Disusun Oleh:
KELOMPOK VI
ASERI 160110020
KHAIRUNNISAK 160110188
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Pelaksana : Kelompok I
TANDA
NO. NAMA NIM NILAI
TANGAN
1. ASERI 160110020
2. KHAIRUNNISAK 160110188
Dosen Pembimbing,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberi
kekuatan dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Perancangan Jembatan Rangka Baja ini. Dan tak lupa pula shalawat
berangkaikan salam kami panjatkan kepangkuan Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Karena terbatasnya ilmu dan pengetahuan yang kami miliki, kami sangat
menyadari atas kekurangan dalam penyusunan perancanagan ini dan kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk
menjadikan laporan ini jauh lebih sempurna di masa yang akan datang.
Lhokseumawe, 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
3.1.1 Pembebanan..........................................................................35
3.1.2 Perhitungan Momen..............................................................39
3.1.3 Penulangan............................................................................43
3.2 Sandaran...........................................................................................45
3.3.1 Pembebanan..........................................................................52
3.3.2 Kontrol Tegangan.................................................................59
3.3.3 Lendutan...............................................................................60
3.4 Gelagar Melintang............................................................................60
3.4.1 Pembebanan..........................................................................61
3.4.2 Kontrol tegangan...................................................................68
3.4.3 Lendutan...............................................................................69
3.5 Gelagar Utama (Vakwerk)................................................................69
3.5.1 Pembebaban..........................................................................69
3.6 Gaya Batang (Cremona)...................................................................71
4.4.1 Baja.....................................................................................113
4.4.2 Beton bertulang...................................................................113
4.4.3 Aspal...................................................................................113
4.5 Perhitungan Panjang Las................................................................114
5.1 Kesimpulan.....................................................................................115
5.2 Saran...............................................................................................116
vi
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................117
PENDAHULUAN
baja yang direncanakan adalah st100, mutu beton pada abutment adalah K300.
Jarak antara pipa yang diklaim dengan pipa lainnya adalah 3 meter. Pipa besi yang
digunakan sebagai sandaran berukuran diameternya (D) adalah 76,3 mm.
Karena tujuan dari suatu perencanaan yaitu untuk penggunaan bahan yang
ekonomis, tetapi konstruksi jembatan tersebut masih dalam keadaan stabil saat
dipergunakan sesuai dengan fungsinya.
cara lukisan poligon tertutup dapat dihitung berdasarkan gaya yaitu dengan
mengukur tanda lukisan poligon tersebut dan dengan skala tertentu, sedangkan
λarah dari gaya-gaya batang di tentukan sebagai berikut:
a. Apabila arah gaya menuju titik yang ditinjau berarti gayanya adalah tekan
(-);
b. Apabila arah gaya batang meninggalkan titik yang ditinjau, berarti
gayanya adalah tarik (+).
DASAR TEORI
1. Jembatan kelas A, lebar lantai jembatan (1.0 + 7.0 + 1.0) meter, dengan
beban 100 % dari loading Bina Marga;
2. Jembatan kelas B, lebar lantai jembatan (0.50 + 6.0 + 0.50) meter, dengan
beban 70 % dari loading Bina Marga;
3. Jembatan kelas C, lebar lantai jembatan (0.25 + 5.5 + 0.25) meter, dengan
beban 50 % dari loading Bina Marga.
6
1. M + (H+K) – Ta + Tu 100 %
2. M + Ta + Ah + Gg + A + SR + Tm 125 %
3. (1) – Rm + Gg + A + SR + Tm + S
140 %
4. M + Gh + Tag + Gg + Ahg + Tu
5. M + Pl 150 %
6. M + (H+K) – Ta + S + Tb 130 %
150 %
Dimana:
A = Beban angin
AHg = Beban akibat aliran air dan hanyutan pada waktu gempa bumi
M = Beban mati
Rm = Gaya rem
S = Gaya sentrifugal
Tb = Gaya tumbuk
Kombinasi Beban
standar ini adalah 9,81 m/detik 2. Besarnya kerapatan massa dan berat isi untuk
berbagai macam bahan diberikan dalam Tabel 1.1
Tabel 1.1 Berat Isi Untuk Beban Mati menurut SNI 1725:2016 halaman 13
Beban mati ultimit (KBU) diambil pada tingkat nominal (faktor beban =
1) dalam pengecekan stabilitas geser dan guling dari fondasi jembatan;
Beban Mati Tambahan/utilitas (MA) SNI 1725:2016 halaman 14
Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang membentuk suatu
beban pada jembatan yang merupakan elemen nonstruktural, dan besarnya dapat
berubah selama umur jembatan. Dalam hal tertentu, nilai faktor beban mati
tambahan yang berbeda dengan ketentuan pada Tabel 4 boleh digunakan dengan
persetujuan instansi yang berwenang. Hal ini bisa dilakukan apabila instansi
tersebut melakukan pengawasan terhadap beban mati tambahan pada jembatan,
sehingga tidak dilampaui selama umur jembatan.
Tabel 1.3 Faktor beban untuk beban mati tambahan
Tetap
Catatan (1): faktor beban layan sebesar 1,3 digunakan untuk utilitas
lintas dan/atau pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan. Kapasitas
beban hidup keadaan batas ultimit (KBU) dipertahankan sama sehingga dengan
faktor beban 1,8 menimbulkan kenaikan kapasitas beban hidup pada keadaan batas
layan (KBL) sebesar 11,1 %
0,5 m 0,5 m
1,75 m
5m (4 - 9) m
2,75 m
50 kN225 kN225 kN
250 mm
250 mm 250 mm
250 mm 250 mm 2,75 m
250 mm
- pengaruh beban truk dikalikan dengan faktor beban dinamis (FBD), atau
- pengaruh beban terdistribusi "D" dan beban garis KEL dikalikan FBD
Untuk momen negatif, beban truk dikerjakan pada dua bentang yang
berdampingan dengan jarak gandar tengah truk terhadap gandar depan truk
dibelakangnya adalah 15 m (Gambar 27), dengan jarak antara gandar tengah dan
gandar belakang adalah 4 m.
5 m4 m 5 m4 m
Gambar 1.3 Penempatan beban truk untuk kondisi momen negatif maksimum
5% dari berat truk rencana ditambah beban lajur terbagi rata BTR
SNI 1725:2016 halaman 46
Keterangan :
bahwa V10 = VB
= 90 s/d 126 km/jam.
Keterangan :
PERENCANAAN
Direncanakan:
3.1.1 Pembebanan
a. Muatan Mati
- Berat plat lantai beton bertulang = 0,2 m x2,4 t/m³ x 8 m = 3,84 t/m
- Berat lapisan Aspal = 0,1 m x 2,2 t/m³ x 6 m = 1,32 t/m
- Berat Air hujan = 0,05 m x 1,0 t/m³ x 8m = 0,4 t/m
q = 5,56 t/m
b. Muatan Hidup
Untuk perhitungan beban hidup lalu lintas pada lantai kendaraan yang
harus ditinjau dinyatakan dalam dua jenis, yakni beban “T” yang merupapakan
beban terpusat (sumber: PPPJJR SKBI-1.3.28.1987).
Penyebaran gaya:
1
a = 75+2( x tebal plat beton+ tebal aspal)
2
= 75 + 2 (1/2 x 20 + 10)
= 115 cm
1
b =25+2( x tebal plat beton+ tebal aspal)
2
= 25 + 2 (1/2 x 20 +10)
= 65 cm
Jadi luas bidang kontak setelah penyebaran terjadi adalah (90 x 60) cm.
T 7 2
q= = =9,36 t /m
a x b 1,15 x 0,65
15
q = 9,0 (0,5+ )kPa
L
1 kPa = 0,81632 ton/m2
15
q = 9,0 x ( 0,5 +
34
) 0,81632 = 6,915 ton/m
Menurut RSNI T-02-2005, beban garis (BGT) adalah p = 49 kN/m = 4,9 t/m
x 2 m = 9,8 t
= 2,1 m
Beban lajur ”D” terdiri dari beban tersebar merata (BTR) yng digabung dengan
beban garis (BGT)
D = BTR + BGT
= 6,915 + 9,8
= 16,715 kPa
= 1,09 t
= 1,09 x 2,1
= 2,29 tm
Gaya lintang yang timbul
D =½xR
= ½ x 1,09
22
= 0,545 t
f. Muatan Angin
A=
( 2 )
( jarak gelagar memanjang ) x ( tinggi kendaraan ) x ( beban angin ) x 1 x tinggi kendaraan 1,6 m x
=
Jarak as roda
¿ 0,274 ton
Muatan gaya angin dapat jugs dicari dengn cara kesimbangan momen
berdasarkan gambar penyebaran beban pada kendaraan tersebut.
kg
W =150 2
x jarak gelagar melintang x tinggi kendaraan
m
kg
¿ 150 2
x 1,6 m x 2 m
m
R A → ∑ M B=0
−( W x 1 ) + ( R A x 1,75 )=0
1,75 R A =W
1,75 R A =0,48
R A =+0,274 Ton
23
R B → ∑ M A=0
−( W x 1 ) + ( R B x 1,75 ) =0
1,75 RB =W
1,75 RB =0,48
R B=+0,274 Ton
¿ 0,274 x 1,75
¿ 0,48 Ton m
Mtx
M
Lx = 1,6 m
X
Mlx
Ly = 4,25 m
Mty Ly/Lx= 2,66 m
Mly
24
Menurut SKSNI – T – 1991 – 03, momen pada plat dapat dihitung dengan
melihat peraturan tabel 4.2.b.vis – kusuma 1997 (skema IV d , jepit-jepit).
1,6 m
6m
38 m
25
- Keadaan I
Plat menerima beban 1 roda ( di tengah plat)
a = 115 cm ; b = 65 cm
Ly = 4,25m
a
Lx = 1,6 m
Ly> 3 . r . Lx
Ly> 3 . ½ . 1,6
4,25>2,4 ............................( OK )
Sehingga:
Sa = 3/4 . a + 3/4 .r . Lx
= 1,4625 m
Mo
MLx=
Sa
Mo = 1/4 . P . Lx
= 3,1tm
Sehingga :
Mo
MLx=
sa
3,1
¿
1,465
¿ 2,12 tm/m
Ly>2/3 . Ly
Ly>2/3 .4,25
4,25>2,83 ............................( OK )
Sehingga :
MLx 2,12
Mly= =
4. sa 4 x 1,465
1+ 1+
Ly 4,25
= 0,89 tm/m
Mo
Mly=−0,10
Sa
3,1
¿−0,10
1,465
= - 0,212 tm/m
Kesimpulan :
Momen yang terjadi seluruhnya pada plat lantai akibat beban mati + beban
hidup + beban angin adalah:
3.1.3 Penulangan
Data Perencanaan:
dx = h− p− ( 12 x D )
28
d x =h−p−d− ( 12 x d)
¿ 200−40−14− ( 12 .14)=139 mm=0,139 m
Perhitungan laapangan untuk arah x:
Mu 15,6 . 106
K¿ 2
= =0,833 MPa
∅b.d 0,8.1000 . 1532
Mu
b.d 2
(
x 10−2 =ρ.0,8 . f y 1−0,588 . ρ .
fy
f 'c )
15,6
1. 0,153 2
−2
(
x 10 =ρ .0,8 .370 1−0,588 . ρ .
370
26,4 )
6,66=296 ρ ( 1−8,24 ρ )
6,66=296 ρ−2439,04 ρ2
29
2
2439,04 ρ −296 ρ+6,66=0
ρ=0,0298
untuk f y =370 MPa dan f ' c =26,4 MPa danϕ =0,80 diperoleh:
1,4 1,4
ρmin = = =0,0038
f y 370
3.2 Sandaran
H
Tg α =
λ
6
=
4,25
= 1,41
α = 54,65º
y1 1
Tg α = a=
a Tg α
1
=
Tg54,65 º
= 0,709 m
x1 = x – 2a
= 6,0 – 2 x 0,709
31
= 4,582 m
y2 1,5
Tg α = b=
b Tg α
1,5
=
Tg54,65 °
= 1,06 m
x2 = x – 2b
= 6 – 2 x 1,06
= 3,88 m
Ls ×( H −h 1) 4,25 ×(6−1,2)
L1 = = = 4,05 m
H 6
Ls ×( H −h 2) 4,25 ×(6−1,5)
L2 = = =4m
H 6
Data Perencanaan
Jarak tiang sandaran : 3,4 m
Tinggi sandaran (dari trotoar) : 1,10 m
Data Profil:
D = 8,91 cm t = 0,32 cm
F = 8,636 cm q = 6,78 kg/m
I = 79,8 cm4 i = 3,04 cm
W = 17,9 cm³
(sumber tabel kontruksi baja Tabel profil kontruksi baja, Ir Rudy Gunawan ).
V = 6 ,7 8 k g/ m
R
R = √ V ²+ H ²
=√ 6,78 ²+100 ²
H = 1 0 0 kg / m
= 100,23 kg/m
34
1
Rav = ×q×L
2
1
= × 100,23 × 3,4
2
= 170,39 kg
1
Mu = × q × L2
8
1
= × 100,23 × (3,4)2
8
= 144,83 kgm
b. Terhadap Momen
σ <σu ijin
Mu 14483,0
L1 = = =822,898 kg/cm2< 1600 kg/cm2.........(OK)
W 17,6
Dengan demikian Profil Baja Bulat Ø89,1 dengan t=3,2 dapat digunakan
sebagai sandaran mendatar.
35
Tiang sandara direncanakan dari Profil Baja Bulat Ø89,1 dengan t=3,2.
Tinggi tiang sandaran dari plat lantai kendaraan.
= tinggi tiang sandaran + tebal aspal trotoar + tebal plat beton lantai
= 110 + 10 + 20
= 140 cm
= 1,4 m
Pembebanan vertikal :
- Berat badan profil : 1,4 . 6,78 = 9,492 kg
- Sandaran mendatar : 2 x 3 . 3,58 = 21,48 kg
- Beban muatan hidup = 100.00 kg +
P = 130,972 kg
Menurut PPPJJR – 1987, pasal 1 ayat 2.5.c, halaman 10, selain beban
vertikal, bekerja pula beban horizontal sebesar 100 kg/m² dengan titik tangkap 90
cm dari lantai trotoar.
= 39600 kg.cm
Kontrol tegangan:
Lk = 2 x 110
= 220 cm
λ = lk
Imin
= 2 x 110
3,04
= 72,37
Jadi untuk tiang sandaran dapat dipakai Profil Baja Bulat Ø89,1 dengan t = 3,2.
Direncankan:
4,25 m
1,6 m
qeq tipe b
1
qeq= 3 .Lx.q
1
= x 1,60 x 5,56
3
= 2,97 t/m Lx = 1,60
3.3.1 Pembebanan
B = 40,7 cm
Wx/Zx = 5570 cm3
Ix/Jx = 119000 cm4
Sx/Zy = 1930 cm3
F/SA = 360,7 cm2
Pembebanan Trotoar
Berat sendiri plat lantai trotoar = 0,20 x 2,4 x 1,0 = 0,48 t/m
Beban air hujan = 0,05 x 1,0 x 1,0 = 0,05 t/m
Beban hidup di trotoar = 5 kPa x 0,81632 t/m2 x 1,0 = 4,0816 t/m +
q = 4,6116 t/m
Gelagar memanjang 1 & 5
a. Beban tetap (PMS dan PMA)
- Berat sendiri gelagar (PMS) = 0,283 t/m
- Berat lantai tipe a (PMA) = 0,275 t/m
- Berat trotoar (PMA) = 3,2145 t/m
qm = 3,773 t/m
1 1
Mmax= x q x L2 = x 3,773 x 4,252 = 8,519 tm
8 8
1 1
D max = x q x L = x 3,773 x 4,25 = 8,018 t
2 2
b. Beban Transien
1. Beban ”D” (TTD)
- Beban Terbagi Rata (BTR)
Menurut SNI 1725:2016, beban ”D” terdiri dari beban terbagi rata (BTR)
digabung dengan beban garis (BGT). Untuk jembatan dengan panjang bentang
L>30 meter maka BTR untuk satu jalur lalu lintas adalah:
15
q = 9,0(0,5+ )kPa
L
39
TEQ = Kh . I . WT
= 0,123 x 1,2 x (5,170 t/m x 1 m’)
= 0,763 t
Maka :
Momen yang timbul:
M = ¼ x TEQ x L
= ¼ x 0,763 x 3
= 0,573 tm
Beban lajur ”D” terdiri dari beban tersebar merata (BTR) yang digabung
dengan beban garis (BGT)
D = BTR + BGT
= 3,7 + 7,84
= 11,54 kPa
c. Kombinasi beban
- Momen akibat beban tetap (PMS dan PMA) = 8,519 tm
- Momen akibat beban hidup “D” (TTD) = 5,680 tm
- Momen akibat beban angin (TEW) = 6,742 tm
- Momen akibat beban gempa (TEQ) = 0,573 tm
- Momen akibat rem (TTB) = 2,1021 tm
III. Kombinasi tersier = beban primer + 0,5 (dua atau lebih beban transien)
= PMS + PMA + TTD + 0,5 (1,0 .TEQ + 1,8 .TTB)
= 28,97+ 0,5 (1,0 x 0,573+ 1,8 x 2,1021)
= 33,04 tm
Dari kombinasi beban diatas, yang menentukan adalah kombinasi
sekunder dengan momen sebesar 34,63tm.
- Gaya lintang akibat beban tetap (PMS dan PMA) = 8,018 ton
- Gaya lintang akibat beban hidup “D” (TTD) = 3,778 ton
- Gaya lintang akibat beban angin (TEW) = 3,173 ton
- Gaya lintang akibat beban gempa (TEQ) = 0,382 ton
- Gaya lintang akibat rem (TTB) = 0,5005 ton
- Tegangan Geser
Berdasarkan RSNI T-03-2005:
h = d – 2 (ro + tf) = 407 – 2 (20+35) = 297,00 mm
h 1100
t w √ f yw
3.3.3 Lendutan
q = muatan terbagi rata akibat b. mati + muatan terbagi rata akibat b. Hidup”D”
q = 3,773 + 3,7= 7,47 t/m = 74,7 kg/cm.
Jumlah beban terpusat (P):
P = b. angin + b. gempa + b. hidup terpusat + b.rem
P = 6,345 + 0,763 + 7,84+ 1,001 = 15,949 t = 15949 kg
3.4.1 Pembebanan
a Beban Tetap
Berat sendiri profil = 0,605 t/m
Berat lantai (2 x qeq tipe b) = 2x2,97 = 5,94 t/m +
q = 6,545 t/m
1 1
Mmax = x q x L2 = x 6,545 x 82 = 52,36 tm
8 8
1 1
Dmax = x q x L = x 6,545 x 8 = 26,18 ton
2 2
Beban mati terpusat dari gelagar memanjang 1 dan 5
- Berat sendiri gelagar (PMS) = 0,283 t/m
- Berat lantai tipe a (PMA) = 0,34 t/m +
P = 0,623 t/m
P = 0,623 x 3 = 1,869 t
- Beban sandaran
- Berat sendiri profil = 1 x 6,78 x 2 = 13,56 kg = 0,01356 t
- Sandaran mendatar = 2 x 3 x 6,78 = 40,68 kg = 0,04068 t
- Beban muatan hidup = 100 kg = 0,100 t +
P = 154,24 kg = 0,154 t
P1 = 1,869 + 0,154 t = 2,023 t
Beban mati terpusat dari gelagar memanjang 2,3, dan 4
Berat sendiri gelagar (PMS) = 0,283 t/m
Berat sendiri lantai 2 x tipe a (PMA) = 0,68 t/m +
P = 0,963 t/m
P2 = 0,963 x 3 = 2,889 t
Reaksi tumpuan :
RA = RB = ½ ((2 x P1) + (3 x P2))
= ½ ((2 x 2,023) + (3 x 2,889))
= 6,3565 t
47
b. Beban transien
1. Lajur ”D”
o Beban Terbagi Rata (BTR)
Menurut RSNI T-02-2005, beban ”D” terdiri dari beban terbagi rata (BTR)
digabung dengan beban garis (BGT). Untuk jembatan dengan panjang bentang L
>30 meter maka BTR untuk satu jalur lalu lintas adalah :
15
q = 9,0 (0,5+ )kPa
L
1 kPa = 0,81632 ton/m2
15
q = 9,0 x ( 0,5 +
34
) 0,81632 = 6,915 ton/m
6,915
q= x 1,6 = 2,6 t/m
4,25
q 2,6
q 100% = x 100% = x 100% = 0,95 t/m
2,75 2,75
q 2,6
q 50% = x 50% = x 50% = 0,47 t/m
2,75 2,75
q 4,9
P 100% = = x 100% = 1,781 t/m
2,75 2,75
q 4,9
P 50% = = x 50% = 0,890 t/m
2,75 2,75
Pelimpahan beban:
Berat gelagar melintang = 0,605 t/m
Berat plat lantai (2 x tipe b) = 5,94 t/m
Reaksi tumpuan:
Sehingga :
Kh =CS
51
TEQ = Kh . I . WT
= 0,123 x 1,2 x (5,170 t/m x 1 m’)
= 0,763 t
Maka :
Momen yang timbul:
M = ¼ x TEQ x L
= ¼ x 0,763 x 3
= 0,573 ton m
a. Kombinasi beban
- Momen akibat beban tetap (PMS dan PMA) = 82,41 tm
- Momen akibat beban hidup “D” (TTD) = 61,00 tm
- Momen akibat beban angin (TEW) = 1,77 tm
- Momen akibat beban gempa (TEQ) = 0,573 tm
- Momen akibat rem (TTB) = 4,414 tm
- Gaya lintang akibat beban tetap (PMS dan PMA) = 32,54 ton
- Gaya lintang akibat beban hidup “D” (TTD) = 31,34 ton
- Gaya lintang akibat beban angin (TEW) = 0,835 ton
- Gaya lintang akibat beban gempa (TEQ) = 0,382 ton
- Gaya lintang akibat rem (TTB) = 1,051 ton
Karena terpenuhi syarat kelangsingan untuk tebal plat web di atas memenuhi,
maka:
Vn= 0,6.fy. d .tw= 0,6 x 250 x 432 x 45 = 291,60
Vd= ØnxVn= 0,9 x 291,60 = 262,44 t
Vu = 36,171 t
KarenaVd > Vu, maka Profil WF 400 x 400 x 45 x70 aman terhadap geser.
3.4.3 Lendutan
3.5.1 Pembebaban
1. Muatan Mati
Beban seluruh jembatan untuk 2 (dua) vakwerk adalah:
a. Berat vakwerk (digunakan profil WF 600 x 300, berat 175 kg/m):
Batang atas = 8 x 4,25 x 175 = 5.950 kg
Batang bawah = 8 x 4,25 x 175 = 5.950 kg
Batang vertikal = 9 x 6 x175 = 9.450 kg
Batang diagonal = 8 x 7,35 x 175 = 10.920 kg +
Total = 31.640 kg
Berat 2 vakwerk = 2 x 31.640 = 63.280 kg
b. Berat gelagar:
G. Memanjang (WF 400 x 400 x 20 x 35) = 283 kg/m x 34 m x 6 batang
55
= 57.732 kg
G. Melintang (WF 400 x 400 x 45 x 70) = 605 kg/m x 8 m x 9 batang
= 43.560 kg
c. Lantai kendaraan
- Plat lantai = 0,20 m x 6 m x 34 m x 2400 kg/m3 = 97.920 kg
- Lap. Aspal = 0,10 m x 6 m x 34 m x 2200 kg/m3 = 44.880 kg
- Air hujan = 0,02 m x 6 m x 34 mx 1000 kg/ m3 = 4.080 kg
d. Lantai trotoar
- Plat lantai = 2 x [0,20 m x 1 m x 34 m x 2400 kg/m3] = 32.640 kg
- Air hujan = 2 x [0,02 m x 1 m x 34 m x 1000 kg/ m3] = 1.360 kg
e. Sandaran:
- Tiang sandaran = 2 x [10 x 1,40 m x 6,78 kg/m] = 189,84 kg
- Sandaran horizontal = 2 x [2 x 34 m x 6,78 kg/m] = 922,08 kg
f. Ikatan angin
25 % dari berat vakwerk = 63.280 x 25 % = 15.820 kg +
P = 362.383,92 kg
Berat yang diterima oleh 1 (satu) vakwerk adalah:
362.383,92
= = 181.191,96 kg = 181,19196 ton
2
Beban yang diterima oleh tiap titik buhul (P) adalah:
181.191,96
= = 25.884,57 kg = 25,88457 ton
7
Gaya yang bekerja pada titik buhul tepi/ujung (½P) adalah:
22.648,99
= = 11.324,49 kg = 11,32449 ton
2
Reaksi tumpuan:
RA = RB = ½ x (181.191,96)
56
= 90.595,98 kg
= 90,60 ton
15
q = 9,0 (0,5+ )kPa
L
1 kPa = 0,1 ton/m2
15
q = 9,0 x ( 0,5 +
34
) 0,1 = 0,847 ton/m2
q 0,847
q 100% = x 5 x 100% = x 5 x 100% = 1,63 t/m
2,75 2,75
q 0,847
q 50% = x 1 x 50% = x 1 x 50% = 0,154 t/m
2,75 2,75
Kemudian diperhitungkan beban hidup trotoar sebagai berikut:
q trotoar = (W) = 0,5 t/m2 x 2 m
= 1 t/m
Maka, beban terbagi rata total (qtotal) yang timbul adalah:
q total = q100% + q50% + q trotoa
= 1,63 + 0,154 + 1
= 2,784t/m
−LE −50
i = 0,4
400
−12,02−50
i = 0,4 400
= 0,495
Sesuai peraturan RSNI T 02-2005, nilai FBD untuk beban lajur ”D”
berkisar 0,3 ≤ i ≥0,4, maka diambil 0,495.
Jadi, beban total (P total) yang timbul adalah:
Ptotal = K [ P50%+ P100%]
= 0,495 [0,89 + 8,91]
= 4,85 ton
Muatan P dan q merupakan beban bergerak yang secara bersama-sama
berjalan di atas jembatan. Gaya-gaya batang akibat beban hidup dihitung dengan
metode garis pengaruh.
X ( L− X )
Y = S1 = L. H
X ( L− X )
YA1 = YA8 = L. H
= 0,62 m(-)
2 X (L−2 X )
YA2 = YA7 = L.H
= 1,06 m(-)
3 X ( L−3 X )
YA3 = YA6 = L.H
= 1,33 m (-)
b. Garis pengaruh batang A4 = A5
P = 1 ton diletakkan pada titik III
4 X ( L−4 X )
YA4 = YA5 = L.H
= 1,42 m (-)
1 /2 X ( L−1/2 X )
YB1 = L.H
1 /2 . 4 , 25(34−1/2. 4, 25)
= 34 x6
= 0,33 m(+)
L−X
x 0 , 33
YB1.1= L .−1/2 X
34−4 ,25
x 0,33
= 34−1/2.4 ,25
= 0,31 m(+)
= 0,86 m(+)
YB2.1 = ( L− X ). X YB2
¿¿
29,75−4 ,25
x 0,86
= 31,875−4 ,25
= 0,80 m(+)
4,25
x 0,8
YB2.2 = 4,25+1/2.4,25
= 0,53 m(+)
= 1,22 m (+)
25,5−4,25
x1,22
YB3.1 = 27,625−4,25
= 1,12 m (+)
4 ,25+4 ,25
x 1,12
YB3.2 = 6 ,375+4,25
= 0,90 m (+)
62
= 1,39 m(+)
21,25−4 ,25
x1,39
YB4.1= 23,375−4,25
= 1,24 m(+)
8,5+4,25
x 1,24
YB4.2= 10,625+4 ,25
= 1,06 m(+)
6
=1,41
tgα = 4,25
α = 54,65º
34
RA = 34 =1 ton
63
1−1
=0
YD1 = 0,82
29 ,75
RA = 34 = 0,875 ton
0,875
=1,07
YD1.2 = 0,82 (+)
29 ,75
=0 , 875
RA = 34 ton
0,875−1
=0,152
YD2.1= 0,82 (-)
25 ,5
=0 , 75
RA = 34 ton
0,75
=0,914
YD2.2 = 0,82 (+)
25 ,5
=0 , 750
RA = 34 ton
64
0,750−1
=0,304
YD3.1 = 0 ,82 (-)
21 ,25
=0 , 625
RA = 34 ton
0,625
=0,762
YD3.2 = 0,82 (+)
21 ,25
=0 , 625
RA = 34
0,625−1
=0,457
YD4.1 = 0,82 (-)
17
=0,5
RA = 34 ton
0,5
=0 ,610
YD4.2 = 0,82 (+)
7
RA = = 0,875 ton(+)
8
YV = 0,875 m (+)
4
RA = = 0,5 ton (+)
8
YV = 0,5 m (+)
Luas diagram garis pengaruh untuk setiap batang dapat dihitung sebagai
berikut :
a. Batang atas
Rumus yang digunakan yaitu luas segitiga ( ½ a. t)
b. Batang bawah
Rumus yang digunakan yaitu luas segitiga ( ½ a. t) dan luas trapesium (½
(a+b). t )
67
= 5,27 m2 (+)
= 15,85 m2 (+)
= 22,40m 2(+)
= 24,82 m2 (+)
c. Batang diagonal
d. Batang Vertikal
Dimana :
GB = Gaya batang
a. Batang atas
A1 = A8 = (4,85 x 0,62 ) + (2,784 x10,54) = 32,35 t (-)
b. Batang bawah
B1 = B8 = (4,85 x 0,31) + (2,784x 5,27) = 16,18 t (+)
c. Batang diagonal
D1 = D8 = (4,85x 1,07) + (2,784x 18,19) = 55,83 t (-)
d. Batang Vertikal
V1 = V9 = (4,85x 0,00) + (2,784x 0,00) = 0,00 t (-)
V2 = V8 = (4,85x 0,75) + (2,784x12,87 ) = 39,47 t (-)
V3 = V7 = (4,85x 0,625) + (2,784x 9,33) = 29,01t (-)
V4 = V6 = (4,85x 0,5) + (2,784x 6,73) = 21,16 t (-)
V5 = (4,85x 0,375) + (2,784x 3,80) = 12,40 t (-)
Besarnya gaya batang akibat muatan hidup diperlihatkan pada tabel 3.2 dibawah
ini :
Kendaraan
Fm = 2 x 34 = 68 m2
Gelagar utama
Fbr1 = ½ x (34 + 34) x 6 x 30% = 61,2m2
91,80 m2
71
Wbr Hbr + Wm Hm + Wr Hr
K =
b
0,2154 t
=
90,60 t
= 0,00238
Besarnya gaya batang akibat muatan angin diperlihatkan pada tabel 3.3
dibawah ini :
Gaya-gaya batang yang bekerja adalah akibat berat sendiri, beban akibat
berat lantai dan lainnya, beban akibat muatan hidup dan beban akibat muatan
74
Gelagar utama yang terdiri dari batang atas, batang bawah dan batang
diagonal. Batang tersebut direncanakan dari profil WFS (Wide Flange Shape)
dengan mutu baja Fe 360 (d = 2400kg/cm2). Dalam mendimensi gelagar utama,
gaya yang digunakan adalah gaya total maksimum seperti yang tertera pada tabel
3.5. Untuk mendapatkan profil yang seragam maka pendimensian batang gelagar
utama didasarkan pada gaya yang terbesar (maksimum).
75
a. Batang atas
Lk = l = 4,25 meter
= 6189,22 cm4
Dipilih profil WFS 450x300 dari tabel lampiran profil baja dengan ketentuan
sebagai berikut :
W = 2160 cm3
lk
imin
425
= 0,067
6189,22
76
k = 2890 – 8,18
= 2889,45 kg/cm2
P = F total x k
Maka profil WFS 450 x 300 dapat digunakan untuk batang atas. Berat profil
maksimum sepanjang l = 4,25 meter adalah :
b. Batang bawah
lk = l = 4,25 meter
Pmaks
Fperlu =
0,8 x da
77
194866
=
0,8 x 2400
= 101,49 cm2
Untuk batang bawah dipilih profil yaitu WFS 400 x 400 dengan ketentuan sebagai
berikut :
W = 2850cm3
= 0,8x186,6
= 149,44 cm2
194866
ytb =
186,6 x 0,8
lk = l = ƛ2 + h2
lk = l = (4,25)2 + (6)2
= 7,35 m
Pmax 151230
Fperlu = =
0,8xd 0,8x 2400
= 78,77 cm2
Juga dipilih profil yang sama seperti batang atas yaitu WFS 450x300 dengan
ketentuan tertera pada perhitungan dimensi batang atas.
Fn = 0,8 x 135
= 108 cm2
Pmaks
ytb =
F x 0,8
151230
108 x0,8
=
79
lk = l = 6 m
Pmax 96240
Fperlu = =
0,8xd 0,8x 2400
= 50,13 cm2
Juga dipilih profil yang sama seperti batang atas yaitu WFS 450x300 dengan
ketentuan tertera pada perhitungan dimensi batang atas.
Fn = 0,8 x 135
= 108 cm2
Pmaks
ytb =
F x 0,8
96240
108 x0,8
=
80
L
Fmaks= 800
3400
=4 , 25cm
maks=
800
F
Untuk menghitung zetting pada konstruksi jembatan rangka baja, dianggap gaya
dihitung dengan metode Cremona. Besarnya zetting yang timbul pada konstruksi
S. L.U
ytb=
E .F
f
Dimana:
81
Untuk masing-masing gaya batang yang terjadi akibat beban mati dan
S L U E F f ytb
Batang
(kg) (cm) (kg/cm²) (cm²) (cm)
A1=A8 88,51 425 0,35 2100000 135,0 0,000047
A2=A7 151,58 425 0,71 2100000 135,0 0,000161
A3=A6 188,48 425 1,06 2100000 135,0 0,000300
A4=A5 202,45 425 1,42 2100000 135,0 0,000430
B1=B8 16,18 425 0,00 2100000 186,6 0,000000
B2=B7 102,86 425 0,35 2100000 186,6 0,000039
B3=B6 163,00 425 0,71 2100000 186,6 0,000125
B4=B5 195,58 425 1,06 2100000 186,6 0,000225
D1=D8 151,00 735,3 0,61 2100000 135,0 0,000240
82
Perhitungan ikatan angin terdiri dari ikatan angin bawah dan ikatan angin
atas. Beban angin ini diambil sebesar 150 kg/m2 (PPJJR SKBI 1.3.28.1987).
