Ftm.rp. 07092020
BUKU ACUAN :
1
SiFat Mekanis melalui pengujian ada 2:
Uji tarik rekayasa banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar
kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan (Dieter,
1987). Pada uji tarik, benda uji diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah secara
kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang
dialami benda uji (Davis, Troxell, dan Wiskocil, 1955). Kurva tegangan regangan
rekayasa diperoleh dari pengukuran perpanjangan benda uji. Tegangan yang
dipergunakan pada kurva adalah tegangan membujur rata-rata dari pengujian tarik yang
diperoleh dengan membagi beban dengan luas awal penampang melintang benda uji.
P
σtr = ........................................................(Pers.1.)
A
Regangan yang digunakan untuk kurva tegangan regangan rekayasa adalah regangan
linier rata-rata, yang diperoleh dengan membagi perpanjangan panjang ukur ( gage
length) benda uji, ΔL, dengan panjang awalnya, L0
.
ΔL ΔL
εtr = = ...........................................................(Pers. 2)
Lo L−Lo
- Pada baja yang lunak sebelum patah terjadi pengerutan (pengecilan penampang) yang
2
besar.
- Regangan terbesar terjadi pada tempat patahan tersebut, sedang pada kedua ujung
benda uji paling sedikit meregang
3
Kurva tegangan regangan hasil pengujian tarik umumnya tampak seperti pada gambar 6. Dari
Pada bagian ini pertambahan panjang sebanding dengan pertambahan beban yang diberikan.
Pada bagian ini, berlaku hukum Hooke:
P Lo
ΔL = X ................................................................................... (Pers.3)
A E
dengan:
ΔL = pertambahan panjang benda kerja (mm)
L0 = panjang benda kerja awal (mm)
P = beban yang bekerja (N)
A = luas penampang benda kerja (mm ) 2
Dari persamaan (1) dan (2), bila disubstitusikan ke persamaan (3), maka akan diperoleh
σ
E= ................................................................................... (Pers.4)
ε
U = σtr x εtr...........................................................(Pers.6)
P
σs = ....................................................................................(Pers.7.)
Ai
σs = ζ (+εtr ) .......................................................(Pers.8.)
εs = ln ( 1+ εtr ) ...........................................................(Pers. 9)
do
εs = 2 ln ..............................................................................(Pers.10)
d1
4
Gambar 3. Beberapa Bentuk Benda Uji tarik
5
Gambar 4. Bentuk Benda Uji
6
Gambar 6. Diagram Tegangan dan Regangan (DIAGRAM HOOK.)
Jawab:
a. Rumus Tegangan tarik (Tensile Stress) :
P
σ tr = (lb/in2)
A
π 3,14
Ao = do 2 = (0,505)2 = 0,200
4 4
8
π 3,14
A1 = di 2 = (0,266)2 = 0,056
4 4
9
σt
60000
50000
40000
σt
30000
20000
10000
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4
30.000
E = = 29411764 (lb/in2)
0,00102
σy = 0,2 % = 6200 lb
P 6800
σs = = = 121428,571 lb/in2
A1 0,056
Δl 0,87
Εtr = = x 100 % = 43,5 %
lo 2
A o− A 1
Q = x 100 %
Ao
10
0,200−0,056
Q = x 100 %
0,200
Q = 0 , 72 x 100 %=72%
2. Data berikut ini didapat selama uji tegangan – regangan sejati dari suatu benda
Ni
Beban Perpanjangan
(lb) (in)
0 0,252
3440 0,25
3580 0,245
3670 0,24
3710 0,235
3720 0,23
3570 0,201
3500 0,2
3350 0,19
3150 0,18
2950 0,17
2800 0,149
Ditanya:
a. Gambarkan kurva grafik rekayasa tegangan dan regangan
b. Tentukan:
1. Tegangan putus pada beban maksimum (σs maks)
2. Tegangan Perpatahan sempurna (σs)
3. Regangan perpatahan sejati(εs)
4. Regangan putus rata-rata(ε rata2)
5. Regangan Penyempitan sempurna (Qs)
6. Kekuatan Tarik Akhir (σtr)
11
12
1. Uji impact (Takik)
Uji impac adalah pengujian dengan menggunakan pembebanan yang cepat (rapid
loading), sehingga menyebabkan materialnya menjadi getas dan mudah patah.Pada
uji impak terjadi proses penyerapan energi yang besar ketika beban menumbuk
spesimen.
