Anda di halaman 1dari 9

ETIKA ORGANISASI: SALING MENGHARGAI, MENJAGA KEPERCAYAAN

KERJASAMA DAN TEAM WORK

ABSTRAK
Etika memainkan peranan penting dalam kehidupan organisasi, baik publik maupun swasta. Etika
organisasi biasanya tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan organisasi. Tujuan
dalam penulisan ini adalah mendeskripsikan etika organisasi: saling menghargai, menjaga
kepercayaan, kerjasama dan team work. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode
kualitatif dengan pendekatan studi literature. Hasil penelitian menunjukan etika organisasi: saling
menghargai, menjaga kepercayaan, kerjasama dan team work secara serentak berpengaruh
signifikan terhadap sebuah organisasi dalam mencapi sebuah tujuan yang telah ditentukan. Dan
etika organisasi: saling menghargai, menjaga kepercayaan, kerjasama dan team work menunjang
untuk meningkatkan profesionalisme individu dalam sebuah organisasi.
Kata Kunci: Etika Organisasi, Saling Menghargai, Menjaga Kepercayaan, Kerjasama dan
Teamwork

PENDAHULUAN
Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam mencapai keberhasilan organisasi.
Sumber daya manusia akan terwujud dalam karya, bakat, kreativitas, dan efektivitas kinerja
sebuah organisasi/perusahaan. Sumber daya manusia mempengaruhi kinerja dalam organisasi
dimana peran sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka kinerja karyawan merupakan
faktor yang sangat penting. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya kinerja
karyawan, terutama sangat dipengaruhi oleh komunikasi, kerjasama kelompok dan kreativitas
yang diberikan oleh karyawan. Komunikasi diperlukan untuk menjalin hubungan saling
menghargai, hormat-menghormati sesamanya, dalam rangka satu tujuan untuk mensukseskan
pekerjaan dengan baik (sesuai harapan bagi kemajuan organisasi). Kegagalan dalam organisasi
banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya komunikasi yang dilakukan para pelaku di
organisasi tersebut. Komunikasi yang efektif antara pimpinan dan anggota menjadi faktor
penting dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Masalah-masalah yang terdapat yaitu karena
kurangnya interaksi/komunikasi karyawan dan pimpinan (Lakoy, 2015).
Dalam kehidupan masyarakat modern bahkan postmodern dewasa ini, setiap individu
anggota masyarakat dalam interaksi pergaulannya dengan anggota masyarakat lainnya atau
dengan lingkungannya, tampaknya cenderung semakin bebas, leluasa, dan terbuka. Akan tetapi
tidak berarti tidak ada batasan sama sekali, karena sekali saja seseorang melakukan kesalahan
dengan menyinggung atau melanggar batasan hakhak asasi seorang lainnya, maka seseorang
tersebut akan berhadapan dengan sanksi hukum berdasarkan tuntutan dari orang yang merasa
dirugikan hak asasinya. Hal ini tentu saja berbeda dengan kondisi masyarakat dimasa lalu, yang
cenderung bersifat kaku dan tertutup karena kehidupan sehari-harinya sangat dibatasi oleh
berbagai nilai normatif serta tabu-tabu atau berbagai larangan yang secarh adat wajib
dipatuhinya. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari setiap anggota
masyarakat akan berhadapan dengan batasan-batasan nilai normatif, yang berlaku pada setiap
situasi tertentu yang cenderung berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan perubahan pola
pikir dan perilaku masyarakat itu sendiri (Thoha, Miftah, 2008).. Batasan-batasan nilai normatif
dalam interaksi dengan masyarakat dan lingkungannya itulah yang kemudian dapat kita katakan
sebagai nilai-nilai etika. Sedangkan nilai-nilai dalam diri seseorang yang akan mengendalikan
dimunculkan atau tidaknya kepatuhan terhadap nilai-nilai etika dapat kita sebut dengan moral
atau moralitas.
. Etika merupakan dapat menentukan perjalanan peradaban suatu bangsa. Sejalan dengan
hal tersebut, urgensi etika sebagai pedoman berbangsa dan bernegara, kehadiran regulasi yang
mengatur etika penyelenggara negara dinilai mendesak sebagai rujukan kode etik. Disisi lain
tuntutan perbaikan segala sektor bidang kehidupan masyarakat menuntut pelayanan aparatur
yang semakin berkualitas semakin deras dan tidak terelakkan lagi. Dengan demikian diperlukan
pemanfaatan sumberdaya alam maupun sumberdaya aparatur penyelenggara negara secara
efektif dan efisien. Berbicara etika, tentu tidak lepas dari pembahasan integritas. Etika memberi
landasan bagi ketentuan dalam membangun integritas (Nawawi, Ismail, 2013). Penyelenggara
negara dituntut untuk menyelenggarakaan negara yang baik, etis, amanah, berakhlak mulia,
mencegah niat dan praktik perbuatan yang menyimpang (nilai, norma, aturan) dalam
penyelenggaraan tugas kenegaraan.
Pentingnya peranan etika dalam organisasi tidak mungkin lagi dapat dibesar-besarkan.
Organisasi tidak mungkin berfungsi secara bertanggung jawab tanpa memiliki etika ketika
menjalankan urusan kesehariannya. Setiap organisasi, baik publik maupun swasta, seyogianya
memiliki dan menerapkan suatu tatanan perilaku yang dihormati setiap anggotanya dalam
mengelolakegiatan organisasi. Tatanan ini digunakan untuk memperjelas misi, nilai-nilai dan
prinsip-prinsip organisasi, serta mengaitkannya dengan standar perilaku profesional. Etika
menjadi hal yang selalu dibahas, khususnya dalam kehidupan organisasi dalam usahanya
mencapai tujuan.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. penulis
menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk menangkap fenomena dari apa yang
dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan melalui deskripsi dalam bentuk kata-kata atau
bahasa, dalam suatu konteks, untuk melakukan ini. Memanfaatkan pendekatan ilmiah yang
beragam dan spesialisasi alami (Moleong,2010).
Secara spesifiknya pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur.
Studi literatur adalah proses mengkaji dan menganalisis lebih dalam mengenai fakta-fakta yang
ada. Sumber data pendukung literatur berupa, ebook, artikel, dan jurnal terkait. Penulis mencari
sumber teori dan konsep, kemudian menganalisis teori tersebut dan teknik pengumpulan data
yang diperoleh, dengan mencari variable dari berbagai sumber dimana akhirnya akan ditafsirkan
dan dibuat dari berbagai referensi yang sudah disebutkan sebelumnya. Analisis data
menggunakan analisis isi dimana penelitian bersifat pembahasan dari sumber data yang ada
kemudian diambil pokok-pokok atau inti dari pembahasan dan kemudian baru diverifikasi dan
ditarik sebuah kesimpulan yang didapat dari penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2015).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Etika memainkan peranan penting dalam kehidupan organisasi, baik publik maupun
swasta. Etika organisasi biasanya tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan
organisasi. Kode etik organisasi yang dipikirkan dengan seksama dan efektif berfungsi sebagai
pedoman dalam pengambilansetiap keputusan organisasi yang etis dengan menyeimbangkan
semuakepentingan yang beragam. Biasanya etika organisasi dibuat dalam bentuk tata tertib
berperilaku atau kode etik tertulis dan dimuat dalam manual kepegawaianatau dipajang pada
dinding yang dapat dilihat dengan jelas (Badeni, 2013). Namun, sekadarmencetak dan
memajangkannya supaya dilihat semua orang tidaklah cukup. Etika berasal dari Bahasa Yunani
kuno. Dalam Bahasa Yunani disebut ethos yaitu bentuk tunggal yang mempunyai banyak arti,
seperti tempat tinggal yang biasa, pada rumput, kandang kebiasaan, adat, akhlak, watak,
perasaan, sikap, cara berpifir. Dalam bentuk jamak ta etha artinya adalah adat istiadat. Arti
terakhir inilah yang menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah "etika", yang oleh filsuf
besar Yunani, Aristoteles (384- 322 SM) menunjukkan arti sebagai filsafat moral. Jadi jika kita
membatasi diri pada asal usul kata ini, maka "etika" berarti ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat istiadat. Etika adalah suatu yang mendalami standar moral
bermasyarakat. Oleh karena itu kita wajib memepertahankan dan menerapkan standar-
standarmoral dalam bermasyarakat. Kita pun wajib melihat dan menilai sikap danprilaku
seseorang dalam bermasyarakat untuk mengetahui yang mana sikapburuk mau pun sikap baik
(Miftah, 2008). Ada beberapa etika organisasi yang penting untuk mencapai tujuan organisasi
dan meningkatkan profesionalisme, yaitu:
1. Saling menghargai
Sikap saling menghargai sangat perlu diterapkan dalam berbagai lingkungan,
terutama di dunia kerja. Terlebih lagi, setiap orang memiliki gaya bekerja dan juga
kepribadian yang berbeda-beda. Saling menghargai adalah sikap yang harus ditanamkan
dalam diri sekuat-kuatnya,mengingat Negara Indonesia yang memiliki beragam suku
budaya, yang memiliki 200jt+ warga Negara, sehingga sikap saling menghargai harus
ditanamkan demi keberlangsungandisuatu golongan. Kata lain dari menghargai adalah
toleransi. Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin “tolerare”, toleransi berarti sabar
danmenahan diri. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan
menghargaiantar kelompok atau antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup
lainnya. Sikaptoleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak
terdapat kelompokatau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.
Dalam kehidupan organisasi sekarang baik organisasi formal ataupun non formal.
