Anda di halaman 1dari 2

KOMENTAR TENTANG JURNAL

Limbah kaleng bekas diduga mengandung aluminium dengan kadar yang bervariasi
memberi peluang untuk diolah menjadi bahan koagulan penjernih air (tawas). Dari jurnal
yang terlampir, dapat diketahui bahwa semua sampel kaleng bekas yang dipilih berpotensi
untuk dijadikan tawas.
Pembuatan tawas dari kaleng bekas dengan ditambahkan KOH 20% agar reaksi
berjalan cepat. Dengan beberapa proses reaksi kimia, terbentuklah kristal alum (tawas)
yang kemudian dicuci dengan larutan etanol 50% untuk menyerap kelebihan air dan
mempercepat pengeringan. penambahan tawas hasil penelitian sebesar 0,5 gram ke dalam
air sungai, mampu menurunkan kekeruhan hingga 50% dan jika dengan penambahan
sebesar 1 gram, kekeruhan turun sebesar 63%. Sedangkan pada penambahan 0,5 gram
tawas dari pasaran mampu menurunkan kekeruhan hingga 60% dan penambahan 1 gram
menjadi 72%. Hal ini menunjukkan bahwa tawas hasil penelitian mempunyai kinerja yang
hampir sama sebagai koagulan untuk penjernih air.
Dalam jurnal disebutkan bahwa untuk mengetahui kemampuan daya koagulasi dari
tawas hasil penelitian dilakukan dengan cara simulasi, yaitu dengan membandingkan
kinerja tawas hasil penelitian dengan tawas yang ada di pasaran. Metodenya dilakukan
secara turbidimetri. Hal ini menunjukkan bahwa tawas hasil penelitian mempunyai kinerja
yang hampir sama sebagai koagulan untuk penjernih air.
Kelebihan dari metode pengolahan limbah kaleng bekas:
 Pemanfaatan limbah kaleng bekas ini merupakan metode yang sangat mernarik dan
belum pernah terpikirkan sebelumnya
 Metode ini dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan dan timbunan
sampah di TPA, serta dapat menambah nilai ekonomis kaleng bekas
 Mendorong masyarakat agar memanfaatkan limbah kaleng bekas sehingga kaleng
bekas yang merupakan limbah yang tidak dapat teruai dapat berkurang
 Pemanfaatan kaleng ini sangat potensial dalam membangun ekonomi negara yang
berwawasan lingkungan
 Tawas hasil penelitian mempunyai kinerja yang hampir sama dengan tawas yang
beredar di pasaran sebagai koagulan untuk penjernih air
Kekurangan dari metode pengolahan limbah kaleng bekas:
 Tahap pembuatan tawas dari kaleng bekas sendiri cukup rumit dimana dalam tahap-
tahap tersebut melibatkan proses reaksi kimia yang tidak semua orang atau kalangan
mengerti dan dapat mengaplikasikannya
 Karena melibatkan proses kimia maka bahan yang digunakan juga merupakan
bahan-bahan kimia yang cara memperolehnya harus dari toko bahan kimia sehingga
metode ini cukup sulit diterapkan di masyarakat luas
 Harga 1 kg tawas di pasaran hanya sekitar Rp10.000,00 – Rp15.000,00 dibandingkan
dengan metode dan pengeluaran untuk membuat tawas dari kaleng ini yang tentunya
jauh lebih mahal, membuat masyarakat mungkin lebih memilih tawas instan (di
pasaran) daripada membuatnya sendiri

Anda mungkin juga menyukai