Disusun Oleh:
RENDY CAHYADI (201610340311023)
MUHAMMAD ANSYARI RIZKI (201610340311148)
GINANJAR SALAM (201610340311157)
M. IMAN ILMIAWAN (201610340311161)
M. FAHMA QULUQI (201610340311178)
MUHAMMAD BAQIR (201610340311244)
1.1 PENDAHULUAN
Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah
mempengaruhi kemajuan dalam dunia industri dan usaha. Hal ini terbukti dengan banyaknya
perusahaan-perusahaan besar maupun kecil yang bersaing untuk menghasilkan produk yang
berkualitas dengan menggunakan peralatan yang super canggih. Dalam proses pengerjaan proyek
konstruksi tentu saja memakan waktu yang cukup lama, tenaga yang relatif banyak,faktor
keamanan, serta faktor biaya. Material yang banyak dapat berpengaruh pada besar biaya yang
dikeluarkan serta resiko yang besar jika terjadi kesalahan dalam pembangunannya. Maka untuk
itu diperlukan kejelian dalam metode pelaksanaannya di lapangan. Misalkan diambil suatu
contoh pemilihan perancah.Perancahatau steger merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan
bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaanbangunan gedung sudah mencapai
ketinggian dua meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja atau dapat diartikan sebagai suatu
struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi
atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Perancah atau steger terdiri atas
dua jenis bahan yaitu perancah yang bahannya terbuat dari kayu dan perancah yang terbuat dari
pipa atau tabung logam. Perancah dari kayu terdiri atas balok kayu dengan ukuran 4/6 cm - 5/7
cm dan bambu. Sedangkan yang terbuat dari pipa atau tabung logam dinamakan perancah
scaffolding. Dari masing-masing perancah tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang
akan memberikan suatu pilihan tersendiri dari para pemakainya. Para pemakai perancah akan
menentukan sendiri pilihannya tergantung pada perhitungan yang digunakan. Jika dilihat dari
segi waktu, perancah scaffoldingbanyak digunakan dalam proyek konstruksi jika dibandingkan
dengan perancah kayu atau bambu karena pemasangannya yang sangat mudah dilapangan.
Perancah scaffolding hanya berfungsi sebagai penyangga,maka penggunaannya pun hanya
bersifat sementara. Di kodya Denpasar dan kabupaten Badung banyak kontraktor, bahkan
kontraktor besar sekalipun yang tidak memiliki perancah scaffolding, mereka lebih suka
menyewa daripada memilikinya sendiri. Itu disebabkan karena tidak semua pekerjaan konstruksi
membutuhkan perancah scaffolding dalam jumlah banyak. Disamping itu, perancah scaffolding
harus memenuhi persyaratan standar tertentu sehingga membutuhkan perawatan dan
pemeliharaan secara berkala. Dengan pesatnya perkembangan pembangunan, bisnis jasa
penyewaan perancah scaffolding menjadi pilihan yang menarik dikalangan pebisnis bidang
konstruksi.
BAB III
III DASAR TEORI
Pekerjaan jembatan rangka baja terdiri dari pemasangan struktur jembatan rangka
baja hasil rancangan patent, seperti jembatan rangka (truss) baja, gelagar komposit,
Bailey atau sistem rancangan lainnya.
• Yang termasuk sistem rancangan lain yaitu meliputi penanganan, pemeriksaan,
identifikasi dan penyimpanan semua bahan pokok lepas, pemasangan perletakan, pra-
perakitan, peluncuran dan penempatan posisi akhir struktur jembatan, pencocokan
komponen lantai jembatan (deck).
• Ada pula operasi lainnya yang diperlukan untuk pemasangan struktur jembatan rangka
baja agar sesuai dengan ketentuan
B. Metode Perancah
Perancah merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pembangunan
jembatan. Perancah itu sendiri dapat diartikan sebagai struktur penunjang untuk
keberhasilan pekerjaan acuan atau sebagai struktur vertical yang berfungsi sebagai
penyangga yang bertugas meneruskan seluruh gaya-gaya dan beban dari atas ke bawah.
Pemasangan jembatan dengan metode perancah dilakukan dengan bantuan
perancah sebagai penyangga. Perancah tersebut dipasang untuk menahan jembatan yang
telah dirangkai persegmen. Bila sudah diberi perancah dibawah segmen yang telah
dipasang, maka beban pemberat dikurangi.
Metode menggunakan Perancah dipilih bila keadaan sungai sebagai berikut :
• Dasar Sungai berpasir, atau lempung atau tanah keras, sehingga memudahkan
pemasangan tiang perancah.
• Dangkal, atau tidak terlalu dalam, sehingga tidak memerlukan tiang perancah yang
terlalu tinggi.
• Kecepatan arus rendah, yang akan mengurangi gaya gaya mendatar terhadap tiang
perancah.
• Bebas dari barang hanyutan, yang bisa merusak atau merobohkan tiang
perancah. Terdapat bangunan lama, yang dapat dipakai sebagai penyangga sementara
bagi bangunan/jembatan baru yang akan dibangun.
1. Perancah Andang
Perancah atau andang digunakan pada pekerjaan yang tingginya 2,5 – 3 m.
Apabila pekerjaan lebih tinggi maka tidak digunakan andang lagi. Macam – macam
perancah andang:
Perancah andang kayu cara membuatnya cepat dan dapat dipindah pindahkan.
Untuk tinggi perancah tetap tidak dapat disetel. Biasanya pada pekerjaan yang
tingginya tidak lebih dari 3 m, untuk pekerjaan lebih tinggi dari 3 m menggunakan
perancah tiang.
Perancah andang bambu dapat dipindah-pindah dan sebagai pengikatnya
memakai tali ijuk, karena tali ijuk ini tahan terhadap air, panas dsb. Pada perancah
andang bambu ini sudah disetel terlebih dahulu, sehingga tinggi dan panjangnya
tidak dapat distel kembali. Biasanya andang bambu dapat dipakai pada ketinggian
pekerjaan tidak lebih dari 3 m, mengenai kaki andang bambu ada yang pakai 2 atau
3 pasang.
5. Perancah Menggantung
Pada perancah menggantung digunakan pada pekerjaan pemasangan eternit,
pekerjaan finishing pengecatan eternit, plat beton, dst. Jadi perancah menggantung
digunakan pada pekerjaan bagian atas saja dan pelaksanaannya perancah
digantungkan pada bagian atas bangunan dengan memakai tali atau rantai besi.
• Suspended scaffold ditopang dari atas
• Tidak ada penyangga dari bawah
• Digunakan pada bukaan yang tinggi
• Panjang suspended scaffold tidak boleh lebih dari 6m
• Semua suspended tubes perlu selalu diperiksa safety fittings
• Digunakan terutama pada tempat di atas air dimana scaffolding tidak dapat
dibangunan di atas tanah
6. Perancah Frame
Frame ini biasanya terbuat dari pipa atau tabung logam. Perancah ini dapat
disusun sedemikian rupa menjadi satu kesatuan perancah yang tinggi untuk
menopang pekerja dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi.
7. Perancah Dolken
Merupakan perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya
digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah
berdiameter 6 – 10 cm.
Kurung samping dirancang untuk mendukung papan tempat tukang batu bekerja.
Kurung samping membuat pekerja sejajar dengan wajah pekerja. Mereka tidak akan
digunakan untuk memuat material. Contoh-contoh telah dilaporkan tentang tanda
kurung yang dipasang pada sisi perancah yang "salah" - menghadap forklift,
misalnya, untuk menyediakan area pendaratan untuk penyangga material. Ini tidak
dapat diterima karena braket samping tidak dirancang untuk bahan pendukung.
Selain itu, praktik ini dapat menyebabkan pemuatan perancah yang tidak seimbang,
menyebabkan tip-over.
DAFTAR PUSTAKA
• https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-jembatan-2/metode-pelaksanaan-pekerjaan-
konstruksi-jembatan
• https://www.academia.edu/28990569/
METODE_PELAKSANAAN_KONSTRUKSI_JEMBATAN
• https://www.academia.edu/25017179/
Metoda_Pelaksanaan_Pekerjaan_Konstruksi_Jembatan
• https://www.scribd.com/doc/108827657/Metode-Pelaksanaan-Konstruksi-Jembatan
pekerjaan konstruksi jembatan dengan sistem perancah
• https://jatrasejahtera.wordpress.com/metode-kerja/metode-kerja-sistem-perancah/
• http://winnopos25.blogspot.com/2015/11/pemasangan-jembatan-metode-perancah.html
• http://bestananda.blogspot.com/2014/06/metode-pelaksanaan-jembatan-beton.html
• https://putrameratuscv.wordpress.com/2016/05/17/metoda-pelaksanaan-pekerjaan-
konstruksi-jembatan/