Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA


BEBAN KERJA FISIK

Kelompok
Nama

: F-14
: Halida Oktrina

Tgl. Praktikum

: 5 Oktober

Hari Praktikum

2016
: Rabu

Dikumpulkan tgl

: 11 Oktober

(15522238)
Dian Khoirun N
(15522248)
: F

Kelas

Asisten
: E-113
Kriteria Penilaian
Format Laporan :
Perhitungan
Analisa dan

:
:

Pembahasan
Kesimpulan
TOTAL

:
:

Yogyakarta,

2016
11 Oktober 2016

(Retno Gumilar)

LABORATORIUM DESAIN KERJA DAN ERGONOMI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2016
BAB III
BEBAN KERJA FISIK

3.1 Tujuan Tutorial


Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam tutorial ini,antara lain :
1. Mampu memahami konsep pengukuran beban kerja fisik dengan metode
denyut nadi, %CVL, dan brouha.
2. Mampu menghitung besar energi yang dikeluarkan (energy expenditure) pada
suatu pekerjaan tertentu berdasarkan intenistas denyut jantung (heart rate).
3. Mampu menentukan waktu istirahat yang ideal berdasarkan besar energi yang
dikeluarkan ketika bekerja.
4. Mampu melakukan klasifikasi beban kerja dnegan menggunakan metode
brouha.
3.2 Tugas Tutorial
1. Mengukur beban kerja fisik dengan 10 denyut nadi, %CVL, dan Brouha.
2. Mengukur energi yang dikeluarkan tubuh dan waktu istirahat yang ideal.
3.3 Kajian Literatur
Berisi kajian literatur mengenai materi tutorial yang mencangkup minimal 3
jurnal internasional (Tabel untuk jurnal dilampirkan dalam tabel berikut)
Tabel 3.1 Kajian Literatur
No
1.

Judul
Etiologic fractions for

Metode
Wawancara

Hasil
Fraksi etiologi

Kesimpulan
Sekitar 80%

physical work load,

dan Kuisioner

terkait dengan

dari

sports and overweight in

faktor risiko tiga

coxarthrosis

the occurence of

adalah 40%

idiopatik

coxarthrosis

untuk beban

dijelaskan oleh

kerja fisik, 55%

kehadiran

untuk olahraga,

faktor risiko

dan 15% untuk

tiga

kelebihan berat
badan. Berbagai
ukuran beban
kerja fisik
dipertimbangkan
, tetapi mereka

No

Judul

Metode

Hasil
semua terbukti

Kesimpulan

berkorelasi
Data
menunjukkan
MAWT secara
signifikan
berkorelasi (p
<0,01) dengan
% Wmax (r =
-0,91),%
VO2max (r =
-0,88), RHR (r =

The relationship between


2.

maximum acceptable
work time and physical

-0,89), dan
Observasi

RVO2 (r =
-0,89). Semua

workload

respon fisiologis
di tempat kerja
(% VO2max,
RHR, dan
RVO2) yang
positif
berkorelasi

Temuan
penelitian ini
menegaskan
bahwa MAWT
secara
signifikan
berkorelasi
dengan
strain aerobik
relatif
(misalnya,%
VO2max,
RHR, dan
RVO2) dengan
penurunan
hubungan
eksponensial

dengan% Wmax
(p <0,01).
3.

Physical work load and

Wawancara

Setelah

Hasil

the risk of severe knee

penyesuaian

penelitian ini

osteoarthritis

untuk indeks

setuju dengan

massa tubuh,

hipotesis yang

cedera lutut dan

menyatakab

aktivitas fisik

bahwa beban

waktu luang,

kerja fisik

No

Judul

Metode

Hasil
peningkatan

Kesimpulan

risiko relatif lutut


OA ditemukan
pada beban kerja
fisik yang tinggi.
Kemungkinan

yang berat

rasio (OR)

meningkatkan

adalah 1,53

risiko OA lutut

[95% confidence

dan bahwa

interval (95%

stres fisik

CI) 0,42-5,56]

kumulatif

untuk laki-laki

memiliki efek

dan 2,03 (95%

merusak pada

CI 1,03-3,99)

sendi lutut

untuk perempuan
dibandingkan
dengan mereka
dengan beban
kerja fisik yang
rendah.

