Anda di halaman 1dari 21

BAB I

LATAR BELAKANG

Saat ini struktur bangunan gedung lebih didominasi oleh beton. Berbeda
dengan struktur kayu dan baja, beton memiliki keunggukan tersendiri yaitu mudah
untuk di bentuk. Kemudahan untuk dibentuk tersebut karena keplastisan beton segar
yang dapat di cetak sesuai bentuk yang direncanakan. Cetakan beton tersebut lebih di
kenal dengan nama bekisting (cetakan) baik untuk mendapatkan bentuk yang di
rencanakan dan pengerasan beton itu sendiri.

Acuan dan perancah (bekisting) merupakan suatu konstruksi sementara,


dikatakan smentara dikarenakan konstruksi acuan dan perancah akan dibongkar
kembali apabila beton sudah cukup umur.
Dengan demikian, dalam perencanaannya harus memnuhi persyaratan-
persyaratan seperti, biaya, kekuatan, kemudahan dalam pemasangan dan pembongkaran
dll. Kwalitas bekisting dapat menentukan bentuk dan rupa beton yang diinginkan.

Oleh karena itu, bekisting harus dibuat dari bahan yang bermutu dan
perencanaa pembuatannya pun harus diperhatikan dengan baik, agar beton tidak
mengalami lendutan dan lentur saat proser pengecoran.

Gambar 1.1. Contoh Bekisting

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi

Bekisting atau formwork adalah konstruksi pembantu untuk cetakan beton sebuah
struktur bangunan dengan design bentuk yang diinginkan. Dan setelah melewati waktu
tertentu, mengeras serta sanggup menanggung berat sendiri. Maka akan dilepas dan dirakit
kembali di bagian yang lain.

Dan dalam perencaan bekisting harus memenuhi aspek teknologi dan aspek
ekonomis, oelh karena itu harus efisien, kuat, kokoh, tidak merubah bentuk, tidak
bocor.Wigbout (1992:106) bahwa didalam merencanakan beban sebuah bekisting harus
memperhatikan beberapa aspek, antara lain beban yang ditopang, penggunaan bekisting yang
berulang kali, faktor cuaca, kesusutan shcaffolding karena getaran serta beban tidak rata.
Terdapat 2 jenis beban yang ada atau terjadi pada sebuah bekisting, yaitu beban vertikal dan
beban horisontal. Beban vetikal adalah beban bekisting yang ditahan oleh konstruksi
penopang, sedangkan bobot horisontal adalah bobot akibat angin serta pelaksanaan tidak
sesuai rencana.

Menurut Navy G terdapat 3 faktor menjadi pertimbangan dalam membuat


pertimbangan hal memutuskan sebuah metode yang akan diambil yaitu diantaranya adalah :

a. Keadaan Bangunan Ini menjadi alasan untuk alasan utama dalam sistem perkuatan
sebuah bekisting menjadi komponen utama dalam keberhasilan mendapatkan hasil
ukuran struktur yang berkualitas seperti yang direncanakan sebelumnya. Metode
yang digunakan untuk bangunan dengan ukuran struktur yang besar, itu tidak akan
efektif jika digunakan pada dimensi ukuran yaang kecil.
b. Keluasan Bangunan Pekerjaan bekisting adalah pekerjaan yang bahan materialnya
dapat digunakan secara berulang atau memiliki siklus pergerakan material. Dan
karnanya, luasan bangunan dapat menjadi sebuah pertimbangan utama dalam
menetukan siklus penggunaan material bekisting yang berdampak dengan mahal
tidaknya satuan harga pekerjaan.

2
c. Kesiapan alat serta material Hal lain yang menjadi pertimbangan ialah mencari
kemudahan dalam memperoleh bahan material maupun alat yang akan digunakan
untu metode bekisting tersebut. Tak hanya faktor itu, masih ada banyak
pertimbangan-petimbangan lain diantaranya termasuk waktu pekerjaan dalam
proyek, material harga, upah tiap tingkatan pekerja, transportasi dll. Setelah
melihatdan menimbang dengan maatang dengan factor itu dengan itu diambil
putusan dalam memilih metode mana yang digunakan.

Menurut Wigbout (1992) Metode bekisting terbagi menjadi 3 jenis, diantaranya :


1. Bekisting sistem (Flying form) Bekisting Sistem ialah bekisting yang
elemennya dibuat dan dikerjakan di pabrik dan sebagian besarnya
bekomponen dari besi atau baja yang memiliki ukuran modular dengan
bentang-bentang standard dan biasanya dapat diperoleh oleh jasa
penyewaan. Penggunaan dari bekisting yang di design untuk dipakai secara
berulang kali, lalu setelahnya selesai digunakan, bekisting yang telah
dibongkar dapat digunakan kembali tanpa diangkatangkat saat perangkaian.
2. Bekisting Non-Sistem (Convensional Form) Bekisting jenis ini merupakan
bekisting yang sering digunakan dan kita jumpai dalam konstruksi
bangunan. Terbuat dari material kayu dan diproduksi manual.
3. Bekisting Semi-Sistem (Semi System Form) Bekisting ini merupakan
gabungan antara bekisting system dengan bekisting konvensional. Terbuat
dari material kayu yang diperkuat material lain. (F.Wigbout.1992Buku
Pedoman Tentang Bekisting(Kotak Cetak) hal.233).

2.2 Dasar Teori


2.2.1. Syarat serta Ketentuan Pengerjaan
Agar mencapai standar fungsinya, menurut American Concrete Institude (ACI) dalam
buku FROMWORK FOR CONCRETE mengatakan bahwa bekisting harus memiliki
persyaratan berikut :
a. Solid maka dengan ini dapat menahan dan mensupport beban yang terjadi baik itu
sebelum atau setelah mesa pengecoran beton.
3
b. Kokoh, ialah tidak terjadi gesran yang mampu merubah bentuk sebuah struktur yang
akan membahayakan bekisting itu sendiri yang dapat berakibat ambruknya struktur.
c. Kaku, hal yang utama pada bekisting kotak sehingga dapat mencegah yang dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk, baik dimensi, kekeroposan dalam struktur
itu sendiri.

Pendisainan sebuah struktur bekisting bermula dari system konsep yang dipakai
dalam membuat cetakan serta ukuran dari semen beton dan sanggup menahan beban sendiri,
dan juga beban alat dan pekerja. Sebelum itu, yang harus dipenuhi ialah :
1. Ketahanan atau Kekeuatan
2. Kakakuan
3. Hemat
4. Tidak sulit dalam perakitan dan pelepasan.

2.2.2. Pembiayaan Bekisting


1. Biaya Material Bekisting Konvensional Menurut Wigbout, biaya material didapat
dari pengalaman terhadap penurunan nilai yang terjadi pada setiap kali penggunaan.
Penurunan nilai ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Terkait dengan bentuk struktur beton
yang dibuat serta pemakaian ulang yang sering. Berapa seringnya dapat melakukan
perhitungan :
 Balok Kayu 6 sampai 12 kali pemakaian
 Papan Kayu 3 sampai 5 kali pemakaian 7 7

Bekisting konvensional dengan balok kayu, yang disusun dari balok kayu serta papan
kayu, ditopang oleh stempel-stempel baja, mempunyai sekitar 80 mm ketebalan kayu, berikut
penjepit, pengokoh, dan sekur. Dengan semus segmen dihitung balik dalam ketebalan mm
per m2. Sekitar 35 mm adalah papan kayu dan 45 mm balok kayu.

2. Biaya Material Semi Sistem


Bekisting semi-sistem banyak dipakai dalam pembuatan bekisting lantai yang dipakai
berkali-kali untuk bentuk sebuah bekisting meja dari andaikan, 20 sampai 40 m2/meja serta
4
dalam bekisting dinding yang dipakai berkali-kali, andaikan 15 sampai 35 m2/dinding.
Dengan ini konstruksi penopang dari baja dapat disewa

2.2.3. Perbandingan dari Ketiga Tipe Bekisting dari segi Biaya Material

Biaya untuk bekisting konvensional, bekisting semi-sistem serta bekisting sistem,


dalam hubungannya dalam sataun yang akan dikerjakan didalam proyek, dapat berbeda satu
dari yang lain. Untuk bekisting konvensional, biaya yang meliputi ialah :

 Biaya untuk angkutan bagian-bagian yang awet (baja stempel)

 Penghapusan kayu

 Tepi-tepi lantai

 Penyewaan stempel-stempel baja.

Untuk biaya bekisting semi-sistem meliputi :

 Biaya untuk angkutan bagian-bagian yang tahan lama

 Penghapusan kayu

 Bagian tepi lantai

 Penyewaan bagian kaki-kaki meja serta stempel.

Dan bekisting sistem, biaya meliputi :

 Biaya untuk angkutan bekisting sistem serta stempel tambahan

 Penyewaan bekisting

 Tepi-tepi lantai dan merapikan

 Sewa untuk pestempelan satu diatas yang lain.

5
Dalam gambar grafik didapat perbedaan yang besar untuk biaya materialnya dalam bekisting
terkait dengan metode serta jumlah kalli penggunaan yang digunakan disebuah pekerjaan dan
dilakukan secara berkali-kali. Dengan struktur yang memiliki bentuk yang tipikal/sama,
dengan itu acuannya sebagai berikut :

a. Bila luasnya kurang dari 6000m2, maka lebih ekonomis ialah metode konvensional.

b. Dan bila luasnya lebih besar dari 6000m2, maka metode yang paling cocok ialah metode
semi system. c. Serta metode sistem ialah yang paling mahal dalam metode bekisting.

2.2.4. Biaya langsung bekisting

Biaya langsung untuk bekisting diantaranya :

 Biaya Pekerja

 Material.

 Biaya perencanaan.

Biaya langsung ada dibawah berpengaruh jangka waktu pelaksanaanya. Saat jangka
panjang, maka biaya sewa alat dan material akan melambung dibandingkan lama waktu
pembangunan struktur dan sangat berdampak pada pengeluaran anggaran bekisting.

2.3 Metode Bekisting

Dalam makalah ini akan dibahas 2 (dua) tipe bekisting, yaitu bekisting konvensional
dan bekisting semi-sistem.

6
2.3.1 Bekisting Konvensional

Setelah sebelumnya dijelaskan, maka bekisting konvensional adalah bekisting yang seluruh
bagiannya adalah kayu dalam proses perakitannya baik pemasangan maupun pembongkaran
dibagian strukttur yang dikerjakan. Pelepasan bekissting sendiri dengan melakukan pelepasan
bekisting secara persatu sesudah beton mendapatkan kekuatan cukup. Maka bekisting
konvensional pada umumnya hanya digunakan untuk sekali pengerjaan, tapi bila kayu
material dapat digunakan untuk pemakaian kemballi untuk bekisting di bagian lain. Dan
banyak bagian yang sulit, sehingga pekerjaan ini memakan banyak waktu dan biaya karena
harus selalu membeli material bekisting secara berulang.

2.3.1. Gambar Bekisting

2.3.1.a. Bekesting Kolom Konvensional

Bekisting kolom Pada pemakaian papan cetakan dari kayu biasanya dipakai
ukuran tebal 2-3 cm, sedangkan lebarnya 15-20 cm, itu digunakan pada pekerjaan
yang sifatnya un expose dan bervolume kecil, contoh : sloof, kolom praktis,
ringbalk dll. Sedangkan untuk pekerjaan yg sifatnya expose dan bervolume besar
bekisting menggunakan multipleks yang memiliki ketebalan 3-9mm. untuk
gelagar acuan biasanya ukuran kayuialah 3-7 cm.

