Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ORGANISASI ISLAM DI INDONESIA


(MUHAMMADIYAH, NU, PERSIS)
MATA KULIAH
PEMIKIRAN DAN PERADABAN ISLAM
DOSEN PENGAMPU
AHMAD HERMAWAN

DISUSUN OLEH :
NAMA

: DIAN KHOIRUN NISA

NIM

: 15522248

KELAS

:C

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2015/2016
1

Daftar Isi
Cover......................................................................................................................................1
Daftar Isi................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................................................4
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
2.1 Latar Belakang atau Sejarah Berdirinya Organisasi Islam..............................................5
2.1.1 Muhammadiyah..........................................................................................................5
2.1.2 Nahdlatul Ulama (NU)................................................................................................6
2.1.3 Persatuan Islam (PERSIS)..........................................................................................7
2.2 Visi,Misi, dan Tujuan Organisasi Islam...........................................................................8
2.2.1 Muhammadiyah..........................................................................................................8
2.2.2 Nahdlatul Ulama (NU)................................................................................................9
2.2.3 Persatuan Islam (PERSIS)........................................................................................10
2.3 Fokus dan Arah Pergerakan Organisasi Islam................................................................11
2.3.1 Muhammadiyah........................................................................................................11
2.3.2 Nahdlatul Ulama (NU)..............................................................................................12
2.3.3 Persatuan Islam (PERSIS)........................................................................................13
PENUTUP............................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................15
3.2 Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16

BAB I
2

PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perkembangan islam di Indonesia ditandai dengan munculnya fenomena
menguatnya religuisitas umat islam. Fenomena yang sering ditengarai seabagai
kebangkitan islam ini muncul dalam bentuk meningkatnya kegiatan peribadatan,
semakin banyaknya pengajian, merebaknya busana yang islami, dan munculnya
partai-partai serta organisasi yang memakai platform islam. Pada masa setelah
kemerdekaan banyak organsasi dan partai-partai islam yang bermunculan dengan
corak dan warna yang berbeda-beda. Ada yang bergerak dalam bidang politik,
sosial budaya, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya. Namun, semuanya memiliki
tujuan yang sama, yaitu memajukan bangsa Indonesia khususnya umat islam.
Begitu banyak organisasi- organisasi islam yang muncul di Indonesia, baik
yang sudah berdiri sebelum masa kemerdekaan maupun setelah masa
kemerdekaan. Beberapa organisasi islam yang besar di Indonesia yaitu,
Muhammadiyah, Nahdhotul Ulama (NU), Persatuan Islam (PERSIS). Ketiga
organisasi islam tersebut memiliki peran yang cukup besar bagi bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, dalam makalah ini saya akan membahas mengenai ketiga
organisasi islam tersebut. Harapannya semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih kepada pembaca menegenai organisasi-organisasi islam
tersebut. Sehingga kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari semangat
perjuangan organisasi-organisasi islam tersebut.

1.2Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang atau sejarah berdirinya organisasi

islam

Muhammadiyah, Nahdlahtul Ulama (NU) dan Persatuan Islam (PERSIS) ?


2. Bagaimana Visi dan misi serta tujuan Muhammadiyah, Nahdhohtul Ulama
(NU), dan Persatuan Islam (PERSIS) ?
3. Bagaimana fokus dan arah pergerakan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama
(NU), dan Persatuan Islam (PERSIS).

1.3Tujuan
1. Mengetahui latar belakang atau sejarah berdirinya organisasi islam
Muhammadiyah, Nahdhotul Ulama (NU), dan Persatuan Islam (PERSIS)
3

2. Mengetahui visi dan misi serta tujuan Muhammadiyah, Nahdhotul Ulama


(NU), dan Persatuan Islam (PERSIS)
3. Mengetahui fokus dan arah pergerakan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama
(NU), dan Persatuan Islam (PERSIS).

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang atau Sejarah Berdirinya Organisasi Islam
4

2.1.1 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 M.

Muhammadiyah didirikan oleh

Muhammad Darwis yang kemudian dikenal sebagai K.H Ahmad Dahlan. Beliau
adalah pegawai kesultanan kraton Yogyakarta, sebagai seorang khatib, dan
seorang pedagang. Melihat keadaan umat islam pada waktu itu jumud, beku, dan
penuh amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk
mengajak mereka kembali kepada ajaran islam yang sebenarnya berdasarkan AlQuran dan hadits. Oleh karena itu, beliau memberikan pengertian keagamaan
dirumahnya ditengah kesibukan beliau sebagai khatib dan pedagang.
Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas
dan merupakan manifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuangan K.H
Ahmad Dahlan yang menjadi pendirinya. Setelah menunaikan ibadah haji ke
Tanah Suci dan bermukim kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai
menyemaikan benih pembaruan di tanah air. Gagasan pembaruan itu diperoleh
Kyai Dahlan setelah berguru kepada ualam-ulama Indonesia yang bermukim di
Makkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari
Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang.
Selain itu, Kyai Dahlan juga memperoleh ide pembaruan di tanah air setelah
membaca pemikiran-pemikiran para pembaru islam seperti Ibn Taimiyah,
Muhammad bin Abdil Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan
Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim
di Saudi Arabia dan bacaan karya-karya atas para pembaru islam itu telah
menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri Kyai Ahmad Dahlan. Jadi
sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan justru membawa ide dan gerakan
pembaruan. Bukan malah konservatif.
Embrio

kelahiran

Muhammadiyah

sebagai

sebuah

organisasi

untuk

mengaktualisasikan gagasan-gagasannya yang merupakan hasil interaksi Kyai


Dahlan dengan kawan-kawa dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah
agama yang diajarkan Kyai Dahlan, yakni R. Budihardjo dan R. Sosrosugondo.
Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Dahlan di
Kweekschool Jetis dimana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut secara
ekstrakulikuler, yang sering datang ke rumah Kyai dan menyarankan agar
5

kegiatan pendidikan yang dirintis Kyai Dahlan tidak diurus oleh Kyai sendiri
tetapi oleh organisasi agar terdapat kesinambungan setelah setelah Kyai wafat.
Nama Muhammadiyah pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus
sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu. Kemudian
diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat Istikharah. Secara etimologi nama
Muhammadiyah

artinya

pengikut

Nabi

Muhammad

SAW.

Organisasi

Muhammadiyah ini diajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember 1912


dengan mengirim statuten Muhammadiyah (Anggaran Dasar Muhammadiyah
yang pertama tahun 1912), yang kemudian baru disahkan oleh Gubenur Jenderal
Belanda pada 22 Agustus 1914.

2.1.2 Nahdlatul Ulama (NU)


Nahdlatul Ulama atau yang biasa disingkat NU merupakan organisasi yang
didirikan oleh para ulama pada tanggal 16 Rajab 1344 H/ 31 Januari 1926 M di
Surabaya. Secara etimologi Nahdlatul Ulama berarti kebangkitan ulama. Latar
belakang berdirinya NU berkaitan erat dengan perkembangan pemikiran
keagamaan dan politik dunia islam kala itu. Salah satu faktor pendorong lahirnya
NU adalah karena adanya tantangan yang bernama globalisasi yang terjadi dalam
dua hal :
1. Globalisasi Wahabi, pada tahun 1924, Syarief Husein, Raja Hijaz
(Makkah) yang berpaham sunni di taklukkan oleh Abdul Aziz bin Saud
yang beraliran Wahabi. Tersebarlah berita penguasa baru itu akan
melarang semua bentuk amaliyah keagamaan kaum sunni, yang sudah
berjalan berpuluh-puluh tahun di Tanah Arab, dan akan menggantinya
dengan ajaran wahabi.
2. Globalisasi Imperialisme fisik konvensional yang di Indonesia dilakukan
oleh Belanda, Inggris, dan Jepang. Sebagaimana juga terjadi dibelahan
bumi Afrika,Asia,Amerika Latin, dan negeri-negeri lain yang dijajah
Eropa.
Pada bulan Juni 1926, penguasa Hijaz yang baru mengundang pemimpinpemimpin islam seluruh dunia untuk menghadiri Mukatamar Islam di
Makkah. Di Indonesia kebetulan waktu itu sudah terbentuk CCC (Centra
Comite Chilafat) disebut Komite Khilafat, dan duduk di dalamnya berbagai
wakil organisasi Islam, termasuk K.H Wahab Hasbullah. CCC yang akan
menentukan utusan Indonesia ke Muktamar tersebut.
6

Berhubungan dengan itu, maka K.H Wahab Hasbullah bersama-sama


para ulama dengan restu K.H Hasyim Asyari memutuskan untuk
mengirimkan delegasi sendiri ke Muktamar tersebut dengan membentuk
komite Hijaz. Pada tanggal 31 Januari 1926 komite mengadakan rapat di
Surabaya dengan mengundang para ulama terkemuka di Surabaya dan
dihadiri K.H Hasyim Asyari dan K.H Asnawi Kudus sebagai delegasi
Komite Hijaz menghadiri Muktamar Dunia Islam di Makkah. Komite Hijaz
inilah yang kemudian dikenal dengan Nahdlatul Ulama (NU). Beberapa
tokoh dibalik berdirinya NU yaitu K.H Kholil, K.H Hasyim Asyari, dan K.H
Abdul Wahab Hasbullah.

2.1.3 Persatuan Islam (PERSIS)


Persatuan Islam berdiri pada permulaan tahun 1920-an, tepatnya
tanggal 12 September 1923 M di Bandung. Idenya bermula dari seorang
alumnus Dar al-Ulum Mekkah bernama H. Zamzam yang sejak tahun 19101912 menjadi guru agama di sekolah agama Dar al-Mutaallimin. Ia bersama
teman dekatnya H. Muhammad Yunus seorang pedagang sukses yang samasama kelahiran Palembang, yang dimasa mudanya memperoleh pendidikan
agama secara tradisional dan menguasai bahasa arab, sehingga ia mampu
autodidak melalui kitab-kitab yang jadi perhatiannya. Latar belakang
pendidikan dan kultur yang sama ini, menyatukan mereka dalam diskusidiskusi keislaman. Tema diskusi biasanya mengenai beberapa masalah di
sekitar gerakan keagamaan yang berkembang pada saat itu, atau masalah
agama yang dimuat dalam majalah al-Munir terbitan Padang dan al-Manar
terbitan Mesir, yang telah lama menjadi bacaan dan perhatian mereka.
Dalam setiap diskusi, H.Zamzam dan H. Muhammad Yunus,
merupakan pembicara utama,keduanya banyak mengemukakan pikiran baru.
Keduanya memang memiliki kapasitas dan wawasan pengetahuan yang cukup
luas dalam masalah keagamaan, apalagi ditunjang oleh profesi sebagai guru
agama, seperti halnya H. Zamzam. Disamping itu, mereka memang memilki
latar belakang pendidikan keagamaan yang kuat dimasa mudanya.
Suatu saat diskusi mereka berlangsung seusai acara kenduri di rumah
salah seorang anggota keluarga yang berasal dari Sumatera,tetapi telah lama
tinggal di Bandung. Materi diskusi saat itu adalah mengenai perselisihan
7

paham keagamaan antara al Irsyad dan Jamiat Khair. Sejak saat itu,
pertemuan-pertemuan berikutnya menjelma menjadi kelompok penelaah,
semacam studi club dalam bidang keagamaan. Diskusi tersebut menjadi
semakin intensif dan menjadi tidak terbatas dalam bidang keagamaan saja,
tetapi juga menyentuh pada masalah-masalah komunisme yang menyusup ke
dalam Syarikat Islam (SI), dan juga usaha-usaha orang islam yang berusaha
menghadapi pengaruh komunisme tersebut.
Maka sejak saat itu, timbullah gagasan di kalangan mereka untuk
mendirikan organisasi Persatuan Islam atau nama lain yang diajukan oleh
kelompok ini yaitu Permukapatan Islam, untuk mengembalikan ummat islam
kepada Al-Quran dan Hadits. Organisasi ini untuk menampung kaum muda
dan kaum tua, yang memiliki perhatian pada masalah-masalah agama.
Kegiatan utamanya adalah diskusi.
Berdirinya

organisasi

PERSIS

bukan

atas

dasar kepentingan

pendirinya, namun atas dasar syiar islam. Para pendiri PERSIS mendirikan
organisasi ini karena merasa terpanggil untuk memperbaiki ummat, dan para
pendirinya tidak mendapatakan kepentingan di dalamnya. Berdirinya
organisasi PERSIS saat itu hanya bertujuan untuk mengangkat ummat islam
dari kejumudan berpikir dan ketertutupan pintu ijtihad.

2.2 Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi Islam


2.2.1 Muhammadiyah
Visi Muhammadiyah
Muhammadiyah sebagai gerakan islam yang berlandaskan Al-Quran dan AsSunnah dengan watak Tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan aktif
dalam melaksanakan dakwah Islam amar maruf nahi munkar di semua bidang
dalam upaya mewujudkan islam sebagai rahmatan lil alamin menuju
terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Misi Muhammadiyah
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah amar maruf nahi munkar
mempunyai misi :
1. Menegakkan keyakinan Tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah
SWT yang dibawa oleh para Nabi/Rasul sejak Nabi Adam a.s hingga
Nabi Muhammad SAW
8

2. Memahami agama Islam dengan menggunakan akal pikiran sesuai


dengan jiwa ajaran Islam
3. Menyebarluaskan ajaran islam yang bersumber kepada Al-Quran
sebagai kitab Allah SWT terakhir dan Sunnah Rasul untuk pedoman
hidup umat manusia
4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga,
dan masyarakat.
Tujuan Muhammadiyah
Maksud dan Tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi
Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

2.2.2

Nahdlatul Ulama
Visi Nahdlatul Ulama
Berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlussunnah Wal Jamaah dan
menurut salah satu dari madzhab empat untuk terwujudnya tatanan masyarakat
yang demokratis dan berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasar Uud 1945 dan
Pancasila.
Misi Nahdlatul Ulama
1. Di bidang organisasi melakukan penguatan jamiyyah (capacity
building),

baik

melalui

kegiatan

pelatihan,

training,

workshop,upgrading,networking, maupun lainnya


2. Di bidang agama, mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang
menganut faham Ahlussunnah Wal Jamaah dan menurut salah satu
madzhab empat, melalui dakwah Islamiyah dan amar maruf nahi
munkar
3. Di bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan mengupayakan
terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta
pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk
membina umat agar menjadi muslim yang taqwa, berbudi luhur,
berkarakter, berpengetahuan luas dan terampil, serta berguna bagi
agama,bangsa, dan negara, melalui jalur pendidikan formal, non formal
dan kegiatan budaya yang dinafasi nilai-nilai islam.
4. Di bidang sosial, mengupayakan terwujudnya kesejahteraan lahir dan
batin bagi rakyat Indonesia
5. Di bidnag ekonomi, mengupayakan terwujudnya pembangunan
ekonomi untuk pemerataan kesempatan berusaha dan menikmati hasil-

hasil pembangunan, dan mengutamakan tumbuh dan berkembangnya


ekonomi kerakyatan.
6. Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat
banyak guna terwujudnya Khairu Ummah.
Tujuan Nahdlatul Ulama
1. Untuk memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan
ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jamaah serta menganut
salah satu madzhab empat, guna mempersatukan langkah para ulama
dan

pengikutnya

dalam

melakukan

kegiatan

yang

bertujuan

menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, ketinggian


harkat dan martabat manusia.
2. Membangun dan mengembangkan insan dan masyarakat yang
bertaqwa

kepada

Allah

SWT,cerdas,terampil,berakhlak

mulia,tenteram,adil, dan sejahtera.

2.2.3

Persatuan Islam (PERSIS)


Visi Persatuan Islam (PERSIS)
Terwujudnya al-jamaah sesuai tuntunan Al-Quran dan Sunnah.
Misi Persatuan Islam (PERSIS)
1. Mengembalikan umat kepada Al-Quran dan As-Sunnah
2. Menghidupkan ruh al-jihad,ijtihad, dan tajdid
3. Mewujudkan Mujahid, Mujtahid dan Muwahid
4. Meningkatkan kesejahteraan umat.
Tujuan Persatuan Islam (PERSIS)
Terlaksananya syariat Islam berlandaskan Al-Quran dan Sunnah secara Kaffat
dalam segala aspek kehidupan.

2.3

Fokus dan Arah Pergerakan Organisasi Islam


2.3.1 Muhammadiyah
Dengan

mlihat

sejarah

pertumbuhan

dan

perkembangan

Muhammadiyah sejak kelahirannya, secara jelas dapat diamati dengan mudah


oleh siapapun yang secara sepintas mau memperhatikan ciri-ciri perjuangan
Muhammadiyah sebagai berikut :
1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam
Muhammadiyah dibangun oleh K.H Ahmad Dahlan sebagai
hasil kongkrit dari telaah dan pendalaman terhadap Al-Quran. Faktor
inilah yang sebenarnya paling utama yang mendorong berdirinya
Muhammadiyah, sedangkan faktor-faktor lain dapat dikatakan sebagai
faktor penunjang.

Dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah


10

tersebut jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu


tidak lain karena diilhami,dimotivasi,dan disemangati oleh ajaranajaran Al-Quran karena itulah seluruh gerakannya tidak ada motif lain
kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam.
2. Muhammadiyah adalah gerakan dakwah islam amar maruf nahi
munkar
Ciri yang kedua ini muncul sejak dari kelahirannya dan tetap
melekat tidak terpisahkan dalam jati diri Muhammadiyah. Gerakan
Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa
Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang benarbenar dapat menyentuh hajat orang banyak. Semua amal usaha
Muhammadiyah tidak lain merupakan suatu manifestasi dakwah
islamiyah.
3. Muhammadiyah adalah gerakan tajdid.
Muhammadiyah sejak semula menempatkan diri sebagai salah
satu organisasi yang berkhidmat menyebarluaskan ajaran Agama Islam,
sekaligus

membersihkan

amalan

umat

yang

terng-terangan

menyimpang dari ajaran Islam, baik berupa khurafat, syirik, maupun


bidah lewat gerakan dakwah. Salah satu dari gerakan tajdid yaitu
memerangi secara total berbagai penyimpanagan ajaran islam. Sifat
Tajdid yang dikenakan pada gerakan Muhamamdiyah sebenarnya tidak
hanya sebatas pengertian upaya memurnikan ajaran Islam dari berbagai
kotoran yang menempel pada tubuhnya, melainkan juga termasuk
upaya Muhammadiyah melakukan berbagai pembaruan cara-cara
pelaksanaan Islam dalam kehidupan bermasyarakat.

2.3.2 Nahdlatul Ulama


Pada awal pembentukannya NU adalah organisasi sosial keagamaan,
hal ini terlihat pada dokumen pendiriannya, NU menitikberatkan kepada 3
bidang yaitu sosial, pendidikan, dan perekonomian. Di bidang sosial, NU
berupaya menciptakan kenyamanan masyarakat Islam dalam melakukan
aktivitas ritualnya. Di samping itu NU juga berusaha mencari jalan keluar atas
problem yang dihadapi fakir miskin dan anak yatim piatu. Di bidang
pendidikan,

NU

berupaya

meningkatkan

kualitas

lembaga-lembaga

pendidikan, pesantren, dan mendirikan madrasah atau sekolah di tengah


masyarakat umum. Di bidang perekonomian, NU berusaha melakukan

11

modernisasi di bidang pertanian, perdagangan, dan isndutri. Menjelang


berakhirnya masa kekuasan Jepang, NU melebarkan cakupan perjuangannya
dengan terjun ke dalam dunia politik praktis. NU semakin menancapkan
kukunya di bidang politik ketika menyatakan bahwa ia secara organisatoris
memisahkan diri dari Partai Masyumi pada 8 April 1952 dan beberapa bulan
kemudian secara independen menyatakan diri sebagai organisasi sosial politik.
Setelah cukup lama terjun dalam dunia politik, NU mengalami
beberapa kondisi yang sulit. Dihadapkan pada situasi tersebut, di kalangan
ulama dan aktivis NU muncul pikiran untuk kembali ke khittah NU, yakni NU
sebagai organisasi sosial keagamaan. Pada MUNAS Alim Ulama di Situbondo
bulan Desember 1983, para ulama berhasil menyepakati NU kembali ke
khittahnya. Dalam pokok-pokok pikiran tersebut dinyatakan bahwa NU adalah
organisasi sosial keagamaan yang tidak berafiliasi terhadap partai politik
manapun. Meskipun demikian, NU memperbolehkan warganya untuk
berpolitik dan berafiliasi dengan partai manapun.

2.3.3 Persatuan Islam (PERSIS)


Organsisasi PERSIS, di awal berdirinya sudah menampakkan
perbedaan coraknya dengan kelompok pergerakan lainnya, dan berdirinya
PERSIS dititikberatkan pada pembentukan faham keagamaan, sedangkan
kelompok-kelompok pergerakan yang telah diorganisasikan, misalnya Budi
Utomo,

yang

menitikberatkan

didirikan
pada

pada

bidang

tahun1908,

pendidikan

bagi

pergerakannya

dengan

orang-orang

pribumi

(khususnya orang-orang jawa), sementara itu, Syarikat Islam yang didirikan


pada tahun 1912, organisasi ini bergerak dalam bidang perdagangan dan
politik, dan Muhammadiyah yang berdiri pada tahun 1912, gerakan organisasi
ini dikhususkan bagi kesejahteraan sosial masyarakat muslim dan kegiatan
pendidikan keagamaan.
PERSIS juga tidak banyak menekankan pengembangan jumlah
anggotanya, tetapi PERSIS masih tetap sebuah organisasi yang relatif kecil
dengan struktur yang longgar. Sedangkan popularitas PERSIS dapat dirasakan
dibeberapa tempat, dan hal ini nampaknya terlihat pada bidang pendidikan
agama yang ditawarkannya, masjid-masjid, sikapnya yang jelas terhadap isuisu kontroversial, serta pada kontak sosial dan perhelatan yang diorganisasikan
oleh para aktifisnya melalui berbagai macam pertemuan, pengajian dan
12

perdebatan, karena itu reputasi PERSIS tidak banyak bergantung pada


prestasi-prestasi organisasionalnya, akan tetapi lebih karena kemampuannya
dalam menciptakan sebuah kesetiakawanan, sebuah ciri khas, sebuah
pandangan, sebuah idiologi yang memandang Islam sebagai inti kehidupan,
dengan menggantungkan secara langsung segala macam persoalan pada
pendirian itu.
Dalam perkembangan selanjutnya perjuangan PERSIS memiliki dua
macam, yaitu: pertama: perjuangan kedalam, yang secara aktif membersihkan
Islam dari faham-faham yang tidak berdasarkan al-Quran dan Hadits ,
terutama yang menyangkut masalah akidah dan ibadah serta menyeru ummat
Islam supaya berjuang atas dasar al-Quran dan Sunnah . kedua: perjuangan
keluar, yang secara aktif menentang dan melawan setiap aliran dan gerakan
anti Islam yang hendak merusak dan menghancurkan Islam di Indonesia,
karena itulah segala aktifitas dan perjuangannya ditekankan pada usaha
menyiarkan, menyebarkan dan menegakkan faham al-Quran dan Sunnah .
Dengan demikian, usaha mengembangkan organisasi tidak mendapat perhatian
yang wajar, disamping tidak diniatkan, dan PERSIS hanya mencari kualitas
bukan kuantitas, PERSIS mencari isi bukan mencari jumlah.

13

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 M oleh K.H Ahmad Dahlan. Nahdlatul
Ulama didirikan pada tanggal 16 Rajab 1344 H/ 31 Januari 1926 M di Surabaya
oleh para ulama. Persatuan Islam didirikan pada tanggal 12 September 1923 M di
Bandung.
2. Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Persatuan Islam (PERSIS) memiliki
visi,misi dan tujuan yang sama secara garis besar, yaitu sebagai organisasi islam
yang ingin menyebarkan ajaran agama islam sesuai dengan Al-Quran dan AsSunnah.
3. Fokus pergerakan Muhammadiyah yaitu kepada kesejahteraan sosial masyarakat
muslim dan kegiatan pendidikan keagamaan. Fokus Pergerakan Nahdlatul Ulama
(NU) yaitu pada bidang sosial keagamaan. Fokus pergerakan Persatuan Islam
(PERSIS) yaitu dititikberatkan pada faham keagamaan.

3.2

Saran
1. Meskipun terdapat banyak organisasi islam di Indonesia sebaiknya kita tetap
dapat menjaga ukuwah islamiyyah (pesrsaudaraan antar sesama muslim).
2. Apabila kita hendak mengikuti oraganisasi islam sebaiknya kita terlebih dahulu
memahami visi, misi dan tujuannya.

DAFTAR PUSTAKA

14

Julianto, T. (2012, Desember 12). Google. Dipetik Juni 5, 2016, dari Wordpress:
http://tonijulianto.wordpress.com/2012/12/14/sejarah-berdirinya-muhammadiyahNajib, M. (2013, September 3). Google. Dipetik Juni 4, 2016, dari Blogspot: http://mydock.blogspot.co.id/2013/03/sejarah-singkat-kelahiran-nahdlatul.html
Setyady. (2012, Maret 3). Google. Dipetik Juni 4, 2016,
http://setyadyc.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-persis-persatuan-islam.html

dari

Blogspot:

15

Anda mungkin juga menyukai