Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nabila Salsabila Ridwan

NIM : 1910020080

Matkul : Akuntansi Pemerintahan

REVIEW SEMINAR

RKPD Provinsi NTT Tahun 2021 yang mengangkat tema “Pemulihan Ekonomi melalui
Sektor Pariwisata dan Pertanian serta Memperkuat Sistem Kesehatan Daerah” mengalami
perubahan pada awal semester II 2021 menyesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMND) Perubahan 2018-2023, perubahan kebijakan nasional akibat
dampak wabah pandemi COVID-19,serta upaya penanggulangan bencana alam badai siklon
Seroja.

Perekonomian NTT tumbuh sebesar 3,10% (y-to-y) dan 2,51% (q-to-q)

APBN NTT 2021 : APBD NTT 2021 :


Penerimaan Perpajakan: Rp2,62 T PAD: Rp2,42 T
PNBP: Rp0,54 T Lain-lain Pendapatan yang Sah:
Belanja Pemerintah Pusat: Rp12,73 T Rp0,56 T
TKDD: Rp22,55 T
Hasil reviu efektivitas kebijakan makro ekonomi dan kesejahteraan Provinsi NTT
menunjukkan bahwa sebagian target capaian indikator makro kesra pada tahun 2021 telah
dirubah untuk menyesuaikan dengan capaian indikator pada tahun sebelumnya serta update
terhadap kebijakan pemerintah selama masa pandemi COVID-19. Untuk tahun 2022
pemerintah daerah Provinsi NTT perlu melakukan langkah yang serupa yaitu penyesuaian
target indikator melalui RKPD Perubahan, agar target pembangunan daerah dapat tercapai.

Hasil review tematik menunjukkan IPM NTT tahun 2021 sebesar 65,28 masih dibawah rata-
rata capaian nasional dan menempatkan NTT berada di posisi peringkat tiga terbawah secara
nasional. Dalam regional Bali Nusra, capaian IPM NTT dalam tiga tahun terakhir menjadi
yang terendah dan masih dibawah target capaian IPM yang telah ditetapkan dalam RPJMD
NTT Tahun 2018-2023.

Hasil analisis hubungan dan pengaruh belanja pemerintah pada fungsi kesehatan,pendidikan,
dan ekonomi terhadap peningkatan IPM dan/atau indeks pembentuk IPM NTT, menunjukkan
bahwa realisasi belanja pada fungsi ekonomi, kesehatan, dan pendidikan secara simultan
berpengaruh terhadap capaian IPM, yang berarti ketiga komponen pembentuk IPM tersebut
saling terkait dalam mendorongIndustri pengolahan sebagai sector penghubung antara sektor
unggulan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dengan masyarakat sebagai konsumen
barang-barang olahan dari hasil produksi pertanian, perikanan, dan kehutanan perlu

dikembangkan dengan tepat dan berkelanjutan; Memastikan ketersediaan fiskal untuk


mendukung pembiayaan belanja pusat terhadap pelaksanaan major project prioritas nasional
di daerah, sebagai bentuk sinkronisasi penganggaran dalam rangka mewujudkan target
prioritas nasional Nawacita Kedua.

Pemerintah daerah perlu mengawal investasi yang masuk mulai dari tahap perizinan,
financial closing, pembangunan, hingga sampai dengan tahap produksikomersial. Tahapan
produksi komersial menjadi penting karena dapat memberikan multiplier effects kepada
sektor yang lain, contohnya pembukaan lapangan pekerjaan baru.

Pemerintah daerah perlu menciptakan inovasi program dan insentif yang dapat membantu
meningkatkan pemerataan pendapatan penduduk dalam rangka meningkatkan indeks
ekonomi komponen pembentuk IPM di NTT.

Memastikan dukungan ketersediaan fiscal untuk pembiayaan major project prioritas nasional
di daerah, terutama untuk proyek infrastruktur pada sektor unggulan dan sektor potensial di
daerah, melalui sinergitas dan sinkronisasi pelaksanaan program dan kegiatan antar
kementerian dan lembaga.

Memfasilitasi kebutuhan daerah akan investasi pada sektor unggulan dan potensial, dengan
investasi diharapkan menjadi motor penggerak perekonomian regional di masa pandemi
COVID-19.

Kebijakan refocusing anggaran agar tetap memperhatikan kebutuhan daerah untuk


pelaksanaan proyek prioritas pembangunan daerah, agar target pembangunan daerah dapat
tercapai yang juga turut membantu daerah dalam pencapaian target indikator makro ekonomi
yang telah ditetapkan dalam RKPD tahunan.

Anda mungkin juga menyukai