang bukan hanya bertingkah laku
etis terhadap atasan saja melainkan harus menerapkannya kepada semua anggota. Hal ini harus
didukung dengan pemahan anggota terhadap bagaimana etika berinteraksi dengan individu dalam
organisasi, menghargai setiap individu yang ada dalam organisasi dengan menunjukka sikap
sopansantun agar memberikan kesan baik kepada orang lain, membangun komitmen untuk
memperlakukan semua orang dengan sama tanpa melihat status jabatan, memberikan keyakinan
kepada semua orang diorganisasi untuk dapat berani menyampaikan opini pribadi terhadap
peraturan yang berlaku diorganisasi hingga pada kebijakan yang mengikat anggota. Memberikan
peluang yang sama terhadap semua anggota unutk dapat memberikan ruang kepada mereka
menunjukkan bakat dan inovasi sesuai dengan tugas dan fungsi masing- masing. Materi ini ditutup
dengan menegaskan kembali bahwa etika organisasi menjadi sangat penting karena merupakan
nilai dan pola pikir anggota dalam bertindak.
Pada pertemuan 12, menjelasan pada materi sebelumnya berfokus pada pengertian dan
arti penting inovasi dalam birokrasi. Maka pada materi kali ini kakan fokus kepada inovasi dan
kreatifitas, dimana kreatifitas meruapan suatu kondisi untuk memikirkan sesuatu yang baru,
diberengi dengan kemampuan untuk mengembangkan ide-idebaru dengan menemukan cara
dalam memecahkan persoalan untuk menghadapi peluang keterbukaan terhadap pengalaman,
melihat sesuatu dengan cara yang tak biasa, mandiri dalam bekerja, hingga dapat beradaptasi
dengan perubahan yang terjadi. Pada materi ini juga dijelaskan mengenai tipe dasar dari inovasi
yang dimana merupakan penemuan, perluasan, peniruan, dan penggabungan. Tipe tersebut yang
digunakan dalam mengukur apakah sebuah inovasi dapat dijalankan, dimana untuk menjalankan
sebuah inovasi harus didukung dengan ketersediaan atau kemudahan dalam mengakses inovasi
tersebut. Demi mendukung adanya inovasi dalam sektor pelayanan publik pemerintah melaluiPP
38/2017 mengatur mengenai kriteria dari inovasi, dimana inovasi harus selalu mengandung dan
mendukung pembaharuan seluruh atau sebagaian dari inovasi, inovasi harusselalu memberi
manfaat bagi seluruh daerah demi mendukung kesejahteraan masyarakat, inovasi tidak
menimbulkan pembenaan serta pembatasan kepada masyarakat yang tidak sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku,inovasi adalah unsur dari pemerintah daerah dan
merupakan kewajiban pemerintah daerah untuk melakukan inovasi, dan inovasi merupakan
sebuah pembaharuan yang dapat di replikasi atau diubah menjadi sesuatu yang lebih baik. Demi
mendukung terbentukanya inovasi bagi seluruh daerah harus didukung dengan adanya perilaku
inovatif, yang diartikan sebagai sebuah kepekaan untuk menciptakan dan memperkenalkan ide
baru dalam suatu kelompok untuk memberikan pengoptimalan terhadap kinerja kelompok
organisasi. Perilaku inovatif dapat muncul karena adanya dukungan dari indikasi perilaku
inovatif muncul, seperti seseorang harus selalu berani memunculkan ide/gagasan yang baru,
berani menyampaikan gagasannya, harus berani untuk mengatasi segala permasalahan yang
terjadi. Seseorang yang dapat memberikan sebuah inovasi disebut inovator, dimana inovator akan
menjadi seseorang yang selalu memberikan ide dan gagasannya yang kemudian akan
direalisasikan menjadi sebuah inovasi, kriteria yang cocok bagi seseorang yang akan disebut
sebagai inovator adalah orang yang dapat mengambil keputusan dengan baik dan bijak, orang
yang dapat selalu memberikan pengetahuan dan ide baru kepada yang lain, orang yang selalu
dapat mempromosikan inovasi, dapat memberikan contoh dalam melakukan penerapan inovasi
yang dihasilkan. Inovasi hadir sebagai sarana perubahan bagi sebuah organisasi untuk
mendapatkan pola pikir dan pola kerja baru yang diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi
organisasiyang dijalankan, inovasi menjadi sangat penting bagi budaya organisasi. Inovasi selalu
memberikan kemudahan kepada seluruh pihak, mudah dalam artian mudah untuk dilihat, mudah
dipahami, dan mudah di implementasikan.
Pada pertemuan 13, Birokrasi merupakan Struktur, Budaya, politik.

