Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR-FAKTOR MANUSIA DALAM

DESAIN LINGKUNGAN KERJA

Oleh:
Basmala Anggun K. (20160810016)
Tsabita Alya Z. (20160810094)
Pengertian Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu ergon
(kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan
sebagai studi tentang aspek - aspek manusia dalam lingkungan
kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
engineering, manajemen dan desain perancangan.

Di dalam ergonomi dibutuhkan


studi tentang sistem dimana manusia,
fasilitas kerja dan lingkungannya saling
berinteraksi dengan tujuan utama yaitu
menyesuaikan suasana kerja dengan
manusianya (Nurmianto, 2004).
POKOK PEMBAHASAN

01 Psikologi Lingkungan

Kaitan Ergonomi dan


02 Psikologi Lingkungan
Kondisi Tanpa Bobot dan
03 Gejala Gravitasional
Lainnya

04 Stimulasi Sensoris
PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Psikologi Lingkungan muncul


pada tahun 1970. Menyoroti
tentang efek – efek dari faktor –
faktor lingkungan terhadap
tingkah laku dan riset mengenai
efek tingkah laku manusia
terhadap lingkungannya..

KAITAN ERGONOMI
DENGAN PSIKOLOGI
LINGKUNGAN

Psikologi lingkungan membahas tentang penataan


setting fisik. Ergonomi membahas tentang
kenyamanan individu dalam mengerjakan sesuatu.
Yaitu bahwa tata lingkungan (psikologi lingkungan)
mempengaruhi kenyamanan dan mempengaruhi
kinerja seseorang untuk selanjutnya.
Tujuan Ergonomi

1 Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui


upaya pencegahan dan penyakit akibat kerja,
menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja

2 Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui


peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan
mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun Menurut Tarwaka (2004)
waktu usia produktif maupun setelah produktif.

3 Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai


aspek teknis, ekonomis, dan budaya dari setiap
sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta
kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi
ERGONOMI DALAM APLIKASI KERJA
Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan
posisi berdiri, posisi duduk
dimana kaki tidak terbebani Tata Letak Tempat Kerrja
engan berat tubuh dan posisi
stabil selama bekerja. Display harus jelas terlihat
Sedangkan posisi berdiri pada waktu melakukan
dimana posisi tulang belakang aktivitas kerja. Sedangkan
vertikal dan berat badan simbol yang berlaku secara
tertumpu secara seimbang pada internasional lebih banyak
dua kaki. Bekerjalah dengan digunakan daripada kata-kata.
posisi tegak ke depan

Mengangkat Beban
Proses Kerja
Bermacam-macam cara dalam
Para pekerja dapat menjangkau mengangkat beban yakni,
peralatan kerja sesuai dengan dengan kepala, bahu, tangan,
posisi waktu bekerja dan sesuai punggung dsbnya. Beban yang
dengan ukuran anthropometrinya. terlalu berat dapat
Harus dibedakan ukuran menimbulkan cedera tulang
anthropometri barat dan timur. punggung, jaringan otot dan
Kurangi gerakan yang tidak perlu, persendian akibat gerakan
gunakan sepatu yang senyaman yang berlebihan.
mungkin..
5 Uraian dan Pembahasan PokokB

1 Iluminasi
Iluminasi yaitu tingkat pencahayaan yang
biasanya diukur ddengan istilah illuminance,
yaitu fluks – fluks yang berpencar dari suatu
sumber cahaya yang dipancarkan pada suatu
permukaan.

Faktor – Faktor Yang Berkaitan dengan Iluminasi


1. Kadar cahaya
2. Distribusi cahaya
3. Sinar yang terlalu terang

Regulasi Panas Tubuh


2 Di dalam proses metabolisme, tubuh
menghasilkan panas. Semakin banyak
aktivitas yang dilakukan, semakin besar pula
jumlah panas yang dihasilkan.

Suhu
3 Dua faktor yang memiliki pengaruh yang besar terhadap suhu ditempat kerja adalah sifat kerja
yang dilakukan dan lamanya karyawan mengalami suhu ekstreem itu. Pada pekerjaan mental dan
kognitif subjek yang bekerja dibawah pengaruh suhu tinggi yang berkepanjangan membuat
lebih banyak kesalahn dibandingkan dengan subjek yang berada di bawah suhu yang lebih
rendah. Akan tetapi pada pekerjaan manual biasanya akan lebih terpengaruh oleh suhu yang
sangat dingin, namun bila pekerjaan manual sangat berat, kebanyakan orang kelihatannya lebih
efisien dan lebih nyaman dengan suhu dibawah suhu yang mana bisanya tugas kognitif bisanya
dilaksanakan secara efektif. .
5 Uraian dan Pembahasan PokokB

4 Cuaca dan Kondisi yang Berhubungan


Teori – teori yang membahas efek iklim terhadap
tingkah laku manusia dari perkembangan
peradaban dapat ditelusuri kembali dalam
pandangan Aristoteles.

