Anda di halaman 1dari 4

Etika dalam Komunikasi organisasi

1. Pengertian etika

Istilah etika berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang berarti watak atau kebiasaan.
Pada umumnya orang-orang sering menyebutnya dengan etiket yang berarti cara
bergaul atau berperilaku yang baik di tengah lingkungan sekitar. Setelah itu, istilah
etika banyak dikembangkan sebagai sebuah bentuk paduan berperilaku dalam
berbagai hal, termasuk dalam sebuah organisasi.
2. Pengertian organisasi

Menurut beberapa pandangan, organisasi adalah sebuah sistem hubungan terstruktur yang
mengoordinasikan suatu usaha individu atau kelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu. Organisasi juga dapat dipahami sebagai koordinasi rasional kegiatan sejumlah
orang untuk mencapai tujuan tertentu melalui pembagian kerja dan fungsi-fungsi tertentu
berdasarkan hierarki otoritas dan anggung jawab.
Menurut Stoner, organisasi adalah sebuah pola hubungan interaksi untuk mengejar tujuan
bersama dengan melibatkan orang-orang (banyak) di bawah pengarahan seorang manajer.

Menurut James D. Mooney organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama. Setiap perserikatan yang dibuat oleh sekelompok manusia
tertentu, selama memiliki tujuan, bagi Mooney sudah cukup untuk dapat dikatakan sebagai
suatu organisasi. Menurut Chester I. Bernard organisasi merupakan suatu sistem aktivitas
kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dengan kata lain, organisasi adalah
suatu kesatuan aktivitas kerja sama oleh beberapa orang.

3. Etika dalam berorganisasi

Berikut ini adalah beberapa etika komunikasi organisasi yang pada umumnya dilakukan oleh
anggota organisasi tertentu saat menghadapi lingkungan sekitarnya.

a. Tidak menggunakan perkataan yang menyerang kepribadian atau pribadi individu.


b. Menggunakan bahasa-bahasa yang lazim atau dimengerti bersama oleh para peserta
komunikasi.
c. Singkat, jelas, dan mudah dipahami terutama untuk komunikasi-komunikasi yang
bersifat mendesak.
d. Tidak menyudutkan pemimpin dan menyebarkan informasi yang tidak benar
mengenai pemimpin.
e. Menyampaikan informasi atau berita sesuai dengan jalur yang seharusnya.
f. Tidak menyampaikan pesan dengan muatan sexual harassment yang dapat
membuat anggota organisasi tidak nyaman.
g. Tidak menipu komunikan dengan menyampaikan sesuatu yang tidak sebenarnya.
h. Tidak seluruh informasi perlu disampaikan apabila hal tersebut membahayakan
eksistensi organisasi.
i. dapat dilakukan pada kondisi khusus yang mengancam eksistensi organisasi,
misalnya penduduk Indonesia membohongi penjajah mengenai lokasi
persembunyian tentara atau organisasi yang ingin memerdekakan Indonesia.
j. Menyampaikan keburukan personal yang tidak berhubungan dengan kinerja orang
tersebut untuk menjatuhkan kedudukannya dalam organisasi.

4. Jenis etika dalam organisasi

Ada banyak etika yang ada di dalam sebuah perusahaan atau organisasi tertentu. Misalnya
adalah etika komunikasi dalam tempat kerja yang mencangkup tatanan nilai moral dan
standar-standar komunikasi yang harus dihadapi dalam berinteraksi dengan anggota
perusahaan atau organisasi yang lainnya. Walaupun sulit untuk menentukan apa yang etis
atau tidak dilakukan oleh sebuah anggota perusahaan dalam berkomunikasi, akan tetapi
setiap organisasi pasti memiliki etika komunikasi yang wajib diikuti oleh setiap anggota
perusahaan tersebut.

Selain etika komunikasi, terdapat pula etika kerja atau lebih dikenal dengan etika profesi.
Etika kerja merupakan aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral
yang merupakan pedoman bagi seseorang yang memiliki profesi tertentu di dalam
melaksanakan tugasnya. Etika profesi sangat penting untuk dimiliki dan diikuti oleh setiap
profesi karena apabila tidak, kemungkinan besar akan terjadi masalah-masalah lain akibat
pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja tersebut tidak sesuai dengan apa yang seharusnya
dilakukan.

Etika tidak hanya diterapkan untuk jenis-jenis profesi atau orang tertentu saja. Setiap orang
atau badan yang memiliki hubungan dengan sosial, baik dalam lingkungan kerja atau dalam
hubungan yang lainnya selalu terikat dengan norma-norma sosial yang menentukan apakah
perilaku mereka bernilai baik atau buruk. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap orang
untuk mengetahui dan berperilaku sesuai dengan etika yang mengikat mereka.

5. Etika dalam komunikasi organisasi menurut para ahli

Komunikasi organisasi merujuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks
dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antar
pribadi dan komunikasi kelompok. Jadi, komunikasi organisasi adalah suatu komunikasi yang
terjadi dalam suatu organisasi tertentu. Ciri dari komunikasi organisasi ini ialah berstruktur
atau berhirarki. Komunikasi ini mempunyai struktur yang vertikal dan horizontal, dan
sebagai akibatnya dapat pula berstruktur keluar organisasi. Struktur yang terakhir ini jika
organisasi tersebut melakukan interaksi dengan lingkungannya.

Pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi,
hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi.
Komuikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat
hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan
horizontal. Komunikasi bermula dari gagasan yang ada pada diri seseorang yang diolah
menjadi sebuah pesan dan disampaikan atau dikirimkan kepada orang lain dengan
menggunakan media tertentu. Dari pesan yang disampaikan tersebut kemudian terdapat
timbal balik berupa tanggapan atau jawaban dari orang yang menerima pesan tersebut. Dari
proses terjadinya komunikasi itu, secara teknis pelaksanaan, komunikasi dapat dirumuskan
sebagai kegiatan dimana seorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada
orang lain dan sesudah menerima pesan serta memahami sejauh kemampuannya, penerima
pesan menyampaikan tanggapan melalui media tertentu pula kepada orang yang
menyampaikan pesan itu kepadanya.

6. Masalah etika yg perlu diperhatikan Dalam konteksnya dengan komunikasi organisasi

a. hormat, martabat, dan kebebasan perorangan


Masalah ini berhubungan erat dengan struktur dalam sebuah organisasi. Semakin seseorang
memperoleh jabatan puncak, maka seseorang tersebut secara tidak langsung juga
memperoleh martabat dan rasa hormat yang tinggi dari bawahannya. Namun begitu, bukan
berarti seseorang dengan posisi puncak bisa bersikap semena-mena terhadap bawahannya.
Seorang pegawai juga berhak menerima kebebasan dalam bertindak sesuai dengan hak dan
kewajibannya.
b. Kebijakan dan praktek personal
Masalah ini berkenaan dengan etika kepegawaian, pemberian gaji, kenaikan pangkat,
pendisiplinan, pemberhentian dan masalah pensiun anggota organisasi. Praktek-praktek
seperti pengujian pelamar, penaikan pangkat secara eksklusif dalam organisasi, bersikap
berat sebelah kepada kerabat dan kawan dekat, pemberiaan hak prosedur proses, dan gaji
yang sesuai menunjukan beberapa keputusan yang sulit, yang menyangkut beberapa
masalah etika yang mendasar.

c. Keleluasaan (privacy) dan pengaruh terhadap keputusan pribadi


Perjanjian implicit dan eksplisit antara pegawai dengan organisasi yang mempekerjakan
mereka, memberi peluang kepada organisasi untuk mempengaruhi prestasi kerja pegawai.
Namun, masalah etika muncul bila organisasi menaruh perhatian khusus pada masalah
kehidupan pribadi anggotanya yang tidak secara langsung mempengaruhi prestasi kerja
dalam organisasi, misalnya segala sesuatu yang terjadi selama masa cuti yang
mempengaruhi citra organisasi, keikutsertaan dalam masalah-masalah publik seperti
kegiatan masyarakat organisasi pelayanan, kontribusi pada badan-badan amal, dan
keterlibatan dalam kelompok kegiatan politik.

d. Pemantapan perilaku
Masalah yang termasuk dalam hal ini adalah sejauh mana organisasi memiliki hak untuk
memaksa anggotanya agar membeberkan informasi mengenai diri mereka melalui peralatan
terselubung, pemakaian fisiograf dan teskepribadian, serta tes pemakaian obat terlarang.
Anggotanya organisasi harus memiliki informasi yang cukup mengenai apa yang sedang
terjadi untuk dapat memberikan keputusan yang cerdas mengenai konsekuensinya dan
prosedur yang terlibat. Anggota organisasi tidak boleh dipaksa untuk melakukan kegiatan
pembeberan informasi, tetapi mereka harus diberi informasi sepenuhnya sehingga setuju
memberikan informasi secara sukarela.
e. Kualitas lingkungan kerja
Hal ini meliputi sejumlah besar kegiatan, termasuk masalah-masalah kesehatan dan
keamanan, perawatan ibu hamil dan anak-anak, serta hubungan pegawai-manajer. Bahaya
di tempat kerja yang mengakibatkan cacat sering ditemukan. Selain dari bahan-bahan toksis
dan berbahaya sebagai sumber ancaman bagi kesehatan dan keamanan, stress di tempat
kerja mungkin besar perananya terhadap penurunan kualitas kehidupan kerja anggota
organisasi. Oleh sebab itu, seorang pimpinan atau manajer dituntut untuk menciptakan
suatu iklim yang menghargai anggota organisasi dan mendukung produktivitas optimal. Gaya
kepemimpinan yang menghindari percekcokan dan manuver politis mungkin merupakan
gaya kepemimpinan yang paling etis

Daftar pustaka
https://pakarkomunikasi.com/etika-komunikasi-organisasi

https://www.psikologimultitalent.com/2016/11/etika-komunikasi-dalam-konteks.html?m=1
http://toeloengagoeng-berbagiilmu.blogspot.com/2012/07/pentingnya-etika-komunikasi-
dalam.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai