Anda di halaman 1dari 27

Uji Tarik

Kelompok 7 Page 18
Uji Tarik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah proses produksi, material memiliki peranan penting.


Pengetahuan tentang kualitas dan pemilihan material sangat dibutuhkan dalam
sebuah perancangan produksi. Dalam pemilihan material tersebut perlu diamati
kekuatan dan kualitas materialnya agar produk yang dihasilkan lebih tahan lama
dan memiliki nilai jual dan kualitas yang tinggi. Oleh karena itu perlu
dilakukannya pengujian untuk menentukan kekuatan material dan kelayakan
material tersebut dalam penggunaannya.
Salah satu metoda yang digunakan adalah untuk pengujian material adalah
pengujian tarik yang dilakukan dengan pembebanan dengan arah yang
berlawanan pada suatu material sampai material tersebut mengalami patahan.

1.2 Tujuan

1. Menentukan kurva uji tarik dari spesimen.


2. Menentukan beberapa sifat mekanik spesimen pada pengujian
tarik.
3. Mengamati fenomena-fenomena fisik yang terjadi selama
penarikan.

1.3 Manfaat

1. Dapat mengetahui sifat-sifat mekanik material dan mampu


membedakannya.
2. Dapat mengetahui fenomena-fenomena fisik yang terjadi selama pengujian
tarik.
3. Dapat mengetahui kurva pengujian tarik dan mampu
menginterpritasikannya.

Kelompok 7 Page 19
Uji Tarik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Uji Tarik

Uji tarik adalah pembebanan dua arah yang berlawanan, segaris sumbu
spesimen sampai terjadinya patah. Setelah melakukan uji tarik, sifat mekanik dari
material tersebut dapat diketahui.

2.2 Sifat-sifat Uji Tarik

Pada uji tarik, didapatkan beberapa sifat material, yaitu:


1. Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik didapatkan dari sebuah gaya dibagi luas penampang awal
yang menyatakan kekuatan suatu bahan terhadap tarikan.
Rumus:
Pmax
 u

Ao

2. Kekuatan Luluh
Yaitu tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil
deformasi plastis yang ditetapkan.
Rumus:
Py
y 
Ao

3. Kekuatan Putus
Yaitu tegangan yang dibutuhkan untuk memutuskan bahan.
Rumus:
Pf
f 
Ao

Kelompok 7 Page 20
Uji Tarik

4. Perpanjangan
Yaitu pertambahan panjang yang terjadi selama uji tarik dilakukan.
Rumus:
L f  Lo
ef 
Lo

5. Reduksi penampang
Yaitu pengurangan penampang di tempat terjadinya patah.
Rumus:
Ao  A f
q
Ao

Batas luluh adalah batas tempat terjadinya sebagian kecil deformasi


palstis.
Hubungan antara tegangan teknik dan regangan sebenarnya dapat dilihat
pada rumus di bawah ini:
 true   teknis x(e  1)
Kurva tegangan regangan teknik memberikan indikasi karakteristik
deformasi yang sesungguhnya karena kurva tersebut semuanya berdasarkan pada
dimensi awal benda uji, sedangkan selama pengujian terjadi perubahan dimensi.
Pada pengujian tarik untuk logam liat, akan terjadi penyempitan setempat pada
saat beban mencapai harga maksimum karena pada tahap ini luas penampang
benda uji turun secara cepat, maka beban yang dibutuhkan untuk melanjutkan
deformasi akan segera mengecil. Kurva tegangan regangan teknik juga menurun
setelah melewati beban maksimum.
Keadaan yang sebenarnya menunjukkan logam masih mengalami
pengerasan regangan sampai patah, sehingga tegangan yang dbutuhkan untuk
melanjutkan deformasi juga bertambah besar.

2.3 Fenomena-fenomena Pada Uji Tarik

Fenomena-fenomena yang terjadi selama pengujian tarik berlangsung


adalah :
1. Elastisitas

Kelompok 7 Page 21
Uji Tarik

Yaitu kembalinya material kebentuk semula jika pembebanan dihilangkan.


2. Plastisitas
Yaitu peristiwa tidak dapat kembalinya material kebentuk semula setelah
pembebanan dihilangkan.
3. Fenomena Luluh
Peristiwa peralihan sifat material dari elastis menjadi plastis pada
fenomena ini terjadinya sejumlah kecil deformasi plastis.
4. Necking
Terjadi akibat adanya gaya yang berlawanan arah, sehingga penampang
mengecil.fenomena ini terjadi setelah melewati titik ultimate sampai titik
fracture.
5. Bidang Patah
Pada daerah necking, diameter benda berkurang, pada daerah ini
konsentrasi terpusat, apabila terus diberi pembebanan maka akan terjadi
patah pada bidang tersebut

2.4 Kurva Uji Tarik

ΔL

Gambar B.2.1 Kurva Uji Tarik

Kelompok 7 Page 22
Uji Tarik

2.5 Kurva Tegengan-Regangan Teknis dan Sebenarnya

Kurva tegangan regangan teknis

Gambar B.2.2 Kurva Tegangan-Regangan Teknis


Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa Pu > Pf. Hal ini mengindikasikan bahwa
terjadinya penurunan tekanan setelah pembebanan puncak (ultimate) sampai
material tersebut mengalami patahan pada tekanan fracture.

Kurva tegangan regangan sebenarnya

Gambar B.2.3 Kurva Tegangan-Regangan Sebenarnya

Berdasarkan kurva di atas terlihat bahwa pembebanan pada tegangan dan


regangan sebenarnya akan mengalami kenaikan, walaupun telah melewati titik
ultimate. Berdasararkan rumus :
P P
 teknis  ,  true 
A0 Ai

Kelompok 7 Page 23
Uji Tarik

Dari rumus dapat dilihat bahwa pada tegangangan regangan teknis luas
penampang A0 yang digunakan bernilai konstan, sehingga tegangan akan
mengalami penurunan, sedangkan pada tegangan sebenarnya Ai akan mengalami
penurunan, sehingga tegangan akan meningkat kenaikan karena memiliki
hubungan berbanding terbalik

2.6 Turunan Rumus Uji Tarik

Pada tegangan sebenarnya (True Stress) ini, nilai luas penampang yang
dipakai adalah luas penampang saat itu (aktual), sehingga ketika terjadi necking
(pengecilan penampang), nilai tegangan tariknya justru tetap naik.
P
t 
A0

Regangan sebenarnya,  adalah perubahan panjang yang ditentukan


berdasarkan panjang benda uji saat dilakukan pengukuran.
Penurunan rumus tegangan dan regangan sebenarnya
A2 l1 P
 dimana :  
A1 l 2 A0

P0
0 l1 P
 A0 
P1 l2 
1

Diketahui l1 = l0 + Δl , jadi :
 1 l  lo

0 l0

 l 
 1   0   1
 l0 

l
Dimana : e
l0

Sehingga :
 1=  0( e +1)

Kelompok 7 Page 24
Uji Tarik

  ln(1  e)

Keterangan :
Ao = Luas penampang awal (m 2 )
A1 = Luas penampang setelah penarikan (m 2 )
Lo = panjang awal spesimen (m)
Li = Panjang spesimen setelah penarikan (m)

 = tegangan teknis ( N 2 )
m

 t = tegangan sebenarnya ( N 2 )
m
e = regangan
2.7 Metoda Offset
Metode offset merupakan metode pencarian titik yield pada baja karbon
tinggi. Cara pengambilannya ambil garis 0,002 lalu tarik garis lurus sejajar
dengan kurva. Titik perpotongan itulah yang disebut titik yield.

Gambar B 2.4 Grafik Metode Offset

Kelompok 7 Page 25
Uji Tarik

BAB III
METODOLOGI

3.1 Peralatan Percobaan

1. Spesimen
2. Kertas grafik
3. Beban
4. Universal Testing Machine

3.2 Skema Alat

Gambar B.3.1 Skema Alat Uji Tarik

3.3 Prosedur Percobaan

1. Bentuk batang uji menurut standar.


2. Ukur kekerasan dari spesimen.

Kelompok 7 Page 26
Uji Tarik

3. Ukur panjang uji dan diameter spesimen.


4. Perkirakan beban tertinggi yang dapat diberikan sebagai tahanan/reaksi
dari bahan terhadap beban luar.
5. Siapkan mesin uji tarik yang akan digunakan:
a. Pastikan beban terpasang dengan baik.
b. Pastikan kertas grafik terpasanga dengan baik.
c. Pastikan mesin bisa bekerja dengan baik.
6. Hidupkan pompa
7. Berika beban awal pada mesin uji tarik.
8. Pasang spesimen pada lengan pencekam.
9. Jalankan mesin uji tarik.
10. Amati fenomena fisik yang terjadi selama penarikan.
11. Catat beban maksimum dan waktu spesimen patah.
12. Setelah melakukan percobaan, matikan pompa dan tutup katup beban.
Untuk menyeimbangkan mesin, buka katup tanpa beban.
13. Ukur diameter (tebal dan lebar untuk spesimen berbentuk plat) pada
bagian yang putus dan ukur panjang uji setelah putus.
14. Ukur kekerasan pada bagian yang mengalami pengecilan diameter
seragam.

Kelompok 7 Page 27
Uji Tarik

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

Jenis mesin uji tarik : UTM


Beban pada skala penuh : 15000 Kgf
Panjang awal (Lo) : 62,5 mm
Diameter awal (do) : 12,3 mm
Beban maksimum ( Pu ) : 7725 Kgf
Beban pada waktu patah ( Pf ) : 5750 Kgf
Diameter patahan : 8,3 mm
Panjang spesimen setelah patah : 74,35 mm

4.2 Perhitungan

Jumlah kotak pada sumbu x = 38,5


Jumlah kotak pada sumbu y = 52
A0  d 2
4
A0   (12,3) 2
4
A0  118,76 mm2

ΔL = L1 - L 0 = 74,35-52,5 = 11,85 mm
Pmax = Pu = 7725 kgf
L
Skala sumbu x = jumlah kotak sb x

11,85
= 38,5  0,3 mm

Pu
Skala sumbu y =
jumlah kotak sb y

7725
=  148,5 kgf
52

Kelompok 7 Page 28
Uji Tarik

a. Nilai Pi
Pi = skala sb y x jumlah kotak sb y
P1 = 148,5 x 13 = 1930,5 kgf
P2 = 148,5 x 14 = 2079 kgf
P3 = 148,5 x 16 = 2376 kgf
P4 = 148,5 x 17 = 2524,5 kgf
P5 = 148,5 x 18 = 2673 kgf
P6 = 148,5 x 20 = 2970 kgf
P7 = 148,5 x 21 = 3118,5 kgf
P8 = 148,5 x 25 = 3712,5 kgf
P9 = 148,5 x 26 = 3861 kgf
P10 = 148,5 x 27 = 4009,5 kgf
P11 = 148,5 x 28 = 4158 kgf
P12 = 148,5 x 29 = 4306,5 kgf
P13 = 148,5 x 30 = 4455 kgf
P14 = 148,5 x 34 = 5049 kgf
P15 = 148,5 x 36 = 5346 kgf
P16 = 148,5 x 42 = 6237 kgf
P17 = 148,5 x 43 = 6385,5 kgf
P18 = 148,5 x 44 = 6534 kgf
P19 = 148,5 x 45 = 6682,5 kgf
P20 = 148,5 x 46 = 6831 kgf
P21 = 148,5 x 47 = 6979,5 kgf
P22 = 148,5 x 48 = 7128 kgf
P23 = 148,5 x 49 = 7276,5 kgf
P24 = 148,5 x 50 = 7425 kgf
P25 = 148,5 x 51 = 7573,5 kgf
P26 = 148,5 x 52 = 7722 kgf
P27 = 148,5 x 52 = 7722 kgf
P28 = 148,5 x 52 = 7722 kgf
P29 = 148,5 x 52 = 7722 kgf
P30 = 148,5 x 52 = 7722 kgf
P31 = 148,5 x 51 = 7573,5 kgf
P32 = 148,5 x 50 = 7425 kgf
P33 = 148,5 x 49 = 7276,5 kgf
P34 = 148,5 x 48 = 7128 kgf
P35 = 148,5 x 47 = 6979,5 kgf
P36 = 148,5 x 46 = 6831 kgf
P37 = 148,5 x 45 = 6682,5 kgf
P38 = 148,5 x 44 = 6534 kgf
P39 = 148,5 x 43 = 6385,5 kgf
P40 = 148,5 x 42 = 6237 kgf

Kelompok 7 Page 29
Uji Tarik

b. Nilai L
L = jumlah kotak sbx x skala sb x

ΔL1 = 5 x 0,3 = 1,5 mm


ΔL2 = 5 x 0,3 = 1,5 mm
ΔL3 = 6 x 0,3 = 1,8 mm
ΔL4 = 6 x 0,3 = 1,8 mm
ΔL5 = 6 x 0,3 = 1,8 mm
ΔL6 = 7 x 0,3 = 2,1 mm
ΔL7 = 7 x 0,3 = 2,1 mm
ΔL8 = 8 x 0,3 = 2,4 mm
ΔL9 = 8 x 0,3 = 2,4 mm
ΔL10 = 8 x 0,3 = 2,4 mm
ΔL11 = 8 x 0,3 = 2,4 mm
ΔL12 = 8 x 0,3 = 2,4 mm
ΔL13 = 8 x 0,3 = 2,4 mm
ΔL14 = 9 x 0,3 = 2,7 mm
ΔL15 = 10,5 x 0,3 = 3,15 mm
ΔL16 = 12 x 0,3 = 3,6 mm
ΔL17 = 13 x 0,3 = 3,9 mm
ΔL18 = 13 x 0,3 = 3,9 mm
ΔL19 = 14 x 0,3 = 4,2 mm
ΔL20 = 15 x 0,3 = 4,5 mm
ΔL21 = 16 x 0,3 = 4,8 mm
ΔL22 = 17 x 0,3 = 5,1 mm
ΔL23 = 18 x 0,3 = 5,4 mm
ΔL24 = 19 x 0,3 = 5,7 mm
ΔL25 = 21 x 0,3 = 6,3 mm
ΔL26 = 23 x 0,3 = 6,9 mm
ΔL27 = 24 x 0,3 = 7,2 mm
ΔL28 = 25 x 0,3 = 7,5 mm
ΔL29 = 27 x 0,3 = 8,1 mm
ΔL30 = 30 x 0,3 = 9 mm
ΔL31 = 31 x 0,3 = 9,3 mm
ΔL32 = 32 x 0,3 = 9,6 mm
ΔL33 = 34 x 0,3 = 10,2 mm

Kelompok 7 Page 30
Uji Tarik

ΔL34 = 34 x 0,3 = 10,2 mm


ΔL35 = 35 x 0,3 = 10,5 mm
ΔL36 = 35 x 0,3 = 10,5 mm
ΔL37 = 37 x 0,3 = 11,1 mm
ΔL38 = 38 x 0,3 = 11,4 mm
ΔL39 = 38 x 0,3 = 11,4 mm
ΔL40 = 38,5 x 0,3 = 11,6 mm

c. Nilai  teknis
P
 teknis 
A0

1930,5
1  = 16,2554 7Kgf/mm2
118,76
2079
2  = 17,50589Kgf/mm2
118,76
2376
3  = 20,00674 Kgf/mm2
118,76
2524,5
4  = 21,25716 Kgf/mm2
118,76
2673
5  = 22,50758 Kgf/mm2
118,76
2970
6  = 25,00842 Kgf/mm2
118,76
3118,5
7  = 26,25884 Kgf/mm2
118,76
3712,5
8  = 31,26053 Kgf/mm2
118,76
3861
9  = 32,51095 Kgf/mm2
118,76
4009,5
 10  = 33,76137 Kgf/mm2
240,4
4158
 11  = 35,01179 Kgf/mm2
118,76
4306,5
 12  = 36,26221 Kgf/mm2
118,76
4455
 13  = 37,51263 Kgf/mm2
118,76
5049
 14  = 42,51431 Kgf/mm2
118,76
5346
 15  = 45,01516 Kgf/mm2
118,76

Kelompok 7 Page 31
Uji Tarik

6237
 16  = 52,51768 Kgf/mm2
118,76
6385,5
 17  = 53,7681 Kgf/mm2
118,76
6534
 18  = 55,01852 Kgf/mm2
118,76
6682,5
 19  = 56,26895 Kgf/mm2
118,76
6831
 20  = 57,51937 Kgf/mm2
118,76
6979,5
 21  = 58,76979 Kgf/mm2
118,76
7128
 22  =60,02021 Kgf/mm2
118,76
7276,5
 23  = 61,27063 Kgf/mm2
118,76
7425
 24  = 62,52105 Kgf/mm2
118,76
7573,5
 25  = 63,77147 Kgf/mm2
118,76
7722
 26  = 65,02189 Kgf/mm2
118,76
7722
 27  = 65,02189 Kgf/mm2
118,76
7722
 28  = 65,02189 Kgf/mm2
118,76
7722
 29  = 65,02189 Kgf/mm2
118,76
7722
 30  = 65,02189 Kgf/mm2
118,76
7573,5
 31  = 63,77147 Kgf/mm2
118,76
7425
 32  = 62,52105 Kgf/mm2
118,76
7276,5
 33  = 61,27063 Kgf/mm2
118,76
7128
 34  = 60,02021 Kgf/mm2
118,76
6979,5
 35  = 58,76979 Kgf/mm2
118,76
6831
 36  = 57,51937 Kgf/mm2
118,76
6682,5
 37  = 56,26895 Kgf/mm2
118,76
6534
 38  = 55,01852 Kgf/mm2
118,76

Kelompok 7 Page 32
Uji Tarik

6385,5
 39  = 53,7681 Kgf/mm2
118,76
6237
 40  = 52,51768 Kgf/mm2
118,76

d. Nilai eteknis
Li
eteknis 
L0

e1 = 1,5 / 62,5 = 0,024


e2 = 1,5 / 62,5 = 0,024
e3 = 1,8 / 62,5 = 0,0288
e4 = 1,8 / 62,5 = 0,0288
e5 = 1,8 / 62,5 = 0,0288
e6 = 2,1 / 62,5 = 0,0336
e7 = 2,1 / 62,5 = 0,0336
e8 = 2,4 / 62,5 = 0,0384
e9 = 2,4 / 62,5 = 0,0384
e10 = 2,4 / 62,5 = 0,0384
e11 = 2,4 / 62,5 = 0,0384
e12 = 2,4 / 62,5 = 0,0384
e13 = 2,4 / 62,5 = 0,0384
e14 = 2,7 / 62,5 = 0,0432
e15 = 3,15 / 62,5 = 0,0504
e16 = 3,6 / 62,5 = 0,0576
e17 = 3,9 / 62,5 = 0,0624
e18 = 3,9 / 62,5 = 0,0624
e19 = 4,2 / 62,5 = 0,0672
e20 = 4,5 / 62,5 = 0,072
e21 = 4,8 / 62,5 = 0,0768
e22 = 5,1 / 62,5 = 0,0816
e23 = 5,4 / 62,5 = 0,0864
e24 = 5,7 / 62,5 = 0,0912
e25 = 6,3 / 62,5 = 0,1008
e26 = 6,9 / 62,5 = 0,1104
e27 = 7,2 / 62,5 = 0,1152
e28 = 7,5 / 62,5 = 0,12

Kelompok 7 Page 33
Uji Tarik

e29 = 8,1 / 62,5 = 0,1296


e30 = 9 / 62,5 = 0,144
e31 = 9,3 / 62,5 = 0,1488
e32 = 9,6 / 62,5 = 0,1536
e33 = 10,2 / 62,5 = 0,1632
e34 = 10,2 / 62,5 = 0,1632
e35 = 10,5 / 62,5 = 0,168
e36 = 10,5 / 62,5 = 0,168
e37 = 11,1 / 62,5 = 0,1776
e38 = 11,4 / 62,5 = 0,1824
e39 = 11,4 / 62,5 = 0,1824
e40 = 11,55 / 62,5 = 0,1848

e. Nilai  true
 true   teknis x(e  1)

Kelompok 7 Page 34
Uji Tarik

σ1 = 16,25547 x ( 0,024 + 1 ) = 16,6456 Kgf/mm2


σ2 = 17,50589 x ( 0,024 + 1 ) = 17,92604 Kgf/mm2
σ3 = 20,00674 x ( 0,0288 + 1 ) = 20,58293 Kgf/mm2
σ4 = 21,25716 x ( 0,0288 + 1 ) = 21,86936 Kgf/mm2
σ5 = 22,50758 x ( 0,0288 + 1 ) = 23,1558 Kgf/mm2
σ6 = 25,00842 x ( 0,0336 + 1 ) = 25,8487 Kgf/mm2
σ7 = 26,25884 x ( 0,0336 + 1 ) = 27,14114 Kgf/mm2
σ8 = 31,26053 x ( 0,0384 + 1 ) = 32,46093 Kgf/mm2
σ9 = 32,51095 x ( 0,0384 + 1 ) = 33,75937 Kgf/mm2
σ10 = 33,76137 x ( 0,0384 + 1 ) = 35,0578 Kgf/mm2
σ11 = 35,01179 x ( 0,0384 + 1 ) = 36,35624 Kgf/mm2
σ12 = 36,26221 x ( 0,0384 + 1 ) = 37,65468 Kgf/mm2
σ13 = 37,51263 x ( 0,0384 + 1 ) = 38,95312 Kgf/mm2
σ14 = 42,51431 x ( 0,0432 + 1 ) = 44,35093 Kgf/mm2
σ15 = 45,01516 x ( 0,0504 + 1 ) = 47,28392 Kgf/mm2
σ16 = 52,51768 x ( 0,0576 + 1 ) = 55,5427 Kgf/mm2
σ17 = 53,7681 x ( 0,0624 + 1 ) = 57,12323 Kgf/mm2
σ18 = 55,01852 x ( 0,0624 + 1 ) = 58,45168 Kgf/mm2
σ19 = 56,26895 x ( 0,0672 + 1 ) = 60,05022 Kgf/mm2
σ20 = 57,51937 x ( 0,072 + 1 ) = 61,66076 Kgf/mm2
σ21 = 58,76979 x ( 0,0768 + 1 ) = 63,28331 Kgf/mm2
σ22 = 60,02021 x ( 0,0816 + 1 ) = 64,91786 Kgf/mm2
σ23 = 61,27063 x ( 0,0864 + 1 ) = 66,56441 Kgf/mm2
σ24 = 62,52105 x ( 0,0912 + 1 ) = 68,22297 Kgf/mm2
σ25 = 63,77147 x ( 0,1008 + 1 ) = 70,19964 Kgf/mm2
σ26 = 65,02189 x ( 0,1104 + 1 ) = 72,20031 Kgf/mm2
σ27 = 65,02189 x ( 0,1152 + 1 ) = 72,51241 Kgf/mm2
σ28 = 65,02189 x ( 0,12 + 1 ) = 72,82452 Kgf/mm2
σ29 = 65,02189 x ( 0,1296 + 1 ) = 73,44873 Kgf/mm2
σ30 = 65,02189 x ( 0,144 + 1 ) = 74,38505 Kgf/mm2
σ31 = 63,77147 x ( 0,1488 + 1 ) = 73,26067 Kgf/mm2
σ32 = 62,52105 x ( 0,1536 + 1 ) = 72,12428 Kgf/mm2
σ33 = 61,27063 x ( 0,1632 + 1 ) = 71,27 Kgf/mm2
σ34 = 60,02021 x ( 0,1632 + 1 ) = 69,81551 Kgf/mm2
σ35 = 58,76979 x ( 0,168 + 1 ) = 68,64311 Kgf/mm2
σ36 = 57,51937 x ( 0,168 + 1 ) = 67,18262 Kgf/mm2
σ37 = 56,26895 x ( 0,1776 + 1 ) = 66,26231 Kgf/mm2
Kelompok 7 Page 35
σ38 = 55,01852 x ( 0,1824 + 1 ) = 65,0539 Kgf/mm2
σ39 = 53,7681 x ( 0,1824 + 1 ) = 63,57541 Kgf/mm2
σ40 = 52,51768 x ( 0,1848 + 1 ) = 62,22295 Kgf/mm2
Uji Tarik

f. Nilai  true
 true  Ln(e  1)

ε1 = Ln ( 0,024 + 1 ) = 0,023717
ε2 = Ln ( 0,024 + 1 ) = 0,023717
ε3 = Ln ( 0,0288 + 1 ) = 0,028393
ε4 = Ln ( 0,0288 + 1 ) = 0,028393
ε5 = Ln ( 0,0288 + 1 ) = 0,028393
ε6 = Ln ( 0,0336 + 1 ) = 0,033048
ε7 = Ln ( 0,0336 + 1 ) = 0,033048
ε8 = Ln ( 0,0384 + 1 ) = 0,037681
ε9 = Ln ( 0,0384 + 1 ) = 0,037681
ε10 = Ln ( 0,0384 + 1 ) = 0,037681
ε11 = Ln ( 0,0384 + 1 ) = 0,037681
ε12 = Ln ( 0,0384 + 1 ) = 0,037681
ε13 = Ln ( 0,0384 + 1 ) = 0,037681
ε14 = Ln ( 0,0432 + 1 ) = 0,042293
ε15 = Ln ( 0,0504 + 1 ) = 0,049171
ε16 = Ln ( 0,0576 + 1 ) = 0,056002
ε17 = Ln ( 0,0624 + 1 ) = 0,06053
ε18 = Ln ( 0,0624 + 1 ) = 0,06053
ε19 = Ln ( 0,0672 + 1 ) = 0,065038
ε20 = Ln ( 0,072 + 1 ) = 0,069526
ε21 = Ln ( 0,0768 + 1 ) = 0,073994
ε22 = Ln ( 0,0816 + 1 ) = 0,078441
ε23 = Ln ( 0,0864 + 1 ) = 0,082869
ε24 = Ln ( 0,0912 + 1 ) = 0,087278
ε25 = Ln ( 0,1008 + 1 ) = 0,096037
ε26 = Ln ( 0,1104 + 1 ) = 0,10472
ε27 = Ln ( 0,1152 + 1 ) = 0,109034
ε28 = Ln ( 0,12 + 1 ) = 0,113329
ε29 = Ln ( 0,1296 + 1 ) = 0,121864
ε30 = Ln ( 0,144 + 1 ) = 0,134531
ε31 = Ln ( 0,1488 + 1 ) = 0,138718
ε32 = Ln ( 0,1536 + 1 ) = 0,142887
ε33 = Ln ( 0,1632 + 1 ) = 0,151175

Kelompok 7 Page 36
Uji Tarik

ε34 = Ln ( 0,1632 + 1 ) = 0,151175


ε35 = Ln ( 0,168 + 1 ) = 0,155293
ε36 = Ln ( 0,168 + 1 ) = 0,155293
ε37 = Ln ( 0,1776 + 1 ) = 0,163478
ε38 = Ln ( 0,1824 + 1 ) = 0,167546
ε39 = Ln ( 0,1824 + 1 ) = 0,167546
ε40 = Ln ( 0,1848 + 1 ) = 0,169574

Kelompok 7 Page 37
Uji Tarik

Skala Skala sb Pi ∆ Li
no Ao ∆L P max Sumbu X Sumbu Y sb X Y pertitik pertitik σ teknis e teknis εt
1 118,76 1,5 7725 0,3 148,5 5 13 1930,5 1,5 16,25547 0,024 0,023
0,3 148,5
2 118,76 1,5 7725 5 14 2079 1,5 17,50589 0,024 0,023
3 118,76 1,8 7725 0,3 148,5 6 16 2376 1,8 20,00674 0,0288 0,028
4 118,76 1,8 7725 0,3 148,5 6 17 2524,5 1,8 21,25716 0,0288 0,028
5 118,76 1,8 7725 0,3 148,5 6 18 2673 1,8 22,50758 0,0288 0,028
6 118,76 2,1 7725 0,3 148,5 7 20 2970 2,1 25,00842 0,0336 0,033
7 118,76 2,1 7725 0,3 148,5 7 21 3118,5 2,1 26,25884 0,0336 0,033
8 118,76 2,4 7725 0,3 148,5 8 25 3712,5 2,4 31,26053 0,0384 0,037
9 118,76 2,4 7725 0,3 148,5 8 26 3861 2,4 32,51095 0,0384 0,037
10 118,76 2,4 7725 0,3 148,5 8 27 4009,5 2,4 33,76137 0,0384 0,037
11 118,76 2,4 7725 0,3 148,5 8 28 4158 2,4 35,01179 0,0384 0,037
12 118,76 2,4 7725 0,3 148,5 8 29 4306,5 2,4 36,26221 0,0384 0,037
13 118,76 2,4 7725 0,3 148,5 8 30 4455 2,4 37,51263 0,0384 0,037
14 118,76 2,7 7725 0,3 148,5 9 34 5049 2,7 42,51431 0,0432 0,042
15 118,76 3,15 7725 0,3 148,5 10,5 36 5346 3,15 45,01516 0,0504 0,049
16 118,76 3,6 7725 0,3 148,5 12 42 6237 3,6 52,51768 0,0576 0,056
17 118,76 3,9 7725 0,3 148,5 13 43 6385,5 3,9 53,7681 0,0624 0,06
18 118,76 3,9 7725 0,3 148,5 13 44 6534 3,9 55,01852 0,0624 0,06
19 118,76 4,2 7725 0,3 148,5 14 45 6682,5 4,2 56,26895 0,0672 0,065
20 118,76 4,5 7725 0,3 148,5 15 46 6831 4,5 57,51937 0,072 0,069
21 118,76 4,8 7725 0,3 148,5 16 47 6979,5 4,8 58,76979 0,0768 0,073
22 118,76 5,1 7725 0,3 148,5 17 48 7128 5,1 60,02021 0,0816 0,078
23 118,76 5,4 7725 0,3 148,5 18 49 7276,5 5,4 61,27063 0,0864 0,082
24 118,76 5,7 7725 0,3 148,5 19 50 7425 5,7 62,52105 0,0912 0,087
25 118,76 6,3 7725 0,3 148,5 21 51 7573,5 6,3 63,77147 0,1008 0,096
26 118,76 6,9 7725 0,3 148,5 23 52 7722 6,9 65,02189 0,1104 0,10
27 118,76 7,2 7725 0,3 148,5 24 52 7722 7,2 65,02189 0,1152 0,109
28 118,76 7,5 7725 0,3 148,5 25 52 7722 7,5 65,02189 0,12 0,113

4.3 Tabel Perhitungan

29 118,76 8,1 7725 0,3 148,5 27 52 7722 8,1 65,02189 0,1296 0,121
30 118,76 9 7725 0,3 148,5 30 52 7722 9 65,02189 0,144 0,134
31 118,76 9,3 7725 0,3 148,5 31 51 7573,5 9,3 63,77147 0,1488 0,138
32 118,76 9,6 7725 0,3 148,5 32 50 7425 9,6 62,52105 0,1536 0,142

Kelompok 7 Page 38
Uji Tarik

33 118,76 10,2 7725 0,3 148,5 34 49 7276,5 10,2 61,27063 0,1632 0,151
34 118,76 10,2 7725 0,3 148,5 34 48 7128 10,2 60,02021 0,1632 0,151
35 118,76 10,5 7725 0,3 148,5 35 47 6979,5 10,5 58,76979 0,168 0,155
36 118,76 10,5 7725 0,3 148,5 35 46 6831 10,5 57,51937 0,168 0,155
37 118,76 11,1 7725 0,3 148,5 37 45 6682,5 11,1 56,26895 0,1776 0,163
38 118,76 11,4 7725 0,3 148,5 38 44 6534 11,4 55,01852 0,1824 0,167
39 118,76 11,4 7725 0,3 148,5 38 43 6385,5 11,4 53,7681 0,1824 0,167
40 118,76 11,55 7725 0,3 148,5 38,5 42 6237 11,55 52,51768 0,1848 0,169

Tabel B .4.1. Tabel perhitungan

4.4 Grafik

GambarB.4.1 Grafik Tegangan-Regangan Teknis

GambarB.4.2 Grafik Tegangan-Regangan Sebenarnya

4.5 Analisa

Kelompok 7 Page 39
Uji Tarik

Percobaan uji tarik dilakukan dengan menggunakan spesimen baja,


spesimen baja ini menggunakan standar pengujian ASTM E8M. Dari data kurva
yang dhasilkan pada mesin UTM yaitu kurva P terhadap Δl, dan selanjutnya akan
dilakukan perhitungan untuk mendapatkan beberapa fenomena dan indikator –
indikator yang bisa kita amati. Salah satunya necking, yaitu pengecilan diameter
spesimen pada saat percobaan, dan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan P
dan Δl setelah mengetahui letak fenomena ini pada kurva pada kurva P dan Δl.
Hal ini merujuk kepada teori uji tarik yang diketahui, apabila suatu spesimen
ditarik, maka akan mengalami deformasi plastis setelah melewati titik yieldnya,
salah satunya adalah pengecilan diameter pada daerah ujinya, atau biasa disebut
necking.

