PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Apa definisi dari etika organisasi?
Apa pentingnya etika dalam suatu organisasi?
Bagaimana prinsip-prinsip etika?
Bagaimana dimensi etika dalam organisasi?
Apa saja isu seputar etika?
Bagaimana mengukur etika manajemen?
Bagaimana mendorong pelaksanaan etika dalam manajemen?
1.3 Tujuan Pembahasan
Untuk memahami definisi dari etika organisasi
Untuk mengetahui pentingnya etika dalam suatu organisasi
Untuk mengetahui prinsip-prinsip etika
Untuk memahami dimensi etika dalam organisasi
Untuk mengetahui apa saja isu seputar etika
Untuk memahami bagaimana mengukur etika manajemen
Untuk mengetahui cara mendorong pelaksanaan etika dalam manajemen
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
- Menurut Stoner, organisasi adalah sebuah pola hubungan interaksi untuk mengejar
tujuan bersama dengan melibatkan orang-orang (banyak) di bawah pengarahan
seorang manajer.
- Menurut James D. Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersama. Setiap perserikatan yang dibuat oleh sekelompok
manusia tertentu, selama memiliki tujuan, bagi Mooney sudah cukup untuk dapat
dikatakan sebagai suatu organisasi.
- Menurut Chester I. Bernard, organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja
sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dengan kata lain, organisasi adalah
suatu kesatuan aktivitas kerja sama oleh beberapa orang.
Dari beberapa pengertian tentang organisasi yang dirumuskan oleh para
ilmuwan tersebut terdapat perbedaan dari segi sudut pandang. Akan tetapi dapat
disimpulkan bahwa unsur mendasar dari suatu organisasi adalah orang yang
berjumlah lebih dari satu dan melakukan suatu kerja sama. Agar kerja sama tersebut
dapat menghasilkan sesuatu yang mereka inginkan bersama, maka sudah pasti
dibutuhkan aturan atau panduan mengenai apa yang perlu mereka lakukan dan tidak
perlu bahkan tidak boleh dilakukan.
4
3. Karena dinamika manusia dengan segala konsekuensinya baik bersifat norma
moral maupun etika perlu dianalisa dan dikaji ulang, hal ini dimaksudkan agar tetap
relevan dalam memperkaya makna kehidupan seseorang, kelompok, organisasi dan
masyarakat luas yang pada gilirannya memperlancar interaksi antar manusia.
4. Pentingnya etika dalam era modern sekarang ini lebih jelas terlihat bila diingat
bahwa etika menunjukkan kepada manusia nilai hakiki dari kehidupan sosial dengan
keyakinan agama, pandangan hidup dan sosial. Dapat dikatakan bahwa etika
berkaitan langsung dengan sistem nilai manusia, etika mendorong tumbuhnya naluri
moralitas, nilai-nilai hidup yang hakiki dan memberi inspirasi kepada manusia untuk
secara bersama-sama menemukan dan menerapkan nilai-nilai tersebut bagi
kesejahteraan dan kedamaian umat manusia. (Sondang Siagian, 1996, 335-337).
5
9. Kebohongan dapat dilakukan pada kondisi khusus yang mengancam eksistensi
organisasi, misalnya penduduk Indonesia membohongi penjajah mengenai lokasi
persembunyian tentara atau organisasi yang ingin memerdekakan Indonesia.
10. Menyampaikan keburukan personal yang tidak berhubungan dengan kinerja
orang tersebut untuk menjatuhkan kedudukannya dalam organisasi.
6
mendasari seseorang untuk berindak adil dan proporsional serta tidak mengambil
sesuatu yang menjadi hak orang lain.
Prinsip Kebebasan
Kebebasan diartikan sebagai keleluasaan seseorang untuk bertindak atau
tidak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi
manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak sendiri
sepanjang tidak merugikan hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasa harus
diikuti dengan tanggung jawab sehinggs manusia tidak melakukan tindakan yang
semena-mena kepada orang lain.
Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari
hasil pemikiran yang rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan
agar dapat diyakini oleh orang lain. Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai
suatu kebenaran apabila belum dibuktikan.
7
Teori birokrasi menempatkan setiap anggota organisasi dalam suatu hierarki struktur
yang jelas, setiap pekerjaan harus diselesaikan berdasarkan prsedur dan aturan kerja yang
telah ditetapkan, dan setiap orang terikat secara ketat dengan aturan-aturan tersebut. Selain itu, hubungan
antar individu dalam organisasi dan dengan lingkungan di dalam organisasi hanya dibatasi dalam
hubungan pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam model organisasi ini pola
perilaku yang berkembang bersifat sangat kaku dan formal.
8
Kesatuan Perintah
Setiap pegawai hanya menerima perintah dari satu orang atasan. Tidak boleh
terjadi ada dua nakhoda dalam satu kapal.
Pembentukan Etika Dalam Pemerintah
Sebagaimana diuraikan sebelumnya, etika merupakan nilai-nilai perilaku yang
ditunjukkan oleh seseorang atau suatu organisasi dalam interaksinya dengan
lingkungan. Nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh individu sangat dipengaruhi
oleh nilai-nilai yang dianut oleh individu tersebut serta nilai-nilai yang berlaku dan
berkembang dalam organisasi yang kemudian menjadi suatu kebiasaan yang
berakumulasi menjadi budaya yang akan dianut oleh organisasi tersebut.
9
Beberapa isu ini tak jarang terjadi dalam satu perusahaan, sehingga taktis
perusahaan tersebut dianggap tidak menjalankan kegiatannya secara etis. Di sisi lain,
sebagian perusahaan telah berusaha untuk melakukan yang terbaik sehubungan
dengan berbagai isu etika tersebut. Peran pemerintah sangat penting untuk dapat
menjamin perusahaan dan masyarakat dapat menjalankan kegiatannya secara lebih
beretika.
10
Model penilaian etika tersebut memberikan panduan apakah sesuatu
tindakan atau kegiatan memenuhi kriteria atau tidak dapat dinilai dari 4 kriteria
etika, yaitu dari sisi manfaat (benefits), pemenuhan hak-hak (rights), prinsip
keadilan (justice), dari sifat pemeliharaan (caring). Sebagai contoh, sebuah tindakan
manajer dalam pemberian insentif kepada pegawai yang berprestasi. Tindakan ini
bisa dikatakan tindakan yang etis atau memenuhi kriteria etika.
Dari sisi manfaat, jelas semua pihak bisa merasakan manfaat dari prestasi yang
dilakukan pegawai. Perusahaan memperoleh manfaat dari hasil kerja keras
pegawainya yang berprestasi, demikian juga bagi pegawainya. Insentif memberikan
manfaat psikis berupa penghargaan terhadap kerja kerasnya sekaligus manfaat fisik
berupa balasan yang seimbang dengan apa yang telah dilakukannya.
Dari sisi pemenuhan hak-hak, jelas tindakan pemberian insentif kepada pegawai
yang berprestasi – jika memang telah ditetapkan aturannya – memenuhi kriteria
pemenuhan hak-hak dari seluruh pihak. Bagi yang menerima insentif dia terpenuhi
haknya setelah memberikan prestasi kepada organisasi. Bagi yang tidak berprestasi,
maka dia tidak memiliki hak untuk mendapatkan insentif hingga dia dapat
menunjukkan prestasinya.
Dari sisi prinsip keadilan, jelas bahwa tindakan pemberian insentif bagi
pegawai yang berprestasi memenuhi prinsip keadilan, yaitu dengan memberikan
perlakuan yang seimbang dengan apa yang telah ditunjukkan pegawai dalam
pekerjaannya.