2. Pengujian Kekerasan
Kekerasan suatu bahan pada umumnya, menyatakan terhadap deformasi dan untuk
logam dengan sifat tersebut merupakan ukuran ketahanannya terhadap deformasi
plastik atau deformasi permanen. apabila yang menyatakan kekerasan sebagai
ukuran terhadap lekukan dan ada pula yang mengartikan kekerasan sebagai ukuran
kemudahan dan kuantitas khusus yang menunjukkan sesuatu mengenai kekuatan
dan perlakuan panas dari suatu logam.
Terdapat 3 jenis ukuran kekerasan secara umum, yang bergantung pada cara
pengujian ketiga jenis tersebut adalah:
13
* Kekerasan Lekukan ( Identation Hardness ), adalah harga kekerasan yang
diukur dari hasil lekukan yang terdapat pada benda kerja.
Definisi creep adalah aliran plastis yang dialami material pada tegangan tetap.
Meskipun sebagian besar pengujian dilakukan dengan kondisi beban tetap, tersedia
peralatan yang mampu mengurangi pembebanan selama pengujian sebagai
kompensasi terhadap pengurangan penampang benda uji. Pada temperatur relatif
tinggi, creep terhadi pada semua level tegangan, tetapi pada temperatur tertentu laju
creep bertambah dengan meningkatnya tegangan.
14
II. PENGUJIAN KEKERASAN (HARDNESS TEST)
Parameter KEKERASAN
NO Satuan BRINELL (BHN) ROCKWELL (RHN) VICKERS MIKRO MEYER
1 P (kg) 500- 3000 60 - 150 500 - 3000 1 1
2 D (mm) 2,5 - 10
P
BHN= D k−(h 1−h) P MHN=
π ¿¿ RHN= VHN= 2 2
2 c D 4 P/πd
MHN=
2 P = Beban
14,229 P/l Penekanan (kg)
P
= P = Beban P = Beban
π Dt Penekanan (kg) Penekanan (kg)
D = Diameter
tapak tekan
(mm)
l = Panjang
D = diameter bola D = Diameter diameter tapak
(mm) Penekanan tekan (mm)
D = diameter
penusukan (mm)
T = kedalaman
penekanan (mm)
P = Beban (kg)
15
16
17
18
SOAL PENGUJIAN KEKERASAN
Diameter indentasi, mm
Beban (kg) a.Dilunakan b.1/4 Keras c.1/2 Keras
500 4.4 3.2 2.9
1000 5.4 3.9 3.7
1500 6.2 4.6 4.5
2000 5.4 5.3
2500 5.9 5.7
Ditanya:
Penyelesaian :
a.
P D d π π.d d2 D2-d2 √D2-d2
500 10 4.4 3.14 31.4 100 19.36 80.64 8.98
1000 10 5.4 100 29.16 70.84 8.417
19
1500 10 6.2 100 38.44 61.56 7.846
πD (D-√D2-
2 2
D- √D -d d2) BHN
60.54
0.526 16.516 6
80.42
0.792 24.869 2
85.22
1.121 35.199 9
80.47
1.583 49.706 3
82.67
1.926 60.476 7
c.
20
7
313.96
8.93 1.07 9.555 8
310.32
8.48 1.52 12.890 8
341.27
8.217 1.783 14.651 6
BHN (ANEAL ) kg/mm2 BHN 1/4 DIKERASKAN (kg/mm2) BHN 1/2 DIKERASKAN (kg/mm2)
31.223 60.546 243.007
40.236 80.422 298.947
44.355 85.229 313.968
80.473 310.328
82.677 341.276
400
350
300
250
BHN 1
200
BHN2
BHN3
150
100
50
0
p.500 P.1000 P.1500 P.2000 P.2500
Kekerasan BRINELL
2.P
BHN = ----------------------------------------
π D ( D - √ D2 - d 2)
21
D = Diameter Bola indentor (mm)
a. Kikir baja
b. Kapur Tulis
c. Papan ‘pine’
d. Bantalan peluru
e. Safir
22
23