biaya produk dan jasa, perlu dilakukan eksplorasi mengenai Tujuan penggunaan absorption costing lebih kepada
dua jenis cost behavior yang paling mendasar, yaitu total pelaporan eksternal perusahaan, sedangkan variabel costing
variable costs dan total fixed costs. yang lebih konsisten dengan analisis keputusan operasional
Variable costs adalah biaya yang berubah sebanding lebih disukai untuk pengambilan keputusan internal.
dengan perubahan volume aktivitas [2]. Fixed costs adalah Selain itu ada throughput costing, yaitu metode costing
biaya yang tidak akan berubah seiring dengan perubahan dimana hanya biaya material langsung sebagai biaya unit level
volume aktivitas [2] langsung yang diperlakukan sebagai biaya produk, sementara
3. Variable Costs and Unit Level Costs biaya manufaktur lainnya dimasukkan sebagai biaya
Istilah variable cost menunjukkan bahwa terjadinya biaya operasional
yang bervariasi, dimana kaitannya dengan jumlah unit produk
/ jasa yang diproduksi. Secara sederhana, hirarki biaya
III. METODOLOGI
mencakup lima jenis biaya berikut:
a. Unit Level Costs dikeluarkan untuk setiap unit produk yang Penelitian ini membahas mengenai Product Costing System
diproduksi atau jasa yang dihasilkan dari studi literatur [2]. Kemudian hasil studi literatur tersebut
b. Batch-level costs dikeluarkan untuk setiap batch produk diterapkan pada studi kasus di bidang properti. Data-data ini
atau layanan yang diproduksi diperoleh dari jurnal penelitian di salah satu perguruan tinggi
di Indonesia [3]. Kemudian, data yang ada diolah
c. Product-level costs dikeluarkan untuk setiap lini produk
menggunakan konsep Product Costing System
atau layanan
d. Customer-level costs dikeluarkan untuk pelanggan tertentu
e. Facility-level dikeluarkan untuk memelihara fasilitas dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
infrastruktur organisasi secara keseluruhan .Studi literatur ini diterapkan pada studi kasus di bidang
4. Committed Costs, Opportunity Costs, and Sunk Costs konstruksi/properti yang datanya bersumber dari jurnal
Committed costs (biaya komitmen) adalah biaya dimana penelitian salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Jurnal
manajemen telah mengambil tindakan yang menghasilkan penelitian tersebut, menjelaskan mengenai penerapannya pada
komitmen untuk mengeluarkan biaya tersebut [2]. Umumnya PT. Perum Perumnas dalam proyek pembangunan 10
biaya komitmen memiliki jangka panjang dalam (sepuluh) unit rumah di lokasi Bengkuring, Samarinda,
pelaksanaannya. Sedangkan, discretionary costs atau biaya Kalimantan Timur pada tahun 2020 [3].
tetap kebijakan adalah biaya yang dikeluarkan tergantung dari
kebijakan manajemen perusahaan, dimana memiliki jangka A. Perhitungan Flow of Costs
pendek dan dapat diubah [2]. Dalam perhitungan flow of costs, perlu diketahui terlebih
Opportunity costs adalah manfaat yang hilang yang dapat dahulu data-data berupa biaya yang diperlukan. Berikut
direalisasikan dari penggunaan alternatif terbaik dari sumber merupakan data yang didapatkan pada studi terdahulu [3] dan
daya [2]. Sunk costs adalah biaya masa lalu untuk sumber daya asumsi:
yang tidak dapat diubah keputusannya pada saat ini atau saat a. Biaya bahan baku : Rp. 406.970.800,-
masa depan [2]. b. Biaya tenaga kerja langsung : Rp. 91.470.000,-
5. Traceability of Resources c. Biaya overhead pabrik : Rp. 17.000.000,-
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dengan mudah d. Beg. raw materials inventory : Rp. 100.000.000,-
dilacak dari suatu produk atau bagian [2]. Biaya tidak e. Raw material purchases : Rp. 500.000.000,-
langsung adalah biaya yang harus dialokasikan terlebih f. Beginning WIP inventory : Rp. 200.000.000,-
dahulu, sebelum dimasukkan kedalam produk [2]. Nama Ending WIP inventory : Rp. 303.088.160,-
lainnya untuk biaya tidak langsung adalah biaya overhead, Berdasarkan data tersebut, perhitungan flow of costs dapat
biaya umum, dan beban. dilihat pada gambar 1.
D. Efek Laporan Biaya pada Alternatif Sistem Biaya Produk
Operating income adalah kata kunci untuk menilai
kinerja/performa keuangan sebuah perusahaan. Penggunaan
metode yang berbeda pada product costing dapat berpengaruh
s
Absorption costing adalah sistem akuntansi untuk biaya
di mana biaya produksi tetap dan variabel dimasukkan ke
dalam biaya produk. Sedangkan variabel costing adalah sistem Gambar 1. Perhitungan Flow of Costs
akuntansi biaya yang hanya menetapkan biaya produksi
variabel ke biaya produk. Dua sistem biaya produksi ini B. Perhitungan Cost of Goods Manufactured (COGM) dan
melakukan perlakuan yang berbeda pada Fixed manufacturing Cost of Goods Sold (COGS)
overhead, dimana absorption costing masuk pada kategori Dalam perhitungan cost of goods manufactured, diperlukan
biaya produk, sedangkan pada variable costing masuk pada data-data berupa biaya yang diperlukan. Data yang digunakan
kategori biaya periode. sama dengan data pada perhitungan flow of costs. Untuk itu,
perhitungan cost of goods manufactured terdapat pada tabel 1.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. Y, (TAHUN) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3
Tabel 1. Tabel 5.
Cost of Goods Manufactured (COGM) Variable Costing Income Statement (dalam juta rupiah)
Rincian Jumlah (Rp) Periode tahun 2019 2020
Raw material used 406.970.800 Unit rumah terjual 5 6
Direct labor 91.740.000 Variable Costing Income Statement (dalam juta rupiah):
Total manufactured overhead 17.000.000 Pendapatan (Rp 100 juta per unit) 500 600
Total manufacturing costs 515.400.000 Pengeluaran variabel
Add: Beg. WIP Inventory (Jan 1) 200.000.000 Biaya variabel manufaktur 257,720 309,264
Subtotal 715.400.800 Biaya variabel penjualan dan administrasi 25 30
Less: End. WIP Inventory (Dec 31) 303.088.160 Margin konstribusi 217,279 260,735
Cost of Goods Manufactured 412.352.640 Pengeluaran tetap
Overhead tetap manufaktur 17 17
Diperlukan data persediaan dan penjualan rumah untuk Pengeluaran tetap penjualan & admin(100jt/th) 100 100
menghitung Cost of Good Sold (COGS). Akan tetapi, terdapat Pendapatan operasional 100,279 143,735
beberapa data yang tidak diketahui dalam jurnal penelitian Tabel 6.
tersebut, sehingga nilainya diasumsikan, sebagai berikut: Throughput Costing Income Statement (dalam juta rupiah)
a. Inventory sisa tahun lalu (Jan 2020 ) sebanyak 5 rumah Periode tahun 2019 2020
b. Rumah yang siap dijual tahun 2020 sebanyak 8 rumah Unit rumah terjual 5 6
Throughput Costing Income Statement (dalam juta rupiah):
c. Rumah yang terjual pada akhir (Des 2020) 6 rumah
Pendapatan (Rp 100 juta per unit) 500 600
Perhitungan cost of goods sold dapat terdapat pada tabel 2. Dikurangi COGS 203,485 244,182
Tabel 2. Throughput 296,514 355,817
Cost of Goods Sold (COGS) Dikurangi biaya operasional
Rincian Jumlah (Rp) Biaya tenaga kerja langsung 45,735 54,882
Finished goods inventory (Jan 1) 257.720.400 Overhead variabel manufaktur 17 17
Add: Cost of goods manufactured 412.352.640 Overhead tetap manufaktur 17 17
Cost of goods available for sale 670.073.040 Biaya variabel penjualan dan administrasi 25 30
Less: Finidhed goods inventory (Dec 31) 360.808.560 Biaya tetap variabel penjualan dan admin. 100 100
Cost of Goods Sold 309.264.480 Total biaya operasional 204,735 218,882
Pendapatan operasional 91,779 136,935
C. Laporan Pendapatan Pada tabel 4, 5 dan 6, terdapat perbedaan pelaporan
Laporan pendapatan Perumnas disusun dengan cara pendapatan. Pada variable costing, overhead tetap manufaktur
absorption costing dan variable costing. Perum Perumnas dibebankan di tiap tahunnya, sementara throughput costing
memproduksi rumah dengan harga jual sebesar meminimalkan pendapatan operasional per tahun dengan
Rp100.000.000, detil informasi pembiayaan terdapat pada hanya memasukkan biaya material sebagai biaya produk.
tabel 3.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Tabel 3.
Informasi Pembiayaan Perumnas A. Kesimpulan
Unit rumah dibangun setiap tahun: 10 unit 1) Besarnya cost of goods manufactured dari PT Perum
Biaya variabel per unit
Perumnas pada periode 2020 adalah Rp412.352.640
Biaya material, pekerja langsung, overhead manufaktur 51.544.080
Pengeluaran penjualan dan administrasi 5.000.000 2) Besarnya cost of goods sold PT Perum Perumnas pada
Biaya tetap per tahun periode 2020 adalah Rp309.264.480
Overhead manufaktur 17.000.000 3) Terdapat perbedaan cara pelaporan dan hasil akhir biaya
Pengeluaran penjualan dan administrasi 309.264.480 operasional per tahun pada absorption costing, variable
Pada tahun 2019, Perumnas tidak memiliki rumah pada costing dan throughput costing.
inventori awal, memproduksi 10 rumah, dan menjual 5 rumah 4) Terdapat hubungan antara produksi dan penjualan yang
dengan harga jual sebesar Rp 100.000.000 per unit. Tahun berefek pada persediaan jika nilai absorption dan variabel
2020 dengan 5 rumah pada inventori awal, perumnas net income berbeda.
memproduksi 10 unit, dan kemudian menjual 6 rumah dengan B. Saran
harga jual yang samat. Laporan pendapatan periode 2019 dan Berikut ini adalah saran untuk penelitian selanjutnya:
2020 dengan metode berbeda terdapat pada tabel 4, tabel 5, 1) Perhitungan yang lebih detil untuk biaya-biaya yang terjadi
dan tabel 6. 2) Mencari alternatif untuk efektivitas biaya yang terjadi
Tabel 4.
Absorption Costing Income Statement (dalam juta rupiah) sehingga dapat menjadi keunggulan perusahaan
Periode tahun 2019 2020
Unit rumah terjual 5 6 DAFTAR PUSTAKA
Absorption Costing Income Statement (dalam juta rupiah): [1] Perum Perumnas, “Tentang Perumnas”, 2021. [Online]. Available:
Pendapatan (Rp 100 juta per unit) 500 600 https://perumnas.co.id/
Biaya produk terjual 266,220 319,464 [2] Hilton, R. W., Michael W. Maher, dan Frank H. Selto. (2003). Edisi 3.
Margin kotor 233,779 280,535 Cost Management: Strategies for Business Decisions. New York:
Pengeluaran penjualan dan administrasi McGraw-Hill Co., Inc.
Variabel 25 30 [3] Setyono, Basuki. 2013. Analisis Perhitungan Harga Proyek
Tetap 100 100 Pembangunan Rumah Perum Perumnas Bengkuring Samarinda.
Pendapatan operasional 108,779 150,535 Samarinda: Universitas 17 Agustus 1945.