Pencemaran Udara
5 Merujuk pada bahaya lingkungaan yang
disebabkan manusia akibat kemajuan teknologi.
Zat pencemar yang utama adalah gas beracun
yang dibuang dalam asap industri dan mobil,
insektisida, herbisida, dan radiasi ion. Penggunaan
alat pelindung yaitu masker adalah contoh
tindakan perlindungan.
Kondisi Tanpa Bobot dan Gejala Gravitasional
Tanpa Bobot
Postur tubuh dan gerak (locomotion) manusia
teradaptasi dengan gaya tarik bumi yang normal.
Akselerasi
Pada gravitasi nol, gerak menjadi sukar, sering
keliru dan tidak terkoordinir lagi. Efeknya Keadaan berlawanan dengan keadaan tanpa bobot
melemahkan otot karena tidak dipergunakan
dalam jangka waktu lama. Efek tanpa bobot lantaran gaya gravitasional yang bekerja terhadap
terhadap kerja yaitu kadangkala tugas –tugas tubuh ditingkatkan berlipat ganda. Akselerasi yang
tertentu dapat dilakukan lebih mudah dan cepat
dengan keadaan gravitasi yang sangat rendah atau tinggi dapat diperoleh dengan cara simulasi yang
nol (misalnya menggerakkan atau mengatur benda berputar dengan cepat.
berat dan besar), diawali dengan keseimbangan Option A
badan dan pengaturan gerak.

Ilusi

Ilusi adalah interpretasi yang salah dan suatu


Gejala Gravitasional
rangsangan pada panca indera. Terbagi menjadi lima
Gravitasi nol atau gravitasi yang
sangat rendah misalnya pada macam ilusi: 1. Ilusi visual (pengelihatan), 2. Ilusi
permukaan bulan, juga Akustik (Pendengaran), 3. Ilusi Olfaktorik
mempengaruhi performance manusia
karena menghambat kemampuan (Pembauan), 4. Ilusi Gustatorik (Pengecapan), 5. Ilusi
tertentu. Misalnya menarik beban Taktil (Perabaan).
juga dalam melaksanakan tugas –
tugas sederhana.
PENGARUH DESAIN WARNA RUANG KERJA
TINGKAT STRES dan KINERJA KARYAWAN

Sumber utama penyebab stres pada polisi sebagai subjek adalah penolakan atau penghinaan dari atasan.
Penghinaan itu dapat terlihat dari evaluasi yang buruk, kritik, ketidakmauan untuk mendukung petugas dalam
“masalah kantor,” dan lain-lain. Hal ini mengakibatkan turunnya, atau paling tidak mencegah meningkatnya, rasa
harga diri petugas dengan beban kerja rendah. Akibatnya, hubungan interpersonal petugas dengan rekan
sejawat petugas dan publik pun menjadi buruk. Secara keseluruhan sindrom tersebut mengakibatkan
peningkatan cuti sakit, kecemasan yang tinggi saat bekerja maupun berlibur, masalah alkohol, dan berbagai
penyakit fisik yang ringan, dan gangguan psikologis

Riset telah membuktikan adanya reaksi tubuh manusia terhadap warna baik secara psikologis maupun fisiologis
(Allen dan Stimpson, 1994). Riset tersebutmembuktikan bahwa warna mempengaruhi suasana hati dan
perasaan seseorang dalam hubungannya dengan .Oleh karena itu, warna suatu ruang tertentu dapat dipilih
sesuai dengan aktivitas yang dilakukan di dalam ruang tersebut. Warna mempengaruhi persepsi mata pada
berat/bobot dan ukuran. Warna menyebabkan sistem syaraf menjadi terangsang, dan tubuh bereaksi dengan
cara yang negatif pada stimulus. Warna bahkan dapat mempengaruhi reaksi tubuh terhadap persepsi suara,
rasa, bau badan, dan waktu.
NO Warna Jarak Temperatur Efek Psikis

1 Putih Netral Dingin Ketenangan

2 Biru Jauh Dingin/Sejuk Keleluasaan, ketentraman

3 Hijau Jauh Sangat dingin atau netral Menyenangkan

4 Merah Dekat Panas Merangsang, kegembiraan dan


kegiatan kerja, tetapi juga bisa
mengganggu

5 Oranye Sangat dekat Sangat hangat Merangsang

6 Kuning Dekat Hangat Merangsang riang, gembira,


melenyapkan perasaan tertekan

7 Coklat Sangat dekat Netral Merangsang

8 Ungu Sangat dekat Dingin Agresif

9 Hitam Sangat dekat Panas Agresif, menakutkan, mengganggu,


menolak
HASIL

Dominasi putih pada ruang kerja justru memiliki efek yang positif, yaitu memiliki
kemampuan mereduksi peningkatan stres kerja dibandingkan dengan komposisi
warna Harmonis dan Disharmonis. Berdasarkan hal itu, maka sebaiknya ruang
kerja menggunakan komposisi warna yang didominasi putih agar dapat lebih
mendukung kinerja.

Aplikasi komposisi warna Harmonis monokrom pada ruang kerja sebaiknya


dilakukan secara berhati-hati, sekalipun komposisi warna Harmonis ini tidak
memiliki pengaruh apapun terhadap pemunculan stres kerja.

Penggunaan komposisi warna yang tidak harmonis (Disharmonis) pada ruang kerja berpotensi
meningkatkan stres kerja.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai