Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTEK

PENGUJIAN BAHAN

JOB PENGUJIAN TARIK

DISUSUN OLEH

Nama : Feron Edowan Putra

Nim : 3202102020

Prodi : D3 Teknik Mesin

Kelas : 2A

Kelompok : 2 ( Dua)

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2022
A. TUJUAN PRAKTEK

1. Mahasiswa mampu memahami tentang cara pengujian serta memahami data yang di
hasilkan seperti kuat Tarik, batas regangan dan kualitas bahan.
2. Menghitung prentase perpanjangan dan presentase pengurangan luas penampang.
3. Mengetahui modolus Elastisitas bahan.
4. Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik bahan. Untuk
mendapatkan hasil pengujian yang akurat di perlukan ukuran standar benda uji sesuai
dengan standart.

B. TEORI DASAR

Pengujian Tarik adalah suatu percobaan dengan cara merusak benda uji, di mana
benda uji Tarik, kemudian di bebani sedikit demi sedikit sampai benda uji putus .
pada pengujian Tarik , akan terjadi perubahan atau deformasi dari benda uji yaitu
pertambahan Panjang dan pengecilan penampang benda uji tersebut.
a. Regangan
Regangan dapat di definisikan sebagai perbandingan antara penambahan
Panjang (ΔL =Lu-Lo) dengan Panjang mulaa-mula Lo.

Regangan = Panjang sesudah patah (Lu) – Panjang awal (Lo)

Panjang awal (Lo)

∆L
ε= x100% Lο

Jika batang uji patah tidak ditengah-tengah antara due titik ukuran dan jarak
patahnya kurang dari sepertiga Panjangnya terhadap salah satu titik, maka
penentuan regangan dilakukan sesuai prosedur berikut.
Sebelum benda diuji, panjang Lo dibagi 10 bagian yang sama, dan disebut
N=10. Jika n – jumlah A-B, dimana A adalah titik yang diambil dari bagian
patah terterpendek, maka perpanjangan setelah patah dapat ditentukan dengan :

a. Jika N- n adalah genap.

εp¿ AB+2BC−Lo x 100%


Lo

b. Jika N-n adalah ganjil

εp¿ AB+BC +BC −Lοx 100% Lo


1 11

b. Elastisitas (E)
Pada grafik yang di tunjukan dalam suatu hasil pengujian Tarik dapat kita
lihat di mana terjadi garis lurus, karena perbandingan antara tegangan dan
regangan selalu sebanding sampai batas tertentu.

Perbandingan ini di sebut Modulus Elastisitas.

beban
Tegangan =
penampang
Di mana,
F
σ=
Aο
Δ
LꜪ=
Lο

Maka,
σ
Modulus Elastisitas (E) =

Atau,
FxLο
E=
AοxR

c. Batas proporsionalitas dan batas elastis


Sampai padaa suatu titik yang disebut batas proporsionalitas, di mana
tegangan sebanding dengan regangan yang di tunjukan pada grapik sebagai
garis lurus. Jika sampai pada batas elastis tegangan tidak lagi sebanding
dengan regangan. Jika beban di hilangakan maka Panjang batang akan
Kembali ke Panjang semula. Sebagai catatan bahwa secara praktis bisa di
anggap batas proporsionalitas dan batas elastis tiada berbeda.

d. Batas Lumer
Jika beban yang bekerja pada batang uji diteruskan sampai diluar batas
elastis akan terjadi secara tiba-tiba perpanjangan permanen dari suatu batang
uji. Pada saat ini benda dikatakan telah sampai pada Yield Point (batas
lumer), dimana regangan meningkat sekalipun tidak ada peningkatan
tegangan (hanya terjadi pada baja lunak).

