Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini dengan judul “PENILAIAN NILAI KONDISI
JEMBATAN PADA RUAS JALAN LIKUPANG – WORI MENGGUNAKAN METODE BRIDGE
(BMS; MANAJEMEN SYSTEM)
STUDI KASUS : JEMBATAN MINAESA
Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan saran dari
berbagai pihak, maka penulis ingin sampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Maryke Alelo, MBA selaku direktur Politeknik Negeri Manado
2. Ibu Seska Nicolas, ST. MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
3. Bapak Dr. Reiner Wilsen Tampi, SST.,MT selaku Ketua Program Studi Teknik Konstruksi
Jalan dan Jembatan.
5. Dosen Pembimbing dan dosen-dosen Teknik Sipil yang sudah memberikan masukan dan
saran dalam menulis proposal skripsi.
6. Orang Tua tercinta dan teman-teman yang selalu mendoakan, mendukung serta memotivasi
dan memperhatikan penulis.
Penulis menyadari bahwa Proposal Skripsi ini belum sempurna, untuk itu penulis dengan tulus dan
terbuka menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun dengan harapan agar Proposal
Skripsi ini bisa bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Manado, 21 Februari 2023
Esye I. Batmanlusi
DAFTAR ISI
COVER
1
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................
Latar Belakang..................................................................................................
1.1 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.2 Tujuan penelitian........................................................................................
1.3 Ruang Lingkup...........................................................................................
1.4 Sistematika Penulisan.................................................................................
2
Tabel 2.2 Pedoman Pemberian.......................................................................19
Tabel 2.3 Hierarki dan kode elemen...............................................................21
Tabel 2.4 Penentuan Nilai Kondisi.................................................................23
Tabel 2.5 Bobot Komponen Jembatan............................................................24
Tabel 2.6 Nilai Kondisi Jembatan..................................................................24
Tabel 2.7 Faktor Efisiensi Alat.......................................................................32
Tabel 2.8 Faktor Efisiensi Alat Dump Truck.................................................34
Tabel 2.9 Kecepatan Dump Truck Dan Kondisi Lapangan............................35
Tabel 2.10 Faktor Bucket.................................................................................36
Tabel 2.11 Faktor Konversi Galian (FV)..........................................................36
Tabel 2.12 Faktor Bucket.................................................................................38
DAFTAR GAMBAR
3
Gambar 2.1 Jembatan Jalan Raya.................................................................9
Gambar 2.2 Jembatan Penyebarangan Orang...............................................9
Gambar 2.3 Jembatan Kereta Api................................................................10
Gambar 2.4 Jembatan Kayu.........................................................................11
Gamabr 2.5 Jembatan Pasangan Batu..........................................................11
Gambar 2.6 Jembatan Baja...........................................................................12
Gambar 2.7 Jembatan Gelagar.....................................................................12
Gambar 2.8 Jembatan Lengkung..................................................................13
Gambar 2.10 Jembatan Rangka ...................................................................13
Gambar 2.11 Jembatan Gantung..................................................................14
Gambar 2.12 Jembatan Kabel.......................................................................14
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ...........................................................32
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian..........................................................35
BAB 1
4
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Maka dari itu, dalam penyusunan tugas akhir ini, peneliti akan
melakukan kajian, tinjauan dan analisis berbasis data eksisting mengenai
tingkat kerusakan jembatan serta memberikan usulan penanganan dalam
rangka meningkatkan kemampuan layan jembatan.
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dari pedoman
Sistem Menajemen Jembatan (BMS; Bridge Menagement System). Untuk
memperoleh nilai kondisi tiap tiap komponen dari jembatan serta solusi
penanganannya, maka terlebih dahulu perlu dikorelasikan parameter dari
BMS terhadap Jembatan miaya sebagai objek penelitian.
Rumusan Masalah
5
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan di kaji
sebagai berikut.
1. Bagaimana Kondisi eksisting Jembatan Minaesa pada ruas jalan
Likupang-Wori?