Besarnya tekanan angin yang disebabkan oleh pengaruh angin adalah :
1. Wr = 133,12 kg Hr = 0,648 m
2. Wm = 369,34 kg Hm = 1,798 m
3. Wbr = 616,25 kg Hbr = 3 m
Reaksi yang timbul pada tekanan angin atas dan bawah di perlihatkan pada
gambar 3.4.
83
Perhitungan ikatan angin atas dan bawah dapat dihitung dengan persamaan
(3.15) dan (3.16) yaitu :
= 433,18 kg
KB = ( Wm + Wr + Wbr ) – KA
= 685,53 kg
= 1/8 x 685,53 kg
= 85,69 kg
= ½ x 85,69 kg
= 42,85 kg
= ½ x 685,53 kg
= 342,765 kg
Tekanan angin yang bekerja pada ikatan angin bawah diperlihatkan pada
gambar dibawah ini :
Gambar: 3.6 Tekanan angin yang bekerja pada ikatan angin bawah
8
tg = = 1,88
54,25
= 61,990
V = 0 maka :
V – D1 sin = 0
RA – P 2
D1 =
sin
342,765- 42,85
= 0
= 339,71 kg = 0,33971 ton
Sin 61,478
Sin 61,99 0
D1 = 0,33971 ton
D2 = 0,33971 ton
lk = l = √ (4 ,25)2
+(8)
2
= 9,06 meter.
= 47,13 cm4
Dipilih profil siku L 200.200.16 dari lampiran tabel konstruksi baja dengan Fe
360 dan didapatkan data sebagai berikut :
Ix = Iy =2340 cm4
ix = iy =6,15 cm
F = 61,8 kg/m
q = 48,5 cm2
lk
86
=
imin
960
= = 156,10 = 0,092 ( faktor tekuk )
6,15
P
ytb =
.F
339,71
=
0,092 x 61,8
Jadi profil siku L 200.200.16 dapat digunakan untuk batang diagonal yang
mengalami gaya tekan ( - ).
lk = l = 9,06 meter
339,71
Fbr =
0,8 x 2400
87
= 0,177 cm2
Dipilih profil siku L 200.200.18dari lampiran tabel konstruksi baja dengan data-
data sebagai berikut :
Ix = Iy = 2600 cm4
ix = iy = 6,13 cm
F = 69,1 kg/m
q = 54,3 cm2
Sehingga :
= 55,28 cm2
Pmaks
ytb =
Fnet
339,71
=
55,28
Jadi profil siku L 200.200.18 dapat digunakan untuk batang diagonal yang
mengalami gaya tarik ( + )
- Data-data
ti batang atas = 15 cm
ti batang bawah = 18 cm
ti batang diagonal = 15 cm
- Ukuran las
ttmin= 6 mm
- Titik buhul 1= 9
Batang B1 = 16180 kg = 158564 N
Batang V1 = 79470 kg = 778806 N
Panjang efektif las yang diperlukan
Sambungan batang B1
Ru 158564
Lw = = = 80,08 mm
ф Rnw 1980 N /mm
Sambungan batang V1
Ru 778806
- Lw = = = 393,34 mm
ф Rnw 1980 N /mm
- Titik buhul 2 = 8
Batang B1 = 16180 kg = 158564 N
Batang B2 = 102994 kg = 1009341,2 N
Batang D1 = 151230 kg = 1482054 N
Batang V2 = 96240 kg = 943152 N
Sambungan batang B1 dn B2 (menerus)
Ru 1009341,2−158564
Lw = = = 429,69 mm
ф Rnw 1980 N /mm
Sambungan batang D1
Ru 1482054
Lw = = = 748,51 mm
ф Rnw 1980 N /mm
Sambungan batang V2
90
Ru 943152
Lw = = = 476,34 mm
ф Rnw 1980 N /mm
- Titik buhul 3 = 7
Batang B2 = 102994 kg = 1009341,2 N
Batang B3 = 163229 kg = 1599644,2 N
Batang D2 = 112670 kg = 1104166 N
Batang V3 = 63710 kg = 624358 N
Sambungan batang B2 dn B3 (menerus)
Ru 1599644,2−1009341,2
Lw = = = 298,13 mm
ф Rnw 1980 N /mm
Sambungan batang D2
Ru 1104166
Lw = = = 557,66 mm
ф Rnw 1980 N /mm
Sambungan batang V3
Ru 624358
Lw = = = 315,33 mm
ф Rnw 1980 N /mm
- Titik buhul 4 = 6
Batang B3 = 163229 kg = 1599644,2 N
Batang B4 = 194866 kg = 1909686,8 N
Batang D3 = 61670 kg = 604366 N
Batang V4 = 32520 kg = 318696 N
Sambungan batang B3 dn B4 (menerus)
Ru 1909686,8−1599644
Lw = = = 156,59 mm
ф Rnw 1980 N /mm
Sambungan batang D3
Ru 604366
Lw = = = 305,24 mm
ф Rnw 1980 N /mm
Sambungan batang V4
Ru 318696
Lw = = = 160,96 mm
ф Rnw 1980 N /mm
- Titik buhul 5
91
- Titik buhul 14
Batang A4 = 202755 kg = 1986999 N
Batang A5 = 202755 kg = 1986999 N
Batang V5 = 21160 kg = 207368 N
Sambungan batang A4 dan A5
Ru 1986999−1986999
Lw = = = 0 mm
ф Rnw 1980 N /mm
Sambungan batang V5
Ru 207368
Lw = = = 104,73 mm
ф Rnw 1980 N /mm
Ix = Iy = 2600 cm4
ix = iy = 6,13 cm
F = 69,1 kg/m
q = 54,3 cm2
94
t1 = 18 cm
- Data-data
- Ukuran las
ttmin= 6 mm
Ru 3329,15
Lw = = = 1,68 mm
ф Rnw 1980 N /mm
Jumlah baut:
Kontrol tegangan:
V 7993
σ ytb = = = kg/cm2 ≤ σ tr =1600kg/cm2
d x t 2,54 x 1,8
V 7993
τ ytb = 1 = 1 = kg/cm2 ≤ σ tr =1440kg/cm2
. π . d2 . π .2,54 2
4 4
b. Tinajuan baut B
Baut B terdapat pada sambungan gelagar melintang dengan pelat
penyambung. Sambungan yang digunakan adalahsambungan tampang
satu, karena sambunganini bukan sambungan simetris, maka harus
diperhatikan momen yang timbul akibat adanya eksentrisitas (khusu pada
gelagar melintang ujung).
