BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Bekisting
Menurut Hanna, (1999) sistem bekisting didefinisikan sebagai sistem
pendukung yang total untuk menempatkan beton segar termasuk cetakan
atau bidang yang kontak dengan beton beserta dengan bagianpendukung
cetakannya.
Pekerjaan bekisting merupakan bagian pekerjaan yang sangat penting
didalam seluruh pelaksanaan pekerjaan beton, karena pekerjaan ini akan
menentukan posisi , ukuran serta bentuk dari beton yang dicetak. Bekisting
juga berfungsi sebagai struktur penyangga sementara bagi seluruh beban
yang ada sebelum struktur beton berfungsi penuh. Beban tersebut bahan
bahan, alat alat dan pekerja yang bekerja (Istimawan Dipohusodo,1999).
2.2
b.
c.
Bekisting
harus
dapat
dengan
cara
sederhana
dipasang,
Dalam menentukan sistem serta metode kerja yang akan dipakai, dari
beberapa alternatif yang ada pasti terlebih dahulu dilihat kelemahan dan
keunggulan dari pada masing-masing metode. Dalam kenyataan di
lapangan, faktor pengambilan keputusan mengenai penentuan metode ini
tergantung juga dari pengalaman dan jam terbang dari si pemborong kerja
tersebut.
2.
3.
Ekonomis
Bekisting
harus
dibuat
secara
efisien,
menjadi
komponen
utama
keberhasilan
untuk
lainnya
yang
perlu
dipertimbangkan
adalah
Kuat, dalam hal ini mampu menopang dan mendukung bebanbeban yang terjadi baik sebelum ataupun setelah masa pengecoran
berton.
b.
c.
2.4
Pada umumnya bekisting secara garis besar dibagi menjadi 3 tipe yaitu :
1.
Bekisting tradisional
Yang dimaksud dengan bekisting tradisional adalah bekisting
yang setiap kali setelah dilepas dan dibongkar menjadi bagianbagian dasar, dapat disusun kembali menjadi sebuah bentuk lain.
Pada umumnya bekisting kontak terdiri dari kayu papan atau
material Balok, sedangkan konstruksi penopang disusun dari kayu
balok dan (pada lantai) dari stempel-stempel baja. Bekisting
tradisional ini memungkinkan pemberian setiap bentuk yang
diinginkan pada kerja beton.
2.
3.
Bekisting sistem
Yang dimaksud dengan bekisting sistem adalah elemenelemen bekisting yang dibuat di pabrik, sebagian besar
komponen-komponen yang terbuat dari baja. Bekisting sistem
II-4
adalah sebagai
berikut :
2.5.1
II-5
Bekisting konvensional
Pada Bekisting konvensional dimana gelagarnya menggunakan
kaso 5/7 dan scafolding yang terdiri dari Main frame dan ladder
frame sebagai tiang penyangga. Dan untuk menyatukan antara
mainframe yang satu dengan yang lainnya menggunakan alat cross
brace.
II-6
II-7
Gambar 2.3 Bekisting Sistem Balok dan Balok (Arsip PT. Abadi Prima
intikarya)
2.6.1.1
Jackbase
Jackbase merupakan material yang digunakan untuk
menopang inner dan vertikal support. Selain itu jackbase
berfungsi sebagai pengatur level untuk perletakan pada
bidang permukaan yang miring.
bekisting
balok
ada
beberapa
material
II-9
2.6.2
Gambar 2.4 Bekisting Sistem Kolom (Arsip PT. Abadi Prima intikarya)
2.6.2.1 Base Balok, Adjustable kickers AVI, dan Adjustable
Kickers RSS
Base Balok, Adjustable kickers AVI, dan Adjustable
Kickers RSS merupakan satu kesatuan dalam rangkaian
bekisting kolom. Ketiganya berfungsi sebagai perkuatan
dan penstabil dari bekisting kolom.
2.6.2.2 Tie Yoke dan Wing Nut
Tie Yoke dan Wing Nut juga merupakan satu
kesatuan dalam rangkaian bekisting kolom. Karena kedua
alat ini sebagai pengunci dari column whaller.
2.6.2.3 Column Whaller
Column Whaller terbuat dari UNP 100 x 50 x 5 dan
beberapa tambahan besi strip dan besi siku yang di las
menjadi satu. Bentuk dari column whaller itu sendiri adala
L
dengan
panjang
II-10
sisi
bermacam-macam.
Ini
Material Pendukung
Material yang umumnya digunakan dalam pekerjaan bekisting adalah
sebagai berikut :
2.7.1
Kayu
Dalam
peraturan
PKKI
ini
jenis-jenis
kayu
II-11
dikerjakan
dan
alat-alat
sambung
yang
sederhana.
4. Isolasi termis yang sangat baik.
5. Dapat dengan baik menerima tumbukan-tumbukan
dan getaran-getaran.
6. serta penanganan yang kasar di tempat pendirian
sebuah bangunan.
Dalam penggunaannya sebagai bagian dari konstruksi banyak
yang mempengaruhi sifat dan kekuatan kayu tersebut. Oleh karena
itu terdapat faktor-faktor pengali yang disesuaikan dengan kondisi
konstruksi dimana kayu tersebut ditempatkan yaitu :
1. Faktor 2/3
a. Untuk konstruksi yang selalu terendam air.
b. Untuk bagian konstruksi yang tidak terlindung dan
kemungkinan besar kadar lengas kayu akan selalu
tinggi.
2. Faktor 5/6
a.
3. Faktor 5/4
a. Untuk
bagian
konstruksi
yang
tegangannya
2.7.2
Multiplek
yang
merugikan
dengan
menggunakan
triplek
2.8
1.
2.
3.
Ketersediaan lahan
2.
Bentuk struktur
3.
Schedule pelaksanaan
4.
Ketersediaan sumberdaya
karena
pengecoran
dengan
volume
yang
besar
akan
2.9
a.
Penyetelan bekisting,
b.
Pemasangan tulangan,
c.
d.
e.
Pengangkutan bekisting.
pekerjaan
bekisting
seperti
pekerjaan
= 2 hari
Floor to floor
= 5 hari
Persiapan
= 10 hari
II-15
pemasangan,
Gambar 2.5 Siklus Cor dan Bongkar Bekisting Balok Balok Dua Zone Floor to
Floor lima hari
Zone to zone
Floor to Floor
: waktu
II-16
Pembacaan contoh siklus diatas adalah sebagai berikut : untuk pekerjaan lantai
Ground ke Upper Ground 1 pengecoran bekisting balok maupun plat untuk
zone 1 pada hari ke 15 setelah pekerjaan persiapan, dan zone 2 pada hari ke 17.
Dan pada hari ke-29 yaitu 14 hari setelah pengecoran beksiting balok dan plat
dapat dibongkar dan dipasang reshoring.
2.10 Pembiayaan Bekisting
Sebagai akibat dari relatif meningkatnya ongkos kerja selama 20 tahun
terakhir ini, perbandingan antara biaya material dan ongkos kerja selalu
mengalami perubahan. Biaya bekisting biasanya berkisar antara 35 sampai
60% atau lebih daripada keseluruhan biaya konstruksi struktur beton.
Menyadari
pengaruh
harga
pekerjaan
bekisting
terhadap
biaya
2.
Biaya
dari
tingkat
kualitas
material
yang
lebih
tinggi
4.
biaya
bekisting
tersebut.
Para
estimator
harus
1.
2.
3.
II-18
II - 1