σ ʸ = Fᵞ
A

e. Yield Strength
Untuk beberapa bahan logam paduan non ferro dan baja-baja keras yield point
sukar dideteksi begitu juga batas limitnya.

f. Tegangan Tarik
Tegangan nominal maksimum yang ditahan oleh batang uji sebelum patah
disebut tegangan Tarik,

Tegangan Tarik = Beban maksimum


Penampang mula-mula
ơʀ= F maks
A

g. Pengecilan Penampang
Deformasi terjadi akibat tarikan merubah penampang menjadi lebih kecil,
prosentase perbandingan antara besarnya selisih luasan penampang batang
uji setelah patah dengan penampang mula-mula disebut kontraksi. Kontraksi
= Penampang mula-mula – penampang sesudah patah
Penampang mula-mula
Atau,
Z= A - Ax100%

C. PERLENGKAPAN KERJA
Perlengkapan yang digunakan dalam praktek ini adalah :
1. Universal Testing Machine
2. Dynamometer
3. Vernier Caliper
4. Micrometer
5. Test Piece
6. Spidol permanen
7. High Gauge
8. Dial Indikator
9. Surface Plate
10. V block dan klem

D. KESELAMATAN KERJA
1. Pelajari job sheet sebelum praktek
2. Gunakan pakaian pratikum dan sepatu sapaty
3. Jangan merokok dan makan di waktu praktek
4. Tanya pada pembimbing pratikum hal-hal yang belum jelas
5. Selalu gunakan alat sesuai fungsinya atau kegunaannya

E. LANGKAH-LANGKAH KERJA (PROSEDUR)


1. Persiapkan alat alat yang digunakan
2. Ukur batang uji dan bagi Panjang lo menjadi 10 bagian yang sama.
3. Hidupkan mesin hidrolik dengan menekan “pump on” sehingga “pump lamp”
menyala.
4. Biarkan beberapa menit menimal 15 menit sebagai pemansan awal mesin.
5. Pasang barang uji pada penjepit dari mesin uji Tarik , jika posisi dari penjepit
tidak tepat maka di atur dengan cara memutar tombol cross head adj untuk
menaikkan pada posisi up dan untuk menurunkan pada posisi down.
6. Pasang dial indicator untuk mengamati pertambahan Panjang selama proses
pengujian.
7. Menentuka skala beban dengan memutar tombol range dan skala grafik roda di
samping kiri dynamometer.
8. Memberikan beban Tarik dengan cara memutar tombol speed control valve pada
posisi load.
9. Amati perubahan Panjang pada dial indicator dan pertambahan gayanya pada
dynamometer.
10. Setelah benda di uji putus :
• Lepaskan benda kerja yang di uji dari penjepitnya
• Catat ukuran yang di perlukan
• Turunkan clamping head pada posisi semula dengan memutar speed control
valve secara perlahan sampai posisi awal.
• Matikan mesin hidrolik dengan menekan pump off.
F. DATA PENGAMATAN
1. Bahan Baja
a. Data Sebelum Diuji

Gambar 1. Benda uji tarik bahan baja.


h1=25,00mm n2=10,00mm
n1=10,00mm h2=25,00mm
do=9,70mm L1=220,00mm
L。=150,00mm D=12,00mm
b. Data Waktu Diuji
Tabel 1.Data gaya dan perpanjangan bahan Baja.

N Gaya/ Beban Perpanjangan (∆L) Keterangan


o (F)/(N)

1 0 0

2 1000 0,10

3 2000 0,16

4 3000 0,20

5 4000 0,25

6 5000 0,26

7 6000 0,28

8 7000 0,30
9 8000 0,32

10 9000 0,33

11 10000 0,35

12 11000 0,36

13 12000 0,37

14 13000 0,38

15 14000 0,40

16 15000 0,40

17 16000 0,42

18 17000 0,43

19 18000 0,44

20 19000 0,45

21 20000 0,46

22 21000 0,47

23 22000 0,49

24 23000 0,49

25 24000 0,50

26 25000 0,52

27 26000 0,53

28 27000 0,54

29 28000 0,63

30 29000 0,90

31 30000 0,96

32 31000 1,02

33 32000 1,05
34 33000 1,18

35 34000 1,26

36 35000 1,36

37 36000 1,48

38 37000 1,61

39 38000 1,79

40 39000 2,01

41 40000 2,35

42 41000 3,06

43 42000 4,32

44 43000 4,57

45 44000 4,62

46 45000 4,69

47 46000 4,72

48 46800 4,74 Gaya maksimum

49 46000 4,78

50 45000 4,81

51 44000 4,88

52 43000 4,97
50000

45000

40000

35000

30000

25000

20000

15000

10000

5000

0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52

Gambar 2. Grafik hubungan gaya dan perpanjangan bahan Baja

c. Data Setelah Diuji

Gambar 3. Benda uji setelah diuji tarik bahan Baja.