3.4 Output
3.4.1 Deskripsi Operator

Nama
Umur
Jenis kelamin
Berat Badan

: Dian Khoirun Nisa


: 19 tahun
: Perempuan
: 50 kg

Tabel 3.2 Durasi Kegiatan dan Denyut Nadi Operator

3.4.2. Cadiovascular Load (% CVL)

Tabel 3.3 Klasifikasi % CVL


Waktu
2
3
5

%CVL
Waktu 10 denyut (detik)
Nadi Kerja
XNadi
30istirahat
%
8,49
7,43
30 < X 8.49
60 %
7,08
6,32
60 < X 8.49
80%

Penanganan
Denyut
Nadi Denyut Nadi
Istirahat
Kerja
Tidak
terjadi kelelahan
70,67
80,75
Diperlukan
perbaikan
70,67
84,75
94,94
Kerja70,67
dalam waktu singkat

80 < X 100 %

Diperlukan tindakan segera

X > 100 %

Tidak diperbolehkan beraktivitas

Dalam menghitung %CVL kita memerlukan data seperti denyut nadi


kerja, denyut nadi istirahat, dan denyut nadi maksimum. Untuk mengetahui
denyut nadi maksimum, kita dapat mencari dengan pengurangan antara
denyut nadi maksimum operator dan umur. Karena operatornya perempuan
maka kita menggunakan (200-umur operator) maka akan didapatkan hasil
181. Setelah itu kita dapat mencari % CVL dengan 100 dikalikan
pengurangan antara denyut nadi kerja dan denyut nadi istirahat lalu dibagi
dengan hasil kali dari denyut nadi maksimum dan denyut nadi istirahat.
Maka rumus untuk menghitung % CVL sebagai berikut
a. Perhitungan menit ke-2
100 denyut nadi kerjadenyut nadiistirahat

% CVL =
denyut nadi maksimumdenyut nadi istirahat
=

100 (80,7570,67)
181 70,67

= 0,078 % ( tidak terjadi kelelahan )


b. Perhitungan menit ke-3
100 denyut nadikerjadenyut nadi istirahat

% CVL =
denyut nadi maksimumdeny ut nadi istirahat

100 (84,7570,67)
181 70,67

= 0,11 % (tidak terjadi kelelahan)


c. Perhitungan menit ke-5

100 denyut nadi kerjadenyut nadiistirahat

%CVL =
denyut nadi maksimumdenyut nadi istirahat
=

100 (94,9470,67)
181 70,67

= 0,18% (tidak terjadi kelelahan)


3.4.3. Perhitungan Energy Expenditure
Untuk menghitung energy Expenditure(energi yang dikeluarkan) kita
memerlukan data denyut nadi kerja untuk mengetahui tingkatan energi
expenditure dan denyut jantung pada tabel klasifikasi beban kerja. Karena
denyut nadi kerja operator sebesar 80,75 maka pada tabel klasifikasi
menunjukkan range denyut jantung antara 60-100 dan energy expenditure
pada range 2,5-5 kcal/menit. Maka kita dapat menghitung energy
expenditure dengan cara sebagai berikut
a. Perhitungan lari selama 2 menit
Saat melakukan lari selama 2 menit denyut nadi kerja operator
sebesar 80,75 denyut/menit
M80,75

20,75
40

6080,75
60100
=

2,5x
2,55

2,5x
2,5

51,875
= -100+40x
151,875
= 40x
x
= 3,8 kcal/menit(light)
b. Perhitungan lari selama 3 menit
Saat melakukan lari selama 3 menit denyut nadi kerja operator
sebesar 84,75 denyut/menit
M84,75
24,75
40

6084,75
60100

2,5x
2,5

2,5x
2,55

61,875
= -100+40x
161,875
= 40x
x
= 4,04 kcal/menit (light)
c. Perhitungan lari selama 5 menit
Saat melakukan lari selama 5 menit denyut nadi kerja operator
sebesar 94,94 denyut/menit

M84,75

34,94
40
87,35
187,35

6094,94
60100
=

2,5x
2,55

2,5x
2,5

= -100+40x
= 40x
x

= 4,68 kcal/menit(light)

3.4.4. Perhitungan Waktu Istirahat


Untuk menghitung waktu istirahat yang ideal berdasarkan energy
expenditure maka kita dapat memasukkan hasil energy expendiuture yang
telah diperoleh ke dalam rumus waktu istirahat sebagai M. Selain kita juga
perlu menentukan nilai energi yang dikeluarkan untuk shift kerja yaitu 4 atau
5. Karena kegiatan operator yang dilakukan adalah lari maka kita pilih 5
sebagai nilai S. Setelah itu juga diperlukan total waktu shift kerja yang
dilakukan dalam menghitung waktu istirahat.
a) Perhitungan waktu isirahat yang ideal untuk lari selama 2 menit
Dari perhitungan energy expenditure lari selama 2 menit adalah
sebesar 3,8 kcal/menit. Maka kita dapat menghitung waktu istirahat
sebagai berikut
Tr