A. Pengertian Budaya Organisasi/Birokrasi

➢ Budaya organisasi adalah nilai dan keyakinan bersama yang mendasar identitas
organisasi/perusahaan.
➢ Budaya organisasi bisa dimaknai sebagai seperangkat nilai-nilai pokok, asumsi,
pemahaman dan cara berpikir yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi dan diajarkan
kepada anggota baru.
➢ Budaya organisasi merupakan nilai-nilai dan norma yang dianut dan dijalankan oleh
sebuah organisasi terkait dengan lingkungan dimana organisasi tersebut menjalankan
kegiatannya.
➢ Budaya organisasi merupakan "apa yang dia rasakan, apa yang diyakini, dan apa yang
dijalani" oleh sebuah organisasi.

Dapat disimpulkan bahwa inti dari budaya birokrasi adalah nilai dan keyakinan bersama.

B.Tiga Tingkat Budaya Organisasi/Birokrasi

Budaya organisasi ada 3 tingkat, yaitu:

• Budaya organisasi yang tampak (visible) , misalnya cara berpakaian, simbol-simbol fisik,
perayaan/seremonial dan tata ruang kantor.
• Budaya birokrasi yang tidak tampak (invisible), berkaitan dengan disiplin dan makna
prestasi.
• Keyakinan yang paling dalam atau asumsi-asumsi yang tersembunyi, misalnya adanya
keyakinan bahwa atasan tidak pernah salah-anak buah salah atau konsumen adalah raja.

C.Tiga Konsep Nilai

• Nilai, keyakinan yang dipegang teguh dan tampilan tingkah laku.


• Nilai yang mendukung, (espausef values) adalah nilai dan norma yang telah dibuat oleh
organisasi .
Misi : Keanekaragaman,rasa hormat dan integritas.
• Nilai yang diperankan (Enacted Values),nilai dan norma yang dimiliki karyawan.

5 komponen penting devinisi nilai:

• Nilai adalah kepercayaan


• Mengenai perilaku yang dikehendaki
• Keadaan yang amat penting
• Pedoman menyeleksi/mengevaluasi
• Urut dari yang relatif lebih penting
D . Faktor Penentu Budaya Birokrasi

• Pengalaman organisasi (Organizational Experiences) merupakan faktor penentu utama


terciptanya sebuah budaya organisasi tertentu.
• Pengalaman organisasi dapat berupa keberhasilan maupun kegagalan yang dialami
organisasi dalam menjalani kegiatannya dri waktu ke waktu.

Pada pertemuan 14, menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 tahun 2017 tentang “Inovasi
Daerah”. Inovasi daerah bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui:

• Peningkatan pelayanan publik


• Pemberdayaan dan peran serta masyarakat
• Peningkatan daya saing daerah

Pengertian inovasi yaitu kelanjutan dari kreatifitas dan menjadi solusi terhadap patologi
birokrasi. Proses untuk mengkerasikan dan mengkombinasikan sesuat yang baru, apakah dalam
bentuk produk, jasa, sistem dan kebijakan yang memberikan nilai tambah sosial dan ekonomis.
Inovasi lebih terjadi pada antar individu dalam kelompok kerja, ide dan implementasi nyata dari
ide yang diajukan. Inovasi terjadi pada tiga level yaitu individu, kelompok dan organisasi.

Pengertian krativitas yaitu kemampuan untuk menciptakan ide atau gagasan baru yang unik
yang bisa diterima dan ada manfaatnya. Kreatif berhubungan dengan menciptakan ide-ide yaang
baru (yang berbeda dengan yang telaah ada sekarang dan sbelumnya). Proses kognotif kreativiitas
bersifat intrapersonal dan aspek gagasan berasal dari inovasi.

Intensi untuk menciptakan, memperkenalkan dan mengaplikasikan ide baru dalam


kelompok dan organisasi yang dimaksud untuk mengoptimalkan kinerja kelompok dan organisasi.
Upaya yang disengaja dilakukan individu untuk membuat, mengenalkan dan menerapkan ide baru
dalam peran pekerjaannya, kelompok dan organisasi yang bertujuan untuk memberikan
keuntungan bagi individu, kelompok maupun organisasi. Perilaku dalam mengkreasikan dan
mengkombinasikan sesuatu yang baru, bisa dalam bentuk produk atau jasa yang memberikan nilai
tambah sosial dan ekonomis. Jenis atau bentuk inovasi (LAN) :

a) Inovasi teknologi

Adopsi dari ide baru dengan tujuan membangun produk atau layanan baru, dan cara
baru pada proses produksi/operasi layanan organisasi.

b) Inovasi administrasi
Proses membangun manajemen baru, program pembangunan staf atau pegawai dan
proses administrasi baru.
c) Inovasi strategi
Bentuk pengaturan rencana formal dan membangun strategi jangka panjang
organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
Ada tiga pilar dalam inovasi

1) Kompetensi daan Komitmen


Dimana framework kuat yang didasari oleh kompetensi dan komitmen akan menjadikan
seseorang atau organisasi sebagai world class innovator
2) Strategi
Alokasi sumber daya memerlukan strategi yang perly manjadi bagian integral dalam
inovasi untuk mencapai tujuan strategis
3) Management
Adanya manajemen yang mengelola inovasi yang menjadi fokus utamanya

Pada pertemuan terakhir yaitu 15, dosen menjelaskan mengenai reformasi birokrasi
yang isinya ialah : tujuan dari reformasi birokrasi yaitu Menciptakan birokrasi pemerintah yang
profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bebas dan bersih Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang
teguh nilai nilai dasar dan kode etik aparatur negara. Beberapa catatan kelemahan pelaksanaan
reformasi birokrasi : 1. reformasi birokrasi dianggap hanya sebagai dukungan administratif dan
kelengkapan dokumen, bahkan sebahagian beranggapan reformasi birokrasi diperlukan hanya
ketika mengusulkan tunjangan kinerja 2. pemahaman rb hanya di tingkat instansi (pada tim rb) ,
sedangkan pada unit kerja belum dipahami dan diinternalisasi. 3. belum terdapat budaya kinerja (
mind set dan culture set belum berubah) masih berada di zona nyaman 4. pengukuran kinerja
individu belum dilakukan secara benar 5. dalam memberikan tunjangan kinerja hanya berdasarkan
kehadiran 6. penataan sdm belum dilakukan berdasarkan meryt sistem, belum memperhatikan
kompetensi 7. manajemen kinerja belum diterapkan dengan baik, dan belum dibangun pola karir
8. kesulitan membuktikan perubahan yang terjadi ( evidence tidak lengkap ) 9. pelaksanaan
reformasi birokrasi belum berdampak kepada sasaran reformasi birokrasi yaitu peningkatan
kapasitas dan akuntabilitas kinerja. peningkatan integritas dan peningkatan kualitas pelayanan
publik. 10. orientasi kepada harapan /kepuasan penerima layanan masih rendah paradigma baru
setelah reformasi birokrasi : di layani menjadi melayani orientasi proses menjadi orientasi outcome
menunggu menjadi menjemput tidak kompoten menjadi kompoten rumit menjadi sederhana
koruptif menjadi bersih.
Kesan saya selama mengikuti seluruh rangkaian proses belajar dimata kuliah budaya birokrasi ini
tentu memberikan dampak besar bagi saya dalam memahami bagaimana bisa mengetahui tentang
sistem birokrasi yang ada di Indonesia utamanya dalam wujud implementasinya. Karena secara
tidak langsung kita diajarkan bagaimana nantinya bisa menjadi seorang birokrat yang baik bagi
kemajuan bangsa ini dengan menjunjung tinggi nilai moral dan etika yang telah diterapkan di
Indonesia. Tentunya sangat senang bisa bertemu bapak dan penyampaian materi yang bapak
sajikan semuanya bisa menjadi bekal besar kita nantinya ketika sudah akan berekecimpung didunia
kerja. saya sangat berharap kita dapat dipertemukan kembali dimata kuliah selanjutnya, agar kami
sebagai mahasiswa yang haus akan ilmu, bisa sharing kepada bapak. Semoga apa yang bapak
berikan kepada kami bisa menjadi sebuah amal jariyah diakhirat kelak, dan semoga bapak
dipanjangkan umurnya dan selalu sehat wal afiat. Sekali lagi saya ingin mengucapkan terimakasih
kepada bapak atas atensi dan kerja keras bapak dalam mecerdaskan generasi yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai