Anda di halaman 1dari 23

METALURGI FISIK

(Klasifikasi Metak d Sifat2 Bahan)

Ftm.rp. 07092020

BUKU ACUAN :

1. Dieter George E, University Of Maryland, 1987, ” Metalurgi mekanik ”, Halaman 91-117,


Edisi ketiga, Jilid 1, Jakarta, Erlangga, 1042.
2. Lakhtin, Y., (1968), “ Engineering Physical Metallurgy “, MIR Published, Moscow.
3. Diktat

1
SiFat Mekanis melalui pengujian ada 2:

I. Pengujian merusak benda ( DEStructive Test)


1. Pengujian tarik (Tensile Test)
2. Pengujian Takik (Impact Test)
3. Pengujian Kekerasan (Hardness test)
4. Pengujian Kelelahan (Fatique Test)
5. Pengujian Mulur dan Putus ( Creep and Rupture Test )

II. Pengujian Tidak Merusak benda (Non destructive Test)


alat Mikroskop ( Perpatahan Benda dan struktur mikro
benda)

PENGUJIAN MATERIAL LOGA

1. Pengujian tarik (Tensile Test)


Tujuan pengujian tarik adalah untuk mengetahui sifat mekanis dari suatu logam
terhadap tarikan dimana sifat mekanis tersebut antara lain meliputi batas lumer.
Kekuatan tarik, kekenyalan, pertambahan panjang dan pengecil luas penampang.

Uji tarik rekayasa banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar
kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan (Dieter,
1987). Pada uji tarik, benda uji diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah secara
kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang
dialami benda uji (Davis, Troxell, dan Wiskocil, 1955). Kurva tegangan regangan
rekayasa diperoleh dari pengukuran perpanjangan benda uji. Tegangan yang
dipergunakan pada kurva adalah tegangan membujur rata-rata dari pengujian tarik yang
diperoleh dengan membagi beban dengan luas awal penampang melintang benda uji.
P
σtr = ........................................................(Pers.1.)
A

Regangan yang digunakan untuk kurva tegangan regangan rekayasa adalah regangan
linier rata-rata, yang diperoleh dengan membagi perpanjangan panjang ukur ( gage
length) benda uji, ΔL, dengan panjang awalnya, L0
.
ΔL ΔL
εtr = = ...........................................................(Pers. 2)
Lo L−Lo

Pada waktu menetapkan regangan harus diperhatikan:

- Pada baja yang lunak sebelum patah terjadi pengerutan (pengecilan penampang) yang

2
besar.

- Regangan terbesar terjadi pada tempat patahan tersebut, sedang pada kedua ujung
benda uji paling sedikit meregang

Gambar 1. Bentuk Benda Uji

Gambar 2. Diagram Tegangan dan Regangan

3
Kurva tegangan regangan hasil pengujian tarik umumnya tampak seperti pada gambar 6. Dari
Pada bagian ini pertambahan panjang sebanding dengan pertambahan beban yang diberikan.
Pada bagian ini, berlaku hukum Hooke:

P Lo
ΔL = X ................................................................................... (Pers.3)
A E
dengan:
ΔL = pertambahan panjang benda kerja (mm)
L0 = panjang benda kerja awal (mm)
P = beban yang bekerja (N)
A = luas penampang benda kerja (mm ) 2

E = modulus elastisitas bahan (N/mm ) 2

Dari persamaan (1) dan (2), bila disubstitusikan ke persamaan (3), maka akan diperoleh

σ
E= ................................................................................... (Pers.4)
ε

Pengurangan Luas Penampang


Ao−Af
Q = x 100 %.................................................(Pers.5)
Ao

Usaha untuk dipergunakan mematahkan bahan persatuan volume

U = σtr x εtr...........................................................(Pers.6)

Tegangan Tarik Sebenarnya (σs )

P
σs = ....................................................................................(Pers.7.)
Ai
σs = ζ (+εtr ) .......................................................(Pers.8.)

Regangan Tarik Sebenarnya

εs = ln ( 1+ εtr ) ...........................................................(Pers. 9)
do
εs = 2 ln ..............................................................................(Pers.10)
d1

4
Gambar 3. Beberapa Bentuk Benda Uji tarik

5
Gambar 4. Bentuk Benda Uji

Gambar 5. Peralatan Benda UJi

6
Gambar 6. Diagram Tegangan dan Regangan (DIAGRAM HOOK.)

Gambar 7. Tegangan dan Regangan

I. PERHITUNGAN PENGUJIAN TARIK


7
Soal 1.
Data dibawah ini , didapat selama pengujian tarik dari baja karbon rendah dengan
ukuran BU berdiameter 0,505 in, dan panjang ( gage length) = 2 in. Titik luluh
6200 lb, beban putus 6800 lb, panjang ukur akhir = 2,87 in dan diameter akhir
0,266 in.
Beban, P Perpanjangan
(Lb) Δl(in)
500 0,00016
1000 0,00032
1500 0,00052
2000 0,00072
2500 0,00089
3000 0,00105
3500 0,00122
4000 0,00138
4500 0,00154
5000 0,00175
5500 0,00191
6000 0,00204
6300 0,02
7000 0,06
7500 0,08
8500 0,12
9600 0,18
10000 0,26
10100 0,3
10200 0,5
10050 0,58
9650 0,62
9100 0,7
9100 0,76
Ditanya:
a. Gambarkan kurva grafik rekayasa tegangan dan regangan
b. Tentukan:
1. Batas Proposional
2. Modulus Elastisitas
3. Titih luluh yang rendah
4. Daya Rentang
5. Tegangan Perpatahan
6. Perpanjangan Persentase
7. Pengurangan Luas Penampang

Jawab:
a. Rumus Tegangan tarik (Tensile Stress) :
P
σ tr = (lb/in2)
A
π 3,14
Ao = do 2 = (0,505)2 = 0,200
4 4

8
π 3,14
A1 = di 2 = (0,266)2 = 0,056
4 4

Beban, P Ao σtr = P/A εtr = Δl/lo


(Lb) (in2) (lb/in2) Δl (in) Lo (in) (%)
0,0001
500 0,2 2500 6 2 0,00008
0,0003
1000 0,2 5000 2 2 0,00016
0,0005
1500 0,2 7500 2 2 0,00026
0,0007
2000 0,2 10000 2 2 0,00036
0,0008
2500 0,2 12500 9 2 0,000445
0,0010
3000 0,2 15000 5 2 0,000525
0,0012
3500 0,2 17500 2 2 0,00061
0,0013
4000 0,2 20000 8 2 0,00069
0,0015
4500 0,2 22500 4 2 0,00077
0,0017
5000 0,2 25000 5 2 0,000875
0,0019
5500 0,2 27500 1 2 0,000955
0,0020
6000 0,2 30000 4 2 0,00102
6300 0,2 31500 0,02 2 0,01
7000 0,2 35000 0,06 2 0,03
7500 0,2 37500 0,08 2 0,04
8500 0,2 42500 0,12 2 0,06
9600 0,2 48000 0,18 2 0,09
10000 0,2 50000 0,26 2 0,13
10100 0,2 50500 0,3 2 0,15
10200 0,2 51000 0,5 2 0,25
10050 0,2 50250 0,58 2 0,29
9650 0,2 48250 0,62 2 0,31
9100 0,2 45500 0,7 2 0,35
9100 0,2 45500 0,76 2 0,38

