LATAR BELAKANG
Saat ini struktur bangunan gedung lebih didominasi oleh beton. Berbeda
dengan struktur kayu dan baja, beton memiliki keunggukan tersendiri yaitu mudah
untuk di bentuk. Kemudahan untuk dibentuk tersebut karena keplastisan beton segar
yang dapat di cetak sesuai bentuk yang direncanakan. Cetakan beton tersebut lebih di
kenal dengan nama bekisting (cetakan) baik untuk mendapatkan bentuk yang di
rencanakan dan pengerasan beton itu sendiri.
Oleh karena itu, bekisting harus dibuat dari bahan yang bermutu dan
perencanaa pembuatannya pun harus diperhatikan dengan baik, agar beton tidak
mengalami lendutan dan lentur saat proser pengecoran.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Bekisting atau formwork adalah konstruksi pembantu untuk cetakan beton sebuah
struktur bangunan dengan design bentuk yang diinginkan. Dan setelah melewati waktu
tertentu, mengeras serta sanggup menanggung berat sendiri. Maka akan dilepas dan dirakit
kembali di bagian yang lain.
Dan dalam perencaan bekisting harus memenuhi aspek teknologi dan aspek
ekonomis, oelh karena itu harus efisien, kuat, kokoh, tidak merubah bentuk, tidak
bocor.Wigbout (1992:106) bahwa didalam merencanakan beban sebuah bekisting harus
memperhatikan beberapa aspek, antara lain beban yang ditopang, penggunaan bekisting yang
berulang kali, faktor cuaca, kesusutan shcaffolding karena getaran serta beban tidak rata.
Terdapat 2 jenis beban yang ada atau terjadi pada sebuah bekisting, yaitu beban vertikal dan
beban horisontal. Beban vetikal adalah beban bekisting yang ditahan oleh konstruksi
penopang, sedangkan bobot horisontal adalah bobot akibat angin serta pelaksanaan tidak
sesuai rencana.
a. Keadaan Bangunan Ini menjadi alasan untuk alasan utama dalam sistem perkuatan
sebuah bekisting menjadi komponen utama dalam keberhasilan mendapatkan hasil
ukuran struktur yang berkualitas seperti yang direncanakan sebelumnya. Metode
yang digunakan untuk bangunan dengan ukuran struktur yang besar, itu tidak akan
efektif jika digunakan pada dimensi ukuran yaang kecil.
b. Keluasan Bangunan Pekerjaan bekisting adalah pekerjaan yang bahan materialnya
dapat digunakan secara berulang atau memiliki siklus pergerakan material. Dan
karnanya, luasan bangunan dapat menjadi sebuah pertimbangan utama dalam
menetukan siklus penggunaan material bekisting yang berdampak dengan mahal
tidaknya satuan harga pekerjaan.
2
c. Kesiapan alat serta material Hal lain yang menjadi pertimbangan ialah mencari
kemudahan dalam memperoleh bahan material maupun alat yang akan digunakan
untu metode bekisting tersebut. Tak hanya faktor itu, masih ada banyak
pertimbangan-petimbangan lain diantaranya termasuk waktu pekerjaan dalam
proyek, material harga, upah tiap tingkatan pekerja, transportasi dll. Setelah
melihatdan menimbang dengan maatang dengan factor itu dengan itu diambil
putusan dalam memilih metode mana yang digunakan.
Pendisainan sebuah struktur bekisting bermula dari system konsep yang dipakai
dalam membuat cetakan serta ukuran dari semen beton dan sanggup menahan beban sendiri,
dan juga beban alat dan pekerja. Sebelum itu, yang harus dipenuhi ialah :
1. Ketahanan atau Kekeuatan
2. Kakakuan
3. Hemat
4. Tidak sulit dalam perakitan dan pelepasan.
Bekisting konvensional dengan balok kayu, yang disusun dari balok kayu serta papan
kayu, ditopang oleh stempel-stempel baja, mempunyai sekitar 80 mm ketebalan kayu, berikut
penjepit, pengokoh, dan sekur. Dengan semus segmen dihitung balik dalam ketebalan mm
per m2. Sekitar 35 mm adalah papan kayu dan 45 mm balok kayu.
2.2.3. Perbandingan dari Ketiga Tipe Bekisting dari segi Biaya Material
Penghapusan kayu
Tepi-tepi lantai
Penghapusan kayu
Penyewaan bekisting
5
Dalam gambar grafik didapat perbedaan yang besar untuk biaya materialnya dalam bekisting
terkait dengan metode serta jumlah kalli penggunaan yang digunakan disebuah pekerjaan dan
dilakukan secara berkali-kali. Dengan struktur yang memiliki bentuk yang tipikal/sama,
dengan itu acuannya sebagai berikut :
a. Bila luasnya kurang dari 6000m2, maka lebih ekonomis ialah metode konvensional.
b. Dan bila luasnya lebih besar dari 6000m2, maka metode yang paling cocok ialah metode
semi system. c. Serta metode sistem ialah yang paling mahal dalam metode bekisting.
