BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Kelelahan Kerja
Kelelahan bagi setiap orang memiliki arti tersendiri dan bersifat
subyektif. Lelah adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi
dan ketahanan dalam bekerja. Beberapa teori oleh para ahli mengenai
definisi kelelahan kerja, yaitu menurut:
a. Nurmianto (2004), kelelahan merupakan kondisi dimana tubuh
mengalami kehabisan energi karena perpanjangan kerja yang
dilakukan. Kelelahan sering muncul pada jenis pekerjaan yang
dilakukan secara berulang-ulang atau monoton.
b. Sumamur (2009), kelelahan merupakan kondisi yang menunjukkan
keadaan tubuh baik fisik maupun mental yang semuanya berakibat
pada penurunan daya kerja serta ketahanan tubuh.
c. Tarwaka (2014), kelelahan merupakan suatu bagian dari mekanisme
tubuh untuk melakukan perlindungan agar tubuh terhindar dari
kerusakan yang lebih parah, dan akan kembali pulih apabila
melakukan istirahat.
d. Grandjean (1985), kelelahan kerja adalah perasaan lelah dan adanya
penurunan kesiagaan.
Kelelahan merupakan mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh
menghindari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah
pemulihan (Sumamur, 1996). Kelelahan adalah aneka keadaan yang
disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja (Sumamur,
1989). Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat
kesalahan kerja (Nurmianto, 2003).
Kelelahan kerja (job bournout) adalah sejenis stress yang banyak
dialami oleh orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan
pelayanan terhadap manusia lainnya seperti perawat kesehatan,
transportasi, kepolisian, dan sebagainya (Schuler, 1999). Kelelahan
akibat kerja sering kali diartikan sebagai menurunnya efisiensi,
5
banyak hal yang dapat dicapai dengan jam kerja, pemberian kesempatan
istirahat, masa-masa libur atau rekreasi, dll (Roshadi, 2014).
B. Perundang-Undangan
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Kepmenakertrans Nomor Kep. 79/Men/2003 tentang Pedoman Diagnosis
dan Penilaian Cacat karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
4. Permenaker Nomor 13/ MEN/ X/2011 tentang Faktor Fisik di Tempat
Kerja
5. Permenaker Nomor : PER 05/MEN/1996 tentang SMK3
6. Permenakertrans Nomor Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja