Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN STEGER ,

PERANCAH, ATAU SCAFFOLDING


POSTED JUNE 5, 2018 LINGGA TRIJAYANTI

Perancah (scaffolding) atau steger merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan


bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah
mencapai ketinggian 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. Perancah adalah
work platform sementara.

Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk


menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan
bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem
modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan
lain. Di beberapa negara Asia seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan
sebagai perancah.

Scaffolding sendiri terbuat dari pipa – pipa besi yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang ada di atasnya. Dalam
pengerjaan suatu proyek, butuh atau tidaknya penggunaan scaffolding bisa tergantung
kepada pemilik proyek. Karena adanya perbedaan antara biaya menggunakan bambu
dan scaffolding. Scaffolding digunakan sebagai pengganti bambu dalam membangun
suatu proyek. Keuntungan penggunaan scaffolding ini adalah penghematan biaya dan
efisiensi waktu pemasangan scaffolding.

Scaffolding adalah salah satu alat yang digunakan dalam proyek konstruksi. Dengan
kata lain perancah bangunan halaman sementara itu telah dibuat dan digunakan
sebagai karya pendukung dalam setiap pekerjaan konstruksi. Penggunaan
scaffolding dalam membangun proyek-proyek konstruksi adalah penyebab yang sangat
mendominasi kecelakaan kerja di proyek, umumnya jatuh, tergelincir, bahan terlindas
dan hancur.

Berdasarkan Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; Peraturan


Menteri Tenaga Kerja no. PER.01 / MEN / 1980 tentang Keselamatan & Kesehatan
pada konstruksi bangunan; Menteri Tenaga Kerja dan SKB Menteri Pekerjaan Umum
no. Kep 174 / Men / 1986 dan Pedoman No.104 / Kpts / 1986 dan Pelaksanaan
Keselamatan selama kegiatan konstruksi situs, itu diperlukan untuk melakukan
pelatihan bagi teknisi perancah/scaffolding.

Selain untuk mematuhi peraturan pemerintah, dengan mengikuti pelatihan scaffolding,


pekerja dapat memperoleh pengetahuan dasar dan keterampilan untuk perencanaan,
persiapan, pemantauan dan memastikan aktivitas dengan menggunakan perancah
akan berjalan aman.

Ada tiga type dasar :

 Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh tiang, yang dilengkapi
dengan pendukung lain seperti sambungan-sambungan, kaki-kaki, kerangka-
kerangka dan outriggers
 Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan tali atau lainnya
 Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man Baskets” atau keranjang
manusia

Fungsi Perancah

 Sebagai tempat untuk bekerja yang aman bagi tukang / pekerja sehingga
keselamatan kerja terjamin.
 Sebagai pelindung bagi pekerja yang lain, seperti pekerja di bawah harus
terlindung dari jatuhnya bahan atau alat.

Jenis Perancah

 
1. Perancah Andang.

Perancah atau andang digunakan pada pekerjaan yang tingginya 2,5 – 3 m. Apabila
pekerjaan lebih tinggi maka tidak digunakan andang lagi. Macam – macam perancah
andang:

 Perancah andang kayu cara membuatnya cepat dan dapat dipindah pindahkan.
Untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya pada pekerjaan yang
tingginya tidak lebih dari 3 m, untuk pekerjaan lebih tinggi dari 3 m menggunakan
perancah tiang.

 Perancah andang bambu dapat dipindah-pindah dan sebagai pengikatnya


memakai tali ijuk, karena tali ijuk ini tahan terhadap air, panas dsb. Pada
perancah andang bambu ini sudah disetel terlebih dahulu, sehingga tinggi dan
panjangnya tidak dapat distel kembali.Biasanya andang bambu dapat dipakai
pada ketinggian pekerjaan tidak lebih dari 3 m, mengenai kaki andang bambu
ada yang pakai 2 atau 3 pasang.

