Dsusun Oleh :
1. Rizqia Ayu Amalia (2040310016)
2. M. Ikhwanul Latif (2040310019)
3. Fatika Febrianti (2040310031)
A. Latar Belakang
Manusia dipengaruhi oleh kebudayaan setempat, tempatnya bertempat
tinggal. Misalnya, seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga kelas
menengah akan di didik nilai-nilai,kepercayaan,dan perilaku-perilaku yang
diharapkan, yang umum terjadi pada keluarga dalam kelas tersebut. Kebudayaan
merupakan cermin cara berpikir dan cara bekerja manusia. Demikian juga yang
terjadi dalam sejarah pertumbuhan suatu organisasi. Ide yang menganggap organisasi-
organisasi itu sebagai satuan-satuan budaya, yang di dalamnya terdapat sebuah sistem
yang dapat diartikan sama oleh setiap anggota organisasi, adalah suatu feneomena
yang masih relatif baru. Budaya organisasi dapat membedakan antara organisasi yang
satu dengan organisasi yang lainnya.
Budaya Organisasi ini dapat membuat suatu organisasi menjadi terkenal dan
bertahan lama. Yang jadi masalah tidak semua budaya organisasi dapat menjadi
pendukung organisasi itu. Ada budaya organisasi yang tidak sesuai dengan
perkembangan zaman, maksudnya tidak dapat menyocokkan diri dengan
lingkungannya, dan lebih ditakutkan lagi organisasi itu tidak mau menyesuaikan
budayanya dengan perkembangan zaman karena dia merasa paling benar.
Dalam keadaan inilah anggota tidak akan mendapatkan kepuasan kerja. Memang
banyak faktor lain yang menyebabkan anggota tidak memperpleh kepuasan kerja tapi
faktor budaya organisasi merupakan faktor utama.
B. Rumusan Masalah
1.) Apa yang dimaksud dengan budaya organisasi?
2.) Apa saja karakteristik dalam Budaya Organisasi?
3.) Apa yang dimaksud dengan perilaku individu dalam budaya organisasi?
C. Tujuan
1.) Untuk mengetahui pengertian Budaya Organisasi
2.) Mengetahui karakteristik Budaya Organisasi.
3.) Untuk mengetahui apa itu perilaku individu dalam budaya organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi pada hakikatnya, memiliki nilai yang baik bagi kemajuan suatu
organisasi.Budaya organisasi mencakup aspek yang lebih luas dan lebih mendalam dan
justru menjadi suatu dasar bagi terciptanya suatu iklim organisasi yang ideal. Masalah
budaya organisasi (Organization Culture) akhir-akhir ini telah menjadi suatu tinjauan
yang sangat menarik terlebih dalam kondisi kerja yang tidak menentu.
Pemahaman tentang budaya organisasi tentu tidak lepas dari konsep dasar tentang
budaya, yang merupakan salah satu terminologi dalam sosiologi. Menurut Edward yang
dikutip oleh Akdon, mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Dari pengertian di atas, kita dapat berpijak pada dua kata kunci, yakni “budi” dan
“daya”. Budi artinya akal dan hati sebagai perwujudan dari daya yang berarti karya, cipta
dan karsa manusia. Linda Smircich menyatakan bahwa ada dua pendapat berkaitan
dengan budaya organisasi. pendapat pertama berpandangan bahwa “organization is a
culture”, sehingga lebih menitikberatkan pada pentingnya penjelasan deskriptif atas
sebuah organisasi. Sedangkan pendapat yang kedua menganggap bahwa “organization
has a culture”, dengan begitu kubu ini lebih menekankan pada factor penyebab terjadinya
budaya dalam organisasi dan implikasinya terhadap organisasi tersebut. Menurut sobirin,
pendapat kedua ini lebih tepat diterapkan dalam kepentingan organisasi karena
menitikberatkan pada pentingnya budaya sebagai variabel yang dapat mempengaruhi
efektivitas organisasi.
Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal dari dua orang atau lebih yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi merupakan suatu kesatuan
sosial dari sekelompok manusia, yang saling berinteraksi menurut suatu pola, sehingga
anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing- masing.Organisasi, sebagai
suatu kesatuan, memiliki tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga
bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.
Dalam organisasi terdapat budaya organisasi, budaya organisasi mengacu pada
sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan
organisasi tersebut dengan organisasi lainnya.
Sedangkan menurut Robbins yang dikutip oleh Siswanto dan Sucipto, mendefinisikan
budaya organisasi sebagai nilai-nilai yang didukung oleh organisasi atau falsafah yang
menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan, atau cara pekerjaan
dilakukan di tempat kerja, atau asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat di antara
anggota organisasi.
Sistem nilai, norma, aturan, falsafah, kepercayaan dan sikap, kesemunya dianut
bersama oleh para anggota dan akan berpengaruh terhadap para pekerja pola manajemen
organisasi. Budaya organisasi tercermin pada pola piker, berbicara dan perilaku yang
konsisten pada para anggota. Budaya organisasi tiak dapat dilihat oleh mata, tapi bisa
dirasakan melalui perilaku para anggota atau cara berpikir, merasa, menanggapi dan
menuntut para anggota organisasi dalam mengambil keputusanataupun dalam kegiatan
lainnya.
Dengan demikian, budaya organisasi dapat diartikan sebagai nilai, norma, aturan,
falsafah, dan kepercayaan yang diyakini oleh sebuah organisasi yang tercermin dala pola
pikir dan perilaku para anggota organisasi.Budaya organisasi merupakan sebuah persepsi
yang sama dari para anggota organisasi. Sehingga budaya organisasi sering disebut
dengan sistem bersama.
KESIMPULAN
Budaya organisasi pada hakikatnya, memiliki nilai yang baik bagi kemajuan suatu
organisasi.Budaya organisasi mencakup aspek yang lebih luas dan lebih mendalam dan justru
menjadi suatu dasar bagi terciptanya suatu iklim organisasi yang ideal. Masalah budaya
organisasi (Organization Culture) akhir-akhir ini telah menjadi suatu tinjauan yang sangat
menarik terlebih dalam kondisi kerja yang tidak menentu.
Budaya organisasi memiliki peran penting dalam memberi identifikasi dan prinsip-prinsip
yang mengarahkan perilaku organisasi dalam membuat suatu keputusan, mengembangkan suatu
metode sehingga individu dapat menerima feedback atas prestasi yang dibuat, menjaga sistem
reward dan reinforcement yang diberlakukan dalam organisasi.Dengan demikian dapat dipahami
bagaimana budaya mampu memberi suatu identitas dan arah bagi keberlangsungan hidup
organisasi.
Berbagai persoalan yang menyangkut perilaku organisasi akan erat kaitannya dengan
manusia, baik secara individu maupun kelompok. Dalam hal pencapaian tujuan organisasi,
prestasi individu memegang peranan penting.
DAFTAR PUSTAKA
Muchlas, makmuri. 2008. Perilaku oraganisasi. Yogyakarta:Gadjah mada university press
Sopiah. 2008. Perilaku organisasional. Yogyakarta: ANDI
Winardi. 2000. Kepemimpinan dan manajemen. Jakarta:Rineka cipta