= Ts
=2
=2

S
| MM1,5
|
3,85
|3,81,5
|
|1,2
2,3 |

= 1,04 menit
b) Perhitungan waktu isirahat yang ideal untuk lari selama 3 menit
Dari perhitungan energy expenditure lari selama 3 menit adalah
sebesar 4,04 kcal/menit. Maka kita dapat menghitung waktu istirahat
sebagai berikut
Tr

M S
|
= Ts M 1,5|
4,045
= 3 | 4,041,5|
0,96
= 3 | 2,54 |

= 1,13 menit
c) Perhitungan waktu isirahat yang ideal untuk lari selama 5 menit
Dari perhitungan energy expenditure lari selama 5 menit adalah
sebesar 4,68 kcal/menit. Maka kita dapat menghitung waktu istirahat
sebagai berikut
Tr

= Ts
=5
=5

S
| MM1,5
|
4,685
|4,681,5
|
|0,32
3,18 |

= 0,5 menit
3.4.5. Perhitungan Brouha
Untuk menghitung beban kerja fisik dengan menggunakan metode
brouha, denyut nadi pemulihan (P) dihitung pada akhir 30 detik pada menit
pertama (P1), kedua (P2), dan ketiga (P3) yang kemudian hasil denyut nadi
yang didapat dikalikan dua. Kemudian dihitung nilai P1-P3 yang akan
digunakan dalam pengklasifikasian beban kerja fisik.

Data-data tersebut

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.4 Perhitungan Brouha


Perhitungan

Waktu
(menit

Brouha (detik

per menit)

1
43

2
30

3
20

Perhitungan
Brouha Setelah
Dikalikan 2
(detik per menit)
1
2
3
86
60
40

P1-P3

86-40 = 46

3
5
Setelah

42
40

33
36

28
34

mendapatkan

84
80

66
72

data-data

56
68
yang

84-56 = 28
80-68 = 12
diperlukan

dalam

pengklasifikasian beban kerja dengan metode brouha, selanjutnya data-data


tersebut dihubungkan dengan kriteria dan beberapa klasifikasi beban kerja
yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.5 Klasifikasi Beban Kerja
Kriteria dan
Klasifikasi Beban
Kerja
P1-P3 10 dpm
dan P1,P2,dan P3

Waktu

Hasil yang

Klasifikasi

(menit)

diperoleh

Beban Kerja

46 10 dpm
2

90 dpm (Normal)
P1-P3 10 dpm
dan P1 110 dpm

(Perlu Perancangan

Normal

40 90 dpm
28 10 dpm
3

(Tidak Berlebihan)
P1-P3 <10 dpm dan
P3 >90 dpm

dan 86,60,dan

dan 84,66,dan

Normal

56 90 dpm
12 10 dpm
5

Sistem Kerja)

dan 80,72, dan

Normal

68 90 dpm

3.4.6. Analisa Cardiovascular Load (% CVL)


Setelah mendapatkan nilai % CVL pada perhitungan selama 2 menit
sebesar 0,00078 %, lalu pada perhitungan selama 3 menit sbesar 0,11 % dan
perhitungan selama 5 menit sebesar 0,18 %. Nilai tersebut termasuk ke dalam
klasifikasi CVL 30% maka hasil itu menunjukkan tidak adanya kelelahan
yang dirasakan oleh operator karena operator hanya melakukan lari selama
2,3,dan5 menit. Dari hasil perhitungan % CVL yang menunjukkan tidak
terjadi kelelahan tersebut disebabkan karena waktu berlari operator yang
tidak terlalu lama. Selain itu kondisi operator yang memiliki faktor nutrisi
yang baik sehingga energi dalam tubuh operator tercukupi sehingga tidak
terjadi kelelahan.

