Dewasa ini persaingan bisnis menjadi menggunakan perpaduan mesin dan manusia
semakin ketat, untuk dapat tetap bertahan dan menjadi salah satu faktor terjadinya proses
memenangkan persaingan bisnis maka produksi yang tidak konsisten. Berdasarkan data
perusahaan dituntut untuk mampu memahami yang ada Departemen Assembly Upright piano
kondisi pasar dan kebutuhan konsumennya. merupakan salah satu Departemen yang cukup
Perusahaan dituntut untuk tidak hanya berfokus banyak dalam menyebabkan temuan-temuan
pada kuantitas produk, akan tetapi juga harus defect. Untuk mengatasi temuan-temuan yang
memperhatikan kualitas produk yang muncul, Departemen Assy Up melakukan
dihasilkannya. Berbicara mengenai kualitas aktivitas perbaikan terhadap piano yang
sebuah produk atau jasa yang dihasilkan oleh mengalami defect. Aktivitas perbaikan tersebut
perusahaan maka salah satu hal yang menjadi berada di bagian repair. Adanya bagian repair di
perhatian utama adalah produk cacat. Departemen Assy Up menandakan bahwa tingkat
temuan di Departemen tersebut cukup tinggi,
PT Yamaha Indonesia sebagai salah satu
terlebih lagi saat ini jumlah operator di bagian
perusahaan produsen alat musik piano di dunia
repair tersebut semakin bertambah. Padahal
yang telah berdiri sejak tahun 1970 sampai saat
semakin banyaknya repair dapat menimbulkan
ini masih memiliki permasalahan dalam hal
pengurangan efisiensi waktu produksi,
pengendalian kualitas dan mutu. Proses produksi
penambahan biaya, dan menambah beban kerja
di PT Yamaha Indonesia yang masih
operator.
Gambar 1 Grafik Perbandingan Total Produksi
dan Total Temuan
Untuk mengatasi kondisi tersebut, saat ini Penelitian ini bertujuan untuk
PT Yamaha Indonesia menggunakan metode menganalisa penyebab defect outside cabinet
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) paling dominan di Departemen Assy UP
dalam upaya menurunkan jumlah defect. menggunakan metode Fuzzy FMEA.
FMEA merupakan suatu metode yang Penggunaan metode fuzzy logic diharapkan
digunakan untuk mengidentifikasi serta dapat membantu mengatasi pernyataan
menganalisa potensi kegagalan dan akibat yang subjektif dari hasil brainstorming mengenai
ditimbulkannya, sehingga dapat tercapai proses pembobotan severity (S), occurance (O), dan
produksi yang baik dan terhindar dari detection (D). Hasil dari penelitian diharapkan
kegagalan proses produksi serta kerugian- mampu menghasilkan hasil analisa penyebab
kerugian yang dapat ditimbulkan dari defect yang bersifat lebih objektif, sehingga
kegagalan tersebut (Siti Aisyah, 2011). Dengan memberikan dampak yang cukup signifikan
menggunakan metode FMEA maka akan terhadap upaya pengendalian kualitas di
dihasilkan nilai Risk Priority Number (RPN) Departemen Assy Up PT Yamaha Indonesia.
yang didapatkan dari hasil perkalian bobot
2. METODOLOGI
severity, occurance, dan detection. Namun
permasalahan yang muncul dari metode FMEA Pengendalian kualitas merupakan kegiatan
adalah tingkat subjektifitas dalam pembobotan untuk mengontrol aktivitas dan memastikan
nilai severity, occurance, dan detection. Oleh bahwa kinerja yang dilakukan sesuai dengan
karena itu integrasi logika fuzzy dengan FMEA yang telah direncanakan (Gasperz V. , 2005).
dirasa sangat tepat untuk mengatasi masalah Secara umum pelaksanaan kegiatan
yang ditimbulkan oleh FMEA konvensional. pengendalian kualitas memiliki tujuan untuk
memastikan bahwa spesifikasi produk yang
dihasilkan telah sesuai dengan standar yang dijadikan input dalam perhitungan fuzzy. Hasil
telah ditetapkan sebelumnya (Assauri, 2008). nilai fuzzy RPN tertinggi menjadi dasar dalam
Penerapan pengendalian kualitas harus memberikan rekomendasi perbaikan
dilakukan secara berkelanjutan sehingga berdasarkan prioritas kegagalan yang perlu
system yang telah dijalankan dapat berjalan diperbaiki.
efektif. Mulai
Penentuan Batasan
Kajian Literatur
Piano PT Yamaha Indonesia. Objek dalam
penelitian ini adalah data defect outside cabinet 1.
Pengumpulan Data
Data Defect dari Proses Assembly
2. Identifikasi Potensi Kegagalan
3. Identifikasi Penyebab Defect
piano upright tipe polished (PE, PM/PW, dan 4.
5.
Identifikasi Da mpak Defect
Pembe rian Bobot Kriteria FMEA
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). 3.1 Failure Mode and Effect Analysis
ppp
3.2 Fuzzy – Failure Mode and Effect Kategori Tipe Kurva Parameter
Analysis (Fuzzy FMEA) H Segitiga [5.5 7.5 9]
VH Trapesium [7.5 9 10 10]
Dalam Fuzzy FMEA ini yang menjadi variabel
input fuzzy adalah severity, occurance, dan
Berdasarkan dari nilai skala variabel input fuzzy
detection yang dikategorikan menjadi 5 tingkat
yang memiliki rentang nilai antara 1 – 10, maka
kepentingan bilangan. Berikut adalah tabel 4
rentang nilai output (FRPN) adalah 1- 1000.
yang menunjukkan kategori indeks bilangan
Batas nilai tertinggi dari variabel output didapat
severity, occurance, dan detection.
dari hasil perkalian nilai rentang tertinggi dari
Tabel 4 Kategori Indeks Bilangan Variabel ketiga variabel input yaitu 10 x 10 x 10 = 1000.
Input Berikut adalah tabel 6 yang menunjukkan
Bobot parameter dan tipe kurva fungsi keanggotaan
Kategori
S O D variabel output.
Seperti yang telah ditampilkan pada tabel 7 prioritas perbaikan adalah F2 dan F3.
Li, Z., & Chen, L. (2019). A Novel Evidential Sinaga, H. A. (2018). Pengendalian Kualitas
FMEA Method by Integrating Fuzzy Crude Palim Oil (CPO) dengan
Belief Structure and Grey Rational Menggunakan Metode DMAIC dan
Fuzzy FMEA PT. HAS. Repositori Wafer di PT. CNW. Jurnal Mercu
Institusi USU, 1-241. Buana , 12-16.
Siti Aisyah, S. M. (2011). Implementasi Wang, Y., Chin, K., Poon, G., & Yang, J.
Failure Mode Effect Analysis (FMEA) (2009). Risk Evaluation in Failure
dan Fuzzy Logic Sebagai Program Mode and Effects Analysis Using
Pengendalian Kualitas. Journal of Fuzzy Weighted Geometric Mean.
Industrial Engineering & Management Journal Expert Systems with
Systems, 1-11. Application.
Suhartini, & Djefrianto, Z. (2013). Analisa Wessiani, N. A., & Sarwoko, S. O. (2015).
Risiko Kegagalan Proses Produksi di Risk Analysis of Poultry Feed
PDAM dengan Metode Fuzzy FMEA. Production Using Fuzzy FMEA.
Proceding Industrial Design National Industrial Engineering and Service
Seminar Call for Paper, 1-7. Science, 270-281.
Sukwadi, R., Wenehenubun, F., & Wignjosoebroto, S. (2003). Pengantar Teknik
Wenehenubun, T. W. (2017). & Manajemen Industri. Surabaya:
Pendekatan Fuzzy FMEA dalam Institut Sepuluh Nopember.
Analisis Faktor Risiko Kecelakaan
Xu, K., Tang, L., Xie, M., Ho, S., & Zhu, M.
Kerja. Jurnal Rekayasa Sistem
(2002). Fuzzy Assesment of FMEA for
Industri, 29-39.
Engine System. Reliability
Syaefudin, C. (2008). Analisa Pengendalian Engineering and System Safety, 17-29.
Kualitas Terjadinya Cacat pada Produk