Panjang spesimen baja yang diuji juga akan mengalami pertambahan


panjang. Pada saat sebelum percobaan panjang awal spesimen uji (l o) adalah 62,5
mm. Sedangkan setelah dilakukannya pemberian pembebanan dan dilakukan
pengukuran untuk mendapatkan panjang akhir, diperoleh li = 74,35 mm. Dari data
percobaan tersebut diperoleh selisih antara panjang akhir dan panjang awal, dan
perubahan panjang (Δl) adalah 11,85 mm.

Setelah mendapatkan kurva P dan Δl yang telah dihasilkan oleh mesin


UTM, dan dilakukannya perhitungan, maka diperoleh nilai P (tekanan) pada :

1. Titik yield

Py = 5346 Kgf

Pada titik (10,5; 36)

2. Titik ultimate

Pu = 7722 Kgf

Pada titik (27;52)

3. Titik fracture

Pf = 6237 Kgf

Pada titik (38,5;42)

Kelompok 7 Page 40
Uji Tarik

Dari data-data pembebanan diatas, dapat kita lihat bahwa tekanan yang
diterima oleh spesimen pada titik ultimate (titik puncak) lebih besar dari tekanan
yang diterima benda sesaat sebelum mengalami patahan atau di titik fracture. Hal
ini menunjukkan bahwa terjadinya penurunan tekanan setelah pembebanan
puncak, yaitu di titik ultimate sampai material itu mengalami patah pada titik
fracture. Dari grafik juga kita dapatkan hal yang sama. Hal ini sesuai dengan teori
yaitu pada kurva tegangan regangan teknis.

Dari perhitungan tegangan regangan sebenarnya di dapat:

1.titik yield

ε y = 0,049171

σy = 47,28392 Kgf
2.titik ultimate
εu = 0,121864
σu = 73,38505
3.titik fracture
εf = 0,169574
σf = 62,22295
Dapat kita lihat bahwa tegangan pada titik ultimate lebih besar daripada
tegangan pada titik fracture. Data ini menunjukkan bahwa tegangan juga akan
mengalami penurunan setelah melewati titik ultimate. Dan bila kita masukkan ke
dalam kurva, maka akan diperoleh sebagai berikut:

kurva tegangan regangan sebenarnya


80
70
60
50
e
u
tr 40
s
30
20
10
0

e true

Kelompok 7 Page 41
Uji Tarik

Berdasarkan teori yang diperoleh, kurva tegangan regangan sebenarnya


adalah sebagai berikut:

Kurva yang diperoleh dari perhitungan data yang didapatkan saat


melakukan percobaan tidak sesuai dengan teori yang diperoleh. Pada kurva
tegangan regangan sebenarnya berdasarkan teori dinyatakan bahwa pembebanan
pada tegangan regangan sebenarnya akan mengalami kenaikan walaupun telah
melewati titik ultimate, dan akan berhenti di titik fracture dan benda akan patah.
Sementara untuk kurva tegangan regangan teknis kurva yabg didapat
sesuai dengan teori, pada perhitungan dari data yang diperoleh didapatkan kurva
sebagai berikut:

Kelompok 7 Page 42
Uji Tarik

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :


1. Kurva uji tarik yang diperoleh dari hasil pengujian tarik menunjukkan
perbandingan antara pembebanan yang diberikan terhadap spesimen
dengan perubahan panjang.
2. Spesimen uji taik yang digunakan bersifat ulet, hal ini terlihat dari bekas
patahan yang memiliki permukaan kasar dan buram, serta terjadi
pengecilan penampang.
3. Dari pengujian itu juga dapat diamati fenomena-fenomena selama
penarikan, diantaranya :
a. Elastisitas
b. Plastisitas
c. Fenomena luluh
d. Bidang patah
e. Necking
Selain itu, juga diperoleh / dapat dilihat sifat-sifat mekanik pada pengujian
tarik spesimen, antara lain :
a. Kekuatan tarik
b. Keuletan
c. Tegangan luluh
d. Tegangan putus
e. Modulus elastisitas

Kelompok 7 Page 43
Uji Tarik

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk praktikan berikutnya adalah :


1. Agar lebih memahami prosedur praktikum.
2. Pastikan pena pencatat dapat berfungsi dengan baik dan pastikan juga
kertas grafik terpasang dengan benar.
3. Pastikan spesimen sudah terpasang pada pencekam dengan kuat.
4. Teliti dalam pembacaan skala

Kelompok 7 Page 44

Anda mungkin juga menyukai