1 2 1
Pgs = . π . d .0,6 . σ baut = .3,14 . ¿
4 4
Dari kedua gaya tersebut diambil yang minimum, yaitu Pgs =¿ kg.
D maks 39,965
n= = P =
P gs gs
∑ e2 = ¿ +¿+ ¿
Dmaks . e .e 3 D maks . e .e 3
Ni = = = kg
∑e 2
∑ e2
97
1
N = . Ni = kg
2
Kontrol tegangan:
N
σ ytb = 1 2 = kg/cm 2 ≤ σ tr =1600kg/cm2
.π .d
4
D maks D
Pgs = = maks = kg/baut
n n
Kontrol tegangan:
Pgs Pgs
2
τ ytb = 1 2 = 1 2 = kg/cm ≤σ tr =1440kg/cm 2
.π .d .π .d
4 4
Sambungan antara gelagar melintang dan pelat buhul pada jembatan ini
memiliki dua kondisi yaitu sambungan antara gelagar melintang dengan profil
siku dan sambungan antara profil siku dan pelat penyambung (d=20 mm). Dimana
sambungan antara gelagar melintang dengan profil siku digunakan sambungan
tampang dua, sedangkan sambungan antara profil siku dan pelat penyambung
digunakan tampang satu. Sebagai plat penyambung digunakan profil L 160.160.15
(e=4,49 cm)dan alat sambung baut Ø 1” =2,54 cm dengan tegangan izin σ = 1600
kg/cm 2.
Jumlah baut:
Kontrol tegangan:
V 7993
σ ytb = = = kg/cm 2 ≤ σ tr =1600kg/cm2
d x t 2,54 x 1,8
V 7993
τ ytb = 1 2 = 1 2 = kg/cm2 ≤ σ tr =1440kg/cm2
.π .d . π .2,54
4 4
d. Tinajuan baut B
99
Dari kedua gaya tersebut diambil yang minimum, yaitu Pgs =¿ kg.
D m aks 39,965
n= = P =
P gs gs
∑ e2 = ¿ +¿+ ¿
Dmaks . e .e 3 D maks . e .e 3
Ni = = = kg
∑e 2
∑ e2
Gaya tarik yang ditahan oleh satu baut:
1
N = . Ni = kg
2
Kontrol tegangan:
N
σ ytb = 1 2 = kg/cm 2 ≤ σ tr =1600kg/cm2
.π .d
4
D maks D
Pgs = = maks = kg/baut
n n
100
Kontrol tegangan:
Pgs Pgs
τ ytb = 1 2 = 1 2 = kg/cm 2 ≤σ tr =1440kg/cm 2
.π .d .π .d
4 4
BAB 4
PERHITUNGANKUBIKASI JEMBATAN
WF 400 x 400 x
3,607 34 6 122,64 57732
20 x 35
Jumla
Luas Volume Berat
Panjang h
Profil Batang (a) Batang (b) Batang (b) Batang (d)
Batang (c) Batang
(m2) x (c) (m3) x (c) x q
(d)
WF 400 x 400 x 45
7,701 8 9 61,608 43560
x 70
Jumla
Luas Volume Berat
Panjang h
Profil Batang (a) Batang Batang (b) Batang (d)
Batang (c) Batang
(b) (m2) x (c) (m3) x (c) x 210
(d)
4.4.1 Baja
101875,76
Berat Total
4.4.3 Aspal
Panjang Las
No Lokasi Sambungan
(cm)
1 Batang atas 54,378
2 Batang bawah 49,434
Jumlah 103,812
Panjang las yang digunakan pada ikatan angin bawah panjang las yang
digunakan yaitu 1,70 mm.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
D = 8,91 cm
t = 0,32 cm
W = 17,9 cm³
q = 6,78 kg/m
2. Tiang sandaran direncanakan dari profil pipa besi dengan dimensi sebagai
berikut:
D = 8,91 cm
t = 0,32 cm
W = 17,9 cm³
q = 6,78 kg/m
4. Lendutan yang timbul sebesar lebih kecil dari lendutan yang diizinkan
yaitu 3,75 cm sehingga konstan jembatan tersebut aman terhadap lendutan.
106
5.2 Saran
Direktorat Jenderal Bina Marga. (2005). Pedoman Gambar pekerjaan jalan dan
Jembatan. Jakarta: Depertemen Pekerjaan Umum
Vis, W.C dan Kusuma, G.H. (1993). Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang.
Jakarta: Erlangga