7
Bekisting balok Tiang-tiang acuan dari kayu, dulu banyak dipakai bentuk
penampang balok persegi empat atau bujur sangkar, tetapi sekarang banyak di pakai
kayu yang berpenampang bulat ( dolk) dengan garis tengah 7 sampai 13 cm, juga bisa
menggunakan scalfolding yang terbuat dari besi.

8
Gambar 2.3.1.a. Contoh Bekisting Kolom Yang Sifatnya Expose

Meskipun cetakan dan acuan di buat dari kayu yang murah, tetapi kayu
harus cukup baik dan tidak boleh terlalu basah, sebab kayu yang terlalu basah akan
mudah melengkung dan pecah. Kayu-kayu untuk cetakan dan acuan dapat dipakai
beberapa kali, tergantung dari mutu kayunya, mungkin juga hanya dapat dipakai
satu kali, bila mutu kayunya jelek. Pembuatan suatu cetakan dan acuan, meskipun
kelihatannya pekerjaan kasar, tetapi harus dipenuhi persyaratan ketepatan ukuran
dan keteguhan, sebab cetakan dan acuan harus kuat, tidak berubah bentuk waktu
dicor beton, mudah dibongkar dan murah.

Bagian Bekistung Kolom dan Tahapan Pemasangannya Tinggi kolom pada


sebuah bangunan umumnya berkisar 3 atau 4 meter. Hal ini dapat diartikan bahwa tinggi
kolom sama dengan tinggi ruang dari bangunan. Dalam kondisi wajar secara umum kolom
mempunyai dimensi arah tinggi berukuran lebih besar dibanding dimensi lainnya (Panjang
dan Lebar Kolom)

Untuk mendapatkan struktur kolom yang monolit disarankan agar proses


pengecoran struktur kolom ini dilakukan dalam kesatuan waktu tertentu. Oleh karenanya
kemampuan Cetakan/Bekisting kolom harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
rnampu menahan gaya-gaya yang timbul selama proses pengecoran, terutama yang
ditimbulkan oleh agregat beton basah.

Perencanaan Cetakan/Bekisting kolom sangat tergantung dari volume aglegat


beton yang akan mengisi dan mengakibatkan timbulnya gaya-gaya tertentu yang harus
ditahan oleh Cetakan/Bekisting

Cetakan/Bekisting Kolom
Ditinjau dari bentuk penampangnya, kolom dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

-        Kolom dengan sisi-sisi lurus (segi tiga, segi empat, segi enam, segi delapan, dll)
-        Kolom dengan sisi-sisi lengkung (kolom bulat, kolom elips, dll)
-        Kolom dengan bentuk khusus

9
Bagian-bagian Cetakan/Bekisting Kolom
Secara umum bagian-bagian dari Cetakan/Bekisting kolom adalah: sepatu kolom, panel
Cetakan/Bekisting, penguat tegak, penguat datar, klem pengatur, balok penunjang, lubang
untuk membersihkan kotoran di dalam kolom (cleanout).

Berikut Merupakan Penjelasan dari bagian-bagian Cetakan/Bekisting kolom:

-        Sepatu Kolom (Kicker)


Pembuatan sepatu kolom disesuaikan dengan rencana bentuk tampang kolom. Material yang
digunakan biasanya kayu dan sebagai penyambung sambung dapat digunakan paku atau baut
atau keduanya sehingga dihasilkan bentuk yang benar-benar kalu.

Kicker dipasang pada dasar kolom atau lantai dengan cara dipaku. Selain material kayu dapat
pula menggunakan cor beton setinggi + 5 cm atau menggunakan besi siku atau aluminium.

Tujuan utama pemasangan kicker ini adalah untuk menempatkan Cetakan/Bekisting kolom
pada posisi yang tepat.