3.4.7. Analisa Energy Expenditure dan waktu istirahat


Berdasarkan perhitungan energy expenditure, pada saat melakukan
lari selama 2 menit akan mengeluarkan energi sebesar 3,8 kcal/menit,
sedangkan pada saat lari selama 3 menit yaitu 4,04 kcal/menit dan pada saat
lari selama 5 menit sebesar 4,68 kcal/menit. Dari ketiga perhitungan tersebut
energy expenditure yang dikeluarkan berada pada tingkatan light pada
klasifikasi beban kerja dan reaksi fisiologis. Setelah itu, dari energy
expenditure akan diperoleh waktu istirahat yang diperlukan oleh operator. Dari
perhitungan lari selama 2 menit waktu istirahat yang ideal yaitu 1,04 menit.
Lalu pada perhitungan

lari selama 3 menit operator memerlukan waktu

istirahat yang ideal sebesar 1,13 menit. Dan pada saat perhitungan lari selama
5 menit, waktu istirahat yang diperlukan sebesar 0,5 menit. Dari ketiga
perhitungan waktu istirahat tersebut menunjukkan tingkat rasa lelah operator
rendah sehingga waktu yang diperlukan untuk istirahat ideal tidak
membutuhkan waktu yang lama. Hal ini bisa disebabkan karena operator yang
sering melakukan olahraga, sehingga operator tidak terlalu mengalami rasa
lelah pada saat berlari. Pada saat operator melakukan aktivitas tersebut total
istirahat yang telah dilakukan operator adalah selama 4 menit, padahal
berdasarkan hasil perhitungan dari ketiga selang waktu istirahat ideal bagi
operator menunjukkan bahwa istirahat yang ideal itu tidak sampai 4 menit.
Maka dengan hasil tersebut sebaiknya waktu istirahat yang dilakukan operator
saat melakukan kegiatan lari tersebut dikurangi, sehingga produktivitas kerja
meningkat dan hasilnya optimal.
3.4.8. Analisa Brouha
Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja fisik dengan menggunakan
metode brouha, didapatkan hasil 46 10 dpm dan 86,60,dan 40 90 dpm
pada durasi lari 2 menit, 28 10 dpm dan 84,66,dan 56 90 dpm pada durasi
lari 3 menit, dan 12 10 dpm dan 80,72, dan 68 90 dpm pada durasi lari 5
menit. Apabila dihubungkan dengan kriteria dan klasifikasi beban kerja maka
hasil tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh operator
berada pada klasifikasi beban kerja normal. Menurut analisa kami, beban
kerja yang dilakukan oleh operator tidak terlalu menguras energi dan

memiliki selang waktu istirahat yang cukup. Sehingga operator tidak merasa
kelelahan dan beban kerja fisik yang ditanggung dalam kategori normal.
3.4.9. Analisa Keseluruhan
Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja fisik menggunakan beberapa
metode, yaitu perhitungan Cardiovascular Load (%CVL), perhitungan
energy expenditure, perhitungan waktu istirahat, dan perhitungan dengan
metode brouha menunjukkan hasil yang sama. Semua metode yang
digunakan menunjukkan bahwa beban kerja fisik pekerjaan yang dilakukan
oleh operator masih berada dalam kategori normal, sehingga operator
memiliki tingkat kelelahan yang rendah serta waktu yang diperlukan untuk
istirahat ideal tidak membutuhkan waktu yang lama. Metode-metode
perhitungan beban kerja fisik yang kami gunakan memiliki keterkaitan satu
sama lain. Salah satunya yaitu penggunaan hasil perhitungan energy
expenditure dalam menentukan waktu istirahat ideal bagi operator. Secara
keseluruhan semua metode tersebut saling memliki keterkaitan, keterkaitan
metode-metode tersebut menunjukkan bahwa semakin lama durasi pekerjaan
yang dilakukan maka semakin meningkat kecepatan denyut nadinya.
Demikian juga dengan tingkat persentase cardiovascular load nya. Sehingga
beban kerja fisik yang diterima juga akan meningkat.

3.4.10. Kesimpulan
1. Berdasarkan perhitungan beban kerja fisik menggunakan metode
perhitungan cardiovascular load (%CVL) didapatkan hasil bahwa
pekerjaan yang dilakukan tidak menimbulkan kelelahan pada operator.
2. Berdasarkan perhitungan energy expenditure dan waktu istirahat
diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tingkat kelelahan operator
berada pada tingkat rendah, sehingga waktu istirahat ideal yang
dibutuhkan tidak terlalu lama.

3. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja fisik menggunakan metode


brouha menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh opearator
berada dalam klasifikasi beban kerja normal.
4. Metode-metode perhitungan beban kerja fisik yang digunakan dalam
praktikum ini memiliki keterkaitan satu sama lain, keterkaitan metodemetode tersebut menunjukkan bahwa semakin lama durasi pekerjaan
yang dilakukan maka semakin meningkat kecepatan denyut nadinya.
Demikian juga dengan tingkat persentase cardiovascular load nya.
Sehingga beban kerja fisik yang diterima juga akan meningkat.

LAMPIRAN
Lembar Pengamatan %CVL, Brouha

Anda mungkin juga menyukai