9
σt
60000

50000

40000
σt
30000

20000

10000

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

b. 1. Batas Proposional adalah pada batas elastis


2. Modulus elastis (E)
σ tr
σtr = εtr. E E =
ε tr

30.000
E = = 29411764 (lb/in2)
0,00102

3. Titik luluh yang paling rendah (Yield pada posisi elastis)

σy = 0,2 % = 6200 lb

4. Daya rentang = σtr X εtr

5. Tegangan Perpatahan (σs )

P 6800
σs = = = 121428,571 lb/in2
A1 0,056

6. Perpanjangan (Regangan ) Persentase(%)

Δl 0,87
Εtr = = x 100 % = 43,5 %
lo 2

8. Pengurangan Luas Penampang( Q)

A o− A 1
Q = x 100 %
Ao

10
0,200−0,056
Q = x 100 %
0,200
Q = 0 , 72 x 100 %=72%

2. Data berikut ini didapat selama uji tegangan – regangan sejati dari suatu benda
Ni
Beban Perpanjangan
(lb) (in)
0 0,252
3440 0,25
3580 0,245
3670 0,24
3710 0,235
3720 0,23
3570 0,201
3500 0,2
3350 0,19
3150 0,18
2950 0,17
2800 0,149
Ditanya:
a. Gambarkan kurva grafik rekayasa tegangan dan regangan
b. Tentukan:
1. Tegangan putus pada beban maksimum (σs maks)
2. Tegangan Perpatahan sempurna (σs)
3. Regangan perpatahan sejati(εs)
4. Regangan putus rata-rata(ε rata2)
5. Regangan Penyempitan sempurna (Qs)
6. Kekuatan Tarik Akhir (σtr)

11
12
1. Uji impact (Takik)

Uji impac adalah pengujian dengan menggunakan pembebanan yang cepat (rapid
loading), sehingga menyebabkan materialnya menjadi getas dan mudah patah.Pada
uji impak terjadi proses penyerapan energi yang besar ketika beban menumbuk
spesimen.

2. Pengujian Kekerasan

Kekerasan suatu bahan pada umumnya, menyatakan terhadap deformasi dan untuk
logam dengan sifat tersebut merupakan ukuran ketahanannya terhadap deformasi
plastik atau deformasi permanen. apabila yang menyatakan kekerasan sebagai
ukuran terhadap lekukan dan ada pula yang mengartikan kekerasan sebagai ukuran
kemudahan dan kuantitas khusus yang menunjukkan sesuatu mengenai kekuatan
dan perlakuan panas dari  suatu logam.

        Terdapat 3 jenis ukuran kekerasan secara umum, yang bergantung pada cara
pengujian ketiga jenis tersebut adalah:

* Kekerasan goresan ( Stracht Hardness ), adalah kekerasan yang diukur dari


hasil goresan yang terdapat pada benda kerja. misalnya cara pengujian
MOHS.

13
* Kekerasan Lekukan ( Identation Hardness ), adalah harga kekerasan yang
diukur dari hasil lekukan yang terdapat pada benda kerja.

* Kekerasan Pantulan ( Rebound ) atau kekerasan dinamik ( Dinamic


Hardness ),adalah harga kekerasan yang diukur dari hasil pantulan yang
lakukan pada saat pengujian.Misalnya cara penekanan : BRINELL,  
ROCKWELL, VIKERS, MEYER, MIKRO

4. Pengujian Kelelahan (Fatique Test)

5. Pengujian Mulur dan Putus ( Creep and Rupture Test)

Definisi creep adalah aliran plastis yang dialami material pada tegangan tetap.
Meskipun sebagian besar pengujian dilakukan dengan kondisi beban tetap, tersedia
peralatan yang mampu mengurangi pembebanan selama pengujian sebagai
kompensasi terhadap pengurangan penampang benda uji. Pada temperatur relatif
tinggi, creep terhadi pada semua level tegangan, tetapi pada temperatur tertentu laju
creep bertambah dengan meningkatnya tegangan.

14
II. PENGUJIAN KEKERASAN (HARDNESS TEST)
Parameter KEKERASAN
NO Satuan BRINELL (BHN) ROCKWELL (RHN) VICKERS MIKRO MEYER
1 P (kg) 500- 3000 60 - 150 500 - 3000 1 1

2 D (mm) 2,5 - 10

Bola Baja (Steel Ball)


3 Penetrator Bola Baja 1/16, Paramid Intan Bola Baja, Bola Baja,
Indector Diamond Cone Diameter Tapak Diamond Cone Diamond Cone
Tekan 136 o

P
BHN= D k−(h 1−h) P MHN=
π ¿¿ RHN= VHN= 2 2
2 c D 4 P/πd
MHN=
2 P = Beban
14,229 P/l Penekanan (kg)
P
= P = Beban P = Beban
π Dt Penekanan (kg) Penekanan (kg)
D = Diameter
tapak tekan
(mm)
l = Panjang
D = diameter bola D = Diameter diameter tapak
(mm) Penekanan tekan (mm)
D = diameter
penusukan (mm)
T = kedalaman
penekanan (mm)
P = Beban (kg)

15
16
17
18
SOAL PENGUJIAN KEKERASAN

A. Data kekerasan berikut diperoleh untuk tembaga dengan memakai


pengindentasi bola yang diameternya 10 mm:

Diameter indentasi, mm
Beban (kg) a.Dilunakan b.1/4 Keras c.1/2 Keras
500 4.4 3.2 2.9
1000 5.4 3.9 3.7
1500 6.2 4.6 4.5
2000 5.4 5.3
2500 5.9 5.7

Ditanya:

1. Tentukan apakah Hukum Meyer dipenuhi atau tidak


2. Lukislah hubungan Beban dengan kekerasan BHN

Penyelesaian :

2. Lukislah hubungan Beban dengan kekerasan BHN

a.
P D d π π.d d2 D2-d2 √D2-d2
500 10 4.4 3.14 31.4 100 19.36 80.64 8.98
1000 10 5.4 100 29.16 70.84 8.417

19
1500 10 6.2 100 38.44 61.56 7.846

D- √D2-d2 πD (D-√D2-d2) BHN


1.020 32.028 31.223
1.583 49.7062 40.236
2.154 67.6356 44.355
b.

P D d π π.D d2 D2-d2 √D2-d2


500 10 3.2 31.4 100 10.24 89.76 9.474
1000 10 3.9 31.4 100 15.21 84.79 9.208
1500 10 4.6 31.4 100 21.16 78.84 8.879
2000 10 5.4 31.4 100 29.16 70.84 8.417
2500 10 5.9 31.4 100 34.81 65.19 8.074

πD (D-√D2-
2 2
D- √D -d d2) BHN
60.54
0.526 16.516 6
80.42
0.792 24.869 2
85.22
1.121 35.199 9
80.47
1.583 49.706 3
82.67
1.926 60.476 7

c.

P D d π π.D D2 d2 D2-d2 √D2-d2


500 10 2.9 31.4 100 8.41 91.59 9.57
1000 10 3.7 31.4 100 13.69 86.31 9.279
1500 10 4.5 31.4 100 20.25 79.75 8.93
2000 10 5.3 31.4 100 28.09 71.91 8.48
2500 10 5.7 31.4 100 32.49 67.51 8.217

√D2-d2 D- √D2-d2 πD (D-√D2-d2) BHN


243.00
9.57 0.43 4.115 7
9.279 0.721 6.690 298.94

20
7
313.96
8.93 1.07 9.555 8
310.32
8.48 1.52 12.890 8
341.27
8.217 1.783 14.651 6

BHN (ANEAL ) kg/mm2 BHN 1/4 DIKERASKAN (kg/mm2) BHN 1/2 DIKERASKAN (kg/mm2)
31.223 60.546 243.007
40.236 80.422 298.947
44.355 85.229 313.968
80.473 310.328
82.677 341.276

400

350

300

250

BHN 1
200
BHN2
BHN3
150

100

50

0
p.500 P.1000 P.1500 P.2000 P.2500

Kekerasan BRINELL

2.P

BHN = ----------------------------------------

π D ( D - √ D2 - d 2)

Dimana: P = Panjang Tekan (kg)

21
D = Diameter Bola indentor (mm)

d = diameter tapak tekan

B.Taksirlah kekerasan Mohs untuk bahan berikut:

a. Kikir baja
b. Kapur Tulis
c. Papan ‘pine’
d. Bantalan peluru
e. Safir

22
23

Anda mungkin juga menyukai