-        Panel Cetakan/Bekisting (Shutter)


Berbagai macam material dapat digunakan sebagai panel Cetakan/Bekisting. Tetapi yang
sering digunakan adalah plywood karena pertimbangan antara lain aspek ekonomis, karena
penggunaannya dapat berulang kali (empat atau lima kali) dan permukaan beton yang
dihasilkan relatif lebih halus.

Pembuatan panel-panel untuk sisi-sisi Cetakan/Bekisting kolom diperkuat dengan balok kayu
dengan arah tegak dan diperkuat secara horizontal dengan penguat horizontal yang berupa
klem yang sesuai dengan perencanaannya.

Bagian yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pertemuan antarpanel yang membentuk
sudut dapat bertemu dengan baik. Balok penguat tegak secara konvensional menggunakan
balok kayu dengan ukuran dan jarak sesuai perencanaan.

Saat ini balok penguat tegak banyak digunakan oleh perusahaan/pabrik Cetakan/Bekisting
yang mempunyai hak paten (misalnya PERI dan DOKA).

10
Keuntungan penggunaan balok pabrikan adalah: relatif lebih ringan, lebih lurus, dimensi
seragam, lebih kuat dan awet, dapat dipakai berulang-ulang. Balok penguat horizontal (klem)
secara konvensional menggunakan balok kayu yang dipres dan dikunci/dimatikan dengan
paku.

Balok horizontal ini mengikat erat Cetakan/Bekisting sekeliling kolom, dan akan berfungsi
pada saat pengecoran, di mana berat agfegat basah akan menekan panel plywood diteruskan
pada penguat tegak dan pada akhirnya akan ditahan oleh bulok horizontal ini. Material lain
yang mungkin digunakan adalah klem baja.

Dalam upaya membersihkan dari segala kotoran yang dapat memberikan efek kurang baik
pada beton, pada salah satu panel sebaiknya disiapkan lubang pada dasar panel.

Lubang itu memungkinkan untuk membersihkan bagian dasar kolom sebelum pengecoran
dilakukan. Lubang ini dinamakan cleanout hole. Dimensi cleanout hole ini disesuaikan
dengan kebutuhan.

-        Penyangga (Braching)
Cetakan/Bekisting kolom harus ditopang pada berbagai arah untuk menghindari terjadinya
perubahan posisi terutama pada saat pengecoran Material yang dapat digunakan adalah balok
kayu, pipa besi, dan pipa-pipa scaffolding.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran kolom adalah batas pengecoran kolom pada
pertemuan dengan balok.

Keuntungan batas pengecoran di atas dasar balok (setebal beton decking) adalah:

Hubungan antara balok dengan kolom akan tampak rapi. Hal ini sangat penting bila balok tidak
tertutup oleh plafon.
-        Lebih mudah dalam pembersihan Cetakan/Bekisting sebelum pengecoran.
-        Sambungan Cetakan/Bekisting antara balok dan kolom lebih mudah.

11
Hal-hal yang disarankan tersebut di atas memerlukan ketelitian elevasi penghentian/batas cor,
yaitu tidak boleh lebih tinggi dari ketebalan beton decking.

Untuk penghentian/batas cor di bawah dasar balok memang tidak memerlukan ketelitian
(lebih dalam atau kurang dalam tidak menjadi masalah akan tetapi tidak akan memberikan
keunggulan tersebut di atas).

Tahap Pemasangan Cetakan/Bekisting Kolom


-     Penetapan posisi as kolom dengan alat ukur.
-   Pembuatan tanda untuk sepatu kolom sesuai dengan ukuran kolom yang direncanakan
dengan menarik benang yang dibasahi dengan cat dan kemudian ditarik dari ujung-ujung
kolom. Dilakukan pengontrolan kelurusan atas posisi kolom-kolom lain.
-    Pemasangan sepatu kolom.
-   Memasang dan melengkapi tulangan kolom, termasuk memasang beton decking pada sisi-sisi
luar tulangan.
-     Pasang panel Cetakan/Bekisting yang telah dilapisi minyak. Pasang penutup pada bagian
sudut pertemuan panel untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran.
-    Pasang klem kolom sesuai rencana.
-   Stel posisi Cetakan/Bekisting agar vertikal dan ditopang kuat (sebaiknya digunakan thedolile).
-    Bersihkan kotoran maupun sisa-sisa potongan kawat, kayu, atau lainnya yang ada di dalam
Cetakan/Bekisting (melalui cleanout hole).
-     Cor beton sampai dengan ketinggian yang direncanakan (+ 2,5 cm di atas elevasi dasar
balok).
-    Setelah beton cukup umur maka Cetakan/Bekisting dapat dilepas.

Kolom dengan Sisi-sisi Lurus


Cetakan/Bekisting kolom dengan sisi-sisi lurus dapat memiliki berbagai macam bentuk, di
antaranya adalah kolom segi tiga, segi empat, segi lima, segi enam, segi delapan, atau yang
lainnya.

Pada prinsipnya pembuatan kolom ini tidak berbeda, hanya saja banyak sedikitnya panel
Cetakan/Bekisting disesuaikan dengan segi yang telah direncanakan, sementara proses
pelaksanaannya sama seperti pembuatan kolom pada umumnya.

12
Kolom dengan Sisi-sisi Lengkung
Cetirkan besi biasanya digunakan untuk membentuk kolom bulat. Cetakan/Bekisting ini
dibagi menjadi dua bagian yang kemudian disatukan dengan menggunakan baut-baut
penyatu.

Pengadaan Cetakan/Bekisting besi ini harus mendapat perhatian khusus terutama dalam
memutuskan untuk membuat sendiri atau menyewa untuk menekan biaya.

Pengembangan material Cetakan/Bekisting dengan menggunakan fiberglass sangat


dimungkinkan, namun Cetakan/Bekisting jenis ini mentpunyai beberapa kekurangan terutama
untuk pembentukan kolom dengan diameter besar.

Kolom dengan Bentuk Khusus


Kolom dengan tampang yang lain daripada yang lain membutuhkan Cetakan/Bekisting beton
yang lain pula. Pengadaan Cetakan/Bekisting beton dengan berbagai macam tipe, dimensi,
dan tampang yang berbeda-beda dalam satu bangunan akan mengakibatkan peningkatan
biaya, khususnya dalam hal pengadaan Cetakan/Bekisting beton.

Namun demikian tidak menutup kemungkinan hal tersebut terjadi jika hal itu merupakan
tuntutan arsitektur.

2.3.2 Bekisting Semi-Sistem

Pengertian dari bekisting semi system adalah bekisting kontak terbuat dari papan dengan
diperkuatan besi, yaitu hollow 50.50.1,6. Dan ini didesign untuk membentuk struktur bentuk
yang direncanakan. System ini bermaterial besi baja dengan dilengkapi kayu gelagar,agar
dapat digunakan berkali-kali. Setelah segala proses dalam pengecoran rampung, maka semua
bagian pendukung beksiting dapat dirakit kembali di sector lain didalam proyek. Bahan
material yang dibutuhkan untuk bekisting semi system adalah : Hollow 50.50, Scaffolding,
U-Head, Vertical support tube, Horizontal support tube, Jack base, Joint pin, dan alat-alat

13
2.3.2. Gambar Bekisting Semi Sistem

2.3.2.a.Pekerjaan Kolom dengan Bekesting Semi Sistem

Untuk mendapatkan bentuk beton kolom atau pilar yang mampu memastikan bangunan
berdiri dengan menahan beban seluruh bangunan ke pondasi dibutuhkan suatu bekisting
kolom yang bagus. Perkembangan tuntutan akan pekerjaan bekisting untuk pekerjaan struktur
beton kolom, telah memicu berkembangnya berbagai sistem dan metode bekisting kolom
dengan penggunaan berbagai jenis material dan alat. Berikut di bawah ini akan kami jelaskan
mengenai jenis bekisting kolom dan metode pekerjaan bekisting kolom bekesting semi
sistem.

14
Pekerjaan bekesting semi system ini banyak dijumpai dalam proyek pembangunan gedung
gedung bertingkat dan proyek pembangunan jembatan

2.3.3 Spesifikasi dalam Bekisting

Umumnya dalam sebuah bekisting serta alat-alatnya untuk menopang adalah sebuah

struktur sementara yang memiliki 3 fungsi, diantaranya :

 Bekisting menghasilkan bentuk beton yang akan dicetak

 Bekisting harus dapat menyerap beban yang dihasilkan oleh spesi beton serta beban

luar dan getaran yang ada. Dalam perubahan bentuk yang muncul masih

diperbolehkan bila tidak melampaui syarat dan toleransi.

 Diharap bekisting dapat sederhana dalam proses pemasangan, pembongkaran, serta

dalam perpindahan.

Konstruksi bekisting seharusnya direncanakan dan dilaksanakan sedemikian rupa, dan

hasilnya memenuhi syarat sebagai berikut :

 Pertama, kualitas yang digunakan harus benar dan layak dengan bentuk yang sudah

direncanakan.

 Kedua, keamanan untuk para pekerja dengan cukup kuat menahan beban agar tidak

roboh atau runtuh.

 Ketiga, Biaya yang ekonomis. (F.Wigbout.1992Buku Pedoman Tentang

Bekisting(Kotak Cetak) hal.104-106).

15
2.4 Analisa Perkuatan Bekisting

Bekisting dirancang untuk mampu menahan beban beton basah, beban pekerja

maupun alat dalam proses pengecoran, oleh karena itu bekisting beserta perkuatannya harus

dianalisa dan akhirnya dapat menahan beban ke segala arah yang mungkin terjadi tanpa

mengalami deformasi yang berlebih dan juga harus memenuhi syarat stabilitas tinjauan dari

segi keamanan pemakain material.

Tabel 2.3 Rumus Perhitungan Dasar Perkuatan Bekisting

2.5 Analisa Kebutuhan Material (Volume) Bekisting

Apa yang dimaksud dengan volume ialah menghitung banyaknya volume pekerjaan per

satuan. Dan volume bisa disebut dengan kubikasi pekerjaan dan kubikasi volume dalam suatu

pekerjaan bukanlah isi volume sesungguhnya akan tetapi volume dari jumlah pekerjaan

dalam satu kesatuan.

2.6 Persyaratan Kesehatan dan Keselamatan kerja

Pemilihan metode pemakain jenis tipe bekesting dalam suatu proyek harus
mengikuti Persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja harus mengacu pada undang-
undang atau peraturan daerah yang berlaku, dan setidaknya mencakup: lingkungan dan
keselamatan tempat kerja perlengkapan dan pakaian keselamatan kerja penggunaan

16
peralatan dan perlengkapan penanganan bahan perlengkapan keselamatan lantai kerja
pekerjaan yang dilakukan di atas perancah resiko keselamatan

1. Perlengkapan dan pakaian keselamatan kerja meliputi:


o sepatu kerja
o sarung tangan
o helm proyek
o pakaian kerja

2. Peralatan dan perlengkapan dapat meliputi tetapi tidak terbatas pada:


 alat ukur meteran
 waterpas/penyipat datar
 pesawat penyipat datar benang unting-unting
 siku/pasekon mistar
 pola cetakan
 klem/alat perapat
 perancah
 bangku kerja
 palu
 pahat
 ketam
 bor listrik
 mesin lamelo router listrik
 gergaji ampelas
 obeng
3.Pemakuan Bekisting (cetakan)

1. Pemakuan yang berhubungan langsung dengan cetakan berfungsi sebagai


pegangan agar tidak bergeser, sehingga pemakuan hanya sedikit saja dan
panjang paku tidak terlalu panjang.
2. Untuk pemakuan yang lain minimal dua buah paku dan dibuat tidak segaris.

Pemakuan dan penguncian bekesting atau cetakan harus diperhatikan untuk mendukung
keselamatan kerja dan menghasilkan kualitas beton yang diinginkan.

17
4,Sambungan

1. Sambungan untuk cetakan bawah ( papan dengan papan ), diletakkan


ditengah tumpuan dan masing – masing sisi dipaku 2 buah paku.
2. Sambungan untuk cetakan samping ( papan dengan papan ), papan dirangkai
dengan menggunakan klam perangkai, sambungan tersebut tidak boleh segaris.
3. Sambungan gelagar dengan tiang pada konstruksi sederhana, gelagarnya
memakai papan dan sambungan dengan tiang cukup dipakukan saja.
Untuk konstruksi yang memikul beban berat, gelagarnya memakai balok
6/12 untuk gelagar utama, sedang pembaginya ukuran 5/7. Sambungan tiang
dengan tiang, penempatan sambungan ini jangan diletakkan pada tengah dari
tinggi tiang, karena daerah ini terjadi tekuk yg paling besar. Dan peletakan
sambungan ini untuk satu dan lainnya jangan segaris lurus.

5.Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran dilakukan bila umur beton telah mencapai cukup umur ( 28 hari ).Danbeton
akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar yang
bekerja padanya.

2.7 Analisa Pruduktifitas dan Durasi

Produktifitas adalah kemampuan untuk memproduksi barang secara maksimal dalam

waktu tertentu. Untuk produktifitas dan durasi pekerjaan bekisting semi system dan

kovensional, dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu wawancara pengamatan lapangan dengan

pihak kontraktor pelaksanaan untuk masing-masing pekerjaan dan dengan referensi acuan

baku yaitu menggunakan Standart Analisa Harga Satuan yang ditetapkan oleh pemerintah

(SNI) , sehingga dapat diketahui waktu pelaksanaan dai kedua metode tersebut. Pada AHSP

SNI kita dapat menghitung durasi pekerjaan dengan menggunakan indeks upah dengan cara :

18
“ Volume Pekerjaan (V) x Indeks Upah (OH) / Durasi (D) = Jumlah Pekerja ” 13 13 2.6

Biaya Analisa Estimasi dari biaya pekerjaaan dengan metode ini,  Metode Semi-Sistem

Harga dari pengerjaan bekistng didapat dari kebutuhan material metode SemiSistem dengan

upah pekerjaan per m2. Lalu ditotal untuk mendapat estimasi biaya dalam sebuah pekerjaan.

 Metode Konvensional Biaya pekerjaan dihitung berdasarkan kebutuhan material dan upah

per m2. Lalu ditotal semua untuk mendapatkan estimasi biaya sebuah pekerjaan.

2.9 Biaya Analisa Bekisting

Estimasi dari biaya pekerjaaan dengan metode ini,

 Metode Semi-Sistem Harga dari pengerjaan bekistng didapat dari kebutuhan material

metode SemiSistem dengan upah pekerjaan per m2. Lalu ditotal untuk mendapat estimasi

biaya dalam sebuah pekerjaan.

 Metode Konvensional Biaya pekerjaan dihitung berdasarkan kebutuhan material dan upah

per m2. Lalu ditotal semua untuk mendapatkan estimasi biaya sebuah pekerjaan.

19
BAB III.
KESIMPULAN

B ekis ting atau perancah sangat penting dalam pembuatan beton karena

dapat mempengaruhi bentuk dan kualitas dari beton tersebut. bekisting juga tidak perlu

menggunakan kayu yang mahal atau kayu yang kualitas bagus, cukup dengan kayu yang

biasa saja ataupun dengan kayu yang murah tapi dalam pelaksanaan dilapangan

harus bisa menentukan bekesting yanga akan digunakan apakah menggunakan

system konvensional atau system semi konvensional.

20
21

Anda mungkin juga menyukai