Dari sisi pemeliharaan, jelas pemberian insentif akan mampu menjaga
konsistensi produktivitas kegiatan organisasi, dikarenakan jenis pemberian insentif
dapat memacu pegawai untuk bekerja lebih baik bagi organisasi. Di sisi lain, juga
tetap memelihara motivasi pegawai yang telah menunjukkan prestasi yang baik
melalui penghargaan dengan pemberian insentif.
Sekalipun tidak secara sempurna menjelaskan kriteria dan panduan untuk
menilai tindakan yang etis maupun tidak, namun model penilaian etika tersebut
diatas setidaknya dapat memberikan sedikit penjelasan bagaimana sebuah
11
tindakan atau kegiatan bisa dinilai dari kriteria etikanya. Dalam praktiknya,
model tersebut bisa dikembangkan lagi dengan menambahkan kriterianya maupun
dengan menambahkan pertanyaan-pertanyaan kritisnya guna menganalisis sebuah
tindakan apakah telah memenuhi kriteria etika maupun tidak.
12
belakang ilmu hukum yang dianggap mengetahui seluk-beluk regulasi dan
bagaimanab regulasi tersebut bisa dijalankan. Sekalipun upaya ini mendapat kritik
karena pada praktiknya penyelewengan dapat pula dilakukan oleh tim advokasi etika,
namun upaya perusahaan untuk menyediakan orang atau tim khusus patut dihargai
sebagai usaha untuk mewujudkan kegiatan bisnis yang lebih beretika.
13
ini kemudian dilaporkan oleh anggota perusahaan kepada pihak publik seperti media
massa, lembaga swadaya masyarakat, ataupunpemerintah yang representatif untuk
menangani kasus-kasus seperti ini. Upaya ini akan mendorong perusahaan agar benar-
benar memerhatikan kepentingan publik, dan mencoba mengingatkan perusahaan
bahwa jika kegiatan tidak etis dilakukan perusahaan, maka perusahaan akan
menghadapi konsekuensi logis berupa penilaian buruk dari masyarakat.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika merupakan hal yang terpenting dimana pun kita berada, kapan pun itu,
kepada siapun itu. Etika merupakan perilaku kita terhadap apapun dengan yang selalu
berkaitan dengan pemahaman baik-buruknya sesuatu. Di dalam organisasi etika
sangat diperlukan. Karena di dalam organisasi kita banyak berinteraksi dengan
banyak orang, dari kalangan mana pun itu yang setiap orang paastinya berbeda-beda.
Seseorang akan dianggap baik bila seseorang tersebut memiliki etika yang bagus.
Pada organisasi tentulah ada komunikasi yang harus baik agar tidak adanya
kesalahpahaman baik antar anggota organisasi, maupun dengan pihak eksternal.
Dengan demikian, terdapat etika berkomunikasi dalam organisasi. Etika organisasi
juga memiliki prinsip-prinsip yang amat perlu kita ketahui, agar kita tidak salah
dalam mengartikan etika organisasi tersebut. Oleh karena itu, tetaplah menjaga etika
dimanapun, kapanpun, kepada siapapun karena kita tidak bernilai tanpa adanya etika.
3.2 Saran
Semakin besar suatu organisasi atau perusahaan, maka semakin besar pula
tuntunan masyarakat terhadap organisasi atau perusahaan tersebut. Banyak lembaga
bisnis yang menggunakan segala cara untuk memenangkan persaingan. Oleh karena
itu, diharapkan manajer dapat menjalankan bisnis yang memenuhi syarat dalam etika
bisnis manajerial, baik secara moral maupun norma masyarakat. Organisasi sebagai
suatu sistem juga diharapkan dapat memiliki tanggung jawab social terhadap
masyarakat.
Adapun penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga masih
diperlukan tambahan perbaikan-perbaikan untuk menghasilkan makalah yang lebih
baik lagi dan lengkap. Perlu adanya perbaikan-perbaikan tambahan dari pembaca
untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
16