2. Mengacu pada Parameter penilaian BMS, bagaimana tingkat
kerusakan yang dialami jemabatan minaesa ?
3. Apa solusi dalam meningkatan kemampuan layan jembatan
miaya ?
4. Menghitung Asumsi Rencana Anggaran Biaya untuk penanganan
dan peningkatan kondisi jembatan?
Tujuan penelitian
Ruang Lingkup
6
Sistematika Penulisan
BAB 1 Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, maksud dan
tujuan penelitian, ruang lingkup dan sistematika penelitian, mengenai
tingkat kerusakan jembatan miaya di ruas Jalan Likupang-Mori
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sungai/saluran air, lembah atau jalan lain yang tidak sama tinggi permukaannya
1. Menurut Kegunaannya
8
Gambar 2.1 Jembatan Jalan Raya. Sumber : id.wikipedia.org
9
Gambar 2.3 Jembatan Kereta Api. Sumber : id.wikipedia.org
Jembatan yang digunakan untuk menghubungkan saluran air, pipa gas, pipa
minyak, kabel aliran listrik dan sebagainya yang melintasi rintangan dan
biasanya jembatan ini didekatkan dengan jembatan lalu lintas agar mudah
dalam perawatan.
Klasifikasi jembatan menurut material yang digunakan dibedakan atas bahan yang
dominan dipergunakan terutama bahan sebagai struktur utama bangunan atas
sebagai berikut :
a. Jembatan Kayu
10
Gambar 2.4 Jembatan Kayu.
Sumber : id.wikipedia.or
Jembatan jenis ini seluruh struktur baik struktur bawah dan struktur atas
dibuat dari pasangan batu kali atau bata merah yang kekuatannya
mengandalkan dari berat struktur.
c. Jembatan beton
11
c. Jembatan beton
12
3. Menurut sistem struktur
a. Jembatan gelagar
Jembatan bentuk gelagar terdiri lebih dari satu gelagar tunggal yang terbuat
dari beton, baja atau beton prategang. Jembatan ini digunakan untuk variasi
panjang bentang 5 – 40 meter.
13
c. Jembatan rangka
Struktur jembatan rangka batang merupakan rangkaian profil baja yang
disusun membentuk rangka jembatan.
14
e. Jembatan kabel
Jembatan kabel menggunakan kabel sebagai elemen pemikul lalu lintas dan
ditumpu oleh tower.
Secara umum konstruksi jembatatan memiliki dua bagian yaitu bangunan atas
dan bangunan bawah, bangunan atas adalah konstruksi yang berhubungan
langsung dengan beban-beban lalu lintas yang bekerja sedangkan bangunan
bawah adalah konstruksi yang menerima beban-beban dari bangunan atas dan
meneruskan ke lapisan pendukung (tanah keras) dibawahnya.
1. Bangunan atas jembatan
Bangunan atas terletak pada bagian atas konstruksi yang menopang beban-
beban lalu lintas kendaraan, orang, barang atau berat sendiri dari konstruksi.
Bangunan atas terdiri dari:
a. Tiang sandaran
Berfungsi untuk membatasi lebar dari suatu jembatan agar membuat rasa
aman bagi lalu lintas kendaraan maupun orang yang melewatinya.
15
b. Trotoar
Merupakan tempat pejalan kaki yang terbuat dari beton bentuknya lebih
tinggi dari lantai jalan atau permukaan aspal dan dipasang pada bagian
kanan serta kiri jembata
c. Lantai kendaraan
Berfungsi untuk memikul beban lalu lintas yang melewati jembatan serta
melimpahkan beban melalui gelagar.
d. Balok diafragma
Karena letak abutmen yang berada di ujung jembatan maka abutment ini
berfungsi juga sebagai penahan tanah, umumnya abutment dilengkapi
dengan konstruksi sayap yang berfungsi untuk menahan tanah.
b. Fondasi
Plat injak adalah bagian jembatan yang berfungsi untuk menyalurkan beban
yang diterima diatasnya secara merata ke tanah dibawahnya.
16
d. Oprit
Oprit adalah akses penghubung antara jembatan dengan jalan yang ada,
perencanaan konstruksi oprit ini sangat perlu diperhatikan agar design oprit
yang dihasilkan nantinya dapat aman dan awet sesuai dengan umur rencana
yang telah ditentukan
2.4 Metode Sistem Manajemen Jembatan (BMS)
17
Data yang dikumpulkan pada saat pemeriksaan jembatan adalah :
18
Tabel 2.2 Pedoman pemberian nilai kondisi
19
beton, pondasi yang tekikis, kerangka beton yang memiliki
tulangan yang terlihat dan berkarat, sandaran pengaman yang tidak
Nilai 5 ada.
Elemen runtuh atau tidak berfungsi lagi
Contoh : bangunan atas runtuh, timbunan tanah yang hanyut.
Sumber : Sistem Manajemen Jembatan Catatan Kursus BMS-2T
a. Pemeriksaan Detail
20
Tabel 2.3 Hierarki dan kode elemen
Level Kode Keterangan
Elemen
1 1.000 Jembatan.
Alran sungai
2.200
2 Bangunanbawah yang meliputi
2.300
pondasi, abudment.
2.400
Struktur rangka, lantai dan
permukaannya.
3.310 Pondasi
3.450 Rangka
4.455 Surclip
21
4.469 Pelat Gusset
4.502 Pelat Lantai
4.507 Pipa cucuran
4.611 Perletakan Baja
4.624 Parapet
untuk menilai Elemen kecil secara
5 5.000 individual
Sumber : Panduan Pemeriksaan Jembatan (1993)
2. Kode Kerusakan
Untuk tujuan mencatat kerusakan diberi suatu kode kerusakan dengan tiga (3)
angka, kerusakan biasanya berkaitan dengan material atau dengan elemennya.
Contoh kerusakan yang berkaitan dengan material adalah :
a. Pecahnya pasangan batau (kode 103)
b. Kerontokan pada beton (kode 201)
c. Retak (kode 202)
d. Perlindungan permukaan (kode 301)
e. Pengaratan dalam baja (kode 302)
f. Perubahan bentuk (kode 303)
g. Pipa terlalu pendek (kode 306)
h. Pembusukan pada kayu (kode 401)
i. Runtuh (kode 402)
Contoh kerusakan yang berkaitan dengan elemen adalah :
22
b. Sistem Penilaian Elemen
Sistem penilaian elemen untuk elemen yang rusak terdiri atas serangkaian
pertanyaan yang berjumlah lima (5) mengenai kerusakan yang ada. Suatu nilai
sebesar 1 atau 0 diberikan kepada elemen sesuai dengan setiap kerusakan yang
ada seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.4 Penentuan nilai kondisi
Nilai Kriteria Nilai
Berbahaya 1
Struktur (S) tidak Berbahaya 0
dicapai sampai kerusakan
1
parah
dicapai sampai kerusakan
Kerusakan (R) 0
ringan
meluas > 50 % atau lebih
1
mempengaruhi kerusakan
tidak meluas < 50 %
Perkembangan (K) 0
mempengaruhi kerusakan
elemen tidak berfungsi 1
Fungsi (F) elemen berfungsi 0
dipengaruhi elemen lain 1
tidak dipengaruhi elemen
Pengaruh (P) 0
lain
Nilai Kondisi (NK) NK = S + R + K + F + P 0–5
Sumber : Panduan Pemeriksaan Jembatan (1993)
Pemeriksaan Rutin dilakukan setiap tahun sekali yaitu untuk memeriksa apakah
pemeliharaan rutin dilaksanakan dengan baik atau tidak dan apakah harus
dilaksanakan tindakan darurat atau perbaikan untuk memelihara jembatan supaya
tetap dalam kondisi aman dan layak.
d. Pemeriksaan Khusus
23
2) Pembobotan Komponen
Untuk mengidentifikasi penanganan jembatan dari data yang tersedia didalam data
base maka dilakukan suatu skrining. Skrining teknis adalah penyaringan dari data
base terhadap jembatan yang memerlukan suatu penanganan karena kurangnya
kapasitas lalu lintas, kurangnya kekuatan atau kondisinya yang buruk
24
2.5 Konsep Perhitungan Biaya
Penentuan Base Case capaian umur rencana jembatan dengan nilai kondisi (NK)
yang spesifik untuk menentukan Base Case maka perlu dilakukan perkiraan kapan
jembatan akan dianalisis menjadi rusak berat, kritis, runtuh atau tidak berfungsi.
Untuk keperluan analisa suatu jembatan diasumsikan memiliki umur rencana
selama (N) tahun dan mengalami kerusakan dari NK = 0 hingga NK = 5 pada
akhir umur rencana (UR)
Dengan :
a = 4,66
b = 1,905
b . Hitung lamatahun jembatan tersebut mencapai NK yang dipredisikan
( 100-a x (5-NK)ᵇ)
Capaian umurrencana = x UR………………………..(2.2)
100
Sumber : Sumber : Panduan sistem manajemen jembatan, 1993
1. Estimasi Biaya
a. Pesyaratan
Harga satuan pekerjaan (HSP) terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak
langsung. Biaya langsung terdiri atas upah, alat dan bahan masing-masing perlu
ditetapkan harganya sebagai harga satuan dasar (HSD) untuk setiap satuan
pengukuran standar sehingga hasil rumusan analisis yang diperoleh
mencerminkan harga aktual di lapangan, sedangkan untuk biaya tidak langsung
terdiri atas biaya umum dan keuntungan yang ditetapkan sesuai dengan peraturan
yang berlaku dan mempertimbangkan harga pasar setempat. 25
b. Harga satuan dasar (HSD) Tenaga Kerja
Umum Komponen tenaga kerja berupa upah yang digunakan dalam mata
pembayaran tergantung pada jenis pekerjaannya, faktor yang mempengaruhi harga
satuan dasar tenaga kerja antara lain jumlah tenaga kerja dan tingkat keahlian
tenaga kerja.
Suatu produksi jenis pekerjaan yang menggunakan tenaga manusia pada
umumnya dilaksanakan oleh perorangan atau kelompok kerja dilengkapi dengan
peralatan yang diperlukan berdasarkan metode kerja.
Yang dimaksud dengan pekerja standar di sini adalah pekerja yang bisa
mengerjakan satu macam pekerjaan seperti pekerja galian, pekerja pengaspalan,
pekerja pasangan batu, pekerja las dan lain sebagainya. Dalam sistem pengupahan
digunakan satu satuan upah berupa orang hari standar (Standar Man Day) yang
disingkat orang hari (OH) atau MD (man day) yaitu sama dengan upah pekerjaan
dalam 1 hari kerja 8 jam kerja yang terdiri atas 7 jam kerja (efektif) dan 1 jam
istrirahat.
Upah orang per jam = Upah orang per hari…………………………………………(2.3)
7 jam kerja
26
a. HSD Alat
1. Jenis Alat
2. Tenaga Mesin
3. Kapasitas Alat
27
4. Jam Kerja Alat Per Tahun
Pada peralatan yang bermesin maka jam kerja peralatan atau jam
pemakaian peralatan akan dihitung dan di catat sejak mesin di hidupkan sampai
mesin dimatikan selama waktu (jam).
Catatan :
Nilai sisa peralatan (C) atau bisa disebut nilai jual kembali (Resale Value)
adalah perkiraan harga peralatan yang bersangkutan pada akhir umur
ekonomisnya, untuk perhitungan analisis harga satuan ini nilai sisa alat dapat
diambil rata-rata 10% dari pada harga pokok alat tergantung pada karakteristik
(dari pabrik pembuat) dan kemudahan pemeliharaan alat.
Nilai sisa alat ( C ) = 10 % x Harga alat……………………………………….(2.4)
28
6. Tingkat Suku Bunga, Faktor Angsuran Modal
Merupakan tingkat suku bunga bank (i) pinjaman investasi yang berlaku
pada waktu pembelian peralatan yang bersangkutan dengan mengambil nilai rata-
rata dari beberapa bank komersial terutama di wilayah tempat kegiatan pekerjaan
berada.
Dengan :
Asuransi ( F ) ……………………………………………………..(2.7)
Dengan :
29
Dengan :
Asuransi ( F ) ……………………………………………………..(2.7)
Dengan :
30
e. Proses Perhitungan Harga Satuan Dasar Alat
...............................................................................................................(2.8)
: 0,002 x B
: 0,02 x C
Keluaran harga satuan dasar alat (S) adalah harga satuan dasar alat yang
meliputi biaya pasti (G) dan biaya tidak pasti atau biaya operasi (P) harga
satuan dasar alat adalah :
S=G+P……………………………………………………………...(2.15)
Keluaran harga satuan dasar alat ini selanjutnya merupakan
masukan (input) untuk proses analisis harga satuan pekerjaan
(HSP).
g. Koofisien alat
Koefisien alat adalah waktu yang diperlukan (dalam satuan jam) oleh suatu alat
untuk menyelesaikan atau menghasilkan produksi sebesar satu satuan volume
jenis pekerjaan, data utama yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi alat ini
adalah jenis alat, kapasitas produksi, faktor efisiensi alat, waktu siklus dan
kapasitas produksi alat.
Satuan koofisien alat/m³ = 1 / Q (Jam)…………………………………..(2.16)
Kapasitas produksi alat yang digunakan :
1. Asphalt Mixing Plant (E01)
32
Dengan :
V : Kapasitas produksi
Dengan :
Q : Kapasitas produksi (m³/jam)
33
T3 :Waktu menuang diambil 0,30 (menit)
T4 :Waktu menunggu diambil 0,20 (menit)
4. Dump Truck (E08)
34
Tabel 2.9 Kecepatan dump truck dan kondisi lapangan
Kondisi Lapangan Kondisi Beban Kecepatan
Datar Isi 40
Kosong 60
Menanjak Isi 20
Kosong 40
`Menurun Isi 20
Kosong 40
Sumber : Lampiran PAHS No. 008/BM/2010
35
Dengan :
36
6. Generating Set (E12)
Dengan :
37
Kapasitas produksi / jam (Q) = .......................................................................(2.26)
Dengan :
V : Kapasitas bucket (m³)
Fb : Faktor bucket (tabel 2.12)
Fa : Faktor efisiensi alat
B. Untuk mengambil agregat dari stock pile kedalam Cold Bin AMP
38
C. Untuk mengisi batu kedalam Stone Crusher sama dengan dari Stock
……………………………………………
Kapasitas produksi / jam (Q) = …
(2.30) Dengan :
39
7. Water Tank Truck (E23)
Dengan :
40
h. Koofisien Tenaga Kerja
31
BAB III
METODE PENELITIAN
32
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Bertujuan untuk menghasilkan data-data tidak tertulis yang hanya di dapat dengan
pengamatan langsung di lapangan untuk memperoleh kondisi phisik di lokasi
yang meliputi, data dimensi (Panjang, lebar ), foto dokumentasi, data survey lalu
lintas harian rata-rata (LHR).
2. Data Sekunder
Adapun data yang diperoleh untuk penulisan ini sumber dari observasi dimana
penulis meneliti langsung ke lokasi penelitian dan metode kepustakaan dari
beberapa sumber buku.
33
2. Variabel Terkait (Dependen)
Variabel terkait yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variable
bebas yaitu: Kualitas umur jembatan yang menurun, terjadinya longsor pada oprit
jembatan.
34
3.7 Bagan Alir Penelitian
MULAI
Identifikasi Masalah
Tinjauan Pustaka
Pengumpulan Data
Analisa Data
Bridge Management
System (BMS)
SELES AI
BAB IV
35
PEMBAHASAN
35
c. Data Struktur Utama Jembatan Aliran Sungai
Data struktur utama dibagi menjadi :
1. Data strukturbangunan atas
a. Nomor jembatan : 50.053.0020
b. Panjang bentang : 50.5 Meter
c. Lebar lantaikendaraan : 4.5 meter
36
Gambar 4.2 Lapisan Permukaan Jembatan Minaesa
h. Sandaran
1. Bahan : T (Beton bertulang)
2. Bahan : L (Pipa galvanis)
3. Kondisi : 3 yaitu kerusakan yang
membutuhkan penanganan (kerusakan yang mungkin menjadi
serius dalam 12 bulan)
37
Gambar 4.4 Fondasi Sumuran Jembatan Minaesa
b. Kepala jembatan / abutmen
1. Bahan : B (Dinding penuh)
2. Bahan : T (Beton bertulang)
3. Kondisi : 2 (kerusakan yang memerlukan
pemantauan ataupemeliharaan padamasayang akan datang)
38
3. Pembatasan fungsional
Tabel 4.1 Pembatasan Fungsional
Batasan muatan gadar (ton) 8 Ton
Batasan lebar jalan (m) 6,35 Cm
4. Lalu lintas
Penilaian dari dampak lebar jembatan terhadap arus lalu lintas
sepertiterterapadatabel 4.2
Tabel 4.2 Lalu Lintas
Dampak Lebar Jembatan terhadap lalu lintas
( lingkariyang sesuai dengan kondisi jembatan)
1
1. Longgar - kendaraan bebas melintas di atas jembatan
2. Cukup lebar - kendaraan melaju perlahan di atas jembatan 2
3. Sempit - kendaraanharus sering berhenti dan antri 3
39
B. Pemeriksaan Detail Jembatan
Dasar dari sistem pemeriksaan detail adalah penilaian kondisi komponen
dan elemen menurut tingkat kerusakannya, pemeriksaan detail bertujuan
untuk mengevaluasi kondisi jembatan secara menyeluruh dari level terendah
(level 5) yaitu elemenkecil secara individual sampai level tertinggi (level 1) yaitu
jembatan itu sendiri. Dalam melakukan suatu pemeriksaan detail hanya
elemen yang mengalami kerusakan saja yang dicatat berdasarkan nilai
struktur, kerusakan,
perkembangan, fungsi, dan pengaruh.
1. Kode elemen yang rusak pada jembatan Minaesa
a) Aliran air utama ( 4.212 )
Sampah yang menumpuk danterjadinyahambatan aliran sungai ( 502 )
40
Gambar 4.8 Rembesan betonpadataludjembatan Minaesa
41
1) Permukaan kasar ataubergelombang (722)
Permukaan yang kasar atau berlubang akan menimbulkan beban kejut
tambahan pada jembatan, hal ini terjadi pada bagian sebelum masuk ke jembatan
sedangkan untuk retak biasanya disebabkan oleh adanya pergerakan pada
bagian- bagian
elemen jembatan.
42
4) Rembesankedalambeton ( 201 )
Gambar 4 . 1 2 Rembesankedalambeton
5) Pengikisan ( 503 )
43
Rembesan dapat dikenali dengan adanya tanda warna pada beton yaitu, warna
hijaukarena ditumbuhi lumut.
Gambar 4 . 1 4 Rembesankedalambeton
f) Gelagar ( 4.411 )
Pada jembatan Minaesa terdapat kerusakan pada gelagar yaitu :
1) Beton keropos ( 201 )
Beton yang keropos akan terjadi apabila material yang halus tidak
mengisi rongga-rongga antara agregat yang besar akibatnya beton akan
kehilangan ketahanannya sehingga udara dan uap air akan merembes masuk
kedalam beton
dan mengakibatkankarat padatulangan.
