TINJAUAN PUSTAKA
Scaffolding adalah suatu bagian dari perancah yang berfungsi untuk menyangga acuan pelat dan acuan
balok. Scaffolding terdiri dari beberapa tiang baja yang dirangkai menjadi satu kesatuan dan
ketinggian yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Data teknis scaffolding : scaffolding terbuat
dari baja karbon bermutu tinggi. Scaffolding mempunyai diameter luar 42,7 mm (1,25”) dengan
ketebalan 2,4 mm dan memiliki kuat tarik 51 kg/mm2 .
Perancah menurut Heinz Frick dan Pujo. L Setiawan ( 2007 ), perancah adalah konstruksi dari
batang bambu, kayu, atau pipa baja yang didirikan ketika suatu gedung sedang dibangun untuk
menjamin tempat kerja yang aman bagi tukang yang membangun gedung, memasang sesuatu, atau
mengadakan pekerjaan pemeliharaan. Menurut fungsinya , konstruksi perancah dapat dibagi atas :
Terbuat dari bambu atau kasau (4x6 atau 5x7) sebagai kerangka perancah . di bagian atasnya
diberi lantai papan (kayu atau bambu) untuk tukang dan bahan bangunan. Perancah ini dapat
dipindah-pindah dengan mudah karena biasanya ukuran perancah tersebut tidak besar.
Berfungsi sebagai pengaman tukang dan buruh yang bekerja pada ketinggian lebih dari 5,00 m diatas
permukaan tanah, atau sebagai panggung pengaman bagi orang yang harus lewat dekat tempat
bangunan, misalnya jika tempat bangunan terletak pada sisi jalan raya dan sebagainya, sehingga
mereka aman terhadap debu dan bahan bangunan atau alat-alat yang jatuh.
Berfungsi menahan bagian gedung yang harus dipertahankan pada waktu membongkar sebagian
atau mengadakan perbaikan terhadapnya sehingga tidak akan runtuh.
Tentu saja konstruksi perancah masing-masing pada prakteknya seringkali tidak murni,
melainkan berbentuk campuran misalnya konstruksi perancah kerja yang juga berfungsi sebagai
konstruksi panggung pengaman dan sebagainya.
Perancah menurut Wulfram I.Ervianto adalah frame yang terbuat dari rangka baja yang
didisain untuk menyangga beban ringan dalam area kerja seperti pekerja dan material
Tipe konstruksi acuan perancah
Sejalan dengan perkembangan pemakaian beton, konstruksi acuan perancah juga mengalami
perkembangan menjadi 3 sistem:
2. Semi Sistem Modern, Sistem ini dirancang untuk suatu pekerjaan dan ukuran – ukuran untuk
komponen tertentu dengan masa penggunaan satu kali atau lebih. Karena kemungkinan dapat
digunakan secara berulang, maka biaya investasi yang diperlukan dan upah kerja yang tidak
terlalu tinggi.
Konstruksi Scaffolding
Ada berbagai macam tipe dan jenis scaffold baik dilihat dari bentuk penyokongnya, bentuknya
maupun komponen pembentukkannya. Berdasarkan konstruksi penyokongnya dapat dikelompokkan
menjadi 3 grup: ·
Scaffold Berdiri dengan Penopang Sendiri (Self Supported Scaffold) / Scaffold Bebas. ·
Scaffold Bergantung (Suspension Scaffold) ·
Scaffold Penggunaan Khusus (Special Use Scaffold)
Scaffold tipe ini merupakan sebuah scaffold yang dapat berdiri sendiri dan terlepas dari bangunan
(tidak terikat dengan bangunan). Namun demikian, adakalanya penggunaannya dibantu dengan
pengikatan / penyokongan ke struktur lain yang bersifat sebagai tambahan penguat. Yang termasuk
dalam kelompok ini yang banyak dikenal adalah:
Scaffold pipa (Tube) dan sambungan (coupler)
Bingkai fabrikasi (Fabricated Frame)
Scaffold berpindah (Mobile Scaffold)
Pekerjaan-pekerjaan teknik bangunan banyak berhubungan dengan alat, baik yang sederhana
sampai yang rumit, dari yang ringan sampai alat-alat berat sekalipun. Sejak revolusi industri sampai
sekarang, pemakaian alat-alat bermesin sangat banyak digunakan.
Pada setiap kegiatan kerja, selalu saja ada kemungkinan kecelakaan. Kecelakaan selalu dapat
terjadi karena berbagai sebab. Yang dimaksudkan dengan kecelakaan adalah kejadian yang merugikan
yang tidak terduga dan tidak diharapkan dan tidak ada unsur kesengajaan. Kecelakaan kerja
dimaksudkan sebagai kecelakaan yang terjadi di tempat kerja, yang diderita oleh pekerja dan atau
alat-alat kerja dalam suatu hubungan kerja.
Berdasarkan data yang tercatat di PT Jamsostek, menunjukkan bahwa untuk tahun 2002
terdapat 103.804 kasus kecelakaan kerja di Indonesia, angka ini mencakup 1.903 meninggal dunia dan
10.345 cacat tetap. Khusus untuk sektor jasa konstruksi, terdapat 1.253 kasus kecelakaan kerja (Reini,
2005) Telah diperkirakan 2,3 juta dari pekerja konstruksi atau 65 persen dari seluruh pekerja
konstruksi bekerja pada perancah/scaffolding. Tanpa disadari seringkali scaffolding kurang menjadi
perhatian bagi para kontraktor. Bahkan, kecelakaan fatal dan serius dapat diakibatkan oleh
pemasangan scaffolding yang keliru. Sekitar 72 persen pekerja yang terluka dalam sebuah kecelakaan
yang bekerja dengan menggunakan scaffolding yang disebabkan oleh papan tempat mereka bekerja
atau tertimpa oleh barang/bahan yang jatuh dari atas scaffolding.