Biaya Pekerja
Material.
Biaya perencanaan.
Biaya langsung ada dibawah berpengaruh jangka waktu pelaksanaanya. Saat jangka
panjang, maka biaya sewa alat dan material akan melambung dibandingkan lama waktu
pembangunan struktur dan sangat berdampak pada pengeluaran anggaran bekisting.
Dalam makalah ini akan dibahas 2 (dua) tipe bekisting, yaitu bekisting konvensional
dan bekisting semi-sistem.
6
2.3.1 Bekisting Konvensional
Setelah sebelumnya dijelaskan, maka bekisting konvensional adalah bekisting yang seluruh
bagiannya adalah kayu dalam proses perakitannya baik pemasangan maupun pembongkaran
dibagian strukttur yang dikerjakan. Pelepasan bekissting sendiri dengan melakukan pelepasan
bekisting secara persatu sesudah beton mendapatkan kekuatan cukup. Maka bekisting
konvensional pada umumnya hanya digunakan untuk sekali pengerjaan, tapi bila kayu
material dapat digunakan untuk pemakaian kemballi untuk bekisting di bagian lain. Dan
banyak bagian yang sulit, sehingga pekerjaan ini memakan banyak waktu dan biaya karena
harus selalu membeli material bekisting secara berulang.
Bekisting kolom Pada pemakaian papan cetakan dari kayu biasanya dipakai
ukuran tebal 2-3 cm, sedangkan lebarnya 15-20 cm, itu digunakan pada pekerjaan
yang sifatnya un expose dan bervolume kecil, contoh : sloof, kolom praktis,
ringbalk dll. Sedangkan untuk pekerjaan yg sifatnya expose dan bervolume besar
bekisting menggunakan multipleks yang memiliki ketebalan 3-9mm. untuk
gelagar acuan biasanya ukuran kayuialah 3-7 cm.
7
Bekisting balok Tiang-tiang acuan dari kayu, dulu banyak dipakai bentuk
penampang balok persegi empat atau bujur sangkar, tetapi sekarang banyak di pakai
kayu yang berpenampang bulat ( dolk) dengan garis tengah 7 sampai 13 cm, juga bisa
menggunakan scalfolding yang terbuat dari besi.
8
Gambar 2.3.1.a. Contoh Bekisting Kolom Yang Sifatnya Expose
Meskipun cetakan dan acuan di buat dari kayu yang murah, tetapi kayu
harus cukup baik dan tidak boleh terlalu basah, sebab kayu yang terlalu basah akan
mudah melengkung dan pecah. Kayu-kayu untuk cetakan dan acuan dapat dipakai
beberapa kali, tergantung dari mutu kayunya, mungkin juga hanya dapat dipakai
satu kali, bila mutu kayunya jelek. Pembuatan suatu cetakan dan acuan, meskipun
kelihatannya pekerjaan kasar, tetapi harus dipenuhi persyaratan ketepatan ukuran
dan keteguhan, sebab cetakan dan acuan harus kuat, tidak berubah bentuk waktu
dicor beton, mudah dibongkar dan murah.
Cetakan/Bekisting Kolom
Ditinjau dari bentuk penampangnya, kolom dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
- Kolom dengan sisi-sisi lurus (segi tiga, segi empat, segi enam, segi delapan, dll)
- Kolom dengan sisi-sisi lengkung (kolom bulat, kolom elips, dll)
- Kolom dengan bentuk khusus
9
Bagian-bagian Cetakan/Bekisting Kolom
Secara umum bagian-bagian dari Cetakan/Bekisting kolom adalah: sepatu kolom, panel
Cetakan/Bekisting, penguat tegak, penguat datar, klem pengatur, balok penunjang, lubang
untuk membersihkan kotoran di dalam kolom (cleanout).
Kicker dipasang pada dasar kolom atau lantai dengan cara dipaku. Selain material kayu dapat
pula menggunakan cor beton setinggi + 5 cm atau menggunakan besi siku atau aluminium.
Tujuan utama pemasangan kicker ini adalah untuk menempatkan Cetakan/Bekisting kolom
pada posisi yang tepat.
Pembuatan panel-panel untuk sisi-sisi Cetakan/Bekisting kolom diperkuat dengan balok kayu
dengan arah tegak dan diperkuat secara horizontal dengan penguat horizontal yang berupa
klem yang sesuai dengan perencanaannya.
Bagian yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pertemuan antarpanel yang membentuk
sudut dapat bertemu dengan baik. Balok penguat tegak secara konvensional menggunakan
balok kayu dengan ukuran dan jarak sesuai perencanaan.
Saat ini balok penguat tegak banyak digunakan oleh perusahaan/pabrik Cetakan/Bekisting
yang mempunyai hak paten (misalnya PERI dan DOKA).
10
Keuntungan penggunaan balok pabrikan adalah: relatif lebih ringan, lebih lurus, dimensi
seragam, lebih kuat dan awet, dapat dipakai berulang-ulang. Balok penguat horizontal (klem)
secara konvensional menggunakan balok kayu yang dipres dan dikunci/dimatikan dengan
paku.
Balok horizontal ini mengikat erat Cetakan/Bekisting sekeliling kolom, dan akan berfungsi
pada saat pengecoran, di mana berat agfegat basah akan menekan panel plywood diteruskan
pada penguat tegak dan pada akhirnya akan ditahan oleh bulok horizontal ini. Material lain
yang mungkin digunakan adalah klem baja.
Dalam upaya membersihkan dari segala kotoran yang dapat memberikan efek kurang baik
pada beton, pada salah satu panel sebaiknya disiapkan lubang pada dasar panel.
Lubang itu memungkinkan untuk membersihkan bagian dasar kolom sebelum pengecoran
dilakukan. Lubang ini dinamakan cleanout hole. Dimensi cleanout hole ini disesuaikan
dengan kebutuhan.
- Penyangga (Braching)
Cetakan/Bekisting kolom harus ditopang pada berbagai arah untuk menghindari terjadinya
perubahan posisi terutama pada saat pengecoran Material yang dapat digunakan adalah balok
kayu, pipa besi, dan pipa-pipa scaffolding.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran kolom adalah batas pengecoran kolom pada
pertemuan dengan balok.
Keuntungan batas pengecoran di atas dasar balok (setebal beton decking) adalah:
Hubungan antara balok dengan kolom akan tampak rapi. Hal ini sangat penting bila balok tidak
tertutup oleh plafon.
- Lebih mudah dalam pembersihan Cetakan/Bekisting sebelum pengecoran.
- Sambungan Cetakan/Bekisting antara balok dan kolom lebih mudah.
11
Hal-hal yang disarankan tersebut di atas memerlukan ketelitian elevasi penghentian/batas cor,
yaitu tidak boleh lebih tinggi dari ketebalan beton decking.
Untuk penghentian/batas cor di bawah dasar balok memang tidak memerlukan ketelitian
(lebih dalam atau kurang dalam tidak menjadi masalah akan tetapi tidak akan memberikan
keunggulan tersebut di atas).
Pada prinsipnya pembuatan kolom ini tidak berbeda, hanya saja banyak sedikitnya panel
Cetakan/Bekisting disesuaikan dengan segi yang telah direncanakan, sementara proses
pelaksanaannya sama seperti pembuatan kolom pada umumnya.
12
Kolom dengan Sisi-sisi Lengkung
Cetirkan besi biasanya digunakan untuk membentuk kolom bulat. Cetakan/Bekisting ini
dibagi menjadi dua bagian yang kemudian disatukan dengan menggunakan baut-baut
penyatu.
Pengadaan Cetakan/Bekisting besi ini harus mendapat perhatian khusus terutama dalam
memutuskan untuk membuat sendiri atau menyewa untuk menekan biaya.
Namun demikian tidak menutup kemungkinan hal tersebut terjadi jika hal itu merupakan
tuntutan arsitektur.
Pengertian dari bekisting semi system adalah bekisting kontak terbuat dari papan dengan
diperkuatan besi, yaitu hollow 50.50.1,6. Dan ini didesign untuk membentuk struktur bentuk
yang direncanakan. System ini bermaterial besi baja dengan dilengkapi kayu gelagar,agar
dapat digunakan berkali-kali. Setelah segala proses dalam pengecoran rampung, maka semua
bagian pendukung beksiting dapat dirakit kembali di sector lain didalam proyek. Bahan
material yang dibutuhkan untuk bekisting semi system adalah : Hollow 50.50, Scaffolding,
U-Head, Vertical support tube, Horizontal support tube, Jack base, Joint pin, dan alat-alat
13
2.3.2. Gambar Bekisting Semi Sistem
Untuk mendapatkan bentuk beton kolom atau pilar yang mampu memastikan bangunan
berdiri dengan menahan beban seluruh bangunan ke pondasi dibutuhkan suatu bekisting
kolom yang bagus. Perkembangan tuntutan akan pekerjaan bekisting untuk pekerjaan struktur
beton kolom, telah memicu berkembangnya berbagai sistem dan metode bekisting kolom
dengan penggunaan berbagai jenis material dan alat. Berikut di bawah ini akan kami jelaskan
mengenai jenis bekisting kolom dan metode pekerjaan bekisting kolom bekesting semi
sistem.
14
Pekerjaan bekesting semi system ini banyak dijumpai dalam proyek pembangunan gedung
gedung bertingkat dan proyek pembangunan jembatan
Umumnya dalam sebuah bekisting serta alat-alatnya untuk menopang adalah sebuah
Bekisting harus dapat menyerap beban yang dihasilkan oleh spesi beton serta beban
luar dan getaran yang ada. Dalam perubahan bentuk yang muncul masih
dalam perpindahan.
Pertama, kualitas yang digunakan harus benar dan layak dengan bentuk yang sudah
direncanakan.
Kedua, keamanan untuk para pekerja dengan cukup kuat menahan beban agar tidak
15
2.4 Analisa Perkuatan Bekisting
Bekisting dirancang untuk mampu menahan beban beton basah, beban pekerja
maupun alat dalam proses pengecoran, oleh karena itu bekisting beserta perkuatannya harus
dianalisa dan akhirnya dapat menahan beban ke segala arah yang mungkin terjadi tanpa
mengalami deformasi yang berlebih dan juga harus memenuhi syarat stabilitas tinjauan dari
Apa yang dimaksud dengan volume ialah menghitung banyaknya volume pekerjaan per
satuan. Dan volume bisa disebut dengan kubikasi pekerjaan dan kubikasi volume dalam suatu
pekerjaan bukanlah isi volume sesungguhnya akan tetapi volume dari jumlah pekerjaan
Pemilihan metode pemakain jenis tipe bekesting dalam suatu proyek harus
mengikuti Persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja harus mengacu pada undang-
undang atau peraturan daerah yang berlaku, dan setidaknya mencakup: lingkungan dan
keselamatan tempat kerja perlengkapan dan pakaian keselamatan kerja penggunaan
16
peralatan dan perlengkapan penanganan bahan perlengkapan keselamatan lantai kerja
pekerjaan yang dilakukan di atas perancah resiko keselamatan
Pemakuan dan penguncian bekesting atau cetakan harus diperhatikan untuk mendukung
keselamatan kerja dan menghasilkan kualitas beton yang diinginkan.
17
4,Sambungan
5.Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran dilakukan bila umur beton telah mencapai cukup umur ( 28 hari ).Danbeton
akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang
bekerja padanya.
waktu tertentu. Untuk produktifitas dan durasi pekerjaan bekisting semi system dan
kovensional, dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu wawancara pengamatan lapangan dengan
pihak kontraktor pelaksanaan untuk masing-masing pekerjaan dan dengan referensi acuan
baku yaitu menggunakan Standart Analisa Harga Satuan yang ditetapkan oleh pemerintah
(SNI) , sehingga dapat diketahui waktu pelaksanaan dai kedua metode tersebut. Pada AHSP
SNI kita dapat menghitung durasi pekerjaan dengan menggunakan indeks upah dengan cara :
18
“ Volume Pekerjaan (V) x Indeks Upah (OH) / Durasi (D) = Jumlah Pekerja ” 13 13 2.6
Biaya Analisa Estimasi dari biaya pekerjaaan dengan metode ini, Metode Semi-Sistem
Harga dari pengerjaan bekistng didapat dari kebutuhan material metode SemiSistem dengan
upah pekerjaan per m2. Lalu ditotal untuk mendapat estimasi biaya dalam sebuah pekerjaan.
Metode Konvensional Biaya pekerjaan dihitung berdasarkan kebutuhan material dan upah
per m2. Lalu ditotal semua untuk mendapatkan estimasi biaya sebuah pekerjaan.
Metode Semi-Sistem Harga dari pengerjaan bekistng didapat dari kebutuhan material
metode SemiSistem dengan upah pekerjaan per m2. Lalu ditotal untuk mendapat estimasi
Metode Konvensional Biaya pekerjaan dihitung berdasarkan kebutuhan material dan upah
per m2. Lalu ditotal semua untuk mendapatkan estimasi biaya sebuah pekerjaan.
19
BAB III.
KESIMPULAN
B ekis ting atau perancah sangat penting dalam pembuatan beton karena
dapat mempengaruhi bentuk dan kualitas dari beton tersebut. bekisting juga tidak perlu
menggunakan kayu yang mahal atau kayu yang kualitas bagus, cukup dengan kayu yang
biasa saja ataupun dengan kayu yang murah tapi dalam pelaksanaan dilapangan
20
21