44
1) Pipa cucuran atau drainase lantai yang tersumbat ( 711 )
Pipa cucuran atau drainase lantai yang tersumbat pada jembatan Minaesa ini
tertutup oleh adanya tanah dan tumbuhan hal ini dapat mengakibatkan genangan
air dan tidak teraturnya aliran air yang akan menyebabkan erosi
disekitar kepala jembatan.
45
Gambar 4.19 Tiang sandaranyang pecah atau hilang
Setelah melakukan survei dan analisa kerusakan elemen jembatan yang ada
pada jembatan Minaesa, lokasi elemen yang rusak tertera pada table
dibawah ini.
Tabel 4.5 Lokasi Elemen Yang Rusak
Kerusakan Elemen Kerusakan Loka
si
Kod Uraian Ko Uraian A/P/B
e de
46
Tabel 4.6 Nilai Kondisi Jembatan Minaesa
Nama Bobot Indeks
No Ratin
Komponen NYSDO g NYSDO
T T
1 2 3 4 5
1 Gelagar Utama 10 3 30
2 Abutmen 8 2 16
3 Pondasi 6 8 48
4 Dinding 5 4 20
Belakang
Lapisan
5 4 6 24
Permukaan
6 Sandaran 1 1 1
Jumlah 34 24 139
Total Bobot 34
Usulan Rehabilitas
( 2020 - 2009 ) x
UR =
( 1 0 0 - a x ( 5 - NK) ᵇ )
( 2020 - 2009 ) x
= ( 100 - 4,66 x (5 - 4 )1,905
)
= 11 Tahun
= 11 Tahun
b. Menghitung tahun capaian NK yang diinginkan NK = 4, Maka akan
dicapaipadatahun 2009 + 11 = 2020
1 2
A B
Diketahui :
a = 0,35 meter
b = 1,40 meter
c = 0,80 meter
d = 1,70 meter
48
Jawaban :
Bidang 1 = Panjangx Lebar
= 1,40 x 0,35
= 0,49 m 2
Bidang 2 = Panjangx Lebar
= 1,70 x 0,80
= 1,36 m2
Total = (Bidang 1 + Bidang 2) / 2 x Panjang
= (0,49 + 1,36) / 2 x 10
= 9,25 m 3
b. Perhitungan Volume Pekerjaan Jembatan Perhitungan PerkerasanAspal
A
Diketahui :
A = 25,00 meter
B = 6,35 meter
Jawab :
= Panjangx Lebar x Tinggi
= 25,00 x 6,35 x 0,05
3
v = 7,94 m
c. Perhitungan Volume Timbunan
Fondasi = Panjangx Lebar x Tinggi
= 3,00 x 8,87 x 2,00
3
v1 = 53,22 m
Oprit = Panjangx Lebar x Tinggi
= 3,00 x 2,00 x 1,65
v2 = 9,90 m3
Total = v1 + v2
49
= 53,22 + 9,90
Total v = 63,12 m 3
= Panjangx Lebar
= 1,00 x 0,8
v = 0,8 m2
50
CONTRACT CHANGE ORDER
No. Mata (CCO)04
Pembay U R A I A N PEKERJAAN Satua
n harga total harga
ara n Kuantita satuan
s ( Rp. ) ( Rp. )
a b c d e f = dx e
DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi LS 1. 27,192,870. 27,192,87
00 90 1
6.1 (2a) Lapis Perekat - Aspal Cair/Emulsi Liter 158. 13,004. 2,054,689
00 36
6.5(1) Laston Lapis Aus Asbututon (AC- WC Asb) Ton 7. 1,897,739. 15,068,05
94 81 4
DIVISI 7. STRUKTUR
7.9.(1) Pasangan Batu M3 9. 924,126. 8,548,16
25 00 6
Dimensi
Volum
Item Panja Lebar Tinggi Bany e
ng ak
m' m' m' Bida m3
ng
Perhitungan
Oprit Jembatan
Bidang 1
10.0 0.35 1.4 1 2.45
0
Dimensi
Volum
Item Panja Lebar Tinggi Bany e
ng ak
m' m' m' Bida m3
ng
Perhitungan
Oprit Jembatan
Bidang 2
10.0 0.8 1.7 1 6.80
0
Total = Bidang 1 + bidang
2 9.25
Dimensi
Volum
Item Panja Lebar Tinggi Bany e
ng ak
m' m' m' Bida m3
ng
Perhitungan
Perkerasan Aspal
25.0 6.35 0.5 1 79.38
0
Dimensi
Volum
Item Panjan Lebar Tinggi Bany e
g ak
m' m' m' Bida m3
ng
Perhitungan
Volume
Timbunan
Fondasi
8.87 3 2 1 53.22
Dimensi
Volum
Item Panja Lebar Tinggi Bany e
ng ak
m' m' m' Bida m3
ng
52
Perhitungan
Volume
Timbunan Oprit
3.00 2 1.65 1 9.90
Total = Bidang T1
+ bidang T2 63.12
Total 151.75
52
HARGA DASAR SATUAN UPAH
HARGA
No. URAIAN KOD SATUAN SATUAN KETERANGA
E ( Rp.) N
53
Rekapitulasi biaya estimasi untuk merehabilitasi jembatan Wai
Lubang Buaya.
REKAPITULASI
PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN
Jumlah Harga
No. Divisi Uraian Pekerjaan
(Rupiah)
1 Umum 58.603.549,0
0
2 Drainase
3 Pekerjaan Tanah Dan Geosintetik 6.958.416,0
0
4 Pelebaran Perkerasandan Bahu Jalan
5 Pekerasan Berbutir Dan Perkerasan Beton Semen
6 Perkerasan Aspal 17.453.121,0
0
7 Struktur 8.548.166,0
0
8 Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor 785.141,0
0
9 Pekerjaan Harian 1.222.250,0
0
10 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin 4.941.869,0
0
SK.10.1 Pekerjaan Layanan Pemeliharaan Rutin ( Lump Sum )
(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 98.512.512,0
0
(B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 10% x (A) 9.851.251,2
0
(C) Jumlah Total Harga Pekerjaan = (A) + (B) 108.363.763,2
0
(D) Jumlah Dibulatkan 108.363.000,0
0
54
Pekerjaan devisi 1 untuk umum sebesar Rp. 58.603.549,00 devisi
3 pekerjaan tanah untuk galian biasa sebesar Rp. 6.958.416,00 devisi 6
pekerjaan aspal sebesar Rp. 17.453.121 untuk devisi 7 pekerjaan struktur
pasangan batu sebesar Rp. 8.548.166,00 dan untuk devisi 8 pengendalian
kondisi dan pekerjaan minor sebesar 785.141,00 devisi 9 dan
pemeliharaan harian sebesar Rp. 1.222.250,00 untuk pekerjaan pemeliharaan
rutin sebesar Rp. 4.941.869,00 dengan
jumlah biaya yang dihitung dari devisi I sampai dengan devisi X adalah Rp.
98.512.512,00.
PPN ( 10% x Rp 98512.512,00) = Rp. 9.851.251,20
Total hargapekerjaan = Rp. 98512.512,00 + Rp. 9.851.251,20
= Rp. 108.363.000,00 dengan dibulatkan menjadi Rp. 108.363.000,00 jadi
total biaya untuk merehabilitasi jembatan adalah serratus delapan juta tiga
ratus enam
puluh tiga rupiah ( Rp. Rp. 108.363.000 ).
Hasil perhitungan dapat dilihat padabagian lampiran.
54