 
 Perancah besi sangat praktis dan efisien karena pemasangannya mudah dan
dapat dipindah-pindahkan.Tinggi perancah besi dapat disetel untuk jarak kaki
perancah yang satu dengan yang lain hingga 180 cm dengan tebal papan 3cm.

2. Perancah Tiang.

Perancah tiang digunakan apabila pekerjaan sudah mencapai diatas 3 m, Perancah


tiang bisa dibuat sampai 10 m lebih tergantung dari kebutuhan. Perancah tiang ada 3
macam:

1. Perancah tiang dari bambu.

Pada umumnya perancah bambu banyak dipakai oleh pekerja di lapangan, baik pada
bangunan bertingkat maupun tidak. Alasannya adalah:
 Bambu mudah didapat, kuat, dan murah.
 Pemasangan perancah bambu mudah dibongkar dan dapat dipasang kembali
tanpa merusak bambu.
 Bahan pengikatnya pakai tali ijuk.

1. Sistem perancah bambu dengan konsol dari besi.

Sistem perancah bambu dengan konsol besi hanya ditahan oleh satu tiang bambu saja,
berbeda dengan perancah yang ditahan oleh beberapa tiang.

Keuntungannya adalah sbb :

 Tidak terlalu banyak bambu yang dibutuhkan,


 Cara pemasangannya lebih cepat daripada perancah bambu,
 Lebih praktis dan menghemat tempat.
 Pemasangan konsol dapat dipindah dari tingkat 1 ketingkat diatasnya,
 Untuk tiang bambu tidak perlu dipotong,
1. Perancah tiang besi atau pipa.

Pada perancah tiang dari besi atau pipa alat penyambungnya memakai kopling, untuk
penyetelannya lebih cepat dibandingkan  perancah tiang bambu.

3. Perancah Besi Beroda

Perancah besi beroda ini terbuat dari pipa galvanis. Pada perancah besi beroda dapat
dipasang di lapangan atau didalam ruangan. Fungsi rodanya  adalah untuk
memindahkan perancah. Pada perancah besi beroda sedikit lain dari perancah yang
ada, karena disini bagian-bagian dari tiangnya sudah berbentuk kusen, sehingga
penyetelan / pemasangannya lebih mudah dan praktis.

4. Perancah Besi tanpa Roda.


 

Perancah ini terdiri dari komponen-komponen; Kaki pipa berulir, kusen bangunan,
penguat vertikal, tiang sandaran, sambungan pasak, papan panggung, panggung datar,
Papan pengaman, tiang sandaran, penutup sandaran, konsol penyambung, penopang,
konsol keluar, tiang sandaran tangga, pinggiran tangga, anak tangga, sandaran tangga,
dan sandaran dobel.

5. Perancah Menggantung

 
 

Pada perancah menggantung digunakan pada pekerjaan pemasangan eternit,


pekerjaan finishing pengecatan eternit, plat beton, dst. Jadi perancah menggantung
digunakan pada pekerjaan bagian atas saja dan pelaksanaannya perancah
digantungkan pada bagian atas bangunan dengan memakai tali atau rantai besi.

6. Perancah Frame
 

Frame ini biasanya terbuat dari pipa atau tabung logam. Perancah ini dapat disusun
sedemikian rupa menjadi satu kesatuan perancah yang tinggi untuk menopang pekerja
dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi.

7. Perancah Dolken

Merupakan perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya
digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah
berdiameter 6 – 10 cm.

 
 

8. Two Point Adjustable Suspension Scaffold

9. Strip Board One Side Scaffold

10. Auxiliary Fixtures For Pipe Scaffolding

 
 

11. Bracket One Side Scaffold

12. Independent Scaffold


 Suatu perancah dengan dua baris standar jarak 1.2m
 Mempunyai daya dukung sendiri
 Satu baris mendukung bagian luar dan bagian dalam dari deck dengan jarak
1.2m hingga 2.4m
 Balok lintang tidak dipasang ke dinding dari gedung
 Tetapi tidak berdiri sendiri, ini ditopang oleh struktur gedung
 Independent scaffold memerlukan ties untuk stabilitas lateral.
 Tanpa beban vertikal yang dialihkan pada gedung.
 Pasangan standards yang dihubungkan dengan gedung
 sejajar horizontal dengan horizontal tubes called ledgers.
 Ledgers berjarak vertikal pada the working height of 2m.
 Bagian dalam dan luar dari standar (tiang) dihubungkan dengan dengan
transoms.
 Transoms umumnya dihubungkan dengan dengan standar di atas ledgers.
 Transoms dapat berjarak dari tiang 250mm untuk menyesuaikan panjang papan.

13. Birdcage Scaffold

 
 Terdiri dari dua baris tiang yang semuanya dihubungkan dengan Ledgers,
Transoms and Braces
 Biasanya digunakan pada pemasangan plafon dan pengecatan.
 Hand rail and toe boards dipasang di bagian luar dari perimeter dari  scaffold
platform

14. Access Tower Scaffold

 Scaffold yang hanya digunakan untuk access.


 Digunakan untuk menimbun material atau peralatan tidak diperbolehkan.
 Dibangun dengan pipa-pipa dan fittings atau berupa modul-modul A-Frames.
 Terutama digunakan untuk safe access to elevated areas.
 Access menggunakan tangga atau papan-papan
 Aluminium steps setiap level.
 Tidak diperuntukkan sebagai papan kerja.
 Tergantug dari tingginya access tower umumnya ringan dan digunakan untuk
medium duty.
 Bila lebih dari 15m harus diperhitungkan dan di setujui penanggung jawab.
 Handrail, mid-rails and kick boards harus dipasang pada setiap level.
 Tower harus dikencangkan (secured) dengan gedung atau structure setiap dua
lift.
 Tower tidak dapat berdiri sendiri.
 Pembebanan peralatan or materials menggunakan tower ini tidak praktis.
 Ladders harus bersandar pada sudut 1-4 lean, not vertical
 Ladders harus dikencangkan pada top and bottom.

16. Putlog Scaffold

 Ditumpu oleh jajaran tiang sebelah dan yang sebelah ditopang oleh gedung,
berbeda dari independent scaffold.
 Jajaran tiang berjarak from 1.5 to 2.1m apart.
 Scaffold didirikan 1.2 m dari dinding structure
 Ledgers dipasang pada tiang

 Ketinggian Lift 1.8 to 2m.
 Putlog tubes dipasang (ditempelkan) pada tiang.
 Panjang pipa (Transoms) 1.5m

17. Suspended Scaffold

 Suspended scaffold ditopang dari atas


 Tidak ada penyangga dari bawah
 Digunakan pada bukaan yang tinggi
 Panjang suspended scaffold tidak boleh lebih dari 6m
 Semua suspended tubes perlu selalu diperiksa safety fittings
 Digunakan terutama pada tempat di atas air dimana scaffolding tidak dapat
dibangunan di atas tanah

18. Mobile Scaffold

 Mobile work platform digunakan pekerjaan yang pindah dari satu tempat ke
tempat lain
 Alasnya harus 2 kali lipat tingginya untuk  yang lebih tinggi lebih dari 3 m
 Tiang-tiangnya dipasang dengan roda
 Penggunaan ban (berisi angin) tidak diperkenankan
 Caster wheels harus mempunyai manual brake untuk lock wheels in place.
 Biasanya menggunakan concrete floors atau hard surfaces untuk mempermudah
moveability

contoh mobile scaffold:

 Castor wheels (roda) harus mempunyai locking brake


 Jumlah roda tidak dibatasi sesuai kebutuhan
 Ladder access dapat ditambahkan
 Plan, side and heel and toe bracing harus dipasang sebagai bagian dari scaffold

Source : //tukangbata.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai