Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN

PRAKTIK PENGUJIAN BAHAN LOGAM I

UJI TARIK

DISUSUN OLEH :

A.MUH.ARYO PAKUSANDEWO (34121026)

NAIL APSARI (34122026)

MOHD NURDIN ISKANDAR (34122027)

ANDIKA (34122028)

ISAK NUGRAHA SALI TODING (34122029)

MUH TAUFIK (34122030)

MUHAMMAD HASBI (34122031)

PROGRAM STUDI 1B/D3 TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

SEMESTER GENAP/2023
KATA PENGANTAR

Perkembangan teknologi belakangan ini di negara negara yang sedang


berkembang menujukkan bahwa modal fisik yang disukai para ahli teknik hanya
berarti bila disertai dengan dimensi manusia sebagai pelaksana keterampilan
tersebut.

Pengujian bahan dan logam di laboratorium mekanik merupakan salah satu


mata kuliah yang diajarkan di Politeknik Negeri Ujung Pandang urusan Teknik
Mesin. Dengan materi kuliah dengan fasilitas yang dimiliki sekarang ini
keterampilan menguji bahan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa
sendiri serta relevannya proses penyerapan pembelajaran.

Laporan ini dipakai sebagai bagian dari program instruksional yang


meliputi teori kejujuran dan peragaan pemakaian perlatan oleh instruktur untuk
dapat memperoleh hasil pelaksanaan praktek yang efisien dan efektif.

Makassar, 27 MARET 2023

Penulis
A. TOPIK : PENGUJIAN KEKUATAN TARIK (TENSILE TEST)

B. TUJUAN PRAKTEK :

Setelah mahasiswa melakukan praktik pengujian kekuatan tarik,


maka mahasiswa dapat :

1. Mendeteksi gaya-gaya yang bekerja pada benda uji pada batas;


proporsional, elastis, ulur (yield), maksimum (ultimate), dan putus
(break).
2. Menghitung regangan benda uji pada batas proporsional/elastis, ulur
(yield), maksimum (ultimate), dan putus (break).
3. Menghitung tegangan benda uji pada batas; proporsional, elastis, ulur
(yield), maksimum (ultimate), dan putus (break).
4. Menentukan modulus Elastisitas (Modulus Young) benda uji.
5. Menghitung prosentase perpanjangan (Elongation) benda uji.
6. Menghitng prosentase pengurangan (reduksi) luas penampang benda uji.
7. Menggambarkan diagram Tegangan – Regangan benda uji.
C . TEORI :

Pengujian tarik pada umumnya dilakukan dengan menggunakan


mesin “Universal Testing Machine”, dimana benda uji ditarik sampai putus.

Pada saat dilakukan pengujian kekuatan tari bahan, maka data-data


kuat tarik batang uji terbaca pada layar monitor (dynamometer) dan data-data
perpanjangan batang uji terbaca pada dial indicator. Grafik kuat tarik versus
perpanjangan batang uji tergambar pada kertas grafik yang terletak pada
drum/tromol mesin uji tarik. Data-data yang terekam dicatat pada tabel
pengamatan. Praktikan diharapkan dapat membaca/mendeteksi batas
proposional, batas elastis, batas ulur, batas maksimum, dan titik patah
bahan uji.

Bahan Uji :

ahan uji pada pengujian kekuatan tarik berupa batang uji bulat pejal dari bahan
baja karbon, tembaga, kuningan dan aluminium. Bahan dibentuk sesuai dengan
standar ISO 82 -1974 (E), DP 10.

Do

D
Lo

Gambar 1. Benda Uji

a. Regangan (ε )

Perbandingan antara pertambahan panjang batang uji (∆L = Li -


Lo) dengan panjang batang uji mula-mula (Lo), disebut regangan.

Regangan = Panjang batang uji setelah patah – panjang mula-mula


Panjang mula-mula

1− ¿ Lo
ε=L ¿
Lo
b. Elastiitas

Jika batang ditarik dan mengalami regangan, tetapi bila beban tarik
dihilangkan maka batang akan kembali seperti semula, maka batang ini
dikatakan elastis.
c. Modulus Elastisitas

Menurut Hooke, yang dikenal dengan hukum Hooke, bahwa


modulus elastis adalah perbandingan antara tegangan yang terjadi pada
batas proposional dengan regangan pada batas proposional.

daerah elastis

Gambar 2. Grafik Tegangan –Regangan daerah elastis.

Modulus elastis,
Keterangan : E = Modulus Elastisitas bahan [N.mm-2]

σρ = Tegangan Proporsional [N.mm-2]

Tegangan Proporsional, σρ = Fp/Ao

Ao = luas penampang mula-mula [mm]

= (π . Do2)/ 4

Do = diameter penampang mula-mula [mm].

d. Batas Elastis (Elastic Limit) : E.


Batas elastis yaitu suatu batas, apabila beban yang bekerja pada
batang uji ditiadakan, maka batang uji akan kembali pada ukuran semula.

Sebaliknya apabila pembebanan telah melampaui titik elasis, maka


apabila beban ditiadakan, batang uji tidak akan kembali seperti semula.

Sifat bahan yang masih dapat kembali ke ukuran semula disebut


deformasi elastis .Sifat bahan yang tidak dapat kembali ke ukuran
semula disebut deformasi plastis.

Tegangan yang terjadi pada batas elastis disebut tegangan elastis.

e. Batas proposional (Proposional Limit) : P

Sampai batas proposional, pertambahan panjang batang uji


sebanding dengan pertambahan beban atau pertambahan tegangan
sebanding dengan pertambahan regangan. Grafik sampai dengan batas
proporsional berupa garis lurus. Karena batas proporsional adalah akhir
dari gars lurus (linier) dan batas elastis adalah awal dari garis bengkok
(non linier). Maka pada prakteknya kedua batas ini susah dibedakan.
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa batas proporsional sama
dengan batas elastis. Tegangan pada batas proporsional disebut tegangan

proporsional.

f. Titik Ulur (Yield Point) : Y

Jika beban yang bekerja pada batang uji diteruskan sampai diluar
batas elastis, maka akan terjadi secara tiba-tiba perpanjangan permanen
dari batang uji, ini disebut Batas Ulur (Yield Point), dimana regangan
meningkat sekalipun tidak ada peningkatan tegangan. Batas ini hanya
dapat terdeteksi pada baja lunak. Tegangan ulur, σy = Fy / Ao [N.mm-
2
]

Batas ulur terdiri dari ulur bawah dan ulur atas. Dalam perhitungan
tegangan ulur, digunakan batas ulur bawah .

Untuk beberapa logam paduan non ferro dan baja-baja keras, batas ulur
sulit dideteksi. Oleh karena itu dikatakan perpanjangan non proposional
adalah 0,2%.

g. Tegangan Tarik Maksimum (Ultimate Tensile Sterngth) : U


Pada batas ini menunjukkan beban yang mampu ditahan oleh
batang uji sebelum patah. Tegangan yang terjadi disebut tegangan tarik
maksimum, yaitu perbandingan antara beban maksimum dengan luas
penampang mula – mula batang uji. Tegangan tarik maksimum bahan
biasanya dipakai untuk memberi nama bahan.

Baja yang memiliki tegangan tarik 370 Mpa, maka bahan tersebut
disebut baja St 37.

Tegangan tarik maksimum, σu = Fu/Ao.

h. Batas Patah (Breaking Limit ) : B


Pada batas ini batang uji mengalami patah. Sebenarnya pada batas
maksimum benda uji sudah mengalami patah, tetapi karena masih
memiliki energi, maka masih mengalami deformasi.

Tegangan patah, σb = Fb / Ao [ N.mm-2]

i. Presentase Perpanjangan Batang Uji (Percent Elongation)


Pada saat batang uji mengalami pembebanan, maka terjadi pula
perpanjangan batang uji sampai patah .Untuk mengetahui prosentase
pertambahan batang uji, maka panjang batang uji yang patah diukur
kembali (Li).

Prosentase pertambahan batang uji,

e = {(Li - Lo)/Lo} x 100%

j. Presentase Pengecilan Luas Penampang Batang Uji


Dengan bertambahnya panjang batang uji pada saat pembebanan,
maka luas penampangnya akan mengalami pengecilan sampai batang uji
putus (Ai), kejadian ini dinamakan reduksi.
Prosentase pengecilan luas penampang,

r = {(Ao - Ai)/Ao} x 100 %

k. Membuat grafik Tegangan – Regangan


Grafik tegangan – regangan dibuat setelah tabel tegangan –
regangan diperoleh. Grafik tegangan – regangan dibuat dengan
menggunakan program exel.

D. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN:

1. Alat Utama: Universal Testing Machine, merek: Galdabini, kekuatan


maksimum: 100 kN).

clamping head

dinamo meter

cross head
adj
Gambar
4. Universal Testing Machine
2. Alat Bantu:

a. Dial Indikator

Gambar 5. Dial Indicator

b. Jangka Sorong

Gambar 6. Jangka Sorong


c. Pena Plotter

Gambar 7.Pena Plotter

d. Kertas Grafik

Gambar 8.Gertas Grafik

e. Spidol

Gambar 9. Spidol

E . LANGKAH KERJA :

Tahap Persiapan

1. Order bahan praktek dan alat bantu pengujian dengan meng gunakan
blanko peminjaman bahan dan alat pada PLP Lab. Mekanik.
2. Periksa peralatan yang akan digunakan.
3. Ukur diameter batang uji (D0) dengan menggunakan jangka sorong (lihat
gambar 1).
4. Ukur dan beri tanda panjang ukur (Lo) batang uji (lihat gambar 1)
dengan menggunakan jangka sorong dan spidol permanen. Panjang
L0 = 10 D0. Garis tanda harus simetris.
5. Panjang ukur dibagi menjadi 10 bagian (beri tanda degan menggunakan
spidol permanen).
6. Pastikan pompa hidrolik mesin uji tarik tidak bekerja (katup turun terbuka
dan katub naik tertutup) sebelum mesin dihidupkan.

Katup Naik/
Katup Turun/ Unloading
Loading

Gambar
7. Putar switch panel searah10. Proses
jarum jamPelepasan Beban
sampai lampu hijau menyala.

lampu hijau

switch panel

Gambar 11. Switch Panel

8. Hidupkan mesin hidraulik dengan menekan tombol “Pump Start”


sehingga “Pump Lamp“ menyala.

Pump lamp

Pump
Start
Gambar 12. Menghidupkan Mesin

Uji Tarik

±
9. Biarkan beberapa menit ( 5 menit) sebagai pemanasan awal kemudian
kalibrasi alat sebelum dibebani.

10. Atur/pilih skala beban (100 atau 50 atau 20 kN) dengan memutar tombol
“range”.

Skala Beban

tombol “range”

Gambar 13. Mengatur Skala


11. Pilih sepatu/penjepit
Beban
yang cocok dengan batang uji, cocokkan ukuran
sepatu dengan diameter jepit batang uji.
12. Pasang batang uji pada penjepit (clamping head ). Jika posisi penjepit
tidak tepat, atur dengan cara memutar engkol “cross head adj” untuk
menaikkan posisi “up” dan untuk menurunkan posisi “down”. Ujung
batang uji dijepit pada clamping head atas dengan cara mengangkat tuas
atas sampai clamping head terbuka, ujung batang uji disisipkan pada
celah clamping head, tuas dilepas. Ujung lainnya dijepit pada clamping
head bagian bawah dengan cara menyisipkan ujung batang uji pada celah
clamping head, tuas bawah clamping head diangkat dan engkol diputar
searah jarum jam sampai batang uji terjepit sempurna.

Sepatu

Benda Uji

Gambar 14. Posisi Benda


13. Pasang dial indikator pada tiang mesin (kanan atas) dan pastikan sensor
Uji
dial indikator menyentuh lengan mesin, sensor dial indicator harus tegak
lurus (dapat menggunakan alat bantu tangga). Untuk mengamati
pertambahan panjang batang uji selama proses pengujian.

Dial Indicator

Gambar 15. Dial Indicator

14. Beban Pasang kertas grafik pada


tromol yang tersedia dan plotter (rotring) diatas kertas grafk.
Gambar 16. Tromol dan Kertas Grafik
Pengambilan Data
15. Pastikan katup turun tertutup (pemutar katup diputar searah jarum jam).
Putar “speed control valve” pada posisi load (berlawanan jarum jam)
untuk memulai pembebanan. Pembebanan berlangsung sampai batang uji
putus.

Katup Naik/
Katup Turun/ Loading
Unloading

Gambar 17. Proses Pembebanan

16. Amati dan catat pada tabel pengamatan pertambahan beban “F” setiap
500 N “jika skala pembebanan 100 kN adalah setiap pertambahan 5 garis
skala pada dinamo meter” dan pertambahan panjang batang uji “Δl”
pada dial indikator.

17. Amati dan catat pada tabel pengamatan beban dan perpanjangan batang
uji pada batas proporsional/elastis, ulur, ultimate, dan patah.
Setelah Batang Uji Putus :

18. Turunkan “clamping head” sampai pada posisi return (pada posisi
semula). Dengan cara “Speed control valve” (katup naik) diputar
berlawan arah jarum jam (posisi Unloading) dengan perlahan-lahan
kemudian katup turun diputar berlawanan searah jarum jam.

Katup Naik/
Katup Turun/ Unloading
Loading

Gambar 18. Proses Pelepasan Beban


19. Lepas batang uji dari clamping head.
20. Ukur dan catat panjang putus “li” dan diameter putus “lo” dengan
menggunakan jangka sorong.
21. Matikan mesin hidrolik dengan menekan tombol “pump stop”.

Pump Stop

Switch Panel

Gambar 19. Mematikan Mesin Uji Tarik


22. Kembalikan posisi “switch” pada posisi semula.
Setelah Praktek Selesai
23. Bersihkan semua peralatan.
24. Lumasi peralatan yang membutuhkan pelumasan.
25. Kembalikan peralatan yang telah dipinjam.
26. Bersihkan lokasi praktek.
27. Pastikan semua posisi meja, kursi dan lainnya kebali keposisi semula.
28. Pastikan tidak ada barang praktikan yang tertinggal.
29. Tinggalkan tempat praktek setelah dipersilahkan oleh petugas
laboratorium.

F. KESELAMATAN KERJA

1. Skala pembebanan diatur berdasarkan kekuatan benda uji, mulai dari skala
100 kN, 50 kN dan 20 kN. Pada pengujian ini dipilih skala 100 kN.
2. Hindari pembebanan maksimum 100 kN. Jika benda yang diuji belum putus
sampai beban 80 kN sebaiknya pembebanan dihentikan.
3. Langkah ke 8 (delapan), harus seisin dengan pembimbing atau dilakukan oleh
pembimbing.
4. Langkah ke 12 (dua belas), dilakukan setelah mendapat mengarahan dari
pembimbing.
5. Untuk mendapatkan data yang akurat, maka kecepatan pembebanan
diusahakan perlahan.
6. Hindari pergesekan alat ukur, bersihkan dan lumasi setelah digunakan.
7. Bersihkan mesin uji tarik dan lokasi praktik.
G. DATA PENGUJIAN

TABEL PENGAMATAN -1

Penguji : Ir. Muh. Rusdi, M.T


1. Axel Prima Enggartiasto (34121056)
2. Citrana Fuji Resky (34121057)
3. Fadhil Mubaraq H. (34121058)
4. Gilbert Wempi Sipi’ (34121060)
5. M. Naufal Al Barri (34121061)
6. Mei Bungka’ Tiranda (34121062)

 Panjang mula-mula (Lo) : 100 mm


 Panjang putus (Li) : 115,90 mm
 Diameter mula-mula (Do) : 10 mm
 Diameter putus (Di) : 7,05 mm

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Baja Karbon

No. Beban (N) Perpanjangan (mm)


1 0 0
2 1.700 0,01
3 8.500 0,5
4 11.500 1
5 13.400 1,5
6 14.400 2
7 15.400 2,5
8 16.500 3
9 16.900 3,5
10 19.300 4
11 20.500 4,5
12 21.500 5
13 23.000 5,5
14 25.000 6
15 26.800 6,5
16 28.400 7
17 29.000 7,5
18 29.800 8
19 31.300 8,5
20 32.800 9
21 34.400 9,5
22 38.500 10
23 40.900 10,5
24 42.500 11
25 44.100 11,5
26 44.800 12
27 45.200 12,5
28 45.500 13
29 46.000 13,5
30 46.200 14
31 46.400 14,5
32 46.700 15
33 47.000 15,5
34 40.000 15,9
Tegangan  (σ)  dan Regangan (ε)

N F ( N) ∆L
o. (m
m)

1 E : 31.300 8,5

2 Y : 44.100 11,5

3 U : 47.000 15,5
4. B : 38.500 10

1. Elastic Limit (E)


2. Yield Point (Y)
3. Ultimate Tensile Strength (U)
4. Breaking Limit/Batas Putus (B)

Divalidasi:
Pembimbing, Ketua Kelompok:

Ir. Muh. Rusdi, M.T Axel Prima Enggartiasto


NIP: 19581030 198803 1 003 NIM : 34121056
TABEL PENGAMATAN -2

Penguji : Ir. Muh. Rusdi, M.T


1. Axel Prima Enggartiasto (34121056)
2. Citrana Fuji Resky (34121057)
3. Fadhil Mubaraq H. (34121058)
4. Gilbert Wempi Sipi’ (34121060)
5. M. Naufal Al Barri (34121061)
6. Mei Bungka’ Tiranda (34121062)

 Panjang mula-mula (Lo) : 100 mm


 Panjang putus (Li) : 110,25 mm
 Diameter mula-mula (Do) : 10,6 mm
 Diameter putus (Di) : 10,15 mm

Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Kuningan


No. Beban (N) Perpanjangan (mm)
1 0 0
2 850 0,01
3 8.500 0,5
4 10.500 1
5 12.500 1,5
6 15.000 2
7 18.000 2,5
8 20.700 3
9 22.700 3,5
10 24.500 4
11 25.500 4,5
12 27.000 5
13 28.000 5,5
14 29.000 6
15 29.500 6,5
16 30.200 7
17 31.000 7,5
18 31.500 8
19 32.000 8,5
20 32.500 9
21 33.000 9,5
22 34.000 10
23 38.500 10,25

Tegangan  (σ)  dan Regangan (ε)

No. F (N) ∆ L (mm)


1 E : 15.000 2
2 Y : 27.000 5
3 U : 31.500 8
4 B : 34.000 10

1. Elastic Limit (E)


2. Yield Point (Y)
3. Ultimate Tensile Strength (U)
4. Breaking Limit/Batas Putus (B)
Divalidasi:
Pembimbing,
TABEL PENGAMATAN -3
Ir. Muh. Rusdi, M.T
Penguji : Ir. Muh.
NIP: 19581030 198803 1 003Rusdi, M.T
1. Axel Prima Enggartiasto (34121056)
2. Citrana Fuji Resky (34121057)
3. Fadhil Mubaraq H. (34121058)
4. Gilbert Wempi Sipi’ (34121060)
5. M. Naufal Al Barri (34121061)
6. Mei Bungka’ Tiranda (34121062)

o Panjang mula-mula (Lo) : 100 mm


o Panjang putus (Li) : 112,30 mm
o Diameter mula-mula (Do) : 10,7 mm
o Diameter putus (Di) : 4,50 mm

Tabel 3. Data Hasil Pengamatan Tembaga


No. Beban (N) Perpanjangan (mm)
1 0 0
2 1.000 0,01
3 9.100 0,5
4 11.500 1
5 14.300 1,5
6 17.400 2
7 20.800 2,5
8 24.100 3
9 27.200 3,5
10 29.300 4
11 28.900 4,5
12 28.600 5
13 28.300 5,5
14 28.000 6
15 27.200 6,5
16 27.000 7
17 26.400 7,5
18 26.000 8
19 25.800 8,5
20 25.500 9
21 25.300 9,5
22 24.800 10
23 23.600 10,5
24 22.300 11
25 20.900 11,5
26 18.900 12
27 6.300 12,3

Tegangan  (σ)  dan Regangan (ε)

No. F ( N) ∆ L ( mm)
1 E : 20.800 2,5
2 Y : 27.200 3,5
3 U : 29.300 4
4 B : 29.300 4
1. Elastic Limit (E)
2. Yield Point (Y)
3. Ultimate Tensile Strength (U)
4. Breaking Limit/Batas Putus (B)

Divalidasi: Ketua
Pembimbing, Ketua Kelompok :

Axel Prima Enggartiasto


Ir. Muh. Rusdi, M.T NIM : 34121056
NIM 19581030
NIP: : 3412 198803 1 003

TABEL PENGAMATAN - 4

Penguji : Ir. Muh. Rusdi, M.T


1. Axel Prima Enggartiasto (34121056)
2. Citrana Fuji Resky (34121057)
3. Fadhil Mubaraq H. (34121058)
4. Gilbert Wempi Sipi’ (34121060)
5. M. Naufal Al Barri (34121061)
6. Mei Bungka’ Tiranda (34121062)

 Panjang mula-mula (Lo) : 100 mm


 Panjang putus (Li) : 119,5 mm
 Diameter mula-mula (Do) : 10 mm
 Diameter putus (Di) : 7 mm

Tabel 4. Data hasil pengamatan Aluminium.


No. Beban (N) Perpanjangan (mm)
1 0 0

2 0 0,01

3 2.250 0,5

4 2.500 1

5 3.150 1,5

6 4.000 2

7 6.150 2,5

8 10.150 3

9 13.150 3,5

10 16.500 4

11 19.750 4,5

12 23.300 5

13 26.200 5,5

14 26.850 6

15 27.200 6,5

16 27.450 7

17 27.500 7,7

18 27.650 8

19 27.950 8,5

20 28.200 9

21 28.450 9,5

22 28.650 10

23 28.950 10,5

24 29.150 11

25 29.300 11,5

26 29.400 12
27 29.550 12,5

28 29.650 13

29 29.700 13,5

30 29.850 14

31 29.900 14.5

32 29.950 15

33 29.960 15,5

34 29.750 16

35 28.900 16,5

36 28.200 17

37 26.950 17,5
38 25.700 17,95

Tegangan  (σ)  dan Regangan (ε)

No. F (N) ∆ L ( mm)


1 E : 16.500 4
2 Y : 26.200 5,5
3 U : 29.400 12
4 B : 23.300 5

1. Elastic Limit (E)


2. Yield Point (Y)
3. Ultimate Tensile Strength (U)
4. Breaking Limit/Batas Putus (B)

Divalidasi:
Pembimbing,

Ir. Muh. Rusdi, M.T


NIP: 19581030 198803 1 003
Ketua Kelompok:

Axel Prima Enggartiasto


NIM : 34121056
I. DATA HASIL PENGAMATAN

PENGAMATAN Ke-1

 Panjang mula-mula (Lo) : 100 mm


 Panjang Putus (Li) : 115,90 mm
 Diameter mula-mula (Do) : 10 mm
 Diameter putus (Di) : 7,05 mm

Pengamatan Baja Karbon


1 1 2
Ao= π , Do= ( Lo)
4 4
σ=F/Ao
No. F ∆L AO LO ε=∆L/Lo E=σ/ε (N/mm^2)
(Nmm^(-2))
100
1 0 0 78.5 0 0 0

2 1,700 0.01 78.5 100 21.65605096 0.0001 216560.5096


3 8,500 0.5 78.5 100 108.2802548 0.005 21656.05096
4 11,500 1 78.5 100 146.4968153 0.01 14649.68153
5 13,400 1.5 78.5 100 170.7006369 0.015 11380.04246
6 14,400 2 78.5 100 183.4394904 0.02 9171.974522
7 15,400 2.5 78.5 100 196.1783439 0.025 7847.133758
8 16,500 3 78.5 100 210.1910828 0.03 7006.369427
9 16,900 3.5 78.5 100 215.2866242 0.035 6151.046406
78.5 100 245.8598726 0.04 6146.496815
10 19,300 4
78.5 100 261.1464968 0.045 5803.255485
11 20,500 4.5
78.5 100 273.8853503 0.05 5477.707006
12 21,500 5
78.5 100 292.9936306 0.055 5327.15692
13 23,000 5.5
78.5 100 318.4713376 0.06 5307.855626
14 25,000 6
78.5 100 341.4012739 0.065 5252.327291
15 26,800 6.5
78.5 100 361.7834395 0.07 5168.33485
16 28,400 7
78.5 100 369.4267516 0.075 4925.690021
17 29,000 7.5
78.5 100 379.6178344 0.08 4745.22293
18 29,800 8
78.5 100 398.7261146 0.085 4690.895466
19 31,300 8.5
78.5 100 417.8343949 0.09 4642.604388
20 32,800 9
78.5 100 438.2165605 0.095 4612.8059
21 34,400 9.5
78.5 100 490.4458599 0.1 4904.458599
22 38,500 10
78.5 100 521.0191083 0.105 4962.086746
23 40,900 10.5
78.5 100 541.4012739 0.11 4921.829763
24 42,500 11
78.5 100 561.7834395 0.115 4885.073387
25 44,100 11.5
78.5 100 570.7006369 0.12 4755.838641
26 44,800 12
45,200 78.5 100 575.7961783 0.125 4606.369427
27 12.5
45,500 78.5 100 579.6178344 0.13 4458.598726
28 13
46,000 78.5 100 585.9872611 0.135 4340.646379
29 13.5
46,200 78.5 100 588.5350318 0.14 4203.821656
30 14
46,400 78.5 100 591.0828025 0.145 4076.433121
31 14.5
46,700 78.5 100 594.9044586 0.15 3966.029724
32 15
47,000 78.5 100 598.7261146 0.155 3862.749127
33 15.5
34 40,000 15.9 78.5 100 509.5541401 0.159 3204.74302

Grafik Baja Karbon


700
600
500
400
Tegangan

300
200
100
0
Lo 01 01 02 03 04 05 06 07 08 09 0.1 .11 .12 .13 .14 .15 159
∆ L/ .00 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0 0 0 0 0 0.
ε= 0

Regangan

Grafik Tegangan dan Regangan Material Baja Karbon


PENGAMATAN Ke-2

 Panjang mula-mula (Lo) : 100 mm


 Panjang putus (Li) : 110,25 mm
 Diameter mula-mula (Do) : 10,6 mm
 Diameter putus (Di) : 10,15 mm

Pengamatan Kuningan
1 1
Ao= π , Do= ( Lo)2
4 4
σ=F/Ao
No. F ∆L AO LO ε=∆L/Lo E=σ/ε (N/mm^2)
(Nmm^(-2))
1 0 0 88.2 100 0 0 0
2 850 0.01 88.2 100 9.637188209 0.0001 96371.88209
3 8,500 0.5 88.2 100 96.37188209 0.005 19274.37642
4 10,500 1 88.2 100 119.047619 0.01 11904.7619
5 12,500 1.5 88.2 100 141.723356 0.015 9448.223734
6 15,000 2 88.2 100 170.0680272 0.02 8503.401361
7 18,000 2.5 88.2 100 204.0816327 0.025 8163.265306
8 20,700 3 88.2 100 234.6938776 0.03 7823.129252
9 22,700 3.5 88.2 100 257.3696145 0.035 7353.417557
88.2 100 277.7777778 0.04 6944.444444
10 24,500 4
88.2 100 289.1156463 0.045 6424.792139
11 25,500 4.5
88.2 100 306.122449 0.05 6122.44898
12 27,000 5
88.2 100 317.4603175 0.055 5772.005772
13 28,000 5.5
88.2 100 328.7981859 0.06 5479.969766
14 29,000 6
88.2 100 334.4671202 0.065 5145.648003
15 29,500 6.5
88.2 100 342.4036281 0.07 4891.480402
16 30,200 7
88.2 100 351.4739229 0.075 4686.318972
17 31,000 7.5
88.2 100 357.1428571 0.08 4464.285714
18 31,500 8
88.2 100 362.8117914 0.085 4268.374016
19 32,000 8.5
88.2 100 368.4807256 0.09 4094.230285
20 32,500 9
88.2 100 374.1496599 0.095 3938.417472
21 33,000 9.5
88.2 100 385.4875283 0.1 3854.875283
22 34,000 10
88.2 100 436.5079365 0.1025 4258.614015
23 38,500 10.25

Grafik Kuningan
500
450
400
350
300
Tegangan

250
200
150
100
50
0
o 0 01 05 .01 15 .02 25 .03 35 .04 45 .05 55 .06 65 .07 75 .08 85 .09 95 0.1 025
/L
∆L 00 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 1
ε= 0. 0.

Regangan

Grafik. Tegangan dan Regangan Material Kuningan


PENGAMATAN Ke-3

 Panjang mula-mula (Lo) : 100 mm


 Panjang Putus (Li) : 112,30 mm
 Diameter mula-mula (Do) : 10,7 mm
 Diameter putus (Di) : 4,50 mm

Pengamatan Tembaga
1 1 2
Ao= π , Do= ( Lo)
4 4
σ=F/Ao
No. F ∆L AO LO ε=∆L/Lo E=σ/ε (N/mm^2)
(Nmm^(-2))
1 0 0 89.8 100 0 0 0
2 1,000 0.01 89.8 100 11.13585746 0.0001 111358.5746
3 9,100 0.5 89.8 100 101.3363029 0.005 20267.26058
4 11,500 1 89.8 100 128.0623608 0.01 12806.23608
5 14,300 1.5 89.8 100 159.2427617 0.015 10616.18411
6 17,400 2 89.8 100 193.7639198 0.02 9688.195991
7 20,800 2.5 89.8 100 231.6258352 0.025 9265.033408
8 24,100 3 89.8 100 268.3741648 0.03 8945.805494
9 27,200 3.5 89.8 100 302.8953229 0.035 8654.152084
89.8 100 326.2806236 0.04 8157.01559
10 29,300 4
89.8 100 321.8262806 0.045 7151.695125
11 28,900 4.5
89.8 100 318.4855234 0.05 6369.710468
12 28,600 5
89.8 100 315.1447661 0.055 5729.904839
13 28,300 5.5
89.8 100 311.8040089 0.06 5196.733482
14 28,000 6
89.8 100 302.8953229 0.065 4659.928045
15 27,200 6.5
89.8 100 300.6681514 0.07 4295.259306
16 27,000 7
89.8 100 293.986637 0.075 3919.821826
17 26,400 7.5
89.8 100 289.532294 0.08 3619.153675
18 26,000 8
89.8 100 287.3051225 0.085 3380.060265
19 25,800 8.5
20 25,500 9 89.8 100 283.9643653 0.09 3155.159614
21 25,300 9.5 89.8 100 281.7371938 0.095 2965.654671
22 24,800 10 89.8 100 276.169265 0.1 2761.69265
23 23,600 10.25 89.8 100 262.8062361 0.1025 2563.963279
24 22,300 11 89.8 100 248.3296214 0.11 2257.542013
25 20,900 11.5 89.8 100 232.7394209 0.115 2023.821052
26 18,900 12 89.8 100 210.467706 0.12 1753.89755
27 6,300 12.3 89.8 100 70.155902 0.123 570.373187

Grafik Tembaga
350
300
250
200
Tegangan

150
100
50
0
o 0 01 05 01 15 02 25 03 35 04 45 05 55 06 65 07 75 08 85 09 95 .1 05 11 15 12 23
/L . . . . . . . . . 0 .1 0. .1 0. .1
∆L 00 .0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0
ε= 0. 0 0 0 0

Regangan

Grafik. Tegangan dan Regangan Material Tembaga


PENGAMATAN Ke-4

 Panjang mula-mula (Lo) : 100 mm


 Panjang Putus (Li) : 117,95 mm
 Diameter mula-mula (Do) : 10,5 mm
 Diameter putus (Di) : 7,50 mm

Pengamatan Aluminium
1 1 2
Ao= π , Do= ( Lo)
4 4
σ=F/Ao E=σ/ε
No. F ∆L AO LO ε=∆L/Lo
(Nmm^(-2)) (N/mm^2)

1 0 0 86.5 100 0 0 0
100
2 0.01 86.5 0 0.0001 0
100
3 2250 0.5 86.5 26.0115607 0.005 5202.31214
100
4 2500 1 86.5 28.9017341 0.01 2890.17341
100
5 3150 1.5 86.5 36.416185 0.015 2427.74566
100
6 4000 2 86.5 46.2427746 0.02 2312.13873
100
7 6150 2.5 86.5 71.0982659 0.025 2843.93064
100
8 10150 3 86.5 117.34104 0.03 3911.36802
100
9 13150 3.5 86.5 152.023121 0.035 4343.51775
100
10 16500 4 86.5 190.751445 0.04 4768.78613
100
11 19750 4.5 86.5 228.323699 0.045 5073.85999
100
12 23300 5 86.5 269.364162 0.05 5387.28324
100
13 26200 5.5 86.5 302.890173 0.055 5507.09406
100
14 26850 6 86.5 310.404624 0.06 5173.4104
100
15 27200 6.5 86.5 314.450867 0.065 4837.70565
100
16 27450 7 86.5 317.34104 0.07 4533.44344
100
17 27500 7.5 86.5 317.919075 0.075 4238.921
100
18 27650 8 86.5 319.653179 0.08 3995.66474
100
19 27950 8.5 86.5 323.121387 0.085 3801.42809
100
20 28200 9 86.5 326.011561 0.09 3622.35067
100
21 28450 9.5 86.5 328.901734 0.095 3462.12352
100
22 28650 10 86.5 331.213873 0.1 3312.13873
100
23 28950 10.5 86.5 334.682081 0.105 3187.44839
100
24 29150 11 86.5 336.99422 0.11 3063.58382
100
25 29300 11.5 86.5 338.728324 0.115 2945.46368
100
26 29400 12 86.5 339.884393 0.12 2832.36994
100
27 29550 12.5 86.5 341.618497 0.125 2732.94798
100
28 29650 13 86.5 342.774566 0.13 2636.72743
100
29 29700 13.5 86.5 343.352601 0.135 2543.3526
100
30 29850 14 86.5 345.086705 0.14 2464.90504
100
31 29900 14.5 86.5 345.66474 0.145 2383.89476
100
32 29950 15 86.5 346.242775 0.15 2308.28516
100
33 29960 15.5 86.5 346.358382 0.155 2234.5702
100
34 29750 16 86.5 343.930636 0.16 2149.56647
100
35 28900 16.5 86.5 334.104046 0.165 2024.87301
100
36 28200 17 86.5 326.011561 0.17 1917.71506
100
37 26950 17.5 86.5 311.560694 0.175 1780.34682
100
38 25700 17.95 86.5 297.109827 0.1795 1655.20795
Grafik Aluminium
400
350
300
250
Tegangan 200
150
100
50
0
L o 0 1 0 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0 .1 .1 1 .1 2 . 1 3 . 1 4 .1 5 . 1 6 . 1 7 7 9 5
∆ L/ .0 0 0 . 0 . 0 . 0 . 0 . 0 . 0 . 0 . 0 . 0 0 0 0 0 0 0 .1
ε= 0 0

Regangan

Grafik Tegangan dan Regangan Material Aluminium


J. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan pengujian tarik yang telah dilakukan, maka didapatkan

beberapa kesimpulan, antara lain :

1. Jenis material yang berbeda, dengan perlakuan yang didapatkannya

berbeda dan komposisinya yang berbeda akan menyebabkan nilai .

kekuatannya berbeda pula dan kurva hasil uji tariknya juga berbeda.

2. Pada hasil pengujian menunjukan bahwa bahan logam baja memiliki ketahanan
uji tarik yang baik, daripada material lainnya.

3. Setiap material yang diuji memiliki tingkat ketahanannya masing-masing.

B. Saran

Setelah melakukan praktikum di hari yang lalu penulis menyarankan agar alat

yang di gunakan (mesin uji tarik) untuk uji tarik harus di lengkapi dengan monitor

yang mana langsung menampilkan kurva hasil uji tarik. Sehingga kesalahan

praktikan dalam membuat kurva uji tarik dapat di minimalisir.


K. DAFTAR PERTANYAAN

Dijawab sebelum praktik

a. Secara teoritis, berapa nilai Modulus Elastis: Baja Karbon, Kuningan,


Tembaga dan Aluminium.
Jawaban :
1) Baja Karbon : 21 x 1010 N/m2
2) Kuningan : 9 x 1010 N/m2
3) Tembaga : 11 x 1010 N/m2
4) Aluminium : 7 x 1010 N/m2
b. Berdasarkan kandungan karbon yang terdapat pada baja karbon, maka
baja karbon dibedakan atas baja karbon rendah, baja karbon sedang, dan
baja karbon tinggi. Berapa % kadungan karbon yang terdapat pada baja
karbon rendah, baja karbon sedang, dan baja karbon tinggi.
Jawaban :
1. Baja Karbon Rendah : 0,03% - 0,35%
2. Baja Karbon Sedang : 0,35% - 0,50%
3. Baja Karbon Tinggi : 0,55% - 1,70%
c. Berapa kisaran nilai tegangan dan regangan Baja Karbon, Kuningan,
Tembaga dan Aluminium.
 Nilai Tegangan
1. Baja Karbon : 228,02 N/mm-2
2. Kuningan : 203,82 N/mm-2
3. Aluminium : 140,12 N/mm-2
4. Tembaga : 229, 29 N/mm-2
 Nilai Regangan (N/mm-2)
2. Baja Karbon : 0,001 mm
3. Kuningan : 0,0044 mm
4. Aluminium : 0,001 mm
5. Tembaga : 0,0129 mm
d. Batas proporsional dan batas elastis pada praktiknya tidak dapat dibedakan,
mengapa ?
Jawaban :
Karena tidak adanya standarisasi yang universal mengenai nilai batas
proporsional dan batas elastis.
e. Logam apa saja yang dapat dideteksi batas ulurnya pada pengujian kuat
tarik ?, tuliskan, bagaimana bentuknya.
Jawaban :
Logam yang dapat dideteksi batas ukurnya yaitu baja karbom, tembaga, dan
kuningan. Bentuknya yaitu deformasi plastis yaitu perubahan bentuk yang
tidak dapat kembali ke keadaan semula.
f. Tuliskan pustaka yang kamu kutip dalam menjawab pertanyaan diatas!
1. Google/Wikipedia
2. https://
rudywiwordpress.com12010103128mengetahuisifatmekanikamaterialdeng
anujitarik
3. https://www.indometrik.com17009109/mengenalujitarik

2. Dijawab setelah praktik

a. Tentukan jenis baja karbon benda uji.

Jawaban :

Jenis baja karbon yang digunakan benda uji pada praktikum uji Tarik. Jenis
baja ST-37 yang merupakan salah satu jenis baja karbon rendah.

b. Benda uji termasuk ST berapa.

Jawaban :

Benda Uji yang digunakan saat praktikum uji Tarik adalah ST-37
menunjukkan batas minimum untuk kekuatan Tarik 37 N/mm2

c. Yang mana lebih kuat diantara benda uji yang telah diuji.

Jawaban :
Berdasarkan benda Uji yang paling kuat diantara benda uji yang telah
digunakan yang pertama adalah baja ST (Stregth Tensile-37) kemudian
Kuningan lalu tembaga dan yang terakhir adalah aluminium

d. Urutkan sifat-sifat fisik bahan.


a) Baja Karbon
Berat dan Berat Jenis Baja Berat baja per m3 diperlukan saat
melaksanakan perhitungan volume besi atau menghitung struktur
bangunan guna mencari nilai beban yang harus ditahan oleh sebuah
struktur baja. menurut standar nasional indonesia berat jenis baja adalah
7850 kg/m3 . Pada kondisi nyata berat jenis baja dipengaruhi oleh bahan
baja itu sendiri seperti kandungan logam tertentu, kepadatan baja,
kualitas baja yang menyebabkan perbedaan pada berat jenis baja

b) Sifat fisik Tembaga (Cu) :


a. Logam yang berwarna kuning seperti emas kuning
b. Keras bila tidak murni.
c. Mudah ditempa (liat)
d. Bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa, lembaran
tipis dan kawat.
e. Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.

c) Sifat Fisika Aluminium


Al adalah logam yang relatif lunak, ringan, ulet, tahan lama, dan
mudah ditempa. Logam yang baru ditempa / dicetak memiliki
penampilan keperakan mengkilap, lama-kelamaan warna memudar
menjadi perak abu-abu kusam.

d) Sifat Fisika Kuningan


Kuningan lebih kuat dan lebih keras daripada tembaga, tetapi
tidak sekuat atau sekeras seperti baja atau stainless steel. Logam
berwarna indah ini sangat mudah untuk di bentuk ke dalam berbagai
bentuk. Logam ini juga merupakan sebuah konduktor panas yang baik,
dan umumnya tahan terhadap korosi dari air garam.

Anda mungkin juga menyukai