Disusun Oleh
Guruh Okmas
NIM : 1970011043
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA 2023
0
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dengan baik berupa nikmat kesehatan fisik
Proposal Skripsi ini yang berjudul Analisis Fracture failure Camshaft Pada
Saat Prosess Press menggunakan Mesin Press Hidrolik, merupakan salah satu
1. Kedua orang tua tercinta, kakak-kakak yang selalu memberikan doa restu,
dukungan baik moral maupun moril, dan selalu memberi semangat untuk
Krisnadwipayana.
Krisnadwipayana.
perkuliahan.
i
informasi sehingga memudahkan proses penulisan proposal skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan
kritik serta saran untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata,
penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi penulis
Guruh Okmas
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.5 Hipotesis....................................................................................................4
b. Patah Getas.........................................................................................15
c. Fatigue fracture......................................................................................16
a. Pengujian Kekerasan.........................................................................17
iii
5. Pengecheckan Mesin press Hidrolik................................................22
3.2.1 Alat.......................................................................................................27
3.2.2 Bahan....................................................................................................29
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Camshaft...........................................................................................8
Gambar 2. 2 Tune Lobe Separatin Angel (Yoyok, 2012)................................14
Gambar 2. 3 Profil Patah ulet pada alumunium (Callister, 2007)..................15
Gambar 2. 4 Profil patah getas pada mild steel (Callister, 2007)...................16
Gambar 2. 5 Fatigue Fracture pada baut stud M24 (S. Griza dkk, 2013).....17
Gambar 2. 6 Proses Mesin press hidrolik..........................................................23
Gambar 3 1 Diagram Alir Penelitian.................................................................25
Gambar 3 2 Scanning Electron Microscope Yamaha Motor...........................28
Gambar 3 3 Micro Vickers Hardness Tester.....................................................28
Gambar 3 4 Micro Vickers Hardness Tester.....................................................29
Gambar 3 5 Patahan Flange OK dan reject......................................................29
Gambar 3 6 Permukaan patahan Flange Camshaft.........................................30
Gambar 3 7 Point Pengujian Hardness OK parts............................................31
Gambar 3 8 Point Pengujian Hardness Reject parts........................................31
Gambar 3 9 Area sectioning................................................................................32
Gambar 3 10 Sampel uji dengan Mounting......................................................32
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Sepeda motor merupakan alat transportasi yang praktis dan ekonomis, oleh
karena itu sepeda motor menjadi alat transportasi yang banyak digunakan oleh
motor 4 tak yang berfungsi mengatur sirkulasi bahan bakar dan udara yang masuk
ke ruang bakar maupun mengatur gas hasil pembakaran keluar dari ruang bakar.
kompak dan mendukung sistem kerja untuk menjalankan mesin. Salah satu bagian
komponen mesin yang sangat penting yaitu camshaft karena mengatur pemasukan
bahan bakar dan mengeluarkan gas buang atau sisa pembakaran dengan membuka
cara memutar dan pada camshaft dilengkapi nok-nok untuk membuka dan
menutup katup-katup pada ruang bakar. Kerusakan yang sering terjadi pada
camshaft yaitu nok-nok atau cam yang mengalami keausan karena gesekan
dengan dudukan push rod pada pengoperasian dalam jangka waktu tertentu, dan
keausan pada poros yang berhubungan dengan bantalan walaupun sudah ada
2
mengalami kegagalan dan camshaft yang masih baru untuk mengetahui perbedaan
Camshaft terdiri atas shaft berputar yang meneruskan gaya dari crankshaft
dan pada shaft tersebut terdapat cam yang berfungsi mengatur mekanisme katup
pada mesin dan mengubah gerakan berputar menjadi gerak bolak-balik. Bentuk
camshaft berupa batangan silinder dengan panjang tertentu yang memiliki bentuk
khusus dan terdapat beberapa tonjolan landai seperti telur pada badannya yang
mesin yang membuka lubang masuk dan keluar udara ke ruang bakar mesin
merupakan salah satu komponen mesin sepeda motor 4 langkah yang berfungsi
untuk mengontrol bukaan katup, katup hisap maupun katup buang pada waktu
menentukan waktu mulai dari sudut berapa derajat dengan derajat sesudah atau
sebelum Titik Mati Atas (TMA) atau Titik Mati Bawah (TMB). Menurut Sidik et
al, (2023) Pada dasarnya camshaft dengan rocker arm bergesekan secara
langsung. Pemakaian dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan jarak
tempuh, maka camshaft lambat laun akan mengalami keausan akibat gesekan
tersebut. Camshaft yang sudah aus memiliki tanda-tanda seperti suara mengelitik
3
(Sidik et al, 2023); (Habib et al, 2021); (Muhammad Arsad Al Banjari, 2020);
yang mengalami fracture failure, dimana terjadi Fracture failure pada saat
Camshaft dilakukan proses press dengan menggunakan mesin press hirolik, Hal
membuat engine pada sepeda motor Nmax 155cc tidak berfungsi, serta
memberikan solusi bila terjadi kasus yang serupa pada komponen dengan material
yang sama.
Camshaft Pada Saat Prosess Press menggunakan Mesin Press Hidrol, yaitu:
1. Apa penyebab kerusakan camshaft dari hasil uji visual dengan mesin
2. Apa penyebab kerusakan camshaft dari hasil uji kekerasan dengan mesin
Vickers ?
Camshaft ?
4
proses press.
Analysis).
press hidrolik.
diharapkan penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan yang telah
1.4.1 Komponen yang dianalisis adalah Camshaft pada motor Nmax 155 cc
1.4.2 Metode Analisis yang digunakan pengamatan visual (Fraktografi), dan uji
1.5 Hipotesis
Camshaft atau noken as (Sidik et al, 2023) merupakan salah satu komponen
mesin sepeda motor 4 langkah yang berfungsi untuk mengontrol bukaan katup,
katup hisap maupun katup buang pada waktu yang telah disesuaikan oleh mesin 4
langkah. Camshaft mengontrol dengan menentukan waktu mulai dari sudut berapa
derajat dengan derajat sesudah atau sebelum Titik Mati Atas (TMA) atau Titik
Pemakaian dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan jarak tempuh, maka
camshaft lambat laun akan mengalami keausan akibat gesekan tersebut. Camshaft
yang sudah aus memiliki tanda-tanda seperti suara mengelitik dibagian head
silinder dan performa mesin menurun yang diakibatkan pembakaran yang kurang
tepat.
pada sepeda motor karena kurangnya pelumasan pada bagian cam yang bergesek
dengan pelatuk, yang menyebabkan pembakaran pada ruang bakar menjadi tidak
identor piramida intan untuk mengetahui perbedaan kekerasan dari camshaft yang
mengalami kegagalan dan camshaft baru yang diuji dan karakterisasi camshaft
merupakan salah satu komponen mesin sepeda motor 4 langkah yang berfungsi
untuk mengontrol bukaan katup, katup hisap maupun katup buang pada waktu
menentukan waktu mulai dari sudut berapa derajat dengan derajat sesudah atau
sebelum Titik Mati Atas (TMA) atau Titik Mati Bawah (TMB). Menurut Sidik et
al, (2023) Pada dasarnya camshaft dengan rocker arm bergesekan secara
langsung. Pemakaian dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan jarak
tempuh, maka camshaft lambat laun akan mengalami keausan akibat gesekan
tersebut. Camshaft yang sudah aus memiliki tanda-tanda seperti suara mengelitik
Camshaft terdiri atas shaft berputar yang meneruskan gaya dari crankshaft
dan pada shaft tersebut terdapat cam yang berfungsi mengatur mekanisme katup
pada mesin dan mengubah gerakan berputar menjadi gerak bolak-balik. Bentuk
camshaft berupa batangan silinder dengan panjang tertentu yang memiliki bentuk
khusus dan terdapat beberapa tonjolan landai seperti telur pada badannya yang
mesin yang membuka lubang masuk dan keluar udara ke ruang bakar mesin
8
material camshaft yang digunakan. Seperti pada gambar di bawah ini ( Suastiyanti
et al, 2018).
Gambar 2. 1 Camshaft
Material atau bahan pembuat camshaft yaitu bahan yang dapat tahan
terhadap putaran tinggi, tahan terhadap gesekan/aus, tahan panas, dan tahan
defleksi. Biasanya pemilihan material yang digunakan yaitu baja (steel), besi
tuang (cast iron), dan aluminium. Material tersebut memiliki kisaran nilai yang
Besi cor (cast iron) adalah kelompok paduan besi memiliki kadar diatas
utamanya selain C dan Si juga ada elemen-elemen pemandu lainnya seperti Mn,
S, P, Mg dan lain-lain dalam jumlah yang sedikit. Sifatnya sangat getas namun
10
mampu cor yang baik dibanding baja, titik cair lebih rendah, ketahanan korosi
lebih baik.
Disusun oleh serpihan C (grafit) yang tersebar pada besi-α, bersifat keras
dan getas.
Disusun oleh besi-α dan C (grafit), dibentuk dari besi cor putih yang dianil
terbentuk karena besi cor kelabu ditambahkan sedikit unsur magnesium dan
2.3.2 Steel
dihasilkan dari proses pembuangan unsur pengotor, yakni sulfur dan fosfor dari
11
pig iron dan proses penambahan sejumlah unsur meliputi mangan, silikon, dan
lain-lain. Secara garis besar baja dibagi menjadi dua macam sebagai berikut:
Baja karbon adalah paduan antara besi dan karbon dengan sedikit Si, Mn,
P, S, dan Cu. Sifat baja karbon sangat bergantung pada kadar karbon. Makin
tinggi kadar karbon, kekuatan dan kekerasannya meningkat tetapi keuletan dan
Baja dengan kadar karbon kurang dari 0,30. Baja ini bersifat ulet dan tangguh
dan mampu las (weldability) yang sangat baik. Baja karbon rendah memiliki
Baja yang mengandung karbon 0,30 sampai 0,45 %. Baja ini bersifat kuat dan
keras tetapi memiliki kekurangan yaitu mampu lasnya tidak sebaik baja karbon
rendah.
Baja dengan kadar karbon 0,45 sampai 1,70%. Bersifat umum dalam
pada unsur-unsur pembentuk baja yang berpengaruh pada sifat ketangguhan baja.
2.3.3 Alumunium
Alumunium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan dan dapat
Beberapa hal yang perlu diketahui dari design camshaft yaitu sebagai berikut:
1) Durasi
Durasi adalah waktu buka-tutup katup dalam 1 siklus kerja yang dihitung
berdasarkan perubahan posisi poros engkol yang diukur dalam bentuk derajat.
Besar kecil durasi ideal camshaft ditentukan oleh karakter jalanan dan besarnya
volume silinder.
2) Lift
Lift adalah tinggi angkatan katup dihitung dari posisi katup menutup
sempurna sampai dengan posisi katup membuka full sempurna. Selisih dari hal
tersebut adalah lift katup. Besar kecil lift katup ditentukan oleh diameter katup
(0,32 dari D katup), perbandingan rocker arm, kualitas bahan dan pegas katup.
3) Profil
satu dengan yang lainnya adalah dilihat dari flank dan nose. Meskipun durasi dan
Lobe sparation angle (LSA) adalah jarak titik puncak tonjolan antara cam
in dan cam out yang diterjemahkan dalam bentuk sudut derajat poros engkol. Hal
mempengaruhi karakter mesin motor yang dihasilkan. Semakin kecil LSA power
band yang dihasilkan mesin semakin sempit dan peak power terjadi pada rpm
menyebebkan spesimen dari sebuah benda menjadi 2 atau lebih potongan karena
terjadinya tegangan statik dan pada temperature yang relatif rendah terhadap titik
leleh dari suatu material. Tegangan yang diterima pada material dapar berupa
material secara garis besar patahan diklasifikasikan menjadi jenis patahan logam
ulet dan getas. Klasifikasi jenis patahan ini berdasarkan kemampuan sebuah
material dalam menerima deformasi plastis yang dapat menyerap energi yang
besar sebelum terjadi patahan. Material yang ulet mempunyai deformasi plastis
15
yang tinggi, pembentukan small cavity diujung retak, serta retak memanjang atau
plastis rendah, tegangan lokal meningkat pada ujung retak sehingga retak
a. Patah ulet
Patah ulet ini logam ulet mengalami deformasi karena tegangan geser yang
melebihi kekuatan geser. Sebelum logam mengalami fraktur atau dibawah tensile
load-nya struktur kristal dari logam mengalami deformasi secara permanen pada
jutaan bidang mikroshear logam, yang akan menimbulkan bentuk unik akibat
b. Patah Getas
Patah getas sering terjadi tanpa adanya atau sedikit sekali terjadi
memiliki bentuk patahan yang tegak lurus dengan arah tegangan tarik, dan pada
c. Fatigue fracture
permanen pada material karena mendapat beban siklik yang besarnya jauh di
bawah beban yield material tersebut. Beban siklik akan menghasilkan tegangan
tarik dan regangan plastis yang terjadi secara terus menerus, hingga akhirnya
menghasilkan crack. Fatigue fracture terjadi melalui tiga tahapan, yaitu tahap
retak awal (crack initiation), tahap penjalaran retak (crack propagation), dan
tahap patah statis. Setelah fatigue crack merambat cukup panjang, penampang
dilakukan, salah satunya penelitian yang dilakukan Sandro Griza dkk, “The effect
of bolt length in the fatigue strength of M24x3 bolt studs”. Penelitian dilakukan
oleh pengamatan kegagalan fatik pada baut stud yang diaplikasikan pada
kompresor gas untuk polietilen polimerisasi. Hasilnya aspek patahan baut seperti
Rachet Mark. Patahan datar dengan Beachmarks yang diikuti final crack yang
Gambar 2. 8 Fatigue Fracture pada baut stud M24 (S. Griza dkk, 2013)
jenis patahan yang terjadi (A. Ilhas dkk, 2018 ). Melalui pengamatan visual ini
18
diharapkan tanda kegagalan awal yang dapat dilihat secara makro dari komponen
dapat terlihat, seperti crack initiation, crack propogation, final crack dan lain-lain.
a. Pengujian Kekerasan
dalam menghambat deformasi plastik yang terjadi (dalam bentuk lekukan kecil
1. Rebound Hardness
permukaan material logam yang diuji. Alat uji yang digunakan pada umumnya
2. Scracth Hardness
tebuat dari intan pada permukaan material logam yang diuji. Tingkat kekerasa
pengujian ini dinyatakan dengan mengukur kedalaman atau lebar goresan pada
permukaan.
3. Indentation Hardness
yang saling berhadapan adalah 136°. Angka kekerasan piramid intan (DPH) atau
angka kekerasan Vickers (VHN atau VPH) didefinisikan sebagai beban dibagi
berikut:
VHN =
2 Psin ( θ2 ) (1)
L2
ini memberikan hasil yang berupa skala kekerasan yang kontinyu untuk satu
beban tertentu dan dapat digunakan pada logam yang sangat lunak yang
mempunyai DPH 5 hingga logam yang sangat keras dengan DPH 1500. Dengan
uji kekerasan Brinell atau Rockwell biasa perlu dilakukan perubahan beban atau
penumbuk pada nilai tertentu, sehingga pengukuran pada suatu skala kekerasan
yang ekstrim tidak bisa dibandingkan dengan skala kekerasan yang lain. Karena
jejak yang dibuat dengan penumbuk piramida serupa secara geometris dan tidak
terdapat persoalan mengenai ukurannya, maka DPH tidak bergantung pada beban.
Kekurangan uji Vickers adalah tidak dapat digunakan pada pengujian yang rutin
20
karena memerlukan persiapan yang matang baik pada permukaan benda uji
Uji kekerasan Brinell pertama kali dikenalkan oleh J.A Brinell pada tahun
1900. Uji kekerasan Brinell terdiri dari penekanan suatu bola baja (identor) yang
dikeraskan (Hardened Stell Ball) pada permukaan benda uji. Identor bola baja
berdiameter 10 mm, sedangkan untuk bahan yang sangat keras identor terbuat dari
paduan karbida tungsten, untuk memperkecil distorsi identor. Beban uji yang
diberikan untuk logam yang sangat keras adalah 3000 kg, untuk benda yang lunak
beban yang digunakan 500 kg untuk menghindari beban jejak yang dalam. Beban
diterapkan selama waktu tertentu, biasanya 30 detik. Permukaan benda uji harus
2P
BHN= (2)
πD ( D− √ D2−d2 )
setelah beban tersebut dihilangkan kemudian dicari harga rata-rata dari dua buah
ini dikarenakan sifat-sifatnya yaitu cepat dan bebas dari kesalahan manusia,
mampu untuk membedakan perbedaan kekerasan yang kecil pada baja yang
kerusakan.
Berdasarkan nilai dari beban mayor dan minor, ada beberapa uji kekerasan
metode Rockwell, yang sering digunakan adalah Rockwell hardness test (HRC),
Rockwell “B” hardness test (HRB) dan Rockwell “A” hardness test (HRA),
sudut puncak 120° (puncak berbentuk bulat dengan r = 0,2 mm). Beban minor
yang digunakan 10 kg, sedang beban mayor yang digunakan 140 kg, sehingga
total beban 150 kg. Beberapa keuntungan dari metode HRC yaitu digunakan
secara luas pada industri karena pengoperasiannya cepat dan hasilnya dapat secara
langsung dibaca pada mesin. Metode ini sangat cocok untuk pengujian logam
yang dikeraskan (hardened metals) dan logam yang dipanaskan (tempered metal),
22
dan juga material yang mendapat proses flame hardening dan induction
Kelemahannya yaitu tidak cocok untuk material lunak dan material dengan
ketebalan di bawah 0.5 mm, karena semua mesin standar didesain dengan
kapasitas beban yang tinggi sekitar 140 kg. Namun, pengujian untuk material
kapasitas beban 1-30 kg. Metode ini hanya cocok untuk bahan-bahan dengan
Rockwell Hardness Test HRB: Metode ini menggunakan bola baja yang
dikeraskan dengan diameter1/16” (1,59 mm) dan juga Brale indenter (indenter
yaitu beban minor 10 kg dan beban mayor 90 kg. Pengujian ini dapat digunakan
untuk mengukur kekerasan antara 35-110 HRB. Metode ini dapat digunakan
ini tidak cocok untuk logam keras dan tidak seakurat metode Brinell atau Vickers.
Rockwell Hardness Test HRA: Metode ini sama dengan Rockwell hardness
test HRC dan menggunakan indenter yang sama. Perbedaannya adalah metode ini
dibaca pada cakra angka dalam skala A (HRA) setelah beban mayor dipindahkan.
Rockwell “N” Test; Metode ini menggunakan indenter intan kerucut sama seperti
Rockwell Hardness Test HRC. Beban yang diberikan pada material uji adalah 5,30
23
kurang dari 0,5 mm. Lapisan decarburizing juga dapat diuji dengan metode ini.
benda sumber tenaganya bisa berasal dari mesin hydraulic, tenaga manusia, dan
motor listrik.
robot. Oleh karena itu, pengetahuan tentang komponen dari sistem hidrolik sangat
adalah ringan, mudah dalam pemasangan dan untuk perawatan tidak terlalu
banyak .
24
cabang yang dapat diterapkan untuk peralatan ini menyangkut cairan dalam ruang
tertutup di bawah tekanan. Hukum dasar hidrostatika atau mekanika zat cair
adalah seperti yang didefinisikan oleh Blaise Pascal pada tahun 1635 sebagai
berikut: ”Tekanan pada benda cair tertutup terpencar dengan sama rata tanpa
menahannya”(Smith,1990).
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
penelitan ini.
Keterangan :
27
1. Studi Literatur
buku yang terkait dengan studi Analisis Kegagalan. Studi literatur dilakukan
untuk memperoleh sumber referensi serta validasi terhadap penelitian yang akan
dilakukan.
pada materi yang terdapat pada referensi dan menampilkan data-data tersebut
dalam bentuk grafik dan tabel, serta melakukan analisis terhadap penyebab
5. Kesimpulan
28
3.2.1 Alat
patahan yang terjadi pada sampel uji. jenis mikroskop ini menggunakan elektro
magnetik dan elektro statik sebagai pengganti cahaya untuk mengontrol cahaya
yang masuk dan penampakan gambar yang dihasilkan. SEM memiliki Field view
(FOV) yang besar, bisa melakukan pembesaran objek hingga satu sampai dua juta
Yamaha Motor. Mikro Vickers Hardness Tester dapat dilihat pada Gambar 3.3
dibawah ini.
antara Flange dengan intake dan exhaust pin, Proses potong dilakukan di
Flange Camshaft
kegagalan dalam penelitian ini adalah Patahan Flange yang mengalami kegagalan
yang berhubungan dengan kegagalan yang dialami sampel uji sehingga dapat
31
menuntun kepada hasil dan kesimpulan berdasarkan hipotesa yang telah dibuat.
perbesaran skala rendah, untuk memberi gambaran awal investigasi pada Flange
awal yang dapat dilihat secara makro dari komponen dapat terlihat, seperti crack
Pengujian Kekerasan dilakukan dua kali antara part OK dan reject atau
(HV0.5) dalam waktu 15 detik. Indntasi dilakukan pada 7 titik, dengan jarak antar
titik indentasi kurang lebih 0.2 mm. Berikut skema pengujian kekerasan Vickers.
1. Pemotongan (Sectioning)
2. Pembuatan Mounting
selanjutnya. Berikut sampel uji yang telah diberi mounting ditunjukkan pada
SOLIDWORKS 2020.
numerik, maka diperlukan perhitungan standard tekanan mesin press hidrolik dan
aktual tekanan mesin press hidrolik itu sendiri, Maka dibutuhkan data standard
maksimum tekanan mesin hidrolik dan aktual tekanan mesin press hidrolik yang
ukuran teknik untuk pressure adalah kombinasi dari besaran satuan gaya dan
P=tekanan.
F= gaya.
A= area.
Jadi satuan ukuran teknik untuk pressure adalah kombinasi dari besaran
satuan gaya dan besaran luas area. Misalnya kilogram per sentimeter persegi =
35
Kg/cm2 atau Pounds per inci persegi (psi), Standar satuan pressure internasional
adalah N/m2 (newton per meter persegi) atau bisa di sebut pascal.
36