Oleh :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Kata lelah diartikan sebagai keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda
namun semuanya berakibat pada penurunan daya kerja dan berkurangnya
ketahanan tubuh tenaga kerja (Suma’mur, 2009). Sedangkan menurut setyawati
kelelahan kerja merupakan suatu fenomenal yang kompleks yang dapat dipengaruhi
oleh faktor internal tenaga kerja maupun faktor eksternal pada lingkungan atau
kondisi tempat kerja.
Didalam diri manusia atau tenaga kerja pasti pernah merasakan lelah yang
membuat lemas dan malas untuk melakukan aktivitas atau pekerjaan. Timbulnya
rasa lelah di dalam diri manusia atau tenaga kerja ini terjadi karena akumulasi dari
berbagai faktor penyebab yang mendatangkan ketegangan (stress) yang dialami
oleh tubuh (wingjosoebroto, 2000).Faktor penyebab kelelahan kerja muncul dari
berbagai aspek, seperti mulai dari faktor lingkungan kerja yang kurang memadai,
lingkungan kerja yang kurang kondusif, hingga masalah psikososial yang
menimbulkan kelelahan kerja. Menurut Setyawati (2010) penyebab kelelahan kerja
berkaitan dengan :
1. Intensitas kerja dan ketahanan kerja mental fisik yang cukup tinggi.
2. Kegiatan pekerjaan yang monoton.
3. Penyakit, rasa kesakitan atau nyeri, dan asupan gizi yang kurang baik.
4. Situasi ruang kerja seperti pencahayaan, kebisingan, ataupun lingkungan
kerja yang kurang mendukung.
5. Sistem shift kerja turut sebagai penyebab munculnya kelelahan kerja
sebanyak 80% dan shift kerja juga sebagai penyebab munculnya gangguan
tidur pada tenaga kerja shift malam sekitar 80%
6. Faktor psikologis, rasa tanggungjawab berlebih, ketegangan, dan konflik-
konflik yang muncul
Kelelahan kerja di tempat kerja tidak bisa dipandang sebelah mata, karena
sangat berpengaruh terhadap efektifitas, produktivitas, serta keselamatan pekerja
pada umumnya (Job dan Dalziel, 2001 dalam Australian Safety and Compensation
Council, 2006).
2.5. Dampak Kelelahan Kerja
4.1 Analisa
4.1.1 Hasil Pengukuran
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran
REKAP DATA KELELAHAN KERJA MENTAL RPL 8
NO NAMA NRP RANGSANGAN CAHAYA/ SUARA SKOR KETERANGAN
4.2 Pembahasan
Menurut analisa perlu diketahui bahwa, pengukuran terhadap septa dan viodea
dilakukan pada pukul 14.30 WIB dan 13.00 WIB. Dimana pada waktu tersebut
septa dan viodea mulai lelah setelah melakukan setengah akitivitas dari pagi hari.
Dan sebelum melakukan praktikum, septa dan viodea telah melakukan perjalanan
dengan menggunakan sepeda motor sehingga tingkat kelelahan yang dialami septa
dan viodea tidak memiliki kelelahan atau normal. Sedangkan Tingkat kelelahan
yang cenderung dalam keadaan kelelahan kerja ringan ini bisa disebabkan karena
beberapa faktor di bawah ini (sesuai dengan Teori Kombinasi Pengaruh Penyebab
Kelelahan dan Penyegaran Grandjean) : a. Lingkungan : ketika proses praktikum
berlangsung, kondisi lingkungan sekitar cukup kondusif dengan cuaca yang juga
cukup baik. Penerangan dan pencahayaan di dalam ruang. Namun ketika setiap
melakukan praktikum, mungkin suasana di sekitar kurang tenang sehingga
praktikan dapat kurang konsentrasi dan fokus pada sensor suara dalam pelaksanaan
praktikum. b. Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental : praktikum ini
dilaksanakan pada siang hari waktu puasa. Saat-saat seperti itu dirasa bukan waktu
cukup melelahkan akan tetapi bayak praktikan yang begadang di malam hari untuk
mempersiapkan tugas pekerjaan dan tugas perkuliahan hingga merasa kelelahan di
hari keesokan harinya. Sehingga hal inilah mempengaruhi keadaan fisik dan mental
si praktikan. Selain tubuh terasa lelah, beban materi kuliah atau hal lain yang
membebani pikiran/kejiwaan praktikan pada hari itu juga terlalu tinggi. c. Nutrisi :
nasi merupakan sumber energi bagi tubuh kita. Dalam setiap akan melakukan
aktivitas, terlebih full activity, sebaiknya disarankan agar selalu mengisi energi bagi
tubuh kita terlebih dahulu agar di tengah-tengah aktivitas berlangsung, kita tidak
kekurangan cadangan energi. Menanggapi hal tersebut namun alangkah baiknya
juga perlu dijadikan perhatian bagi praktikan untuk melakukan upaya untuk
mencegah terjadinya kelelahan lebih lanjut. Berikut beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya kelelahan kerja antara lain : a. Ciptakan
lingkungan kerja yang terbebas dari zat berbahaya, penerangan memadai sesuai
dengan jenis pekerjaan yang dilakukan, maupun pengaturan udara yang adekuat,
bebas dari kebisingan, getaran, serta ketidaknyamanan b. Pengaturan waktu kerja
yang diselingi dengan istirahat pendek dan istirahat untuk makan c. Kesehatan
umum harus dijaga dan dipantau secara rutin d. Pemberian gizi kerja yang memadai
sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja yang dilakukan e. Untuk pengerjaan
beban kerja berat sebaiknya tidak berlangsung terlalu lama f. Tempat tinggal
diusahakan sedekat mungkin dengan tempat kerja, kalau perlu bagi tenaga kerja
dengan tempat tinggal jauh diusahakan transportasi dari perusahaan g. Perlu
dilakukan pembinaan mental secara teratur dan berkala dalam rangka stabilitas
kerja dan kehidupannya h. Disediakaan fasilitas rekreasi, waktu rekreasi dan waktu
istirahat dilaksankan secara baik i. Pemberian cuti dan liburan diselenggarakan
sebaik-baiknya j. Diberikan perhatian khusus pada kelompok tertentu seperti tenaga
kerja beda usia, wanita hamil dan menyusui, tenaga kerja dengan kerja gilir di
malam hari, tenaga baru pindahan k. Mengusahakan tenaga kerja bebas dari
pengonsumsian alkohol, narkoba, dan obat berbahaya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Saran