Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Etika Organisasi

Etika dalam organisasi adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan seseorang secara
sadar untuk mentaati ketentuan dan norma yang berlaku dalam suatu organisasi. Hal itu
terwujud dalam bentuk bagaimana seseorang melaksanakan tugas dan wewenang sesuai
ketentuan yang berlaku, menjaga informasi perusahaan dengan baik, membangun etos kerja
sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan, bersikap hormat, jujur dan tanggung jawab.

Dalam organisasi, peran individu sangat penting, karena organisasi terbentuk dengan adanya
sekelompok orang yang saling berinteraksi dalam mewujudkan tujuan tertentu. Interaksi
antarorang atau antarkelompok yang memiliki nilai serta kepentingan dan latar belakang yang
berbeda-beda akan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga membentuk suatu nilai baru
yang akan melandasi perilaku individu untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi.

ARTI DAN PENTINGNYA ETIKA DALAM ORGANISASI

Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seorang
secara sadar untuk mentaati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu
kelompok masayarakat atau satu organisasi.

Etika organisasi menekankan perlunya seperangkat nilai yang dilaksanakan setiap orang
anggota. Nilai tersebut berkaitan dengan pengaturan bagaimana seharusnya bersikap dan
berperilaku dengan baik seperti sikap hormat, kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab.
Seperangkat nilai-nilai tersebut biasanya dijadikan sebagai acuan dan dianggap sebagai prinsip-
prinsip etis dan moral.

Dalam kehidupan organisasi terdapat berbagai permasalahan yang pemecahannya


mengandung implikasi moral dan etika. Ada cara pemecahan yang secara moral dan etika
diterima tetapi ada juga yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Cara-cara yang secara moral
dan etika dapat diterima merupakan cara yang benar dan sebaliknya cara-cara yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan disebut cara-cara yang salah.

Dalam praktek kehidupan organisasi tidak ada tolok ukur yang mutlak tentang yang benar dan
yang salah. Ini tidak terlepas dari berbagai faktor seperti agama, budaya dan sosial.
Pemahaman tentang yang benar dan yang salah itulah yang mendasari perlunya etilka dalam
organisasi, yaitu untuk membantu memberikan makna yang tepat tentang kehidupan
organisasi.

Beberapa alasan mengapa norma moral dan etika itu diperlukan dalam organisasi antara lain :
1. Karena etika berkaitan dengan perilaku manusia. Hal ini menyangkut aplikasi seperangkat
nilai luhur dalam bertindak bagi kehidupan seorang dan organisasi, dan menyangkut berbagai
prinsip yang menjadi landasan bagi perwujudan nilai-nilai tersebut dalam berbagai hubungan
yang terjadi antar manusia dan lingkungan hidup.

2. Agar bisa mengikuti kehidupan sosial yang tertib, manusia memerlukan kesepakatan,
pemahaman, prinsip dan ketentuan lain yang menyangkut pola perilaku. Etika memberikan
prinsip yang kokoh dalam berperilaku sehingga kehidupan dalam organisasi semakin bermakna.
Setiap bentuk kerja sama didasarkan pada kesepakatan yang dicapai bersama.

3. Karena dinamika manusia dengan segala konsekuensinya baik bersifat norma moral maupun
etika perlu dianalisa dan dikaji ulang, hal ini dimaksudkan agar tetap relevan dalam
memperkaya makna kehidupan sesorang, kelompok, organisasi dan masyarakat luas yang pada
gilirannya memperlancar interaksi antar manusia.

4. Pentingnya etika dalam era modern sekarang ini lebih jelas terlihat bila diingat bahwa etika
menunjukkan kepada manusia nilai hakiki dari kehidupan sosial dengan keyakinan agama,
pandangan hidup dan sosial. Dapat dikatakan bahwa etika berkaitan langsung dengan sistem
nilai manusia, etika mendorong tumbuhnya naluri moralitas, nilai-nilai hidup yang hakiki dan
memberi inspirasi kepada manusia untuk secara bersama-sama menemukan dan menerapkan
nilai-nilai tersebut bagi kesejahteraan dan kedamaian umat manusia. (Sondang Siagian, 1996,
335-337).

Ciri organisasi yang ideal yang sekaligus menjadi nilai-nilai perilaku yang harus dianut oleh
setiap anggota organisasi adalah:

1. adanya pembagian kerja


2. hierarki wewenang yang jelas sesuai struktur organisasi
3. prosedur seleksi yang formal
4. aturan dan prosedur kerja yang rinci,
5. hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi.

Teori birokrasi menempatkan setiap anggota organisasi dalam suatu hierarki struktur yang jelas,
setiap pekerjaan harus diselesaikan berdasarkan prosedur dan aturan kerja yang telah
ditetapkan, dan setiap orang terikat secara ketat dengan aturan-aturan tersebut.Selain itu,
hubungan antarindividu dalam organisasi dan dengan lingkungan di dalam organisasi hanya
dibatasi dalam hubungan pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.Dalam
model organisasi ini pola perilaku yang berkembang bersifat sangat kaku dan formal.
Pola perilaku atau tindakan yang telah disepakati bersama oleh setiap anggota organisasi akan
mewarnai setiap tindakan individu dalam berinteraksi dengan individu lain atau dengan
lingkungannya. Pola perilaku ini menjadi suatu kebiasaan. Pola kebiasaan ini lama kelamaan
menjadi suatu budaya dalam organisasi yang akan menjadi ciri khas organisasi bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai