“PENGUJIAN TARIK”
DISUSUN OLEH :
NIM : 4202217036
KELOMPOK : 1(SATU)
OKTOBER 2023
A. TUJUAN PRAKTEK
Adapun tujuan dari dialkukannya praktikum uji Tarik ini adalah, sebagai berikut:
B. DASAR TEORI
Pengujian tarik adalah suatu percobaan dengan cara merusak benda uji, dimana benda uji
dipasang pada mesin uji tarik, kemudian dibebani sedikit demi sedikit sampai benda uji
putus. Pada pengujian tarik, akan terjadi perubahan atau deformasi dari benda uji yaitu
pertambahan panjang dan pengecilan penampang benda uji tersebut.
1. Regangan (ε)
∆L
ε= ×100 %
Lo
Jika batang uji patah tidak ditengah-tengah antara dua titik ukuran dan jarak patahnya kurang
dari sepertiga panjangnya terhadap salah satu titik, maka penentuan regangan dilakukan
sesuai prosedur berikut.
Sebelum benda diuji, panjang Lo dibagi menjadi 10 bagian yang sama, dan kita sebut N = 10.
Jika n - jumlah bagian A – B, dimana A adalah titik yang diambil dari bagian patah
terpendek, maka perpanjangan setelah patah dapat ditentukan dengan:
2. Elastisitas (E)
Pada grafik yang ditunjukkan dalam suatu hasil pengujian tarik dapat kita lihat dimana
terjadi garis lurus, karena perbandingan antara tegangan dan regangan selalu sebanding
sampai pada batas tertentu.
Beban
Tegangan=
Penampang
Dimana,
F
σ=
A0
Maka,
σ
Modulus Elastisitas (E)=
ε
atau,
F × L0
(E)=
A0 × R
Elastis yaitu jika batang ditarik dan mengalami regangan tetapi bila dilepaskan beban
tariknya, maka batang kembali seperti keadaan semula.
Sampai pada suatu titik yang disebut batas proporsionalitas, dimana tegangan sebanding
dengan regangan yang ditunjukkan pada grafik sebagai garis lurus. Jika sampai pada batas
elastis tegangan tidak lagi sebanding dengan regangan. Jika beban dihilangkan maka panjang
batang akan kembali ke panjang semula. Sebagai catatan bahwa secara praktis bisa dianggap
batas proporsionalitas dan batas elastis tiada berbeda.
Jika beban yang bekerja pada batang uji diteruskan sampai diluar batas elastis akan terjadi
secara tiba-tiba perpanjangan permanen dari suatu batang uji. Pada saat ini benda dikatakan
telah sampai pada Yield Point (batas lumer), dimana regangan meningkat sekalipun tidak ada
peningkatan tegangan (hanya terjadi pada baja lunak).
Fy
σ y=
A0
Untuk beberapa bahan logam paduan non ferro dan baja-baja keras yield point sukar
dideteksi begitu juga batas limitnya. Oleh karena itu dinyatakan perpanjangan non
proporsional adalah misalnya 0,2%
Tegangan nominal maksimum yang ditahan oleh batang uji sebelum patah disebut
tegangan tarik, yaitu merupakan perbandingan antara beban maksimum yang dicapai selama
percobaan tarik dan penampang mula-mula.
Beban Maksimum
TeganganTarik =
Penampang mula mula
F maks
σ R=
A0
7. Pengecilan Penampang
Deformasi terjadi akibat tarikan merubah penampang menjadi lebih kecil, prosentase
perbandingan antara besarnya selisih luasan penampang batang uji setelah patah dengan
penampang mula-mula disebut kontraksi.
Atau,
A 0− A v
Z= ×100 %
Av
C. PERLENGKAPAN PRAKTEK
E. PROSEDUR PRAKTEK
Berikut adalah prosedur dari praktikum pengujian Tarik yang akan dilakukan:
1. Bahan Baja
a) Data Sebelum Diuji
Dari hasil pengukuran benda uji tarik bahan Baja sebelum dilakukan pengujian seperti
gambar 1 di atas adalah;
n1 = 10,00 mm h2 = 25,00 mm
do = 10,00 mm Lt = 220,00 mm
Lo = 150,00 mm D = 12,00 mm
Pada waktu pengujian tarik bahan Baja didapatkan data seperti pada tabel 1.
sebagai berikut:
Tabel 1. Data hasil pengujian tarik baja untuk gaya dan perpanjangan.
Perpanjangan (ΔL)
NO Gaya (F)/Beban (N) Keterangan
(mm)
1 0 0
2 1000 0,1
3 2000 0,16
4 3000 0,2
5 4000 0,25
6 5000 0,26
7 6000 0,28
8 7000 0,3
9 8000 0,32
10 9000 0,33
11 10000 0,35
12 11000 0,36
13 12000 0,37
14 13000 0,38
15 14000 0,4
16 15000 0,4
17 16000 0,42
18 17000 0,43
19 18000 0,44
20 19000 0,45
21 20000 0,46
22 21000 0,47
23 22000 0,49
24 23000 0,49
25 24000 0,5
26 25000 0,52
27 26000 0,53
28 27000 0,54
29 28000 0,63
30 29000 0,9
31 30000 0,96
32 31000 1,02
33 32000 1,05
34 33000 1,18
35 34000 1,26
36 35000 1,36
37 36000 1,48
38 37000 1,61
39 38000 1,79
40 39000 2,01
41 40000 2,35
42 41000 3,06
43 42000 4,32
44 43000 4,57
45 44000 4,62
46 45000 4,69
47 46000 4,72
48 46200 4,74 Gaya maksimum
49 46000 4,78
50 45000 4,81
51 44000 4,88
52 43000 4,97
50000
45000
40000
35000
30000
25000
GAYA
20000
15000
10000
5000
0
0 1 2 3 4 5 6
PERPANJANG
Dari hasil pengujian Tarik didapat juga grafik hubungan gaya dan perpanjangan dari
mesin uji tarik tersebut seperti gambar 2 sebagai berikut:
Gambar 3, Grafik hubungan gaya dan perpanjangan bahan Baja dari mesin uji
Tarik.
Setelah benda uji dilepas dari penjepit mesin uji Tarik, maka dilakukan pengamatan
dan pengukuran. Adapun data yang diambil dapat dilihat pada gambar 3 dan tabel 2
sebagai berikut:
Dari hasil pengukuran benda uji tarik bahan Baja sebelum dilakukan pengujian seperti
gambar 1 di atas adalah;
h1 = 25,00 mm n2 = 10,00 mm
n1 = 10,00 mm h2 = 25,00 mm
do = 9,70 mm Lt = 220,00 mm
Lo = 150,00 mm D = 12,00 mm
Tabel 3. Data hasil pengujian tarik kuningan untuk gaya dan perpanjangan.
Dari hasil pengujian Tarik didapat juga grafik hubungan gaya dan perpanjangan dari
mesin uji tarik tersebut seperti gambar 2 sebagai berikut:
Gambar 7. Grafik hubungan gaya dan perpanjangan bahan kuningan dari mesin uji
Tarik.
Dari salah satu data tabel 1 pengujian Tarik di atas, maka dapatlah diolah
dengan contoh perhitungan sebagai berikut:
σ tr =
( )
F N
A 0 mm 2
F 4000 N 4000 N 2
σ tr = = = =49 , 95 N /mm
π 2 3 , 14 80 , 07 mm
2
∙d ∙(10 ,10 mm)2
4 0 4
N
49 , 95
σ tr mm
2
N
E= = =36106 , 67 2
ε 0,0016 mm
Sedangkan hasil perhitungan dari data tabel 1 dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Dari tabel 5 di atas maka dapatla dibuat gambar 9 grafik hubungan tegangan Tarik
dan regangan sebagai berikut:
GRAFIK HUBUNGAN TEGANGAN & TEGANGAN
350
300
250
TEGANGAN
200
150
100
50
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07
REGANGAN
Sedangkan dari data gambar grafik hubugan gaya Tarik dan perpanjangan, maka
dapat dihitung yaitu:
( )
FE N
σ E=
A 0 mm 2
28500 N N
σ E= ❑
=385 , 87 2
73 , 86 mm
( )
FU N
σ U=
A 0 mm2
30000 N N
σ U= 2
=406 , 17 2
73 , 86 mm mm
( )
F pt N
σ pt =
A 0 mm2
46200 N N
σ pt = 2
=625 , 25 2
73 ,86 mm mm
Untuk mencari kontraksi (Z) dari hasil pengukuran pada tabel.. adalah sebagai berikut:
2. Bahan Kuningan
Dari salah satu data tabel 1 pengujian Tarik di atas, maka dapatlah diolah
dengan contoh perhitungan sebagai berikut:
σ tr =
( )
F N
A 0 mm 2
F 4000 N 4000 N N
σ tr = = = =49,9583
π 2 π 80 ,03 mm
2
mm
2
∙d ∙(9 ,50 mm)2
4 0 4
Sedangkan hasil perhitungan dari data tabel 1 dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Perpanjanga
Gaya/Beban Tegangan
No. n (∆L) Regangan Modulus Elastisitas
(F) (N) Tarik
(mm)
1 0 0 0 0 0
Dari tabel 6. di atas maka dapatla dibuat gambar 10. grafik hubungan tegangan Tarik
dan regangan sebagai berikut:
GRAFIK HUBUNGAN TEGANGAN & REGANGAN
500
450
400
350
300
TEGANGAN
250
200
150
100
50
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
REGANGAN
Gambar 10. grafik hubungan Tengangan Tarik dan regangan bahan kuningan.
Sedangkan dari data gambar grafik hubugan gaya Tarik dan perpanjangan, maka
dapat dihitung yaitu:
( )
FE N
σ E=
A 0 mm 2
25000 N N
σ E= 2
=312,2268 2
80 ,07 mm mm
( )
FU N
σ U=
A 0 mm2
32000 N N
σ U= 2
=399,6503 2
80 ,07 mm mm
( )
F pt N
σ pt =
A 0 mm2
36400 N N
σ pt = 2
=454,6022 2
80 , 07 mm mm
4) Tegangan Batas Putus (σ ¿¿ pt )¿
( )
F pt N
σ pt =
A 0 mm2
33750 N N
σ pt = 2
=421,5061 2
80 , 07 mm mm
Untuk mencari kontraksi (Z) dari hasil pengukuran pada tabel.. adalah sebagai berikut:
H. ANALISA
Dari hasil praktikum yang telah saya pelajari bahwa material yang memiliki karbon
yang kuat memiliki sifat getas dan kekuatan Tarik yang tinggi.Jika kandungan karbon
dari material rendah maka tingkat keuletannyan besar namunkekuatan tariknya lemah,
Seperti pada saat kami melakukan uji coba terhadap spesiemen kuningan yang mana
nilai Panjang awalnya (150 mm) dan diameter (9,80) kemudian dilakukan sebuah uji
penarikan terhadap material tersebut dan memiliki hasil akhir Panjang (11,50) dan
diameter (9,20) dan dilakukan pula uji Tarik pada spesiemen carbon dengan Panjang
awal (450 mm) dan diameter awal (15) dan sungguh mengejutkan perbedaan antara
hasil uji Tarik bahan kuningan dan bahan carbon, setelah ditarik Panjang hasil
akhirnya (590) dan diameternya (14,1). Pada saat diuji diketahui spesiemen
mengalami perubahan akibat tarikan.
I. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini saya dapat simpulkan bahwa,
1. Ketika kami melakukan uji pada bahan carbon dan kuningan ternyata jumlah
karbon sangat mempengaruhi hasil uji tarik material yang mengandung karbon
yang tinggi akan memiliki sifat getas, Namun memiliki kekuatan tarik dan
kekerasan/ketahanan yang tinggi ini dibuktikan pada saat kami menguji spesimen
baja beton terlihat bahwa carbon memiliki sifat ulet(ductile), yang terjadi dengan
ditandai deformasi plastis yang cukup besar, sehingga permukaan patahannya
kasar.
2. Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa titik yield poinnya berubah pada saat
benda uji di tarik dan mengalami kerusakan/patah itu dibuktikan dengan
perubahan grafik di komputer (Universal testing machine)
3. Diketahui bahwa Modulus Elastisitas dari spesimen Baja beton dan kuningan
N
Untuk Baja beton mendapatkan nilai 61834,951 2
mm
N
Sedangkan kuningan mendapatkan nilai 6669,458 2
mm
4. Dapat mengetahui perubahan perpanjangan awal dan diameter awal sebelum dan
sesudah ditarik menggunakan mesin uji yang terjadi pada spesimen baja dan
kuningan
Pada bahan uji carbon:
Sebelum ditarik 450mm
Diameter awal 15
Setelah ditarik menjadi 590mm
Diameter setelah ditarik menjadi 14,1