Sikap saling menghargai akan menimbulkan semangat dan menjadi motivasi setiap insan
dalam berkehidupan organisasi. Penghargaan atas kerja yang dibuat oleh siapa saja yang ada
dalam organisasi akan menjadi pemacu dalam berbuat, walau hanya sedikit kerja yang
dilakukan. dalam kehidupan organisasi sekarang, yang banyak kita berkecimpung disana,
baik organisasi formal ataupun non formal (Rahmawati, 2020). Sikap saling menghargai
akan menimbulkan semangat dan menjadi motivasi setiap insan dalam berkehidupan
organisasi. Penghargaan atas kerja yang dibuat oleh siapa saja yang ada dalam organisasi
akan menjadi pemacu dalam berbuat, walau hanya sedikit kerja yang dilakukan.
Didalam organisasi, sikap ini harus ditanamkan sangat kuat, anggota didalam suatu
organisasi sangat beragam dari berbagai asal daerah, dari berbagai macam sifat, berbagai
pemikiran. Sehingga saling menghargai satu sama lain harus ditanamkan, untuk
keberlangsungan organisasi tersebut. Dengan menentukan satu tujuan dalam organisasi
punakan banyak pemikiran, banyak masukan, banyak pendapat tentang memilih tujuan
sampai jalan yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut pun akan banyak
pertimbangan,maka dari itu disini sikap saling menghargai harus dikedepankan, menghargai
pendapat oranglain, menghargai cara orang lain menyampaikan pendapatnya, juga
menghargai cara oranglain melaksanakan pendapatnya. Anggota dituntut untuk
partisipasi dan dedikasi untukorganisasinya, sebagai anggota lain kita harus menghargai
apapun jenis dedikasinya, dalam bentuk apapun partisipasi kita sebagai anggota lainnya
kewajiban pertama adalahmenghargai, setelah menghargai kita bisa mendukungnya dan
membantunya. Maka tujuan akan efektif dilaksanakan dengan bekerja sama satu sama lain.
2. Menjaga Kepercayaan
Kepercayaan merupakan hal yang penting karena membantu mengatur kompleksitas,
membantu mengembangkan kapasitas aksi, meningkatkan kolaborasi dan meningkatkan
kemampuan pembelajaran organisasi. Keyakinan atau kepercayaan adalah faktor penting
yang dapat mengatasi kritis dan kesulitan antara rekan bisnis selain itu juga merupakan asset
penting dalam mengembangkan hubungan jangka panjang antar organisasi. Suatu organisasi
harus mampu mengenali faktor-faktor yang dapat membentuk kepercayaan tersebut agar
dapat menciptakan, mengatur, memelihara, menyong dan mempertinggi tingkat hubungan
dengan pelanggan.
Saling percaya berawal dari kepercayaan yang merupakan derajat dimana seorang
yang percaya menaruh sikap positif terhadap keinginan baik dan keandalan orang lain yang
dipercayanya dalam situasi yang berubah-ubah dan beresiko. Rasa saling percaya atau
kepercayaan terhadap manusia sebagai bagian psikologis yang terdiri dari keadaan pasrah
untuk menerima kekurangan berdasarkan harapan positif dari niat atau perilaku orang lain.
Saling percaya dinyatakan sebagai rasa kepercayaan terhadap suatu pihak untuk menjadi
pasrah atau menerima tindakan dari pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain
tersebut akan melakukan sesuatu tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang
memberikan kepercayaan, terhadap kemampuan memonitor dan mengendalikan pihak lain.
Saling percaya membutuhkan modal kepercayaan sebagai sesuatu yang diharapkan dari
kejujuran dan perilaku koopratif yang berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai
yang sama (Rahman , R. S, 2021).
Rasa saling percaya akan mendorong orang untuk melihat tempat kerja mereka
bukan sekadar sebagai suatu tempat mereka mencari nafkah, melainkan juga sebagai tempat
di mana mereka dapat menemukan makna kehidupan dan kerja serta menunjukkan jati diri
mereka yang sejati. Di sini, orang juga akan melihat rekan kerja mereka bukan hanya
sebagai orang lain yang kebetulan ditugaskan untuk bekerja sama, melainkan juga sebagai
sahabat dengan siapa mereka akan berbagi suka duka dalam mengarungi masa depan dunia
kerja mereka yang penuh tantangan. Mereka melakukan itu dengan penuh semangat untuk
mewujuclkan suatu cita-cita bersama atau idealisme yang dapat memberi makna pada
kehidupan mereka. Dengan perkataan lain, lingkungan kerja yang penuh rasa saling percaya
adalah juga lingkungan yang penuh idealisme di mana orang dapat menemukan makna
kehidupan, membangun jati diri mereka secara utuh, dan memberi makna pada kerja
mereka. Di sinilah orang menemukan dan merasakan nilai kontribusi mereka, bagi diri
mereka sendiri, bagi orang lain, maupun bagi perusahaan atau organisasi di mana mereka
bekerja
3. Kerjasama dan Team Work
Sarwono (2011) kerjasama merupakan bentuk kelompok yang terdiri dari lebih dari
seseorang yang melakukan tugas dengan sejumlah peraturan dan prosedur. Bowo dan Andy
menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan kerjasama harus tercapai keuntungan bersama
Pelaksanaan kerjasama hanya dapat tercapai apabila diperoleh manfaat bersama bagi semua
pihak yang terlibat di dalamnya (win-win). Apabila satu pihak dirugikan dalam proses
kerjasama, maka kerjasama tidak lagi terpenuhi. Dalam upaya mencapai keuntungan atau
manfaat bersama dari kerjasama, perlu komunikasi yang baik antara semua pihak dan
pemahaman sama terhadap tujuan bersama.
Tim adalah salah satu faktor keberhasilan organisasi, maksudnya semua anggota
organisasi berkerjasama untuk suatu tujuan yang telah ditetapkan yang memfokuskan
terhadap kepuasan pelanggan. Dalam teori keseimbangan dielaskan bahwa suatu kelompok
akan berhasil jika memiliki anggota yang baik dan manaemen yang baik pula, jadi
kerjasama tim dan kepemimpinan saling berhubungan.
Menurut Gunawan dalam gaya kepemimpinan merupakan suatu cara atau langkah
untuk mempengaruhi seluruh anggota melaksanakan kehendak. Dalam persaingan saat ini
organisasi akan sulit bertahan tanpa kemampuan menghadapi perubahan Dalam
meningkatkan mutu organisai di haruskan untuk berubah, memperbaiki, dan mengelola
kebijakan dengan efektif dan efisien. Kerja tim sangat penting dalam hal ini, dengan bantuan
antar individu maka peningkatan mutu akan lebih mudah dilakukan. Faktor-faktor
pendukung adanya perubahan organisasional diantaranya adalah dengan dukungan yang
efektif, efektivitas organisasi, anggota khusus untuk melakukan perubahan terusmenerus,
komunikasi yang baik, perencanaan, dan pendekatan yang terorganisir. Peningkatan kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan apabila implementasi TQM dilakukan secara serius,
didukung oleh stakeholders, berjalan secara sistemik dan sistematis, terus-menerus dan
berkesinambungan (Supriyanto, 2015). Menurut Bukhari kerjasama dalam dalam
pencapaian mutu harus dkembangkan untuk mencapai hasil yang maksimal. Manajemen
sumber daya manusia merupakan kunci tumbuhnya suatu organisasi. Oleh sebab itu
kerjasama tim adalah faktor penting dalam implementasi TQM. Dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan upaya seperti, Workshop, seminar,
pelatihan, MGMP, dan KKG. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut maka akan terbentuk
kerjasama tim yang baik.
Tim adalah kelompok orang-orang dengan tujuan yang sama. Pentingnya kerjasama
tim didasari oleh beberapa faktor diataranya, pemikiran dua orang atau lebih jauh lebih baik
dibandingkan satu orang, sesuatu yang dihasilkan sebuah tim lebih baik dibandingkan yang
dihasilkan individu, anggota organisasi dapat mengenal satu sama lain dengan baik karena
adanya kerjasama tim, dan komunikasi menejadi lebih baik dengan kerjasama tim.
Pengelolaan kinerja dapat dikatakan berhasil jika adanya kerjasama yang baik dalam.
Dengan adanya kerjasama tim yang baik organisasi akan dapat menyelesaikan permasalahan
dengan cepat dan tepat. Dalam sebuah tim, individu-individu cenderung lebih nyaman untuk
mengungkapkan sebuah masalah maupun pendapat sehingga dapat segera memperoleh
bantuan dari anggota yang lain (Imron & Suhardi, 2019).
Kerja sama kelompok dalam organisasi atau perusahaan juga dapat terwujud dengan
adanya pembinaan hubungan kerja, baik hubungan kerja antara para anggota organisasi atau
perusahaan maupun antara pimpinan organisasi atau perusahaan dengan bawahannya atau
anggota yang lain. Sasaran pembinaan hubungan kerja dalam organisasi atau perusahaan
adalah tercapainya kerja sama yang kompak dan harmonis antara sesama anggota organisasi
atau sumber daya manusia yang ada. Pembinaan hubungan kerja yang dilakukan oleh
pimpinan organisasi atau perusahaan dikatakan berhasil apabila tercipta adanya kerja sama
antar anggota organisasi atau sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan
tersebut. Kerjasama akan tercipta apabila terdapat saling percaya antar anggota organisasi
atau perusahaan dan kepercayaan akan tumbuh melalui pelaksanaan komunikasi yang baik
(Setiyanti, 2012).
Kesimpulan
Dalam pencapaian tujuan organisasi yang baik perlu diperhatikan bagaimana rasa saling percaya,
saling menghargai, bekerjasama dan teamwork. Dalam menjamin mutu organisasi haruslah
terlebih dahulu memanajemen sumber daya manusia agar perkembangan organisasi semakin
maju sehingga mutu organisasi akan meningkat. Mutu organisasi akan dinilai oleh pelanggan
yang dilihat dari salah satunya segi manajemen sumber daya manusia,oleh karena itu dalam
TQM peran MSDM sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu karena pada lembaga
organisasi itu menjual jasa.
DAFTAR PUSTAKA