Tabel 2. Hasil pengukuran bahan Baja setelah benda uji putus

L o (mm) D o (mm) L v ( mm) D v (mm)


150,00 9 ,70 186,10 6 ,10
2. Bahan Kuningan

a. Data sebelum diuji


Gambar 4. Benda uji tarik bahan kuningan

h1= 25,00 mm n2 = 10,00 mm


n1=10,00mm h2=25,00mm do=9,50mm
L1=220,00mm
Lo=150,0mm D=12,00mm
b. Data Waktu Diuji

Tabel 3. Data gaya dan perpanjangan bahan Kuningan.

N Gaya/ Beban Perpanjangan (∆L) Keterangan


o (F)/(N)

1 0 0

2 1000 0,42

3 2000 1,04

4 3000 1,47

5 4000 1,77

6 5000 2,02

7 6000 2,27

8 7000 2,71

9 8000 2,85

10 9000 3,09

11 10000 3,30

12 11000 3,44

13 12000 3,57

14 13000 3,68
15 14000 3,82

16 15000 4,07

17 16000 4,18

18 17000 4,42

19 18000 4,47

20 19000 4,76

21 20000 4,90

22 21000 5,11

23 22000 5,19

24 23000 5,48

25 24000 5,56

26 25000 5,75

27 26000 6,07

28 27000 6,36

29 28000 6,59

30 29000 7,24

31 30000 7,72

32 31000 8,34

33 32000 9,27

34 33000 10,21

35 34000 11,32

36 35000 12,92

37 36000 13,52 Gaya Maksimum


Perpanjangan (∆L)
16

14

12

10

0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000

Gambar 5. Grafik hubungan gaya dan perpanjangan bahan Baja.


c. Data Setelah Diuji

Gambar 6. Benda uji setelah diuji tarik bahan Baja.

L o (mm) D o (mm) L v( mm ) D v ( mm)


150.00 9.50 156.20 9,30

Tabel 4. Hasil pengukuran bahan Baja setelah benda uji putus


G. Analisa
Pada percobaan uji tarik kali ini dengan menggunakan bahan baja st 37 dan kuningan,
Saat melakukan pengujian tarik ini kita harus memperhatikan cara memasang benda kerja
atau bahan percobaan harus di pasang dengan teliti, benda kerja atau bahan percobaan
harus di pasang sesuai dengan ketentuan yang sudah berlaku. harus di pasang dengan
simetris.
Pada pengujian tarik baja ST.37, deformasi elastis dapat dilihat dari kurva tegangan-
regangan Selain itu, terjadi pengecilan diameter di suatu daerah pada material/bahan uji
ketika terdeformasi plastis. Oleh karena itu patahnya material/bahan karena tidak dapat
menahan beban lagi. ini dapat menentukan sifat ulet atau getas suatu material dari bentuk
patahan yang terjadi.
Dan pengujian tarik bahan kuningan, pada pengujian ini diketahui bahwa
smaterial/bahan kuningan mengalami sedikit perubahan bentuk. Pada pengujian ini juga
diketahui bahwa kuningan mengalami pengurangan area yang sangat sedikit, yaitu
pengurangan luas penampang pada saat mengalami deformasi plastis. Pengujian diakhiri
dengan patahnya bahan kuningan karena tidak dapat menahan beban lagi.

H. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan pengujian tarik pada
bahan kuningan dan St37, berdasarkan pengujian ini pada kuningan dan St37 memiliki
perubahan Panjang dan luas penampang. Apa bila beban yang diberikan semakin besar
pada benda yang diuji maka akan terjadi perubahan pertambahan Panjang dan pengecilan
luas penampang, sehingga dapat diperoleh batas elasitas, beban maksimum dan beban
putus berdasarkan gambar diagram yang di atas. Kami mendapatkan batas elasitas bahan
material, Ketika baja dan kuningan mendapatkan tariak sampai titik tertentu hingga
terjadi perubahan bentuk pada baja dan kuningan dan melakukan pengujian kedua
material yang berbeda yaitu st37 dan kuningan kami mendapatkan kekuatan ketahanan
pada baja dan kuningan yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai