Anda di halaman 1dari 4

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI PENDAPATAN

Dosen :

Drs. Muhammad Zainul Bahri Torong, M.Si., Ak.

Disusun Oleh:

Syah Fitri

180503128

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020
DEFINISI PENDAPATAN

Pendapatan adalah semua penerimaan rekening kas umum daerah atau bendahara
penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu dibayar kembali oleh
pemerintah daerah. Rekening kas umum daerah adalah rekenning tempat penyimpanan uang
daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar
seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan.

KLASIFIKASI PENDAPATAN

1. Pendapatan Asli Daerah


Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-
sumber dalam wlayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah. Terdapat dua
unsur penting dalam pengertian/konsep PAD yaitu potensi asli daerah dan pengelolaannya
sepenuhnya oleh daerah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 24 tentang
Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pasal 3 huruf (a), sumber-
sumber Pendapatan Asli Daerah tersebut adalah: 1.Pajak Daerah 2.Retribusi Daerah 3.Hasil
Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 4.Lain-
lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
2. Pendapatan Transfer
Pendapatan transfer merupakan pendapatan yang berasal dari entitas pelaporan lain,
seperti pemerintah pusat atau daerah otonom lain dalam rangka perimbangan keuangan.
Transfer dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam rangka desentralisasi ini
disebut juga dana perimbangan. Pendapatan tranfer ini terdiri dari:
a. Pendapatan Dana Bagi Hasil (DBH), yaitu dana yang bersumber dari APBN yang
dialokasikan ke daerah berdasarkan persentase tertentu untuk kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Bagi Hasil ini terdiri dari DBH Pajak (PBB,
BPHTB, dan PPh Perorangan) dan DBH Sumber Daya Alam (kehutanan,
Pertambangan umum, perikanan, Pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi,
pertambangan panas bumi).
b. Dana Alokasi Umum (DAU), merupakan dana yang bersumber dari APBN yang
dialokasikan dengan tujuan pemeraan kemampuan keuangan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
c. Dana Alokasi Khusus (DAK), merupakan dana yang bersumber dari APBN yang
dialokasikan dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
3. Pendapatan Daerah yang Sah
Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah dibagi menurut jenis pendapatan yang
mencakup:
a. Hibah yang berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah lainnya,
badan/lembaga/organisasi swasta dalam negeri, kelompok masyarakat/perorangan dan
membaga luar negeri yang tidak mengikat.
b. Dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan akibat
bencana alam
c. Dana bagi hasil pajak dari propinsi kepada kabupaten/kota.
d. Dana penyesuain dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah.
e. Bantuan keuangan dari propinsi atau pemerintah daerah lainnya.

PENGAKUAN PENDAPATAN

Secara umum, pedoman untuk pengakuan pendapatan sangat luas. Prinsip pengakuan
pendapatan memberikan perusahaan pengetahuan bahwa mereka harus mengakui pendapatan
(1) pada saat pendapatan tersebut telah direalisasikan dan (2) pada saat telah
diterima/didapatkan. Oleh karena itu, pengakuan pendapatan yang benar melibatkan 3 syarat:

a. Pendapatan direalisasikan pada saat sebuah perusahaan melakukan pertukaran


barang dan jasa untuk mendapatkan cash.
b. Pendapatan dapat direalisasikan ketika aset yang diterima perusahaan dari
pertukaran (exchange) siap untuk ditukarkan menjadi sejumlah uang.
c. Pendapatan dihasilkan/didapatkan ketika sebuah perusahaan telah menyelesaikan
apa yang harus dia kerjakan untuk mendapatkan keuntungan, ketika earning process
selesai.

Dengan memperhatikan sumber, sifat dan prosedur penerimaan pendapatan maka


pengakuan pendapatan dapat diklasifkasikan kedalam beberapa alternatif:

1. Pengakuan pendapatan ketika pendapatan didahului dengan adanya penetapan terlebih


dahulu.
2. Pengakuan pendapatan yang didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self
assessment) dan dilanjutkan dengan pembayaran oleh wajib pajak berdasarkan
perhitungan tersebut.
3. Pengakuan pendapatan yang yang pembayarannya dilakukan di muka oleh wajib pajak
untuk memenuhi kewajiban selama beberapa periode ke depan.
4. Pengakuan pendapatan yang didahului dengan penghitungan sendiri oleh wajib pajak (self
assessment) dan pembayarannya diterima di muka untuk memenuhi kewajiban selama
beberapa periode ke depan
5. Pengakuan pendapatan yang tidak perlu ada penetapan terlebih dahulu.

PENGUKURAN PENDAPATAN

Pendapatan-LRA diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan


membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran). Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-
LRA bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat
dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat
dikecualikan. Pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan pendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran). Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-
LO bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat di estimasi
terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan.
Pendapatan Hibah dalam mata uang asing diukur dan dicatat pada tanggal transaksi
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia.

PENGUNGKAPAN PENDAPATAN

Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan terkait
dengan pendapatan adalah:  Penerimaan pendapatan tahun berkenaan setelah tanggal
berakhirnya tahun anggaran.  Penjelasan mengenai pendapatan yang pada tahun pelaporan
yang bersangkutan terjadi hal-hal yang bersifat khusus.  Penjelasan sebab-sebab tidak
tercapainya target penerimaan pendapatan daerah.  Informasi lainnya yang dianggap perlu.

Anda mungkin juga menyukai