Badeni. (2013). Kepemimpinan dan Budaya Organisasi. Bandung: Alfabeta

Nawawi, Ismail. (2013). Budaya Organisasi Kepemimpinan & Kinerja. Jakarta: Kencana

Imron, I., & suhardi, suhardi. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kerjasama Tim, Dan
Budaya Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Dan Dampaknya Kepada Kinerja Pegawai.
Jem Jurnal Ekonomi Dan Manajemen , 5 (1), 64-83. Diambil Dari
Http://Journal.Stiepertiba.Ac.Id/Index.Php/Jem/Article/View/66

Lakoy, A. C,. (2015). Pengaruh Komunikasi, Kerjasama Kelompok, Dan Kreativitas Terhadap
Kinerja Karyawan Pada Hotel Aryaduta Manado. Jurnal EMBA, 3(3),981-991

Lexy J. Moleong .2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya

Rahmawati, Salma Nur Azizah. (2020). Pentingnya Kepemimpinan Dan Kerjasama Tim Dalam
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu. Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan
(JDMP), 5(1), 1-9 Doi : 10.26740/Jdmp.V5n1.P1-9

Rahman , R. S. . (2021). Pengaruh Rasa Saling Percaya Terhadap Kolaborasi . Majalah Bisnis
&Amp; Iptek, 12(1). Https://Jurnal.Stiepas.Ac.Id/Index.Php/Bistek/Article/View/133

Supriyanto, A. (2015). Implementasi Total Quality Management Dalam Sistem Manajemen


Mutu Pembelajaran Di Institusi Pendidikan. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 1(1).
https://doi.org/10.21831/cp.v1i1.418 8

Sarwono. S.W. 2011.Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sri Wiranti Setiyanti. (2012). Membangun Kerja Sama Tim (Kelompok). Jurnal Stie Semarang,
4(3)

Sugiyono.(2015).Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,. Kualitatif, dan


R&D).Bandung: Alfabeta.
Thoha, Miftah. (2008). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rahawali
Pers

Anda mungkin juga menyukai