Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATA KULIAH KESELAMATAN KERJA IV

“Materi Perancah (Scaffolding)”

Retno Ayu Wulandari


R0216081
Kelas A

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2018
PERANCAH (SCAFFOLD)
A. PENGERTIAN
Perancah (scaffold) adalah struktur semi permanen atau sementara yang
digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau
perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Sedangkan menurut
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan,
perancah (scaffold) ialah bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk
sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta
alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan
pemeliharaan dan pembongkaran.
B. FUNGSI PERANCAH (SCAFFOLD)
1. Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga
keselamatan kerja terjamin.
2. Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus
terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.
C. BAGIAN-BAGIAN PERANCAH (SCAFFOLD)

1. Soleplate adalah kayu atau bahan lain sebagai bagian perancah yang
langsung bersentuhan dengan tanah/dasar untuk memastikan kekuatan
pijakan perancah.
2. Baseplate adalah bagian perancah yang menjadi tumpuan dari tiang-tiang
standard perancah.
3. Standard adalah bagian rangka utama perancah dalam jalur vertikal.
Standard adalah bagian paling penting dalam perancah karena apabila
salah memasang standard, maka semua bagian di atasnya bisa salah.
4. Ledger adalah bagian rangka yang membentuk sudut 90 derajat dengan
standard. Ledger lebih panjang daripada transom.
5. Transom adalah bagian horizontal perancah yang mengikat standard dan
transom secara horizontal.
6. Foot tie adalah bagian perancah bagian bawah yang berfungsi untuk
menjadi angkur di struktur yang lebih kuat.
7. Penguat (brace) adalah bagian perancah yang dipasang diagonal yang
berfungsi untuk mengikat standard-standard yang ada agar lebih kuat
dan beban terdistribusi secara merata. Brace dipasang bersisian dengan
ledger.
8. Transverse brace adalah brace yang dipasang bersisian dengan transom.
9. Tie adalah bagian perancah di bagian atas yang berfungsi untuk menjadi
angkut di struktur yang lebih kuat.
10. Working platform adalah bagian perancah yang menjadi pijakan kaki
pekerja untuk bekerja.
11. Guardrail adalah bagian perancah yang paling atas berfungsi menjadi
penahan tubuh pekerja dan sebagai titik angkur body harness.
12. Toe Boards adalah bagian perancah yang berada persis berhimpitan di
atas working platform, berfungsi untuk menahan kaki pekerja agar tidak
terperosok jatuh.
13. Putlog adalah bagian perancah yang persis di bawah working platform,
berfungsi untuk memperkuat working platform agar tidak patah.
D. TIPE DASAR
1. Supported Scaffolds, adalah platform yang disangga oleh tiang, yang
dilengkapi dengan pendukung lain seperti sambungan-sambungan, kaki-
kai, kerangka, dan outriggers. Biasanya perancah ini berbentuk rangka.
Untuk penggunaan jenis perancah ini diperlukan fondasi yang kuat
sebagai pijakan utamanya.
2. Suspended Scaffolds, merupakan platform yang tergantung dengan tali
atau lainnya. Perancah ini sering digunakan ketika tidak memungkinkan
untuk membangun perancah di atas tanah atau suatu keadaan di mana
membangun perancah dari dasar dinilai tidak praktis. Suspended
scaffolding biasanya digunakan oleh petugas pembersih jendela pada
gedung-gedung tinggi atau petugas perbaikan bagian luar gedung-gedung
tinggi.
3. Aerial Lifts, adalah penopang untuk mengangkat seperti “Man Baskets”
atau keranjang manusia. Perancah jenis ini sering digunakan di mana
pekerja harus mengakses sejumlah tingkat untuk pekerjaan konstruksi.
Aerial lifts membuat pekerjaan jadi lebih mudah dan aman untuk
mengangkat pekerja, material dan peralatan kerja hingga ketinggian yang
dibutuhkan. Aerial lifts biasanya digunakan untuk perawatan gedung,
pemasangan lampu jalan, membersihkan jendela dan mengecat dinding
gedung tinggi, dan pekerjaan konstruksi lainnya.
E. JENIS PERANCAH (SCAFFOLD)
1. Perancah Andang
Perancah atau andang digunakan pada pekerjaan yang tingginya 2,5
– 3 m. Apabila pekerjaan lebih tinggi maka tidak digunakan andang lagi.
Macam-macam perancah andang:
a. Perancah andang kayu, cara membuatnya cepat dan dapat dipindah
pindahkan. Untuk tinggi perancah tetap, tidak dapat disetel karena
sudah disetel terlebih dahulu sebelum digunakan.

b. Perancah andang bambu, dapat dipindah-pindah dan sebagai


pengikatnya memakai tali ijuk, karena tali ijuk ini tahan terhadap air,
panas dsb. Perancah andang bambu ini sudah disetel terlebih dahulu,
sehingga tinggi dan panjangnya tidak dapat distel kembali. Mengenai
panjang kaki, andang bambu ada yang memakai 2 atau 3 pasang.
c. Perancah andang besi, sangat praktis dan efisien karena
pemasangannya mudah dan dapat dipindah-pindahkan. Tinggi
perancah besi dapat disetel untuk jarak kaki perancah yang satu
dengan yang lain hingga 180 cm dengan tebal papan 3 cm.

2. Perancah Tiang
Perancah tiang digunakan apabila pekerjaan sudah mencapai diatas 3
m. Perancah tiang bisa dibuat sampai 10 m lebih tergantung dari
kebutuhan. Perancah tiang ada 3 macam:

a. Perancah Tiang dari Bambu


Pada umumnya perancah bambu banyak dipakai oleh pekerja di
lapangan, baik pada bangunan bertingkat maupun tidak. Alasannya
adalah:
 Bambu mudah didapat, kuat, dan murah;
 Pemasangan perancah bambu mudah dibongkar dan dapat
dipasang kembali tanpa merusak bambu;
 Bahan pengikatnya pakai tali ijuk.
b. Perancah Bambu dengan Konsol Besi

Sistem perancah bambu dengan konsol besi hanya ditahan oleh


satu tiang bambu saja, berbeda dengan perancah yang ditahan oleh
beberapa tiang. Keuntungannya adalah sebagai berikut:
 Tidak terlalu banyak bambu yang dibutuhkan;
 Cara pemasangannya lebih cepat daripada perancah bambu;
 Lebih praktis dan menghemat tempat;
 Pemasangan konsol dapat dipindah dari tingkat 1 ketingkat
diatasnya;
 Untuk tiang bambu tidak perlu dipotong.
c. Perancah Pipa dan Coupler
Perancah pipa dan coupler (tube and coupler scaffold) adalah
scaffold yang terdiri dari platform yang didirikan oleh beberapa pipa
yang dibangun dengan alat penguntai / penyambung (coupler) dan palang
penguat (brace) dan komponen lainnya. Dua pasang pipa sebagai standar
terpasang secara horisontal dengan diperkuat oleh ledger dan transom
pada posisi siku (diantara ledger). Penggunaan standard harus
disesuaikan dengan tingkatan beban yang akan ditangani. Diperlukan
tenaga terampil khusus scaffolding untuk mendirikan dan membongkar
perancah ini.
3. Perancah Bergerak atau Beroda (Mobile Scaffold)

Perancah beroda ini terbuat dari pipa galvanis. Perancah ini dapat
dipasang di lapangan atau di dalam ruangan. Tiang-tiangnya dipasang
roda dengan pengunci. Bagian roda biasanya dilengkapi lapisan karet
atau sejenisnya untuk memudahkan perpindahan. Perancah beroda sedikit
berbeda dari perancah yang ada, karena disini bagian-bagian dari
tiangnya sudah berbentuk kusen, sehingga penyetelan / pemasangannya
lebih mudah dan praktis. Perancah beroda yang dapat dipindah-
pindahkan (mobile scaffold) harus dibuat sedemikian rupa sehingga
perancah tidak memutar waktu dipakai (Pasal 22 Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980). Perancah ini
memiliki keterbatasan kekuatan dan ketinggian serta hanya dapat
digunakan pada permukaan yang rata dan datar.
4. Perancah Besi Tanpa Roda

Perancah ini terdiri dari komponen-komponen: kaki pipa berulir,


kusen bangunan, penguat vertikal, tiang sandaran, sambungan pasak,
papan panggung, panggung datar, papan pengaman, tiang sandaran,
penutup sandaran, konsol penyambung, penopang, konsol keluar, tiang
sandaran tangga, pinggiran tangga, anak tangga, sandaran tangga, dan
sandaran dobel.

5. Perancah Gantung (Hanging Scaffold)


Perancah gantung digunakan pada pekerjaan bagian atas saja dan
dalam pelaksanaannya perancah digantungkan pada bagian atas
bangunan dengan memakai tali atau rantai besi. Perancah gantung harus
terdiri dari angker pengaman, kabel-kabel baja penggantung yang kuat
dan sangkar gantung dengan lantai papan yang dilengkapi pagar
pengaman. Keamanan perancah gantung harus diuji setiap hari sebelum
digunakan. Perancah gantung yang digerakan dengan mesin harus
mengunakan kabel baja (Pasal 16 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980).
6. Perancah Rangka Fabrikasi (Frame Fabricated Scaffold)

Frame ini biasanya terbuat dari pipa atau tabung logam, terdiri dari
platform yang disupport oleh frame yang dibuat oleh pabrikan dengan
kesatuan pos, penunjang (bearer) dan komponen-komponen tambahan.
Perancah ini dapat disusun sedemikian rupa menjadi satu kesatuan
perancah yang tinggi untuk menopang pekerja dalam kegiatan konstruksi
berlokasi tinggi. Bingkai fabrikasi dan panel harus disupport oleh palang
penguat yang menyilang, diagonal, dan horizontal untuk menstabilkan
bagian-bagian scaffold yang tegak (vertical).
7. Perancah Baja (Steel Scaffold)
Perancah baja (steel scaffolding) adalah suatu perancah yang
menggunakan material baja sebagai tiang penyangga peralatannya atau
komponennya. Perancah jenis ini sangat mudah didirikan dan dibongkar.
Perancah baja memiliki kekuatan dan daya tahan lebih besar serta
ketahanan api yang lebih tinggi.
8. Perancah Penggunaan Khusus (Special Use Scaffold)
Perancah penggunaan khusus harus mampu menyokong beratnya
sendiri dan beban operasi sebanyak 4 kali dari beban yang ditransmisikan
ke komponen perancah. Jenis percancah kelompok ini antara lain:
a. Pump Jack Scaffold

b. Catenary Scaffold

c. Perancah Dongkrak Tangga (Ladder Jack Scaffold)


Perancah dongkrak tangga ialah suatu perancah yang
peralatannya mempergunakan dongkrak untuk menaikan dan
menurunkannya dan dipasang pada tangga (Pasal 1 Ayat 8 Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980).
Dilarang menggunakan perancah jenis dongkrak tangga untuk
pekerjaan pada permukaan yang tinggi (Pasal 18 Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980).
d. Perancah Topang Jendela (Window Jack Scaffold)

Perancah topang jendela ialah suatu perancah yang pelatarannya


dipasang pada balok tumpu yang ditempatkan menjulur dari jendela
terbuka (Pasal 1 Ayat 11 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980). Perancah topang jendela
hanya boleh digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ringan dengan
jangka waktu pendek dan hanya untuk melalui jendela terbuka
dimana perancah jenis tersebut ditempatkan (Pasal 19 Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980).
e. Perancah Topang Sudut (Outrigger Scaffold)
Perancah topang sudut atau perancah topang siku (jib scaffold),
hanya boleh digunakan oleh tukang kayu, tukang cat, tukang listrik,
dan tukang-tukang lainnya yang sejenis, dan dilarang menggunakan
panggung perancah tersebut untuk keperluan menempatkan sejumlah
bahan-bahan (Pasal 17 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980).
F. PERSYARATAN UMUM PENGGUNAAN PERANCAH
(SCAFFOLDING)
Persyaratan atau ketentuan-ketentuan umum tentang penggunaan
perancah (scaffold) dirangkum sebagai berikut:
1. Scaffold ditujukan untuk memberikan platform sebagai tempat kerja yang
aman di ketinggian.
2. Hanya orang yang terlatih di bawah pengawasan orang yang
berkualifikasi (kompeten dan bersertifikasi) sebagai pemancang yang
boleh membangun, memodifikasi, atau membongkar scaffold.
3. Untuk menghilangkan paparan risiko jatuh dari ketinggian, scaffold harus
dilengkapi dengan permukaan kerja, pegangan tangan (handrail) dan
pagar tengah (midrail) dengan ketinggian 1 meter. Handrail terpasang
sepanjang sisi terbuka dan juga di bagian ujung platform. Handrail
tengah (midrail) berada di tengah-tengah antara platform dan handrail
bagian atas (toprail).
Penggunaan handrail dan midrail pada perancah
4. Sistem penahan jatuh (fall arrest system) harus dipakai ketika
membangun, memodifikasi, atau membongkar scaffold.
5. Komponen scaffold harus lurus dan bebas dari bengkokan, penyok,
karatan, dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
6. Palang penguat (brace) tidak boleh difungsikan sebagai pagar pengaman
(handrail ataupun midrail).
7. Tangga tempat jalan masuk harus disediakan pada setiap scaffold.
8. Ketika orang berlalu lalang di bawah scaffold, scaffold harus dilengkapi
dengan jaring berlubang, dengan maksimum diameter lubang ½ inch,
diantara papan dan pagar pengaman untuk mencegah benda jatuh.
9. Jangan ada bahaya tersandung di atas permukaan scaffold.
10. Beban tidak boleh berlebihan berada diatas scaffold.
11. Scaffold harus mampu menyokong beratnya sendiri ditambah 4 kali dari
beban peruntukannya. Beban peruntukannya adalah jumlah orang,
peralatan, dan bahan-bahan yang tersimpan atau digunakan di atasnya.
12. Scaffold harus diinspeksi setelah pemasangan atau dimodifikasi oleh
orang yang berkualikasi (kompeten dan bersertifikat Inspector Scaffold).
13. Papan / platform tempat jalan di atas scaffold harus mempunyai lebar
minimum 18 inchi. Jika kurang, safety harness harus digunakan selama
berada di platform / papan tempat jalan tersebut.
14. Scaffold tidak boleh dibangun oleh materi atau komponen metal yang
berbeda-beda.
15. Scaffold harus bebas dari jalur kabel listrik. Jarak minimum scaffold ke
jalur kabel listrik adalah 10 ft / 3 m.
16. Permukaan atau tempat jalan (walkway) orang di atas scaffold tidak boleh
licin yang dapat menyebabkan orang tergelincir.
17. Proteksi benda jatuh dengan toe board, barikade area di bawah scaffold,
atau penggunakan panel atau jaring jika material ditumpuk melebihi toe
board.
18. Permukaan dasar scaffold harus rata dan solid / kuat untuk dapat penahan
beban scaffold beserta beban peruntukannya.
19. Tinggi scaffold tidak boleh lebih dari 4 kali dari dimensi dasarnya (base).
G. PEMERIKSAAN PERANCAH (SCAFFOLD)
Banyak aspek yang harus diperiksa untuk memastikan perancah aman
sebelum digunakan. Setiap jenis perancah yang akan digunakan harus
diperiksa terlebih dahulu oleh ahli/petugas perancah (scaffolder). Beberapa
aspek pada perancah yang harus diperiksa antara lain:
1. Pastikan izin kerja sudah lengkap, biasanya mencakup Job Safety Analysis
(JSA), sertifikat scaffolder, dan izin pembuatan perancah
2. Periksa material yang digunakan untuk komponen dan perlengkapan
perancah dan pastikan dalam keadaan baik, tidak rusak atau cacat. Harus
terbuat dari material khusus yang diizinkan
3. Lakukan pemeriksaan visual pada semua bagian dari perancah,
diantaranya bagian fondasi, rangka, lantai kerja, jalan masuk ke lantai
kerja dan bagian paling atas dari bangunan perancah. Pastikan tidak
berkarat, rusak, cacat, melengkung/ bengkok atau terdapat bagian yang
tidak layak
4. Periksa kestabilan bangunan perancah
5. Periksa semua pengunci atau clamp berfungsi baik
6. Pastikan area untuk penempatan anchor pada full body harness minimum
setinggi pinggang
7. Pastikan semua risiko jatuh sudah dikendalikan dengan baik, misalnya
dengan memasang railing-railing yang diperlukan
8. Pastikan perancah sudah diberi pengaman atau alat-alat pengaman yang
diperlukan
9. Selanjutnya, bila perancah sudah dipastikan aman, pasang scafftag hijau di
dekat akses tangga perancah
H. JENIS SCAFFTAG UNTUK PERANCAH (SCAFFOLD)
1. Tanda hijau: aman digunakan
2. Tanda kuning: aman dengan syarat (perlu tambahan alat pengaman
lainnya)
3. Tanda merah: tidak aman (perancah tidak boleh digunakan)
I. POTENSI BAHAYA PERANCAH (SCAFFOLD)
Walaupun scaffold adalah alat yang diizinkan untuk digunakan ketika
bekerja di ketinggian, namun tetap saja memiliki potensi bahaya, berikut ini
adalah bahaya yang mungkin terjadi dalam penggunaan scaffold:
1. Jatuh dari ketinggian
Jatuh dari scaffold dapat terjadi karena hal-hal di bawah ini:
a. Ketika berpindah atau memanjat atau turun dari satu platform ke
platform lain. Oleh sebab itu ketika sedang melakukan pekerjaan di
atas scaffold, maka harus menggunakan safety harness yang
diikatkan dengan lanyard dobel untuk memastikan keamanan bagi
pekerja ketika melakukan perpindahan.
b. Scaffold tidak dilengkapi dengan pembatas (handrail).
c. Platform patah.
2. Kegagalan komponen staging atau beban berlebih dapat menimbulkan
keruntuhan unit keseluruhan
3. Tertimpa benda-benda jatuh dari platform atau staging dan melukai
pekerja yang berada di bawah
4. Tersengat aliran listrik dari jalur kabel listrik

J. ALAT PELINDUNG DIRI


1. Full Body Harness
Adalah perlengkapan alat perlindungan diri yang bentuknya seperti
sabuk pengaman yang umumnya digunakan orang yang pekerjaannya
berhubungan dengan ketinggian. Sebagaimana dinyatakan dalam SK
Dirjen Pembinaan dan Pengawasan Naker No. 45/2008 tentang Pedoman
Kerja di Ketinggian menyebutkan bahwa bekerja di ketinggian harus
menggunakan full body harness (EN-361). Full body harness merupakan
alat yang paling wajib digunakan ketika sedang bekerja di ketinggian.
Penggunaan full body harness bermanfaat untuk mengurangi risiko
cedera fatal akibat terjatuh dari ketinggian. Full body harness didesain
untuk melindungi seluruh bagian tubuh pekerja seperti bahu, paha bagian
atas, dada, dan panggul, sehingga lebih aman saat bekerja di ketinggian.
Penggunaan full body harness dilengkapi D-Ring yang terletak di
belakang dan dapat dipasangkan ke lanyard, lifeline, dan komponen lain
yang kompatibel dengan full body harness.
2. Lanyard
Lanyard merupakan tali pengikat yang berfungsi untuk menahan
guncangan bila pekerja terjatuh bebas ukuran Lanyard biasanya
berukuran pendek dengan panjang maksimum 1,2 meter. Sebaiknya
pasang lanyard / pasang hook di atas atau sejajar dengan dada dengan
tujuan untuk mengurangi jarak vertikal atau jarak jatuh tubuh pekerja.
Sebuah lanyard selalu diposisikan antara anchor point dan full body
harness.
3. Shock Absorber
Shock absorber atau peredam kejut didesain untuk menyerap energi
kinetik dan mengurangi tekanan yang timbul akibat terjatuh. Alat
penahan jatuh dari ketinggian ini memiliki tiga fungsi yaitu:
a. Mengurangi kekuatan tekanan maksimal dalam menahan tubuh
pekerja saat terjatuh;
b. Mengurangi atau mencegah kerusakan komponen fall arrest systems
(sistem penahan jatuh);
c. Mengurangi kekuatan tekanan pada anchor.
Shock absorber umumnya diproduksi secara terpisah atau dirancang
menyatu dengan lanyard. Menurut standar CSA Z259.11, shock absorber
dapat meningkatkan panjang lanyard hingga 1,2 meter ketika menerima
beban 100 kg dan jatuh dari ketinggian 1,8 meter.
4. Fall Arrestor (Rope Grab)
Perangkat ini digunakan untuk melindingi pekerja ketika sedang
melakukan perpindahan tempat atau bergerak secara vertikal, biasanya
berjarak cukup panjang. Bila pekerja bergerak ke atas, maka rope grab
akan ikut bergerak naik mengikuti gerakan pekerja, tetapi bila pekerja
tersebut tiba-tiba terjatuh, maka perangkat ini secara mekanik akan
mencengkeram lifeline.
5. Lifeline
Lifeline didefinisikan sebagai tali pengaman fleksibel yang terbuat
dari serat, kawat, atau anyaman. Lifeline ini biasanya dikaitkan pada
anchor point. Standar lifeline harus memiliki kekuatan daya tarik
minimum 2,75 ton atau setara dengan diameter tali 60 mm. Lifeline dapat
dipasang secara vertikal atau horizontal, tergantung kebutuhan.
6. Safety Helmet
7. Sepatu Pelindung (Safety Shoes)
8. Sarung Tangan (Hand Gloves)
SUMBER:

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.01/MEN/1980 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
http://lecturer.ppns.ac.id/luqmanashari/wp-
content/uploads/sites/60/2018/02/MODUL-K3-KONSBANG-6-SCAFFOLD.pdf
https://oilandgasmanagement.net/perancah-scaffolding/
https://www.safetysign.co.id/news/254/Bekerja-di-Ketinggian-Mengenal-
Komponen-Sistem-Perlindungan-Bahaya-Jatuh-Fall-Protection-SystemS
https://www.safetysign.co.id/news/350/Penggunaan-Perancah-Scaffolding-Ini-
Prosedur-Keselamatan-yang-Harus-Pekerja-Ikuti

Anda mungkin juga menyukai