METALURGI FISIK
(Pengujian Takik atau Impact Test dan Soal )
Ftm.rm. 23092020
1
3. Pengujian Takik (Impact Test)
Bahan Uji
(Standarisasi)
ISO-V
ISO-U
DVM-U
2
Para peneliti kepatahan getas logam telah menggunakan bebagai bentuk benda
uji untuk pengujian impak bertakik, secara umum benda uji dikelompokkan ke dalam
dua golongan standar. Dikenal ada dua metoda percobaan impact, yaitu;
1. Metode Charpy (USA)
Batang impak biasa, banyak di gunakan di Amerika Serikat. Benda uji Charpy
mempunyai luas penampang lintang bujursangkar (10 x 10 mm) dan
mengandung takik V-45o, dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm.
Benda uji diletakan pada tumpuan dalam posisi mendatar dan bagian yang tak
bertakik diberi beban impak dengan ayunan bandul (kecepatan impak sekitar 16
ft/detik). Benda uji akan melengkung dan patah pada laju regangan yang tinggi,
kia-kira 103 detik.
2. Metode Izod (Inggris)
Dengan batang impak kontiveler. Benda uji Izod lazim digunakan di Inggris,
namun saat ini jarang digunakan. Benda uji Izod mempunyai penampang lintang
bujursangkar atau lingkaran dan bertakik V di dekat ujung yang dijepit.
3
Gambar 3a. Alat Uji Takik
Proses
kedudukan awal Prosedur
1. kedudukan awal dihitung
2. pemukul dilepas dari
kedudukan awal
kedudukan
H 3. pemukul membentur
akhir bahan uji
4
Gambar 5. Uji impak teknik izod dan charpy
5
Apabila ingin mengetahui kekuatan impact strength (Is) maka energi impact tersebut
harus dibagi dengan luas penampang efektif spesimen (A) sehingga :
Is = ∆E/A
= W ℓ( cos β – cos α )/A……… (7)
6
Gambar 7. Macam-macam Bentuk Takikan Pada Spesimen Uji Impact
Uji impak juga digunakan untuk mempelajari pola patahan spesimen uji, apakah
getas (brittle fracture) atau patah ulet (ductile fracture) atau kombinasi
keduanya. Granular fracture atau cleavage fracture adalah Permukaan patah
getas berkilat dan berbutir sedangkan patah ulet tampak lebih buram dan
berserabut disebut juga fibrous fracture atau shear fracture. Perbedaan
permukaan kedua jenis patahan sebagaimana ditunjukkan pada gambar
dibawah ini :
7
Gambar 8. Pola Patahan Pada Penampang Specimen Uji Impact
8
Gambar 9 Grafik Temperatur Transisi
9
pada sembarang suhu dan laju regangan, apabila terdapat cacat (retakan). Baja
berkekuatan tinggi, paduan-paduan titanium dan aluminium termasuk dalam kategori
ini. Pada suhu rendah, terkadi patah pembelahan getas, sedangkan pada suhu yang
lebih tinggi terjadi perpatahan energi rendah. Pada kondisi seperti inilah, analisis
mekanika patahan merupakan hal yang berguna dan wajar. Ketangguhan takik logam
kubik pusat ruang (BCC) berkekuatan menengah dan rendah, Be, Zn dan benda
keramik sangat tergantung pada suhu. Pada suhu rendah, patah terjadi secara
pembelahan, sedangkan pada suhu tinggi terjadi perpatahan ulet. Jadi, terdapat
peralihan dari takik getas ke takik tangguh, apabila suhu naik.
Kriteria suhu peralihan demikian dinamakan plastik peralihan patah (fracture
transition plastic, FTP). FTP adalah suhu di mana perpatahan akan mengalami
perubenda dari ulet sempurna menjadi patah getas. Kemungkinan terjadinya patah
getas di atas FTP, dapat diabaikan. Penggunaan FTP dianggap tua dan pada berbagai
penerapan, kriteria FTP kurang praktis. Kriteria lain yang kurang konservatif adalah
berdasarkan suhu peralihan di mana terjadi perpatahan 50% pembelahan dan 50%
geseran, dan disebut T2. Kriteria ini dinamakan suhu peralihan penampilan patah
(fracture-appearance transition temperature, FATT). Hubungan antara hasil uji impak
Charpy dan kegagalan dalam pemakaian menunjukkan bahwa bila terjadi patah belah
pada batang Charpy kurang dari 70%, maka besar kemungkinan bahwa tidak terjadi
patah pada suhu peralihan atau diatasnya, jika tegangan tidak melebihi setengah
tegangan luluhnya. Secara garis besarnya, akan diperoleh serupa bila digunakan
definisi suhu peralihan T3. T3 adalah nilai rata-rata bagian atas dan bagian bawah.
Kriteria umum lainnya adalah definisi, suhu peralihan T4 berdasarkan sembarang
nilai energi serap yang rendah, CV. T4 ini sering disebut suhu peralihan keuletan
(ductility transition temperature). Sesuai dengan hasil pengujian pada pelat baja kapal
Perang Dunia II, terbukti pada pada pelat tidak akan mengalami patah getas apabila CV
sama dengan 15 ft-lb pada suhu uji. Suhu peralihan dimana CV = 15 ft-lb menjadi
kriteria umum yang diterima untuk baja kapal kekuatan rendah. Akan tetapi, perlu
ditegasakan di sini bahwa untuk benda lain, CV 15 tidak berlaku.
Kriteria yang didefinisikan dengan cermat adalah penentuan suhu transisi
berdasarkan suhu T5 dimana terjadi patah belah sempurna atau 100%. Titik ini dikenal
10
sebagai suhu tanpa keuletan atau NDT. NDT adalah suhu dimana patah mulai terjadi
tanpa didahului oleh deformasi plastik. Di bawah NDT, kemungkinan terjadinya patah
ulet dapat diabaikan.
11
3.7. Bentuk Perpatahan
Patahan Getas :
Patahan Liat :
12
Patahan Campuran :
• gabungan patahan
getas dan patahan liat
• permukaan agak kusam
dan sedikit berserat
• potongan masih dapat
dipasangkan
• ada deformasi pada
retakan
• paling banyak terjadi
3. Apa yang dimaksud dengan temperatur transisi uji impak? Serta gambarkan dan jelaskan
diagram FATT?
Jawab :
Temperatur transisi adalah temperatur dimana terjadi perubahan sifat keuletan dan
ketangguhan pada material. Pada suatu material terjadi perubahan sifat dari ulet menjadi
getas akibat penurunan temperature. Terdapat pula material yang tidak memiliki
temperature transisi, material ini disebut chriogenic.
13
4. Dari grafik diatas pada diagram FATT dimana semakin besar temperatur maka energi yang
diserap semakin tinggi sehingga dihasilkan harga impak yang besar.
5. Gambarkan bentuk dan dimensi spesimen uji impak untuk metode charpy dan izod
berdasarkan standar ASTM?
Jawab :
a. Metode Charpy
b. Metode izot
6. Jelaskan perbedaan perpatahan ulet dan getas? Serta jelaskan hubungan antara harga
impak dengan jenis perpatahannya?
Jawab :
Getas:
Bentuk perpatahan dari meterial getas adalah berbentuk granular. Facet permukaan
patahan belah datar memiliki daya pantul yang tinggi serta penampilan yang berkilat.
Ulet:
Bentuk perpatahan dari meterial lunak adalah berserat yang berbentuk sampel menyerap
cahaya serta penampilannya buram.
Harga impak paling kecil mengalami patah getas, harga impak yang tinggi mengalmi
patah ulet.
14
6. Jelaskan hubungan antara temperatur dan bentuk perpatahan yang terjadi serta
harga impak dari masing-masing perpatahan? Berikan contohnya
Jawab :
Semakin besar nilai temperatur maka akan semakin ductile logam jadi mengalami
patah ulet, dan semakin kecil nilai maka akan semakin brittle logam jadi
mengalami patah getas. Harga impak patah ulet lebih besar daripada patah
getas
15